Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

ACARA IV

PENENTUAN BERAT BENIH

Disusun Oleh :

NAMA : Aziz Faturrohman

NIM : 2004020004

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
Kamis, 7 April 2022

PENENTUAN BERAT BENIH

A. Dasar Teori.

Pengujian benih dimaksudkan untuk mengetahui mutu mutu benih.


Penelitian mutu benih dilakukan di laboratorium untuk mengetahui baik
mutu maupun mutu fisiologis suatu kelompok spesies benih. Pengujian
kualitas benih, hasil kegiatan, kadar air benih dan bobot 1000 benih.
Pengujian benih merupakan salah satu tahapan penting untuk mendukung
program pembelian benih bermutu. Pengujian benih dilakukan untuk
mengurangi risiko gagal tanam di lapangan (Yuniarti et al., 2015).
Permasalahan yang muncul dalam konteks pengadaan benih adalah
menentukan metode sortasi benih yang efektif untuk menyeleksi benih
yang bermutu tinggi. Peningkatan kemurnian benih memerlukan kegiatan
sortasi. Sortasi benih dilakukan dengan memilih benih yang terlihat baik,
tidak berkerut, keras dan matang, secara fisik dan fisiologis (Suita et al.,
2013).
Kemampuan sumber benih untuk kekuatan benih dalam kuantitas dan
kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur dan
ukuran pohon, genetik pohon, iklim, kematangan dan proses lingkungan
(Ningsih et al., 2015).
Bobot 1000 benih merupakan perbandingan bobot yang dihasilkan oleh
1000 benih berbagai jenis tanaman. Fungsi dari berat 1000 benih adalah
untuk menentukan kebutuhan benih per hektar. Penentuan berat 1000 biji
dilakukan dengan mengetahui berat dan ukuran biji, dimana biji tersebut
dipanaskan dalam keadaan matang dan dapat digunakan sebagai benih
berproduktivitas tinggi (Sudrajat dkk, 2009).
Menggunakan berat 1000 biji adalah untuk menemukan berat yang
dapat diproses menyebabkan ukuran benih konstan di seluruh spesies.
Menggunakan terlalu banyak dapat menyebabkan variasi cakupan di setiap
tanaman. Bobot biji merupakan salah satu sifat fenotipik yang kurang
fleksibel pada beberapa varietas. Badan Pengawas Bimas membagi bobot
1000 menjadi tiga kategori yaitu bobot 1000 benih kecil jika inferior dan
20 gram, antara 20-25 gram, untuk ukuran besar lebih dari 25 gram
(Sutopo, 2004).
Cara menentukan jenis benih yang tercantum pada deskripsi varietas
adalah dengan menentukan bobot 1000 benih. Kegiatan menghitung berat
1000 benih dapat dilakukan secara manual dengan meletakkannya di
tempat dengan warna yang kontras dengan warna benih, kemudian
menghitung jumlah benih yang dibutuhkan dan menimbangnya dengan tim
analisis. Keakuratan alat timbang yang tepat adalah sekitar +5% (Sutopo,
2002).
Sitompul dan Bambang (1995) menjelaskan bahwa bobot kering suatu
benih penting karena daya hasil yang tinggi. Tinggi rendahnya nilai berat
kering tergantung pada jumlah bahan kering dalam biji. Setelah
pembuahan, kekeringan ini mula-mula meningkat secara perlahan, lambat
laun menjadi lebih cepat dan mencapai maksimum pada periode fisiologis
setelah pematangan.Kekeringan maksimum ini hanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.
Benih berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90 persen,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki viabilitas atau mampu mempertahankan kelangsungan
pertumbuhan menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah
(tumbuh normal).
2. Memiliki kebenaran (seeds of truth), yaitu bebas dari kotoran, bebas dari
benih tanaman lain, bebas dari benih varietas lain, dan bebas dari benih
herba, hama dan penyakit (Kartasapoetra, 1992).

B. Pembahasan.

Praktikum Teknologi Benih yang disusun “Weight Determination”, lab


ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2022 di laboratorium UMP. Pada
praktikum penimbangan ini, bobot benih ditentukan sesuai dengan jenis
benih dan. Laboratorium dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung 100
biji jagung dengan dua ulangan, kemudian masing-masing ulangan
ditimbang menggunakan neraca analitik. Kemudian, keragaman,
keragaman standar dan koefisien keragaman dihitung.
Uji berat dan kemurnian 100 benih dimaksudkan untuk menentukan
benih dari bobot 100 benih dan untuk menentukan benih yang dinilai
berdasarkan tingkat benih. Pengujian benih bertujuan untuk menilai dan
menentukan nilai setiap faktor benih yang akan diuji berdasarkan kualitas
benih. Namun, ada banyak spesies/varietas tanaman yang berbeda, bijinya
dicampur. Untuk memastikan penggunaan benih yang benar, bersih, rapi
dan tidak tercampur dengan bahan lain termasuk pengujian benih.
Penentuan berat benih yang akan ditimbang adalah benih padi dan benih
jagung yang untuk melakukan latihan ini menggunakan timbangan untuk
menentukan berat benih kemudian ditulis pada kertas atau hitung untuk
mendapatkan nilai standar keanekaragaman (S) , nilai keanekaragaman
yang akan ditentukan (S2) dan nilai koefisien (CV). Untuk setiap benih
yaitu padi dan jagung diambil 100 benih, diulang dua kali, kemudian
ditimbang masing-masing 100 benih. kemudian saat didapat hasil dengan
bobot masing-masing 100 biji.
Pada benih padi nilai keanekaragaman (S2) menggunakan rumus dengan
S2 = (n(Σx2)-(Σx)2)/(n(n-1)) kemudian hasil rumus uji pertama dan kedua
digunakan feed Hal ini berlaku untuk satu dan dua iterasi, hal ini berlaku
untuk satu dan dua iterasi, baik untuk perhitungan diversitas, maupun nilai
koefisien setiap iterasi untuk hasil diversitas, yaitu 11,52. Nilai varians
default menggunakan rumus S = S2 yang menghasilkan 3,39. Nilai
koefisien kemurnian dengan rumus CV = S/X x 100% menghasilkan
1,415%. Sedangkan untuk benih jagung, keragaman ditentukan
menggunakan rumus S2 = (n(Σx2)-(Σx)2)/(n(n-1)) menghasilkan 1012,42,
kemudian untuk keragaman standar menggunakan rumus S = S2
disampaikan 31,81 dalam menentukan koefisien kemurnian CV = S/X x
100% dan hasil perhitungannya adalah 1,4137%, dan untuk nilai terbesar
diantara 9 kelompok yaitu kelompok 7 pada benih jagung dengan nilai S2
sebesar 1012,42, kemudian S untuk standar keragaman hasil 32 pada .01
koefisien kemurnian tidak terkontrol untuk hasil perhitungan CV adalah
1,41%, metode pada benih padi yaitu kelompok 3, nilai S2 430,5 standar
gain, forie S 30,5 menghasilkan, penjelasan koefisien efisiensi yang
dihitung CV adalah 1,81% adalah kemurnian CV koefisien adalah 0,947%,
dan untuk beras memberikan kelompok terkecil 9 dengan nilai S2 adalah
3,27 dan memberikan 1,87 pada koefisien kemurnian hasil CV 1,41%
adalah penentuan bobot 100 harus diulang jika koefisien keragaman lebih
daripada yang telah ditentukan.
Manfaat menimbang 100 biji antara lain:
1. Patokan tanaman yang ideal.
Penentuan berat 100 biji, di sebelah kanan digunakan sebagai ukuran
tanaman yang ideal. Jenis tanaman yang ideal membutuhkan bobot 100 biji
antara 28-30 gram (Herawati et al., 2009).
2. Indikator kualitas benih.
Penentuan bobot 100 benih sangat membantu dalam menentukan
tanaman dengan benih yang berkualitas. Benih berkualitas didukung oleh
peningkatan metabolisme tanaman dan fiksasi nitrogen yang tinggi. Bahwa
bobot 1000 benih berkorelasi dengan semua versi kualitas benih, terutama
daya berkecambah dan daya berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara bobot 100 benih dengan kualitas
benih (Tranaviciene et al., 2007).
3. Pembelian varietas unggul baru oleh pemulia.
Penentuan bobot 100 benih merupakan salah satu bagian dari deskripsi
varietas. Keberhasilan program pemuliaan tanaman dalam menyeleksi
tanaman ditentukan oleh sifat-sifat unggul sangat ditentukan oleh bahan
varietas (terpilih) yaitu biji. Penentuan bobot 100 benih memudahkan para
penangkar dalam menentukan ukuran benih tanaman saat membeli
deskripsi varietas.

Anda mungkin juga menyukai