Anda di halaman 1dari 9

Makalah budi daya tanaman kentang

1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat
semusim karena hanya satu kali berproduksi setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari
dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna
hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur
tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering,
biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa
berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah
roboh. Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat
bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18. Pusat tanaman kentang utama di
Indonesia adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Di
Indonesia kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang
menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C,
dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, kentang masih dianggap
sebagai sayuran yang mewah. Karya ilmiah ini mencoba membahas tentang budidaya tanaman
kentang di Indonesia. 2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat
mempelajari tenteng budi daya tanaman kentang.
2. BAB II PEMBAHASAN A. TEKNIS BUDI DAYA KENTANG Syarat Pertumbuhan Tanaman
Kentang. Menurut Bambang cahyono, 1996 menyatakan Tanaman kentang akan tumbuh baik dan
dapat memberikan hasil yang tinggi (jumlah ton/ha) apabila ditanam di tempat yang keadaan
lingkungannya sesuai dengan syarat tumbuhnya. Pembudidayaan yang dilakukan tanpa
memperhatikan keadaan ekologi yang sesuai merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
kegagalan panen. a. Iklim Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk
membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk
budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis
adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan
umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat
apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C. Kelembaban yang sesuai
untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan. b. Media
Tanam Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur
remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah
yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah
yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan
pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya.
Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak
diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7. c. Ketinggian Tempat Daerah yang cocok
untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara
1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang
dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl). Persiapan Lahan Mencangkul Tanah Tanah
harus dicangkul sedalam 30-40 cm. setelah dicangkul, tanah dibiarkan beberapa hari agar
mendapat sinar matahari sehingga peredaran udara lancer serta hama dan bakteri bisa terbunuh.
3. Menggemburkan Tanah, Setelah dicangkul, tanah harus dilembutkan dan digemburkan.
Tanaman kentang hanya bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur sekali. Dalam tanah
yang gembur, akar kentang sebagai asal terjadinya umbi bisa berkembang secara maksimal. Tanah
yang kurang gembur dapat menghambat proses terjadinya umubi. Untuk menggemburkan tanah
dapat digunakan cangkul berukuran sedang atau garu. Membuat Bedengan, Bedengan perlu dibuat
sebagai tempat penanaman kentang. Bedengan bisa memudahkan petani untuk memelihara
tanaman kentang. Dengan bedengan, tanaman kentang tidak akan tergenang air jika hujan turun.
Bedengan sebaiknya dibuat membujur kea rah barat-timur. Lebarnya lebih kurang 70 cm (untuk satu
jalur tanaman) atau 140 cm (untuk dua jalur tanaman). Panjangnya disesuaikan kondisi tanah.
Tinggi bedengan lebih kurang 15 cm. parit bedengan lebarnya lebih kurang 25 cm. Parit-parit
bedengan selain berfungsi sebagai jalan untuk merwat tanaman, juga sebagai saluran air. Oleh
karena itu, parit-parit Bedengan ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancer bila turun
hujan. Membuat Saluran Air, Saluran air dibuat untuk pembuangan dan untuk mengalirkan air. Hal
ini dimaksudkan agar air tidak menggenang di parit-parit bedengan. Tanaman kentang sangat peka
terhadap air, terlebih- lebih sejak penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman kentang
yang tergenang air akan membusuk, kemudian tanaman kentang pun layu. Meratakan Tanah,
Proses mertakan tanah ini perlu dilakukan agar permukaan bedengan rata atau datar dan tidak
terdapat bongkahan-bongkahan tanah lagi. Pembenihan,Karena tanaman kentang tidak
memerlukan persemaian, maka setelah memilih bibit yang baik dan disimpan dengan cermat, maka
kemudian akan muncul titik-titik tumbuh. Hal ini menjadi pertanda bahwa bibit sudah bisa ditanam.
Bibit bisa langsung ditanam ditempat yang telah dipersiapkan. Yang harus dikerjakan terlebih dahulu
dalam penanaman, yaitu membuat lubang-lubang tanaman berupa alur-alur silang. Kemudian, pada
titik pertemuan sialang itulah nantinya bibit kentang ditanam. Agar pertumbuhan tanaman dapat
sempurna, maka jarak tanaman harus diatur sebagai berikut: · Jarak antara baris 50-65 cm · Jarak
tanam di dalam baris 30-40 cm · Dalamnya tanaman masuk ke tanah 5-10 cm
4. Pada tanah berat, bibit ditanam lebih dangkal. Demikian pula pada musim penghujan, bibit
ditanam lebih dangkal agar tidak banyak terendam air. Tetapi, sebaliknbya, pada musim kemarau
bibit kentang ditanam lebih dalam agar tidak mengalami kekeringan. Dalam proses penanaman,
tiap-tiap lubang tanaman diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg. Dalam satu hektar tanaman
kentang diperlukan pupuk kandang 20-30 ton. Letakkanlah bibit-bibit kentang di atas pupuk kandang
dengan kedalaman 7,5-12,5 cm. Usahakan agar tunas-tunasnya menghadap ke atas. Pada sebelah
kanan dan kirinya, berilah pupuk DS dan ZA sejauh kurang lebih 5 cm dari bibit, yaitu disebelah
kanan diberi pupuk DS sebanyak kira-kira 16 gram dan di sebelah kiri diberi pupuk ZA sebanyak
lebih kurang 16 gram juga. Kemudian, tutuplah lubang-lubang tanam dengan tanah. Dalam satu
hektar tanaman kentang diperlukan lebih kurang 80-900 kg DS dan ZA. Dengan lahan seluas satu
hektar diperlukan bibit kentang sebanyak 1200-1500 kg yang berat tiap umbinya antara 30-40 gram.
Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata di atas tanah.
Pemupukan, Cara pemberian pupuk buatan adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi bibit
dengan jarak 5cm – 7cm di sebelah kanan dan kiri umbi kentang. Jumlah pupuk buatan untuk
tanaman kentang bervariasi, tergantung pada varietas kentang, jenis tanah, kesuburan tanah,
lokasi, dan musim. Sebagai pedoman, pemakaian pupuk buatan untuk lahan seluas satu hektar
adalah menggunakan campuran pupuk buatan yang dilakukan 20 hari sekali sebagai berikut: a.
Pupuk Urea sebanyak 400 – 600 kg/ha b. Pupuk ZA sebanyak 150 kg/ha c. Pupuk SP36 sebanyak
450 kg/ha d. Pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha Penyiraman, Tanaman kentang tidak menghendaki
kekeringan, meskipun sangat peka terhadap air yang berlebihan, terutama air yang menggenang.
Jika terlalu kering, maka suhu tanah akan menjadi panas dan kelembabannya turun. Umbi kentang
memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada tanah yang suhu dan
kelembabannya tidak stabil, tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang bentuknya tidak
menarik dan benjol-benjol. Penyiraman kentang harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan.
Apalagi pada musim kemarau. Pendangiran dan Penyiangan, Setelah tanaman kentang berumur
kira-kira satu bulan, maka perlu dilakukan pendangiran. Yakni, tanah disekitar tanaman perlu
digemburkan agar
5. peredara udara menjadi lancar. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman menjadi lebih
baik,. Rumput-rumput yang ada di sekitar tanaman juga perlu dibersihkan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman kentang.. Pembumbunan, Setelah tanaman kentang berumur 3-4 minggu,
maka perlu dilakukan pembumbunan, yakni proses peninggian tanah. Pembumbunan akan
memberikan keuntungan bagi tanaman, antara lain: · Akan merangsang pembentukan akar baru
sehingga umbi kentang yang dihasilkan bisa semakin banyak. · Membantu perkembangan umbi. ·
Memperkokoh berdirinya batang. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa pembumbunan yang dilakukan
tidak boleh terlalu tinggi karena bisa mengganggu pernapasan tanaman kentang di dalam tanah.
Pemangkasan Bunga, Biasanya pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan
bunga. Oleh karena itu, bunga sebaiknya dipangkas sebelum mekar (bunga masih kuncup).
Kemunculan bunga bisa membuat umbi tumbuhnya kecil-kecil, Karena terjadi persaingan dalam
penggunaan zat makanan untuk pembentukan umbi dan bunga. Varietas Tanaman Kentang, Dalam
ilmu botani, varietas kentang dicirikan dengan bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah,
biji, dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama. Bila diperbanyak secara
generatif atau vegetatif, varietas tanaman yang sama akan menghasilkan tanaman dengan ciri-ciri
yang sama, unik, stabil, dan rasa yang mantap. Varietas kentang unggul telah banyak beredar di
lapangan, berasal dari pemuliaan di dalam negeri dan atau introduksi dari luar negeri. Beberapa
varietas kentang yang banyak diminati dan dibudidayakan oleh petani adalah sebagai berikut (Setijo
pitojo, 2004) : a. Varietas Cipanas Varietas kentang Cipanas adalah hasil persilangan dari varietas
Thung 1510 dan Desiree. Tanaman kentang Cipanas berumur antara 95 – 105 hari. Tanaman ini
memiliki karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman berkisar antara 50 cm – 56 cm;
batang tanaman berwarna hijau tua, memiliki penampang berbentuk segi lima, dan bersayap lurus;
daun tanaman berbentuk oval, berwarna hijau tua dengan urat utama hijau muda, dan permukaan
bawah daun berbulu; jumlah tandan bunga antara 3 – 7 buah; putik berwarna putih dan benang sari
berwarna kuning. Potensi hasil varietas Cipanas adalah 13 – 34 ton/ha dengan rata-rata 24,9 ton/ha.
Umbi berkulit putih, mata umbi dangkal, dan permukaan umbi rata. Daging umbi berwarna kuning
dan berkualitas sangat baik.
6. b. Varietas Cosima Varietas Cosima yang banyak beredar di Indonesia adalah introduksi
dari jerman Barat. Tanaman kentang Cosima berumur antara 100 – 110 hari. Tanaman ini memiliki
karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman mencapai 75 cm; batang tanaman berwarna
hijau tua, memiliki penampang berbentuk segi lima, dan bersayap rata; daun tanaman berbentuk
oval dengan ujung meruncing, berwana hijau dengan urat utama hijau muda, dan permukaan bawah
daun berkerut serta berbulu; jumlah tandan bunga berkisar antara 5 – 11 buah; putik berwarna putih;
benang sari berjumlah lima buah dan berwarna kuning; dan buah berbentuk bulat pipih. Potensi
hasil kentang varietas Cosima berkisar antara 19 – 36 ton/ha, dengan hasil rata-rata 28,5 ton/ha.
Kulit umbi berwarna kuning muda dan daging umbi kuning tua. Umbi kentang varietas Cosima
memiliki kualitas sedang. Tanaman kentang varietas Cosima cukup tahan terhadap nematoda
Meloidogyne sp., tahan terhadap busuk daun Phytophthora infestans, dan agak peka terhadap layu
bakteri Pseudomonas solanacearum (Setijo pitojo, 2004). c. Varietas Segunung Varietas Segunung
adalah hasil persilangan antara varietas Thung 151 C dan Desiree. Tanaman kentang Segunung
berumur 100 hari. Tanaman ini memiliki karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman
mencapai 70 cm; batang berwana hijau muda berpigmen ungu, memiliki penampang berbentuk segi
empat, dan bersayap bergerigi; daun dan urat utama daun berwarna hijau muda, berbentuk oval
agak bulat dengan ujung runcing, dan permukaan bawah daun berkerut serta berbulu; jumlah
tandan bunga delapan buah, putik berwarna putih, dan benang sari berwarna kuning. Potensi hasil
kentang varietas Segunung mencapai 25 ton/ha. Umbi berkulit kuning, halus, dan mata umbi
dangkal. Daging umbi berwarna kuning dan berkualitas baik. Varietas Segunung cukup tahan
terhadap busuk daun Phytophthora infestans dan cocok ditanam di dataran tinggi (Setijo pitojo,
2004). Organisme Pengganggu Tanaman A. Hama Hama yang sering menyerang tanaman kentang
adalah : 1. Kutu Daun (Aphididae) Kutu daun atau aphid adalah hama dari keluarga Aphididae yang
berukuran kecil (1 – 2mm) dan umumnya menyerang daun dengan cara mengisap cairan daun.
Salah satu jenis kutu daun yang dikenal secara umum adalah kutu aphis (Aphis gossypii), kutu daun
persik atau tobaco aphids (Myzus persicae) dan kutu bereng, wereng (Thrips).
7. Aphis gossypii dan Myzus persicae bisa dikatakan serupa tapi tak sama. Aphis gossypii
berwarna hijau, kehitam-hitaman, sampai kuning kecoklat-coklatan. Sedangkan Myzus persicae
sayapnya berwarna kehitam-hitaman, permukaan tubuhnya hijau, kuning sampai merah kecoklat-
coklatan. Pada suhu udara diatas 28 ºC reproduksi akan terganggu. Bila kelembaban udaranya
secara konstan relatif tinggi, akan mempengaruhi pertumbuhan kutu muda. Sebab yang
diinginkannya adalah kondisi yang sebaliknya yaitu kelembaban yang rendah. Yang paling ditakuti
petani adalah hama tersebut dianggap sebagai penular (vektor) penyakit PLVR (Potato Leaf Roll
Virus), terutama saat umbi kentang disimpan di gudang. (Rukmana, R. 1997). Untuk mengendalikan
hama ini, langkah langkah yang dapat dilakukan adalah: a. Membersihkan lingkungan sekitar dari
tumbuhan liar (gulma) dan membakar bagian tanaman yang diserang. b. Menanam tanaman
perangkap yang tumbuhnya lebih tinggi dari tanaman kentang, ditanam di pinggiran lahan. Jenis
tanaman perangkap antara lain tanaman jagung, bunga matahari, atau tanaman yang bunganya
cenderung kuning atau kekuning-kuningan. c. Pada serangan yang demikian hebat, setiap daun
dapat ditemukan aphis sebanyak 7 ekor. d. Penyemprotan pestisida (insektisida) yang sesuai untuk
aphis dapat dilakukan jika diperlukan. 2.Ulat Penggulung daun ( Phthorimaea operculella) Ulat ini
termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Famili Gelechiides. Lepidoptera berasal dari kata Yunani yaitu
Lepidopteros. Lepidos artinya sisik, pteros artinya sayap. Serangga dewasa tidak menjadi hama,
yang menjadi hama adalah Larvanya, larva berbentuk ulat. Serangan ulat ini dimulai Serangan
dengan perubahan warna daun dari hijau menjadi merah tua. Kemudian muncul jalinan seperti
benang yang didalamnya berisi ulat kecil berwarna kelabu. Kadang-kadang daun menggulung dan
berisi larva. Menggulungnya daun karena permukaan daun sebelah atas rusak. Serangan ini tidak
hanya terjadi dilapangan, tetapi juga di tempat penyimpanan atau gudang. Umbi yang diserang
ditandai dengana adanya kotoran disekitar mata tunas. Ulat ini juga juga dikenal dengan nama
taromi, selisip, atau selundup atau PTM (Potato Tuber Mouth) itu, diduga juga sebagai hama yang
mengundang datangnya serangan jamur penyebab penyakit Fusarium. Daur hidup hama ini cukup
lama. Sedangkan penyemprotan secara kimia dengan penyemprotan pestisida. Upaya
pengendalian hama yang dilakukan, antara lain:
8. a. Hindari penanaman kentang pada musim kemarau. b. Hindari terjadinya keretakan tanah
karena lewat retakan ini larva akan masuk ke dalam tanah dan tanah akan merusak umbi. c. Seiring
melakukan pembumbunan untuk mencegah larva masuk ke dalam tanah. d. Umbi yang disimpan di
gudang harus diseleksi betul. Untuk itu, guna mengetahui mata umbi yang baik dan mana yang
tidak, biarkan umbi selama dua minggu terhampar dilantai (yang sudah dibersihkan juga). Bila umbi
tetap bersih, berarti bebas hama tersebut. Tapi bila dua minggu kemudian ternyata permukaan umbi
mulai kotor, berarti telur hama tersebut mulai menetas. Sebaiknya umbi ini langsung dibuang saja.
e. Bila diperlukan gunakan insektisida yang dianjurkan. Dapat menggunakan insektis ida biologi
antara lain Bacillus thuringiensis atau baculovirus. B. Penyakit 1. Penyakit Hawar Daun Menurut
Sato (1979) infeksi umbi di lapang terjadi pada tanah yang bersuhu 18 ºC atau lebih rendah. Di
dalam tanah , sporangium tidak dapat bertahan lama. Pada 20 ºC sporangium masih tetap hidup
selama 5 minggu, sedang pada suhu 30 ºC hanya 7 hari (Suhardi, 1982). Pada umumnya penyakit
busuk daun kentang dijumpai setelah tanaman berumur 5 – 6 minggu. Penyakit dapat terjadi pada
tangkai anak daun , warna coklat, melingkar, agak mengendap, dan dapat menimbulkan defoliasi.
Pada ujung batang, penyakit berupa nekrotik yang cepat berkembang pada jaringan tanaman yang
masih muda. Kulit umbi kentang yang berpenyakit melekuk dan agak berair. Bila dibelah, daging
umbi berwarna coklat. 2. Penyakit Kudis Penyakit kudis disebabkan oleh streptomycetes scabies
(Thaxt) Waks & Henrici, yaitu merupakan termasuk ke dalam kelas Thallobacteria. Streptomyces
spp. merupakan genus paling besar dari ordo Actinomycetales yang termasuk gram positif (Tyo,
2008). Streptomyces spp. merupakan bakteri penghuni tanah yang membentuk miselium
bercabang-cabang dengan ukuran antara 0,5-2,0 μm dan membentuk rantai spora pada ujung hifa
udara dengan diameter 0,5-2,0 μm. Streptomyces spp. bersifat aerobik, oksidatif, dan sedikit asam
yang diakumulasi dalam medium (Goto, 1992). Pengendalian penyakit ini yaitu menanam umbi yang
sehat dan merotasi kentang denga leguminosae 3 – 5 tahun. Pencelupan umbi ke dalam formalin
0,05 persen selama satu jam akan mencegah penularan penyakit melalui umbi. Gunakan pupuk
yang agak asam seperti amonium sulfat. Pertanaman diairi secukupnya dan teratur pada masa awal
pertumbuhan (Lapwood et al., 1973).
9. 3. Layu bakteri. Penyakit ini masuk ke dalam tanaman melalui akar yang terluka. Bagian
yang terserang adalah umbinya. Kulit umbi berbecak cokelat. Gejala itu menjalar hingga batang.
Kalau bagian batangnya dipotong dan kemudian ditekan, dari bekas potongan akan mengeluarkan
cairan yang warnanya seperti susu. Akibat selanjutnya terjadi kelayuan pada seluruh daun tanaman,
yang dimulai dari bagian pucuk.. Kemudian berwarna cokelat, dan biasanya hanya dalam tempo
beberapa hari, tanaman akan mati. Penyakit layu bakteri dikenal sebagai layu bakteri ralstonia
akibat bakteri Pseudomonas (Ralstonia) solanacearum. Gejala umum serangan, beberapa daun
muda pada pucuk tanaman layu; daun tua dan daun bagian bawah menguning, atau tanaman layu
sebagian atau keseluruhan dengan bagian daun yang menguning lalu mati. Gejala ini seperti
tanaman yang kekurangan air. Bila tanaman dicabut tanaman masih kokoh karena sistem
perakarannya tidak terganggu. 4. Penyakit Layu Fusarium. Penyebab layu ini disebabkan oleh jamur
Fusarium solani (Mart) Sacc, yaitu jamur yang dapat bertahan di dalam tanah sebagai saprob atau
dalam bentuk klamidospora. Dalam bentuk klasmidospora patogen dapat bertahan paling tidak
selama 5 tahun di dalam tanah bera (Booth & Waterston). Jamur ini menghasilkan mikrokonidia
bening, silindris, berukuran 9 - 16 x 2 – 4 mikron. Makrokonidia berbentuk silindris atau seperti
perahu bersekat-sekat dan berukuran 40 – 100 x 5 – 7,5 mikron. Menurut Hodsgon, dkk., (1974),
penyebab penyakit ini bertahan dalam tanah atau umbi yang terinfeksi di gudang. Bila umbi yang
terinfeksi ditanam, jamur akan menginfeksi akar dan menjalar melalui tanaman ke umbi. Pada tanah
yang basah dan dingin, bagian batang di bawah permukaan tanah dapat menjadi busuk, tanaman
layu dan mati (Hodgson dkk., 1974). Umbi-umbi yang terserang melekuk pada ujung stolon dan
terjadi pencoklatan pembuluh sampai ke kedalaman yang beragam Hal lain yang perlu diperhatikan
juga adalah : a. Melakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman terung-terungan. b. Gudang
penyimpanan harus dibersihkan dari hama penyakit sebelum digunakan. c. Bila diperlukan bisa
gunakan pestisida yang dianjurkan. Ciri dan Umur Panen.
10. Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas
tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150
hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila
daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang
tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit
umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
Cara Panen. Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan
dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah
disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah
itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen. Pasca panen. a.
Penyortiran dan Penggolongan. Umbi yang baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan
terkena penyakit. Kegiatan ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat.
Kentang di sortir berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas). b. Penyimpanan. Simpan umbi
kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan
disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi. c.
Pengemasan dan Pengangkutan. Alat pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan.
Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan
selama pengangkutan. d. Pembersihan. Petani konvensional hampir tidak pernah membersihkan
umbi. Untuk memasarkan kentang di pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan
terlebih dulu. Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan perlahan-
lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci
di air mengalir yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan
memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan menarik konsumen. Standar Produksi.
Klasifikasi dan Standar Mutu. Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam.
11. a. Kecil: 50 gram kebawah. b. Sedang: 51-100 gram. c. Besar: 101-300 gram. d. Sangat
besar: 301 gram ke atas. Manfaat dari Aspek Sosial dan ekonomi a. Aspek Sosial Manfaat terhadap
aspek sosial yaitu dapat menyembuhkan penyakit rematik dan dapat sebagai sebagai bahan
pengganti makanan pokok b. Aspek Ekonomi Mempunyai prospek yang sangat bagus dalam
menyediakan kesempatan kerja bagi warga pedesaan, menjadi sumber pendapatan bagi petani dan
masyarakat sekitar, menumbuhkan pengusaha pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan
produksi pangan. Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan
pada tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil panen tahap pertama, dan
seterusnya. BAB III
12. PENUTUP A. kesimpulan yang didapat dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. Teknis
budidaya tanaman kentang adalah meninjau syarat pertumbuhan tanaman kentang dari aspek letak
strategis, keadaan topografi tanah, dan keadaan suhu dan kelembaban, keadaan curah hujan,
keadaan angin, faktor sinar matahari. 2. Proses persiapan lahan yaitu mencangkul tanah,
menggemburkan tanah, membuat bedengan, membuat saluran air dan meratakan tanah. 3. Dengan
lahan seluas satu hektar diperlukan bibit kentang sebanyak 1200-1500 kg yang berat tiap umbinya
antara 30-40 gram. Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata
di atas tanah. 4. Cara pemberian pupuk buatan adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi
bibit dengan jarak 5cm – 7cm di sebelah kanan dan kiri umbi kentang. Jumlah pupuk buatan untuk
tanaman kentang bervariasi, tergantung pada varietas kentang, jenis tanah, kesuburan tanah,
lokasi, dan musim. 5. Penyiraman kentang harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan.
Apalagi pada musim kemarau. B. Saran Adapun saran dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut : 1. Bahwa dalam penanaman kentang perlu dilakukan pemeliharaan seperti penyiraman
secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang 2. Jarak tanam perlu diatur agar populasi
tidak terlalu padat pada areal yang memanfaatkan sumber daya seperti sinar matahari, air dan
unsur hara. DAFTAR PUSTAKA
13. Anonym.2012. Budidaya Tanaman Kentang. http://bestbudidayatanaman.
blogspot.com/2012/12/Budidaya-Kentang-Budidaya-Tanaman-Kentang-dan-Cara- Menanam-
Kentang.html. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 19.05 WIB. Anonym. 2011. Cara
Menanam Kentang. http://konsultasisawit. blogspot.com/2011/11/makalah-cara-menanam-kentang-
terlengkap.html. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 19.53 WIB. Anonym. 2007.
Budidaya Kentang. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kentang. html. Diakses
pada tanggal 22 September 2013 pukul 20.03 WIB. Bonus Trubus. 1998. Analisis Komoditas Kebal
Resesi. Kanisius:Yogyakarta Parabowo, Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang(terhubung berkala)
Samadi, Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta. KATA PENGANTAR
14. Dengan memanjat puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi Rahmat
dan Ridhan-Nya, sehingga penyusun makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tanp
hambatan apa pun. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada segenap pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini sampai berakhir seperti sekarang ini. Makalah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah ” Budi daya tanaman semusim ”. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembacadan dosen
pembimbing sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pelajaran dan pendidikan, khususnya bagi penyusun dan
juga pembaca. Penulis, TUGAS INDIVIDU

Anda mungkin juga menyukai