Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

“PENGARUH (POSITIF DAN NEGATIF) PERSIAPAN LAHAN


(TERMASUK PEMULSAAN DAN PENANAMAN LCC)
TERHADAP PERKEMBANGAN GULMA”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Haris Munandar 150510170079


2. Mariah Salsabilla 150510170165
3. Merselina Devita 150510170141
4. Selimtriani. S 150510177001
5. Sofia Kholifatu. W 150510170180
6. Windi Safitri 150510170103

FAKULTAS PERTANIAN (AGROTEKNOLOGI)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Dasar Teknologi Produksi Tanaman ini.

Sholawat serta salam tidak lupa juga kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai
kepada kita sebagai umatnya hingga akhir zaman nanti.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari penmbaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jatinangor, 23 April 2018

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Definisi Persiapan Lahan .......................................................................... 3

2.2 Pengaruh (Positif dan Negatif) Persiapan Lahan...................................... 3

2.3 Studi Kasus Pengaruh Pemulsaan (Organik) pada tanaman kedelai


terhadap Perkembangan Gulma........................................................................... 4

2.4 Studi Kasus Pengaruh Penggunaan LCC (Legum Cover Crop) Terhadap
Perkembangan Gulma ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

Kesimpulan ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan sangat penting bagi mahluk hidup, selain sebagai penguat


struktur tanah dan sumber makanan tumbuhan juga memiliki nilai kegunaan
dan keindahan. Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan sedangkan
gulma merupakan suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan. Pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh
seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi
populasinya. Salah satu pengendalian gulma yaitu dengan penggunaan mulsa.
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Disamping
mempertahankan kelembaban tanah, mulsa akan mempengaruhi temperatur
tanah.

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya


saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Maka dari itu
keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma
tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau
pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari persiapan lahan ?
2. Bagaimana pengaruh (positif dan negatif) persiapan lahan ?
3. Bagaimana pengaruh pemulsaan terhadap perkembangan gulma ?
4. Bagaimana pengaruh penanaman LCC terhadap perkembangan
gulma ?

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 1


1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari persiapan lahan
2. Mengetahui pengaruh (positif dan negatif) persiapan lahan
3. Mengetahui pengaruh pemulsaan terhadap perkembangan gulma
4. Mengetahui pengaruh penanaman LCC terhadap perkembangan gulma

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 2


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Persiapan Lahan

Persiapan lahan merupakan tahapan awal usaha dibidang kehutanna dan


perkebunan yang meliputi penilaian kesesuainan lahan, land
cleaning (pembukaan lahan) sampai pengolahan lahan sehingga lahan siap
digunakan dan mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.

2.2 Pengaruh (Positif dan Negatif) Persiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan untuk budidaya pertanian yang utama adalah


pengolahan tanah, yang mencakup upaya untuk penggemburan, pemecahan
agregat tanah, pengadukan, dan pembalikan permukaan tanah sampai pada
kedalaman tertentu, dengan mempertimbangkan kedalaman sistem perakaran
tanaman yang akan dibudidayakan. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara
manual dengan peralatan sederhana, atau dengan bantuan tenaga hewan, atau
dengan menggunakan peralatan dan mesin pertanian. Traktor digunakan pada
awal 1900-an. Pilihan cara pengolahan tanah tergantung pada luas lahan yang
dikelola, kondisi permukaan lahan, keberadaan bebatuan pada lapisan atas
tanah, kemampuan finansial petani, dan derajat konservasi yang diinginkan.

Manfaat pengolahan tanah (pengaruh positif) antara lain yaitu :

1. untuk memperbanyak atau memperbesar total volume rongga/pori


tanah. Dengan demikian maka aerasi tanah dan drainase lahan
semakin baik, sehingga pasokan oksigen untuk metabolisme akar
menjadi lebih lancar.
2. Mengaduk sisa tanaman secara merata ke dalam tanah sebagai
sumber bahan organik dan unsur hara tanaman.
3. Mengurangi resistensi tanah sehingga penetrasi akar dan
pembesaran umbi menjadi lebih mudah.
4. Mengurangi organ atau bagian jaringan gulma yang tersisa di
dalam tanah sehingga mengurangi potensi gangguannya terhadap

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 3


pertumbuhan tanaman, berarti juga mengurangi biaya untuk
pengendalian gulma selama periode budidaya tanaman.

Selain kemanfaatannya, pengolahan tanah jika tidak dilakukan secara tepat


juga dapat berdampak negatif. Misalnya:

1. Mempercepat evaporasi dari permukaan tanah dan mengurangi


kapasitas tanah dalam menyimpan air, sehingga ketersediaan air tanah
cepat berkurang.
2. Berpotensi meningkatkan laju erosi permukaan, terutama pada lahan-
lahan miring.
3. Berpotensi meningkatkan sebaran residu agrokimia (pestisida dan
pupuk) ke lingkungan sekitar melalui surface runoff, termasuk ke
perairan sekitarnya.

2.3 Studi Kasus Pengaruh Pemulsaan (Organik) pada tanaman kedelai


terhadap Perkembangan Gulma

Bersumber dari jurnal yang kami dapat penelitian telah dilaksanakan sejak
Maret 2013 hingga Mei 2013. di desa Jatikerto, kecamatan Kromengan,
kabupaten Malang. Ketinggian tempat 303 dpl dengan suhu rata-rata 28ºC.

Alat yang digunakan ialah cangkul, garu, timbangan analitik, meteran,


oven, kamera, Soil Moisture Tester, dan Leaf Area Meter. Bahan yang
digunakan ialah benih kedelai var. Gema, jerami padi, sekam padi, paitan,
pupuk anorganik (Urea, SP-18 dan KCl), fungisida dan insektisida.

Percobaan ini dirancang dalam sebuah Rancangan Acak Kelompok (RAK)


dengan 7 perlakuan dan tiga ulangan.

Kegiatan dalam penelitian diawalidengan olah tanah, pembuatan plot


berukuran 1.7 x 2.45 meter. Setelah plot selesai dibuat, penanaman dapat
dilakukan, pemulsaan dilakukan pada 10 hst. Pemupukan P dan K dilakukan
sekaligus, sedang Urea dilakukan 2 kali yaitu awal tanam dan 21 hst.
Pemeliharaan meliputi pengairan dan penyiangan. Panen dilakukan pada umur

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 4


73 hst. Pengamatan gulma terdiri dari analisis vegetasi dan bobot kering
gulma. Pengamatan pertumbuhan dan hasil panen yang dilakukan secara
destruktif. Pengamatan pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun,
luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman dan laju pertumbuhan
relatif tanaman. Pengamatan hasil meliputi jumlah jumlah polong/tanaman,
jumlah biji/tanaman, bobot 100 butir biji, dan hasil ton ha-1.

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 5


DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 6
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman yang dilakukan
terhadap beberapa variable pengamatan sebagian besar memang tidak
berpengaruh nyata antar perlakuan. Kecuali pada peubah luas daun dan indeks
luas daun pada umur pengamatan 14, 42, dan 70 hst terdapat perbedaan yang
nyata antar perlakuan. Pengaruh yang tidak nyata tersebut dapat disebabkan oleh
proses dekomposisi bahan mulsa belum sempurna, terutama untuk mulsa jerami
dan sekam. Diketahui bahwa pemberian mulsa terhadap perbaikan produktivitas
lahan tidak langsung terlihat, akan tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama.
Lain halnya dengan bahan mulsa dari paitan, bahan mulsa ini lebih cepat
terdekomposisi bila dibandingkan dengan jerami dan sekam. Akan tetapi
pengaruh yang ditimbulkan juga belum begitu tampak nyata.

Sesuai dengan penelitian Suwardjo (1992) yang dilakukan di Lombok,


bahwa mulsa belum mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman, pengaruh
mulsa ini baru diketahui jelas pada musim tanaman berikutnya. Pengaruh yang
tidak nyata juga disebabkan adanya penyiangan yang dilakukan pada saat tanaman
memasuki vegetatif maksimal, sehingga memasuki fase berikutnya kompetisi
antara tanaman kedelai dengan gulma dapat ditekan. Pentingnya unsur hara,
cahaya dan air untuk mendukung pertumbuhan tanaman merupakan alasan utama
dilakukannya penyiangan sebelum tanaman memasuki fase kritisnya.

Penyerapan hara yang optimal pada tanaman kedelai menyebabkan


asimilat yang dihasilkan juga optimal sehingga mampu mendukung pertumbuhan
tanaman selanjutnya, terutama memasuki fase reproduktif, hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Turmudi (2002). Sementara itu, pengamatan terhadap
variabel luas daun dan indeks luas daun yang menunjukkan perbedaan yang nyata

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 7


antar perlakuan pada umur pengamatan 14, 42, dan 70 hst. Hal ini terjadi karena
perlakuan tanpa mulsa terjadi persaingan dalam memperebutkan unsur hara dan
cahaya matahari sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman itu tidak normal.
Sedangkan perlakuan mulsa sangat efektif dalam menekan pertumbuhan gulma
sehingga pembentukan daun tanaman kedelai dapat berjalan seimbang. Luas daun
dan indeks luas daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan mulsa paitan dengan
ketebalan 5 cm, sedangkan dengan perlakuan tanpa mulsa memiliki luas daun dan
indeks luas daun lebih rendah. Komponen hasil dipengaruhi oleh pengelolaan,
genotip dan lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kemampuan tumbuhan
tersebut untuk mengekspresikan potensial genetisnya. Air, nutrisi, temperatur,
cahaya dan faktor lingkungan lainnya juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman. Pemberian macam mulsa organik memperlihatkan pengaruh yang
nyata terhadap bobot 100 biji dan hasil biji (ton ha-1). Perlakuan mulsa paitan
dengan ketebalan 5 cm menunjukkan bobot 100 biji dan hasil (ton ha-1) yang
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena perlakuan mulsa paitan dengan ketebalan 5 cm
dapat menekan pertumbuhan gulma, tanpa mengganggu pertumbuhan vegetatif
tanaman kedelai. Dapat dilihat dari hasil pengamatan bobot kering gulma untuk
mulsa paitan dengan ketebalan 5 cm, memiliki bobot kering gulma lebih rendah
dari pada perlakuan yang lain.

2.4 Studi Kasus Pengaruh Penggunaan LCC (Legum Cover Crop)


Terhadap Perkembangan Gulma

Tanaman penutup tanag atau yang biasa disebut LCC (Legum Cover Crop)
merupakan salah satu jenis biomulsa. Jenis tanaman yang biasa digunakan
adalah campuran dari Pueraria Javanica, Cakopogonium mucunoides dan
Centrosema pubescens (Karyudi dan Siagian, 2006). Arachis pinyoi atau yang
sering disebut dengan kacang hias juga merupakan salah satu tanaman
penutup tanag yag dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika, baik di
daratan rendah maupun daratan tinggi (Balittan,2004). Tanaman penutup
tanah atau biomulsa juga apat berdungsi untuk mengurangi erosi permukaan
tanah, merombak bahan organik dan candagan unsur hara, menekan

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 8


perkembangan gulma, menekan gangguan serangga dan menjaga kelembaban
serta memperbaiki aerasi (Risza,1995).

Upaya peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan dengan


mengurangi gangguan dari faktor lingkungan seperti keberadaan gulma yang
dapat menyaingi tanaman dalam pemperoleh hara, air, cahaya dan ruang.
Salah satu contohnya adalah keberadaan gula dalam pertanaman jagung manis
menyebabkan rendahnya hasil jagung manis tersebut.

Contoh studi kasus adalah yang terdapat pada skripsi berjudul Kajian
Agronomi Pemanfaatan Biomulsa Kacang Hias (Arachis pintoi) Pada
Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Di Lahan Kering oleh
Farida Silmi pada tahun 2014. Pengamatan gulma dilakukan pada sebelum
dan sesdah perlakuan penanaman biomulsa. Ada 3 jenis biomulksa yang
digunakan yaitu A. pintoi, benih C. pubescens, C. mucunoides. Penanaman
jagung dilakukan 4 bulan seteah penanaman biomulsa, atau ketika biomulsa
telah menutupi 80% area pertanaman. Benih jagung manis ditanam dengan
cara membuat lubang tanam pada alur tanam di setiap petak yang diberi
perlakuan biomulsa dan berselang dengan tanaman penutup tanah.

Analisis dilakukan setelah agung ditanam selama 4 minggu. Sebelum


diberikan perlakuan biomulsa, terdapat 9 jenis gulma dari golongan rumput
dan 4 jenis gulma dari golongan gulma berdaun lebar. Sedangkan hasil
pengamatan setelah perlakuan menunjukkan adanya pergeseran jenis gulma
yang berbeda antar perlakuan. Perlakuan biomulsa A. pintoi mempengaruhi
pergeseran jenis gulma golongan rumput dari 9 jenis menjadi 6 jenis, begitu
juga dengan gulma golongan daun lebar mengalami pergeseran jenis dari 4
menjadi 5 jenis. Berdasarkan NJD, gulma golongan daun lebar (53.22%) pada
perlakuan biomulsa A. pintoi lebih dominan dibandingkan gulma golongan
rumput (46.78%). Hal ini berbeda dengan perlakuan biomulsa C. pubescens
dan C. mucunoides yang menghasilkan NJD gulma golongan rumput
(90.75%) dan (89.75%) lebih dominan dibandingkan gulma golongan daun
lebar (9.25%) dan (10.25%). Data tersebut menunjukkan bahwa ketiga jenis
biomulsa (A. pintoi, C. pubescens, dan C. mucunoides) kurang efektif

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 9


menekan gulma golongan rumput. Meskipun demikian berdasarkan NJD,
biomulsa A. pintoi relatif lebih efektif menekan gulma golongan rumput
dibandingkan dengan C. pubescens, dan C. mucunoides.

Selain dapat menekan keberadaan gulma, rupanya penanaman biomulsa


juga mempengaruhi munculnya jenis gulma baru, baik dari golongan rumput
maupun golongan daun lebar. Terdapat jenis gulma baru yang muncul pada
perlakuan A. pintoi yaitu A. compresus, C. dactylon, D. adcendens, dan I.
cilindrica untuk gulma golongan rumput, sedangkan untuk jenis gulma
golongan daun lebar terdapat B. latifolia, M. pudica, dan M. Nudiflora (Farida,
2014).

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 10


BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Persiapan lahan merupakan tahapan awal usaha dibidang kehutanan dan


perkebunan yang meliputi penilaian kesesuainan lahan, land
cleaning (pembukaan lahan) sampai pengolahan lahan sehingga lahan siap
digunakan dan mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki oleh petani dalam


perkembangannya, maka dari itu adanya peanganan perkembangan gulma
sangat diperlukan, dalam hal ini pengendaliannya dengan cara pemulsaan baik
mulsa organik maupun mulsa anorganik (LCC).

Mulsa sangat penting dalam menekan perkembangan gulma sehingga


dapat meningkatkan produksi tanaman pokok. Namun, demikian penggunaan
jenis mulsa yang berbeda tentunya tingkat keefektifan dalam menekan
perkembangan gulma yang berbeda-beda tergantung dari jenis mulsa yang
akan dipakai dalam lahan.

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 11


DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 2015. Dasar-dasar Agronomi 06: Penyiapan Lahan untuk


Budidaya Pertanian. Diakses pada 22 April 2018 pukul 15:12 WIB dari
https://www.google.co.id/amp/s/benyaminlakitan.com/2015/10/12/dasar-
dasar-agronomi-06-penyiapan-lahan-untuk-budidaya-pertanian/amp/.

Akbar, Rosyad Ali, Sudiarso, Nugroho, Agung. (2014). THE EFFECTS OF


ORGANIC MULCHE TO WEEDS AND SOYBEAN (Glycine max L.)
VAR. GEMA. JURNAL PRODUKSI TANAMAN, 1 No. 6, 478-485.

Silmi, F. (2014). Kajian Agronomi Pemanfaatan Biomulsa Kacang Hias (Arachis


pintoi) pada Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata Strurt.) di
Lahan Kering. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor

DASAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN 12

Anda mungkin juga menyukai