Pengujian benih dimaksudkan untuk mengetahui mutu mutu benih.
Penelitian mutu benih dilakukan di laboratorium untuk mengetahui baik mutu maupun mutu fisiologis suatu kelompok spesies benih. Pengujian kualitas benih, hasil kegiatan, kadar air benih dan bobot 1000 benih. Pengujian benih merupakan salah satu tahapan penting untuk mendukung program pembelian benih bermutu. Pengujian benih dilakukan untuk mengurangi risiko gagal tanam di lapangan (Yuniarti et al., 2015). Permasalahan yang muncul dalam konteks pengadaan benih adalah menentukan metode sortasi benih yang efektif untuk menyeleksi benih yang bermutu tinggi. Peningkatan kemurnian benih memerlukan kegiatan sortasi. Sortasi benih dilakukan dengan memilih benih yang terlihat baik, tidak berkerut, keras dan matang, secara fisik dan fisiologis (Suita et al., 2013). Kemampuan sumber benih untuk kekuatan benih dalam kuantitas dan kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur dan ukuran pohon, genetik pohon, iklim, kematangan dan proses lingkungan (Ningsih et al., 2015). Bobot 1000 benih merupakan perbandingan bobot yang dihasilkan oleh 1000 benih berbagai jenis tanaman. Fungsi dari berat 1000 benih adalah untuk menentukan kebutuhan benih per hektar. Penentuan berat 1000 biji dilakukan dengan mengetahui berat dan ukuran biji, dimana biji tersebut dipanaskan dalam keadaan matang dan dapat digunakan sebagai benih berproduktivitas tinggi (Sudrajat dkk, 2009). Menggunakan berat 1000 biji adalah untuk menemukan berat yang dapat diproses menyebabkan ukuran benih konstan di seluruh spesies. Menggunakan terlalu banyak dapat menyebabkan variasi cakupan di setiap tanaman. Bobot biji merupakan salah satu sifat fenotipik yang kurang fleksibel pada beberapa varietas. Badan Pengawas Bimas membagi bobot 1000 menjadi tiga kategori yaitu bobot 1000 benih kecil jika inferior dan 20 gram, antara 20-25 gram, untuk ukuran besar lebih dari 25 gram (Sutopo, 2004). Cara menentukan jenis benih yang tercantum pada deskripsi varietas adalah dengan menentukan bobot 1000 benih. Kegiatan menghitung berat 1000 benih dapat dilakukan secara manual dengan meletakkannya di tempat dengan warna yang kontras dengan warna benih, kemudian menghitung jumlah benih yang dibutuhkan dan menimbangnya dengan tim analisis. Keakuratan alat timbang yang tepat adalah sekitar +5% (Sutopo, 2002). Sitompul dan Bambang (1995) menjelaskan bahwa bobot kering suatu benih penting karena daya hasil yang tinggi. Tinggi rendahnya nilai berat kering tergantung pada jumlah bahan kering dalam biji. Setelah pembuahan, kekeringan ini mula-mula meningkat secara perlahan, lambat laun menjadi lebih cepat dan mencapai maksimum pada periode fisiologis setelah pematangan.Kekeringan maksimum ini hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Benih berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90 persen, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Memiliki viabilitas atau mampu mempertahankan kelangsungan pertumbuhan menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah (tumbuh normal). 2. Memiliki kebenaran (seeds of truth), yaitu bebas dari kotoran, bebas dari benih tanaman lain, bebas dari benih varietas lain, dan bebas dari benih herba, hama dan penyakit (Kartasapoetra, 1992).
B. Pembahasan.
Praktikum Teknologi Benih yang disusun “Weight Determination”, lab
ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2022 di laboratorium UMP. Pada praktikum penimbangan ini, bobot benih ditentukan sesuai dengan jenis benih dan. Laboratorium dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung 100 biji jagung dengan dua ulangan, kemudian masing-masing ulangan ditimbang menggunakan neraca analitik. Kemudian, keragaman, keragaman standar dan koefisien keragaman dihitung. Uji berat dan kemurnian 100 benih dimaksudkan untuk menentukan benih dari bobot 100 benih dan untuk menentukan benih yang dinilai berdasarkan tingkat benih. Pengujian benih bertujuan untuk menilai dan menentukan nilai setiap faktor benih yang akan diuji berdasarkan kualitas benih. Namun, ada banyak spesies/varietas tanaman yang berbeda, bijinya dicampur. Untuk memastikan penggunaan benih yang benar, bersih, rapi dan tidak tercampur dengan bahan lain termasuk pengujian benih. Penentuan berat benih yang akan ditimbang adalah benih padi dan benih jagung yang untuk melakukan latihan ini menggunakan timbangan untuk menentukan berat benih kemudian ditulis pada kertas atau hitung untuk mendapatkan nilai standar keanekaragaman (S) , nilai keanekaragaman yang akan ditentukan (S2) dan nilai koefisien (CV). Untuk setiap benih yaitu padi dan jagung diambil 100 benih, diulang dua kali, kemudian ditimbang masing-masing 100 benih. kemudian saat didapat hasil dengan bobot masing-masing 100 biji. Pada benih padi nilai keanekaragaman (S2) menggunakan rumus dengan S2 = (n(Σx2)-(Σx)2)/(n(n-1)) kemudian hasil rumus uji pertama dan kedua digunakan feed Hal ini berlaku untuk satu dan dua iterasi, hal ini berlaku untuk satu dan dua iterasi, baik untuk perhitungan diversitas, maupun nilai koefisien setiap iterasi untuk hasil diversitas, yaitu 11,52. Nilai varians default menggunakan rumus S = S2 yang menghasilkan 3,39. Nilai koefisien kemurnian dengan rumus CV = S/X x 100% menghasilkan 1,415%. Sedangkan untuk benih jagung, keragaman ditentukan menggunakan rumus S2 = (n(Σx2)-(Σx)2)/(n(n-1)) menghasilkan 1012,42, kemudian untuk keragaman standar menggunakan rumus S = S2 disampaikan 31,81 dalam menentukan koefisien kemurnian CV = S/X x 100% dan hasil perhitungannya adalah 1,4137%, dan untuk nilai terbesar diantara 9 kelompok yaitu kelompok 7 pada benih jagung dengan nilai S2 sebesar 1012,42, kemudian S untuk standar keragaman hasil 32 pada .01 koefisien kemurnian tidak terkontrol untuk hasil perhitungan CV adalah 1,41%, metode pada benih padi yaitu kelompok 3, nilai S2 430,5 standar gain, forie S 30,5 menghasilkan, penjelasan koefisien efisiensi yang dihitung CV adalah 1,81% adalah kemurnian CV koefisien adalah 0,947%, dan untuk beras memberikan kelompok terkecil 9 dengan nilai S2 adalah 3,27 dan memberikan 1,87 pada koefisien kemurnian hasil CV 1,41% adalah penentuan bobot 100 harus diulang jika koefisien keragaman lebih daripada yang telah ditentukan. Manfaat menimbang 100 biji antara lain: 1. Patokan tanaman yang ideal. Penentuan berat 100 biji, di sebelah kanan digunakan sebagai ukuran tanaman yang ideal. Jenis tanaman yang ideal membutuhkan bobot 100 biji antara 28-30 gram (Herawati et al., 2009). 2. Indikator kualitas benih. Penentuan bobot 100 benih sangat membantu dalam menentukan tanaman dengan benih yang berkualitas. Benih berkualitas didukung oleh peningkatan metabolisme tanaman dan fiksasi nitrogen yang tinggi. Bahwa bobot 1000 benih berkorelasi dengan semua versi kualitas benih, terutama daya berkecambah dan daya berkecambah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bobot 100 benih dengan kualitas benih (Tranaviciene et al., 2007). 3. Pembelian varietas unggul baru oleh pemulia. Penentuan bobot 100 benih merupakan salah satu bagian dari deskripsi varietas. Keberhasilan program pemuliaan tanaman dalam menyeleksi tanaman ditentukan oleh sifat-sifat unggul sangat ditentukan oleh bahan varietas (terpilih) yaitu biji. Penentuan bobot 100 benih memudahkan para penangkar dalam menentukan ukuran benih tanaman saat membeli deskripsi varietas.