Anda di halaman 1dari 7

Guiding question

Mk. Dasar genetika kuantitatif


Materi rancangan persilangan (mating design)

Nama : Mariah Salsabilla

NPM : 150510170165

Jawablah pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas.


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rancangan persilangan.
Jawab:
Rancangan persilangan merupakan suatu pola atau prosedur untuk menyusun dan
menempatkan materi persilangan guna mendapatkan keturunan. Keturunan yang diperoleh
akan digunakan sebagai bahan analisis untuk mempelajari sifat-sifat genetik tanaman.

2. Jelaskan fungsi dari rancangan persilangan!


Jawab :
Rancangan persilangan memiliki fungsi yaitu untuk memberikan informasi tentang kontrol
genetik dari karakter yang sedang diteliti, untuk menghasilkan breeding population yang
akan digunakan sebagai dasar untuk pemilihan dan pengembangan varietas, memperkirakan
genetic gain ataupun respon seleksi, memberikan informasi untuk mengevaluasi tetua yang
digunakan dalam program pemuliaan, dan estimasi varians genetik suatu populasi.

3. Berdasarkan bahan bacaan yang diberikan, sebutkan dan jelaskan macam-macam rancangan
persilangan (skema persilangan dan materi genetik tetua yang digunakan)
Jawab :
a. Bi-parental progenies (BIP)
Dikenal juga dengan paired crossing design dan merupakan rancangan persilangan yang
paling sederhana. Pada rancangan persilangan ini, pemulia memilih secara acak tanaman
dalam jumlah besar (n) kemudian silangkan secara berpasangan untuk menghasilkan 1 /
2n full-sib families. Anakan yang dihasilkan kemudian diuji dan variasi yang diamati
dipisahkan dengan analisis varians secara langsung di dalam family.

Gambar 1. Skema perkembangan progeny biparental


b. Topcross

Topcross mengacu pada perkawinan antara seleksi, baris, klon dan serbuk sari induk
yang dapat berupa varietas, inbreed line atau persilangan tunggal. Tanaman terpilih
disilangkan dengan tester yang diketahui , umumnya pada penyerbukan terbuka.tujuan
digunakannya topcross yaitu untuk meningkatkan peluang mendapatkan gen yang
diinginkan kan atau gen dari material yang sulit atau eksotik. Pada rancangan topcross,
hanya menggunakan persilangan tunggal f1 karena seragam.
c. Polycross
Rancangan persilangan ini digunakan untuk intermatting suatu kelompok dengan
persilangan alami pada blok terpisah. Pengertian polycross menurut tysdal, kiesselbach
and westover in 1942 , adalah untuk mengindikasi anakan dari biji dari suatu baris yang
dapat disilangkan dengan garis-garis terpilih lainnya yang tumbuh di persemaian yang
sama. Rancangan persilangan ini umumnya cocok pada tanaman menyerbuk silang
obligat, tapi juga bisa digunakan pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif.
Rancangan polycross dapat digunakan untuk menghasilkan kultivar sintetik,
rekombinasi genotip terpilih pada prosedur recurrent selection, evaluasi dalam gabung
umum (dgu) pada tetua.
d. North carolina (I, II, III)
● North carolina I
Rancangan ini umumnya digunakan untuk estimasi varian aditif dan dominan
serta mengevaluasi full- and half-sib recurrent selection . Pada rancangan ini tiap
anggota kelompok tetua digunakan sebagai tetua jantan disilangkan pada
kelompok ketua yang berbeda. Berikut skema persilangan north carolina I :
Gambar 2. Skema persilangan North carolina I

● North carolina II
Pada rancangan ini tiap tetua jantan disilangkan pada tetua betina, skema silangan
bisa dilihat pada gambar. Rancangan ini digunakan untuk evaluasi daya gabung
inbred line serta digunakan untuk tanaman yang memiliki bunga dalam jumlah
yang banyak sehingga tiap tanaman dapat digunakan berulang kali sebagai tetua
jantan atau betina.

Gambar 3. Skema persilangan North carolina II

● North carolina III


pada rancangan ini, sampel tanaman f2 diambil secara acak kemudian dilakukan
backcross pada dua tetua tanaman f2 berasal. Skema persilangan dapat dilihat
pada gambar berikut :
Gambar 4. Skema persilangan North carolina III

e. Diallels (I,II,III,IV)
Pada rancangan persilangan ini tetua dapat bersilangan pada semua kemungkinan
kombinasi termasuk selfing dan resiprok. Rancangan ini dapat memberikan kesempatan
yang tinggi dalam dalam suatu pemuliaan pada populasi, dan memaksimalkan kegiatan
seleksi.
f. Line x tester design
pada dasarnya merupakan lanjutan dari topcross design bedanya pada rancangan ini
menggunakan lebih dari satu tester. Rancangan ini dapat membantu persilangan antara
galur (f) dengan tester yang memiliki background genetik yang luas. Rancangan yang
sederhana ini dapat memberikan informasi mengenai half-sibs dan full-sibs. Selain itu
dapat memberikan informasi mengenai daya gabung khusus pada setiap persilangan dan
dilanjutkan dengan informasi mengenai daya gabung umum antara galur dengan tester.
Selain itu juga rancangan ini dapat membantu mengestimasi beberapa kendali gen
penting untuk suatu sifat kuantitatif.

4. Dalam bahan bacaan dibahas mengenai rancangan persilangan North Carolina Design
(NCD) I, II, dan III. Jelaskan perbedaan ketiga persilangan tadi berdasarkan:
Jawab :
a. NCD I
Skema persilangan :

Gambar 5. Skema persilangan NCD I


setiap anggota group tetua jantan disilangkan dengan anggota group tetua betina
berlainan.
Informasi yang diperoleh :
Informasi yang bisa diperoleh dari rancangan persilangan NCD I adalah hasil uji
signifikasi pada varians genetik aditif. NCD I juga dapat digunakan pada tree
breeding dimana koleksi massa pollen dari common parents tidak menjadi suatu
masalah praktis.
b. NCD II
Skema persilangan :

Gambar 6. Skema persilangan NCD II


Setiap tanaman jantan disilangkan dengan setiap tanaman betina, sehingga
tanaman harus berbunga banyak.
Informasi yang diperoleh :
Rancangan persilangan NCD II memberikan informasi varians genetik baik
dominan maupun aditif pada populasi F2 serta Daya Gabung Umum (General
Combining Ability) dan Daya Gabung Khusus (Spesific Combining Ability).
c. NCD III
Skema persilangan :

Gambar 7. Skema persilangan NCD III


Sampel tanaman f2 diambil secara acak kemudian dilakukan backcross pada dua
tetua tanaman f2 berasal.
Informasi yang diperoleh :
Informasi yang diperoleh dari rancangan ini adalah interaksi non-allelic
(epistasis), varians genetik aditif dan varians genetik dominan

5. Jelaskan dengan terperinci perbedaan antara diallel dan partial dialel.


a. Complete diallel
merupaka salah satu rancangan persilangan dimana setiap tetua akan disilangkan
dengan semua kombinasi yang ada termasuk selfing serta resiprokalnya.
Rancangan ini sangat baik dalam mengestimasi seluruh parameter genetik.

Gambar 7. skema 4 metode persilangan rancangan complete diallel


b. Partial Diallel
Pada partial diallel, jumlah tetua yang digunakan lebih banyak dari complete
diallel dan tidak dilakukan persilangan dengan semua kemungkinan kombinasi
persilangan. Skema persilangan dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 8. skema persilangan partial diallel

Sumber :
Awata, Luka A.O., et al, 2018, Common Mating Designs in Agricultural Research and Their
Reliability in Estimation of Genetic Parameters, Journal of Agriculture and Veterinary Science
Volume 11, hlm 16-36.

Nduwumuremyi, Athanase., et al, 2013, Mating Designs: Helpful Tool For Quantitative Plant
Breeding Analysis, J. Plant Breed. Genet, hlm 117-129.

Anda mungkin juga menyukai