Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

TPBB
ACARA III
PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH
DAN PEMUNCULAN BENIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih berkualitas atau benih unggul merupakan kebutuhan yang
sangat diperlukan dalam dunia pertanian untuk peningkatan hasil yang
optimum. Penggunaan benih berkualitas mampu mengurangi resiko
kegagalan dalam budidaya pertanian sehingga produksinya lebih tinggi
(Milkiades dan Amirrullah, 2021). Ketersediaan benih ini menjadi salah
satu faktor keberhasilan budidaya yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu
sering terkendala karena cara prosesing benih yang kurang tepat dan kadar
air awal benih sebelum simpan yang relative tinggi. Hal tersebut
menyebabkan viabilitas benih cepat mengalami kemunduran.
Upaya untuk menunjang keberhasilan pengadaan benih dalam
jumlah dan mutu yang memadai sangat dibutuhkan. Bentuk upaya untuk
mengatasi permasalahan terkait pengadaan benih tersebut, yaitu dengan
menentukan cara seleksi benih yang efektif untuk memilih benih-benih
bermutu fisiologis tinggi, salah satunya berhubungan dengan ukuran
benih. Ukuran benih memiliki keterkaitan dengan viabilitas dan vigor
benih, dimana benih yang relative berat cenderung mempunyai vigor yang
baik (Yuniarti dkk., 2013).
Benih yang berukuran besar mempunyai kualitas yang lebih baik
daripada benih yang kecil. Hal ini dapat diduga bahwa benih yang
berukuran besar memiliki embrio dan cadangan makanan yang lebih besar
sehingga pertumbuhannya lebih cepat (Wulandari, 2015). Oleh karena itu,
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan benih untuk
berkecambah dan muncul ke permukaan tanah pada benih yang berbeda
besarnya atau ukurannya.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan benih
untuk berkecambah dan muncul ke permukaan tanah pada benih yang
berbeda besarnya atau ukurannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Benih berkualitas
Benih berkualitas adalah benih yang memiliki mutu tinggi. Mutu
benih dibagi menajdi 3 komponen mutu yaitu komponen mutu fisik,
fisiologi, dan genetic yang baik (Herawati, 2021). Komponen fisik
merupakan kondisi fisik benih yang menyangkut warna, bentuk, ukuran,
bobot, tingkat kerusakan, kesehatan benih dan keseragaman benih. Benih
yang bermutu fisik tinggi terlihat dari penampilan fisiknya yang bersih,
cerah, bernas, dan berukuran seragam. Komponen mutu fisiologis benih
tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya berkecambah) dan nilai vigor
(seperti kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya simpan).
Mutu genetik ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan
tidak tercampur varietas lain (Yuniarti dkk., 2013).

2.2 Ukuran benih

Ukuran benih berkorelasi positif terhadap viabilitas dan vigor benih.


Ukuran biji juga berpengaruh terhadap keseragaman pertumbuhan
tanaman dan daya simpan benih. Benih yang berukuran besar dan ukuran
kecil memiliki perbedaan dalam proses pertumbuhan tanaman, benih yang
berukuran kecil memiliki kandungan cadangan makanan dengan ukuran
embrio yang lebih sedikit sehingga menyebabkan pertumbuhan kurang
optimal. Sedangkan benih yang berukuran besar cenderung mempunyai
vigor yang lebih baik karena mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal (Pratama dkk.,
2014).

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan


makanan lebih banyak dibandingkan benih yang berukuran kecil dan
diduga bahwa ukuran embrionya juga lebih besar. Ukuran benih
memengaruhi besarnya cadangan makanan, makin besar benih maka
makin luas kotiledon sehingga kandungan protein dan lemak lebih banyak.
Kandungan yang tersimpan dalam biji yaitu karbohidrat, protein, lemak
dan mineral. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan
energi bagi embrio pada saat proses perkecambahan berlangsung (Yulyatin
dan Diratmaja, 2016).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara 3 ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 November


2023 pukul 12.45 WIB hingga 14.10 WIB di Lahan Bandongan Teaching
Farm Universitas Tidar.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu polybag, cetok,


gembor, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
tanah, pupuk kandang, air, dan benih kedelai.
3.3 Cara Kerja
1. Ambil benih, pisahkan berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)
2. Uji kemunculan bibit di lapang dengan menanam benih dalam polybag
dengan media tanah/pasir kedalaman 2,5 cm
3. Hitung presentase pemunculan dan tinggi bibit atau faktor lain setelah
7 hari
4. Buktikan apakah ada perbedaan antara benih besar dan kecil

Presentase pemunculan benih : Jumlah benih berkecambah u x 100 %


Total benih yang dikecambahkan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Komoditas Tinggi kecambah (cm)
Benih kecil Benih besar
Kedelai T1=35 T1= 0
T2= 0 T2= 0
T3= 0 T3= 0
T4= 0 T4= 0
T5= 0 T5= 0
Rata-rata 35 cm

4.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, W., Bintoro, A., & Duryat, D. (2015). Pengaruh ukuran berat benih terhadap
perkecambahan benih merbau darat (Intsia palembanica). Jurnal Sylva Lestari, 3(2), 79-
88.

Pratama, H. W., Baskara, M., & Guritno, B. (2014). Pengaruh ukuran biji dan kedalaman
tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata
Sturt). Jurnal Produksi Tanaman, 2(7), 576-582.

Yuniarti, N., Megawati, M., & Leksono, B. (2013). Pengaruh metode ekstraksi dan ukuran
benih terhadap mutu fisik-fisiologis benih Acacia crassicarpa. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman, 10(3), 129-137.
Milkiades, P., & Amirrullah, J. (2021). Kajian Hasil Produksi Benih Sumber dan
Benih Sebar Padi Sawah dI Sulawesi Tenggara. Jurnal Prodi
Agribisnis, 2(1), 30-37.

Yulyatin, A., & Diratmaja, I. A. (2016). Pengaruh ukuran benih kedelai terhadap kualitas
benih. Jurnal Pertanian Agros, 17(2), 166-172.

Anda mungkin juga menyukai