Anda di halaman 1dari 4

UJI KETURUNAN

(PROGENY TEST)
Umum
Uji keturunan (progeny test) adalah cara untuk menduga susunan genetik suatu
individu dengan meneliti sifat-sifat keturunannya. Uji ini biasa digunakan dalam program
seleksi dan pemuliaan dan sangat berguna untuk sifat-sifat yang mempunyai heritabilitas
rendah. Oleh sebab itu, uji ini dapat pula dianggap sebagai salah satu cara seleksi famili,
bahkan suatu cara seleksi yang paing tepat.
Uji Keturunan Dalam Seleksi
Dalam uji keturunan ini kita memilih (menyeleksi) induk yang memiliki nilai genetik
atau nilai pemuliaan (breeding value) yang tertinggi dengan menghitung daya gabung
(combining ability).
Ada dua macam daya gabung, yaitu:
1. Daya gabung umum (DGU), yang didasarkan atas keadaan (performance)
keturunan dari hasil perkawinan satu induk dengan beberapa induk lain. Nilai
DGU ini dari nilai pemuliaan.
2. Daya Gabung Spesifik (DGS), yang didasarkan pada keadaan keturunan dari hasil
perkawinan dua induk.
Nilai rata-rata satu keturunan (progeny value) yang dinyatakan dengan penyimpangan
(deviasi) dari nilai-nilai rata-rata keturunan dari semua perkawinan adalah:
Nxy = DGUx + DGUy + DGSxy
DGUx = Daya gabung umum dari klon x ( dari nilai pemuliaan klon itu).
DGUy = Daya gabung umum dari kon y
DGSxy = Daya gabung spesifik dari perkawinan antara klon x dengan klon y.
Untuk jelasnya di bawah ini diberikan contoh sederhana tentang cara menghitungnya.
Misalkan ada pohon-pohon induk atau klon-klon no.1, no. 2, no.3, dan no.4. Hhasil
pengukuran tinggi dari keturuann perkawinan antara klon-klon itu adalah sbb:

No.3
No.4
Rata-rata

No.1
20
30
25

No.2
60
90
75

Ratarata
40
60
50

DGU (= rata-rata klon, rata-rata semua perkawinan)


40 - 50 = -10
60 50 = 10
Penyimpangan dari rata-rata semua perkawinan adalah:

\ No.1 No.2
DGU
No.3
-30
10
-10
No.4
-20
40
10
DGU
-25
25
0

Penilaian pohon induk:


Klon
No. 1
No.2
No.3
No.4

DGU
-25
25
-10
10

Daya gabung spesifik dihitung menurut rumus di atas, yaitu:


DGSxy = Mxy - DGUx - DGUy
Perkawinan
3x1
3x2
4x1
4x2

Nilai penyimpangan keturunan - DGUnya


-30 (-10) (-25)
10 (-10) 25
-20 10 (-25)
40 10 25

=
=
=
=

DGS
5
-5
-5
5

Penilaiannya adalah sb:


1. Berdasarakan DGU klon yang terpilih ialah no.2 dengan DGU tertinggi yaitu 25.
2. Berdasarkan DGS dapat dipilih perkawinan 3 x 1 atau 4 x 2 dengan DGS masingmasing 5.
Suatu induk dikatakan mempunyai daya gabung umum yang baik apabila hasil
perkawinannya dengan sejumlah induk lainnya memberikan nilai rata-rata yang
mendekati nilai rata-rata keseluruhan perkawinan yang dilakukan. Suatu induk dikatakan
mempunyai daya gabung spesifik yang baik apabila dalam suatu pasangan perkawinan
memberi nilai yang jauh lebih baik dari rata-rata keselurhan perkawinan, dengan kata lain
bahwa daya gabung spesifik memperlihatkan keselektivitasan suatu induk bila
disilangkan dengan induk yang lain.
Rancangan Perkawinan
Untuk penetapan daya gabung dan nilai pemuliaan, ada beberapa cara mengawinkan,
atau disebut rancangan perkawinan (mating design).
a. Partial diallel
Pada partial dialel mating design, perkawinan yang dibuat tidak dengan setiap
klon yang ada di dalam kebun biji, melainkan misalnya dengan setengahnya dari
yang ada. Contohnya seperti tertera pada bagan di bawah ini, ada 10 klon, dengan
lima perkawinan per klon. Pada rancangan perkawinan ini taka ada pertukaran
perkawinan (reciprocal cross) dan perkawinan sendiri (selfed cross).

Klon-klon jantan
1
KlonKlon
betina

1
2
3

3
x

4
x
x

5
X
X
x

4
5
6
7
8
9
10

x
X
X

x
X
X

x
x
X

x
X
X

x
x
X

X
x

X
X
X

X
X
X
x

X
X
X
X
X

10
X
X
X
X
X
X
X
X
x

Biru = Tidak ada selfed cross


Kuning = tidak ada reciprocal cross

Rancangan ini akan memberi informasi tentang DGU dan nilai pemuliaan dari
klon-klon yang ada, dan DGS dari beberapa klon yang diperkawinkan.
b. Tester (factorial) design (N.C. Stte Design II)
Rancangan ini digunakan dalam program pemuliaan dari Cooperative Tree
Improvement Program di North Carolina. Pada rancangan ini beberapa klon dalam
kebun biji ditetapkan sebagai tester (penguji) dan dikawinkan dengan klon-klon lain di
dalam kebun biji.
Contoh dari rancangan ini tertera pada bagan di bawah ini, di mana dimisalkan
ada 10 klon dengan empat klon penguji.
Klon-klon jantan penguji (tester)

KlonKlon
betina

5
6
7

1
x
x
X

2
X
X
X

3
x
x
X

4
X
X
X

8
9
10

X
X
X

X
X
X

X
X
X

X
X
X

Dari rancangan ini akan diperoleh informasi tentang DGU dan nilai pemuliaan
dari klon-klon di dalam kebun biji dan DGS dari beberapa klon.
Cara ini dianggap yang paling fleksibel di antara control-pollination designs
dalam uji keturunan.
c. Polymix (pollen mix) design
Pada rnacangan ini semua klon di dalam kebun dibuahi secara terkontrol (controlcrossing) dengan campuran tertentu dari pollen (butir-butir serbuk sari). Untuk membuat
pollen mix tersebut diperlukan pengumpulan pollen dari paling sedikit 10 pohon induk.
Dari rancangan ini akan didapat informasi mengenai DGU dan nilai pemuliaan
saja.
d. Open-pollinated mating design
Dalam rancangan ini dikumpulkan buah-buah (cones) dari klon-kon lain di dalam
kebun. Rancangan ini baru dapat digunakan dalam kebun yang sudah cukup tua (sudah

dapat menghasilkan biji dalam jumlah besar) untuk mencegah bias karena non-random
pollination.
Dari rancangan ini hanya akan diperoleh informasi tentang nilai pemuliaan,
asalkan non-random pollination dapat dicegah.
Daerah Uji (Test Area) dan Rancangan Percobaan
Yang dimaksud dengan daerah uji di sini adalah lapangan di mana uji keturunan
diadakan. Untuk dapat mengevaluasi perbedaan genetik antara famili-famili dengan
tepat, pengaruh lingkungan dalam daerah uji hrus terkontrol dan diusahakan supaya
konstan untuk semua famili yang sedang diuji. Pelaksanaanya tidaklah mudah, karena uji
keturunan harus dilakukan di lapangan (test area) yang keadaannya sama dengan
lapangan di mana anakan pohon yang berasal dari kebun biji akan ditanam secara besarbesaran sebagai hutan tanaman.
Untuk dapat mengurangi environmental error dalam uji keturunan ini, daerah uji
harus diusahakan se-uniform/seragam mungkin dalam topografi, kesuburan tanah, dan
pengolahan tanah.
Pada lapangan yang telah dipilih sebagai daerah uji, environmental error dalam
uji keturunan dapat dikurangi dengan:
1. Menggunakan petak-petak famili yang kecil yang diatur dalam jajar-jajar (row).
2. Mengacak petak-petak famili di dalam blok atau replikasi jadi menggunakan
randomized complete block design.
3. Mengadakan replikasi secukupnya, dengan mengusahakan agar semua petak
dalam replikasi terdapat dalam tempat yang seragam (uniform).
4. Mengatur petak-petak di dalam replikasi sedemikian hingga semua variabilitas
tempat tumbuh dapat di-sample.
Menurut pengalaman, peta-petak yang panjang dan sempit dan membujur kea rah
variasi tempat tumbuh yang terbesar (misalnya menaik atau menurut lereng) dapat
mengatasi sebagian besar pengaruh-pengaruh variabilitas lingkungan. Banyaknya
replikasi tergantung pada variabilitas tanah, tingkat ketelitian yang dikehendaki, dan
persediaan bahan tanaman (biji). Biasanya 5 atau 6 replikasi dianggap cukup untuk
berbagai jenis tanaman.
Replikasi dari seluruh progeny test dalam waktu dan ruang seringkali perlu, misalnya
6 replikasi dalam ruang dan 3 replikasi dalam waktu. Dengan demikian kita dapat
mengukur keadaan keturunan pada keadaan tanah dan iklim yang berlainan. Ini penting
untuk pohon-pohon kehutanan karena apakah yang berasal dari kebun biji akan ditanam
di lapangan dengan keadaan tanah dan ikim yang berbeda. Replikasi dalam waktu pun
penting mengingat kemungkinan keragaman oleh kekeringan dan infestasi penyakit.

Anda mungkin juga menyukai