Anda di halaman 1dari 3

1.5.

hama dan penyakit

Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hama dan penyakit pada sistim tanam ganda, dapat
dijelaskan dari dua hal sebagai berikut :

a. Melalui tanam ganda, hidup tanaman berada dalam periode yang panjang dan sangat
memungkinkan mengundang masalah dalam peningkatan hama dan penyakit. Lebih
intensif penanaman, dapat mengubah masalah hama yang terbentuk akibat lingkungan
menjadi lebih cocok untuk perkembangan hama penyakit, sehingga meningkatkan
gangguan ekstrim.
b. Perbedaan jenis tanaman, menjadikan lingkungan lebih stabil bagi hama penyakit dalam
periode hidup tanaman yang cukup panjang.

Rotasi tanaman dan hama penyakit

Pada sistim tanam ganda, hama penyakit dapat ditekan melalui pengaturan pola tanam, atau
mengatur periode tanam secara keseluruhan. Pada sistim tanam berurutan hama penyakit yang
terjadi pada salah satu jenis tanaman, dapat dipengaruhi oleh tanaman sebelumnya, sementara di
dalam sistim tumpangsari, hama penyakit yang menyerang salah satu komponen tanaman dapat
dipengaruhi oleh komponen tanaman lainnya pada saat bersamaan.

Untuk setiap spesies, kisaran kepekaan terhadap hama penyakit, dapat dijadikan sebagai
pertimbangan di dalam seleksi tanaman yang dapat dimasukkan ke dalam sistim pertanaman.
Umumnya, untuk mendapatkan hasil yang baik, mengurangi serangan hama penyakit, perlu
mengkombinasikan antara tanaman yang peka dengan yang tahan.

Untuk setiap spesies, kisaran kepekaan terhadap hama penyakit, dapat dijadikan sebagai
pertimbangan di dalam seleksi tanaman yang dapat dimasukkan ke dalam sistim pertanaman.
Umumnya, untuk mendapatkan hasil yang baik, mengurangi serangan hama penyakit, perlu
mengkombinasikan antara tanaman yang peka dengan yang tahan.
Gambar . Anjuran pola tanam rotasi di Asia Tenggara antara berbagai jenis tanaman yang memiliki dan
tidak memiliki hubungan botani (Litsinger dan Moody, 1978 dikutip Beets, 1982).

Pada pola I. masalah hama penyakit dapat diduga berasal dari kacang (cowpea) setelah kacang
hijau, yang merupakan tanaman satu famili Leguminosa sehingga hama dan penyakit tidak
terputus siklus hidupnya, karena dengan demikian memberikan peluang yang cukup panjang bagi
hama penyakit untuk kelangsungan hidupnya (tanaman mempunyai sifat tumbuh yang sama,
sama pula disukai oleh hama penyakit yang biasa menyerang).

Pada pola II, jagung (dipanen tua) dan kacang tidak memiliki hubungan secara botani, karena
tidak satu famili, mempunyai sifat pertumbuhan yang berbeda, dan berbeda pula hama penyakit
yang menyerangnya. Pada pola ini mungkin saja hama penyakit ditransfer dari jagung (dipanen
muda) ke jagung (dipanen tua). Karena masalah hama penyakit umumnya terjadi lebih banyak
pada kelompok legume daripada jagung, sehingga pola rotasi ke II lebih disukai.

Sistim tanam berurutan dengan melibatkan jagung dan padi ke dalam sistim, umumnya masalah
hama penyakit pada komoditas ini tidak terlalu banyak mengalami serangan, sehingga lebih
banyak digunakan dalam sistim tanam berurutan. Apabila terjadi serangan hama penyakit,
keadaan ini mengharuskan secepatnya melakukan introduksi spesies tanaman lainnya.

Susunan kerapatan tanaman dan hama pennyakit

Budidaya tanaman tunggal dengan menggunakan satu spesies tanaman dan kerapatannya tinggi,
menimbulkan serangan hama penyakit yang cukup besar, karena seluruh area tertutup oleh
genotip tanaman dengan variabilitas genetik kecil (misalnya terjadi pada tanaman tunggal yang
ditanami oleh varietas jagung atau gandum hibrida, dengan kerapatan masing-masing 60.000 dan
satu juta tanaman per hektar). Bila pada keadaan ini hama penyakit mulai menyerang, akan
diikuti dengan serangan yang lebih cepat, dan lebih luas (Beets, 1982). Dengan kejadian seperti
itu dapat disimpulkan bahwa melalui budidaya tanam ganda, laju serangan dan transmisi hama
penyakit akan lebih rendah.

Bila dua atau lebih spesies tanaman yang ditanam dengan sistim tanam ganda, dan salah satu
spesies merupakan inang dari suatu hama penyakit, maka spesies yang lainnya (bukan tanaman
inang) merupakan penghalang bagi terjadinya penyebaran hama penyakit secara luas.

Pada tanam ganda, tanaman yang lebih tinggi berperan melindungi terhadap tanaman yang lebih
pendek. Hal seperti ini banyak ditemukan di Indonesia, dengan menggunakan varietas tanaman
berpenampilan tinggi, ditanam bersama dengan tanaman padi berpenampilan pendek dan cepat
dipanen. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi varietas tanaman berpenampilan pendek, dan
juga mencegah kerusakan padi akibat serangan burung.

Berat ringannya kerusakan yang ditimbulkan oleh berbagai serangan hama penyakit, akan
ditentukan oleh keadaan cuaca. Kadang-kadang seringkali penanaman hanya dapat dilaksanakan
mengikuti waktu tertentu dari tahun yang bersangkutan, karena bila tidak demikian, tanaman
akan mengalami kerusakan.

Penentuan waktu tanam dalam sistim tanam ganda yang dihubungkan dengan keberadan hama
penyakit, sangat penting untuk diketahui dan dipahami, karena kesalahan waktu tanam awal akan
berdampak pada keadaan tanaman berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai