Anda di halaman 1dari 24

MATERI 4

UJI VIGOR BENIH


I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Negara Indonesia adalah negara agraris yang begitu melimpah akan
kekayaan alam dengan kondisi iklim yang sangat mendukung bagi
pengembangan budidaya tanaman. Namun demikian, petani juga menyadari
bahwa kondisi iklim dan cara bercocok tanam saja belum menjadi jaminan
bahwa tanaman dapat berproduksi secara optimal dan kegiatan usaha tani
yang dilakukan akan berhasil. Bagi petani sebagai langkah awal di dalam
usaha pembudidayaan tanaman perlu adanya penyiapan benih dengan kualitas
yang baik. Wacana tentang kualitas benih berkaitan erat dengan viabilitas dan
vigor benih (Lesilolo et al., 2013).
Pengujian benih sangatlah penting untuk dilakukan. Terujinya benih
berarti terhindarnya petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dari
pelaksanaan usaha taninya. Pengujian vigor benih merupakan salah satu cara
untuk menentukan kualitas dan mutu benih. Vigor benih sendiri dapat
diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi
lingkungan sub optimal.
Uji vigor merupakan parameter viabilitas absolute yang tolak ukurnya
bermacam-macam. Tolak ukur mengindikasikan benih yang cepat tumbuh
lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang sub optimal dan yang
digunakan adalah persentase kecambah normal. Kondisi benih pada waktu
penyimpanan berpengaruh pada proses mundurnya vigor secara fisiologis
yang ditandai dengan penurunan daya kecambah, peningkatan jumlah
kecambah abnormal, terhambatnya petumbuhan dan perkembangan tanaman.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Uji Vigor yaitu:
1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengujian vigor benih dengan dan
mampu menghitung serta mengidentifikasi kemampuan tumbuh benih
kedelai
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)


Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein
nabati. Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan
ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau berumur genjah (55-65
hari), tahan kekeringan, variasi jenis penyakit relatif sedikit, dapat ditanam
pada lahan kurang subur dan harga jual relatif tinggi serta stabil (Hastuti et al,
2018). Tanaman ini mengandung zat- zat gizi, antara lain: amylum, protein,
besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin
(B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan
buang air besar dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk
pengobatan (Sarwanidas dan Setyowati, 2017).
Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) Fabaceae yang banyak
varietasnya. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Mangnolipsida
Ordo : Polypetales
Famili : Papilionidae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L. (Mustakim, 2012)
II.2 Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr)
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia.
Kedelai termasuk komoditas pangan dengan kandungan protein nabati tinggi
dan telah digunakan sebagai bahan baku produk olahan seperti susu kedelai,
tempe, tahu, kecap, dan berbagai makanan ringan lainnya. Tanaman kedelai
memiliki morfologi berupa akar, batang, daun, bunga, polong, dan biji. Akar
kedelai berupa akar tunggang dengan akar sekunder berupa akar serabut yang
tumbuh pada akar tunggang dan akar cabang yang tumbuh dari akar sekunder.
Berdasarkan taksonominya, tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr. (Purwaningrahayu, 2017)
II.3 Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu
dimana bunga jantan terbentuk pada ujung batang sedangkan bunga betina
terbentuk dipertengahan batang. Jagung termasuk dalam tanaman rumput-
rumputan dan berbiji tunggal (monokotil).
Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3
bulan (Nuridayanti, 2011). Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan
permukaan atas yang cembung atau cekung dan dasar runcing. Batang jagung
tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan terdiri atas
beberapa ruas serta buku ruas. Akar jagung merupakan jenis akar serabut
dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Tongkol Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa
tongkol. Tongkol muncul dari buku ruas berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi tongkol. Pada tongkol terdapat biji jagung yang tersusun
rapi. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji (Paeru dan Dewi, 2017).
Tanaman jagung dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologinya
sebagai berikut, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae,
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Paeru dan Dewi, 2017)
II.4 Mutu Fisiologis Benih
Mutu fisiologis benih adalah tinggi rendahnya daya hidup atau
viabilitas dan vigor benih yang tercermin dari daya berkecambah, bobot
kering kecambah normal, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan keserempakan
tumbuh (Widajati et al. 2013). Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
(2019) benih kacang-kacangan seperti benih kacang kedelai, kacang tanah
dan kacang hijau minimal harus memiliki daya berkecambah 80% sebagai
salah satu syarat kelulusan sertifikasi benih. Mutu benih yang tinggi akan
berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman.
II.5 Uji Vigor
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan
benih. Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh
menjadi normal meskipun keadaan biofisik di lapangan produksi sub
optimum. Tingkat vigor tinggi dapat dilihat dari penampilan kecambah yang
tahan terhadap berbagai faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangannya. Sadjad (2012) menyatakan bahwa ketahanan terhadap
faktor pembatas juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang dicerminkan oleh
varietas.
Benih yang bermutu akan menghasilkan tanaman yang bermutu pula.
Mutu benih mencakup mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik. Mutu
genetis ditentukan oleh derajat kemurnian genetis sedangkan mutu fisiologis
ditentukan oleh laju kemunduran dan vigor benih (Ichsan, 2016). Mutu fisik
ditentukan oleh kebersihan fisik. Dari kondisi sumber benih yang telah
terseleksi atau teruji mutunya dimungkinkan dapat menghasilkan
produktivitas yang bagus (Nurhasybi et al., 2016).
Vigor benih dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari ketika benih
masih berada di tanaman induk sampai pemanenan, pengolahan, ketika dalam
transportasi, sampai sebelum ditanam. Selain itu vigor benih juga dipengaruhi
oleh proses dan cara benih dikeringkan, dibersihkan, disortir dan dikemas di
unit pengolahan benih (seed processing), serta cara dan kondisi penyimpanan
benih (Ilyas, 2012). Vigor benih dapat dibagi dua yaitu vigor kekuatan
tumbuh benih yang mencerminkan vigor benih bila ditanam di lapangan dan
vigor daya simpan yang mencerminkan kemampuan benih untuk berapa lama
benih dapat disimpan (Widajati, at al., 2013).
Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses
perkecambahan dan perkembangan kecambah. Vigor benih bukan merupakan
pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang
menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubugan dengan penampilan
suatu lot benih yang antara lain :
1. Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan
kecambah
2. Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi
lingkungan yang tidaksesuai untuk pertumbuhan
3. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan.
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi,
artinya dari benih bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang
tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan :
1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan pertumbuhannya merata
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi
baik dalam lingkungan tumbuh yang sub optimal.
III. METODELOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat


Praktium Uji Vigor di laksankanan pada hari Kamis, 25 Maret 2021
pada pukul 14.30 – 15.30 WIB di lakukan secara daring rumah masing-
masing praktikkan.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat:
Alat yang digunakan adalah
1. Sprayer
2. Wadah perkecambahan (Nampan/pot/polybag)
3. Alat dokumentasi (Kamera/Hp)
III.2.2 Bahan:
Bahan yang digunakan adalah
1. Benih Kacang hijau, kedelai dan jagung
2. Media tanam Pasri steril
3. Kerikil/ batu bata
4. Lembar catatan
III.3 Langkah kerja
1. Menyiapkan polibag dan media tanam (pasil steril, kerikil/ batu bata).
2. Menanam benih tanaman pada media tanam yang telah tersedia.
3. Mengamati perubahan yang telah terjadi pada benih dalam kurun waktu 7
hari.
4. Mencatat pertumbuhan pada tanaman tersebut
5. Mendokumentasikan dan membuat laporan dari hasil praktikum terhadap
pengamatan uji vigor benih.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 4. 1 Hasil Pengamatan Uji Vigor

Pengamatan
Tanggal Pengamatan Jumlah Kecambah
Ke-

1 29 Maret 2021 0

2 30 Maret 2021 23

3 31 Maret 2021 36

Kelompok 1 4 1 April 2021 4

5 2 April 2021 5

6 3 April 2021 18

7 4 April 2021 4

1. 27 Maret 2021 3

2. 28 Maret 2021 6

3. 29 Maret 2021 19

Kelompok 2 4. 30 Maret 2021 37

5. 01 April 2021 12

6. 02 April 2021 9

7. 03 April 2021 4

1 27 Maret 2021 0

2 28 Maret 2021 3

3 29 Maret 2021 8

Kelompok 3 4 30 Maret 2021 36

5 31 Maret 2021 8

6 1 April 2021 8

7 2 April 2021 3

Kelompok 4 1. 25 Maret 2021 0


2. 26 Maret 2021 2

3. 27 Maret 2021 5

4. 28 Maret 2021 20

5. 29 Maret 2021 23

6. 30 Maret 2021 15

7. 01 Maret 2021 10

Tabel 4. 2 Hasil Perhitungan Uji Vigor

Keterang
Kelomp Pengamatan
an
ok
LV NP MDC NV CV IV DV

1 3,67 19,67 12,85 252,75 27,19 % 29,0 90 100 benih


% % % % 7 %

2 4,02 16,25 12,85 208,81 24,86 26.0 90 100 benih


% % % % % 2 %

3 11,75 110,685 66 100 benih


4,3% 9,42% 23,23 % 16,4
% % %

4 4,98 10,71 20,05 16,1 75 100 benih


10% 107,1%
% % % 9 %

4.2 Pembahasan
Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diuji tidak selalu
prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi
berbagaimacam faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan
(Pramana, 2012). Terdapat bermacam-macam metode uji perkecamhahan
benih, setiap metode memiliki kekhusussan tersendiri sehubungan dengan
jenis benih diuji, jenis alat perkecambahan yang digunakan, dan jenis
parameter viablitas benih dinilai (Wahyuni, 2013). Vigor benih adalah
kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang
kurang memadai (suboptimum) dan mampu disimpan pada kondisi simpan
yang suboptimum (Amira 2011).
Vigor merupakan sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi
lapang yang luas. Pada lingkungan yang suboptimal vigor benih diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang secara cepat, meskipun dalam keadaan yang
kurang sesuai terhadap pertumbuhan suatu benih (Lesilolo dkk., 2013). Uji
vigor benih ditujukan untuk mendeteksi perbedaan potensi kinerja kelompok
benih secara lebih akurat (Pujiastuti dan Sudrajat, 2017). Praktikum uji vigor
kali ini dilakukan dengan menanam benih pada media pasir kemudian
diletakkan kerikil pada bagian atas untuk menciptakan kondisi kondisi
lingkungan sub optimal. Benih kemudian diamati setiap hari selama tujuh hari
kemudian dihitung untuk mengetahui laju vigor, nilai vigor puncak, rata-rata
nilai vigor harian, koefisien vigor, indeks vigor dan presentasi vigor.
Hasil data kelompok 1 menunjukkan ada pertumbuhan tanaman
kedelai pada praktikum uji vigor. Terlihat terdapat beberapa tanaman yang
tidak tumbuh sama sekali dan ada yang tidak tumbuh optimal. Terlihat dari
pengamatan hari ke 2 hingga 3 perumbuhan benih meninkat dari 0 sampai 36
benih, dan terjadi penurunan pada pengamatan hari ke-4, serta kembali naik
pada pengamatan hari ke-6 setelah itu angka pertumbuhan benih turun.
Pertumbuhan tanaman yang tidak optimal menunjukkan bahwa benih tidak
memiliki vigor yang tinggi.
Hasil data kelompok 2 dari uji vigor yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan benih jagung. Laju vigor yang
didapat sebesar 4,02. Sejak hari pertama hingga hari ke-4 pertumbuhan
benih semakin meningkat dari 37 benih, dan penurunan mulai terjadi pada
hari ke-5. Pertumbuhan kecambah paling tinggi terdapat pada hari ke-4 di
mana 37 benih tumbuh dan nilai puncak vigor yang didapat sebesar
16,25%. Nilai indeks vigor atau yang dapat mewakili kecepatan
perkecambahan benih yang mengindikasikan benih tersebut vigor
menunjukkan angka 26,2.
Hasil data kelompok 3 dari uji vigor yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan benih kacang hijau meskipun
beberapa benih ada yang tidak tumbuh sekali maupun tumbuh tidak
optimal. Selama tujuh hari, terdapat 66 dari 100 yang dapat tumbuh pada
lingkungan sub optimal. Laju vigor yang didapat sebesar 4,3. Pertumbuhan
kecambah paling tinggi terdapat pada hari ke-4 di mana 36 kecambah
tumbuh dan nilai puncak vigor yang didapat sebesar 9%. Nilai indeks
vigor atau yang dapat mewakili kecepatan perkecambahan benih yang
mengindikasikan benih tersebut vigor menunjukkan angka 16,4.
Hasil data kelompok 4 menunjukkan ada pertumbuhan tanaman
kacang hijau pada praktikum uji vigor. Perrtumbuhan kecambah terus
meningkat hingga hari ke-5 dan terjadi penurunan pada pengamatan hari ke-6.
Pertumbuhan kecambah paling tinggi terjadi pada hari ke-5 di mana terdapat
23 benih berkecambah. Nilai indeks vigor atau yang dapat mewakili
kecepatan perkecambahan benih yang mengindikasikan benih tersebut
vigor menunjukkan angka 16.19%.
Menurut Syamsuddin et al (2011), benih yang tidak memiliki vigor
tinggi akan berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh tanaman. Benih yang
memiliki vigor tinggi dapat tumbuh optimal sedangkan benih yang tidak
memiliki vigor tinggi ditunjukkan dengan pertumbuhan yang tidak
optimal. Pada uji vigor kali ini, prosentase vigor yang didapat sebesar
66%.
Menurut Sutopo (2010) dan Widajati et al. (2013) vigor merupakan
kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada
kondisi sub optimum. Menurut Yuniarti et al. (2014) vigor benih
dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari ketika benih masih berada di
tanaman induk sampai pemanenan, pengolahan, ketika dalam transportasi,
sampai sebelum ditanam. Ilyas (2012) menambahkan bahwa vigor benih
juga dipengaruhi oleh proses dan cara benih dikeringkan, dibersihkan,
disortir dan dikemas di unit pengolahan benih (seed processing), serta cara
dan kondisi penyimpanan benih.
V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan 
Berdasarkan pengamata  yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Vigor benih merupakan sifat benih yang mampu tumbuh pada kondisi
lingkungan sub optimum. Kualitas benih mempengaruhi vigor benih
karena benih dengan vigor tinggi dapat tumbuh optimal.
2. Benih kedelai kelompok 1 memiliki nilai indeks vigor (IV) 29,07 dan
prosentase vigor benih sebesar 90%. Benih jagung kelompok 2
memiliki nilai indeks vigor (IV) sebesar 26,02 dan memiliki prosentase
vigor benih sebesar 90%. Benih kacang hijau kelompok 3 memiliki
nilai indeks vigor (IV) sebesar 16,4 dan prosentase vigor benih sebesar
66%. Benih kacang hijau kelompok 4 memiliki nilai indeks vigor (IV)
16,19 dan prosentase vigor benih sebesar 75%.
3. Daya berkecambah tanaman yang kurang dari 80% dapat disebabkan
karena benih yang digunakan tidak memiliki kualitas yang cukup baik
atau belum tersertifikasi sehingga pertumbuhan benih kurang optimal.
V.2 Saran
Saran untuk praktikum Uji Vigor yaitu agar praktikum dilksanakan
secara teliti dan mengikuti prosedur kerja yang sudah ada, agar hasil yang
didapatkan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2009. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Efektif dan


Pengoptimalkan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta hlm 86.
Amira, I., 2011. Analisis Kemurnian Benih. Universitas Padjajaran.
Ditjen Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2019. Persyaratan dan
Tatacara sertifikasi benih bina tanaman pangan. Jakarta (ID).
Hastuti D.P., Supriyono, Hartati S. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau
(Vigna radiata, L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik dan Kerapatan
Tanam. Journal of Sustainable Agriculture. 33(2), 89-95.
Ichsan, C.N. 2016. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Varietas Padi (Oryza
Sativa L.) yang Diproduksi pada Temperatur yang Berbeda Selama
Kemasakan. Jurnal Floratek. 2: 37-42.
Ilyas, S. 2012. Ilmu dan Teknologi Benih: Teori dan Hasil-hasil Penelitian. IPB
Press, Bogor.
Leisolo, M.K., Riry, J., Matatula, E. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih
Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal
Agrologia 2 (1): 1-9.
Mustakim, M. 2012. Budidaya kacang hijau secara intensif. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Nuridayanti, E. F. T. 2011. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Rambut Jagung ( Zea
Mays L.) Ditinjau dari Nilai LD50 dan Pengaruhnya terhadap Fungsi
Hati dan Ginjal pada Mencit. Universitas Indonesia.
Nurhasybi, Suita, E., Sudradjat, D.J. 2016. Pengembangan Sumber Benih untuk
Pengadaan Benih Bermutu. Makalah Utama dalam Prosiding Seminar
HasilHasil Penelitian Balai Litbang. Teknologi Perbenihan “Teknologi
Perbenihan untuk Pengadaan Benih Bermutu”. Bogor. Hal 77-85.
Paeru, R. H., & T. Q., Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. (F. A.
Nurrohmah, Ed.) (I). Jakarta: Penebar Swadaya.
Pramana, P., 2012. Ilmu Teknologi Benih. Penerbitan Rineka Cipta: Jakarta.
Pujiastuti, E., & Sudrajat, D. J. 2017. Uji vigor untuk menduga perkecambahan
benih dan munculnya semai normal Acacia mangium di
persemaian. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 5(2), 81-94.
Purwaningrahayu, R. D., & Taufiq, A., 2017. Respon morfologi empat genotip
kedelai terhadap cekaman salinitas. Jurnal Biologi Indonesia, 13(2).
Sadjad, S., Muniarti, E., Ilyas, S. 2012. Parameter Pengujian Vigor Benih dari
Komperatif ke Simulatif. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Sarwanidas T. dan Setyowati M. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L) Pada Berbagai Konsentrasi
Hormon Ga3 Dan Dosis Pupuk NPK. Jurnal Agrotek Lestari Vol 4. No. 2.
Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih (Edisi Revisi Fakultas Pertanian Unibraw).
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Syamsuddin, Syafurddin, dan Hasanuddin. Pengujian Model Simulasi Vigor
Kekuatan Tumbuh Benih Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Kondisi
Lahan Stres Oksigen. J. Floratek 6: 37 – 47.
Wahyuni, S., 2013. Teknologi Benih Fakultas Pertanian Unibraw. Pt raja
grafindo Parsada: Jakarta.
Widajati, E., Murniati, E., Palupi, E.R., Kartika, T., Suhartanto, M.R., Qadir, A.
2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press, Bogor.
Yuniarti, N., Zanzibar, M., Megawati, Leksono, B. 2014. Perbandingan Vigoritas
Benih Acaciamangium. Hasil Pemuliaan dan yang Belum Dimuliakan.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 3 (1): 57-64.
LAMPIRAN

Lampiran 4. 1 Alat yang digunakan dalam Uji Vigor

Gambar 4. 1 Nampan

Gambar 4. 2 Sprayer

Gambar 4. 3 Pot

Lampiran 4. 2 Bahan yang digunakan dalam Uji Vigor

Gambar 4. 4 Kerikil dan Batu bata Gambar 4. 5 Pasir


Gambar 4. 6 Benih Gambar 4. 7 Benih Gambar 4. 8 Benih
jagung kacang hijau kedelai

Lampiran 4. 3 Hasil Pengamatan Uji Vigor

Gambar 4. 9 Pengamatan Kelompok 1

Gambar 4. 10 Pengamatan Kelompok 2

Gambar 4. 11 Pengamatan Kelompok 3


Gambar 4. 12 Pengamatan Kelompok 4
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Lampiran 4. 4 Perhitungan Uji Vigor

KELOMPOK 1

N 1 T 1+ N 2T 2+ ..+ NxTx
a. Laju Vigor Kelompok 1 ¿
Total Benih yang Berkecambah

( 0 x 1 ) + ( 23 x 2 ) + ( 36 x 3 ) + ( 4 x 4 ) + ( 3 x 5 )+ ( 18 x 6 ) +(4 x 7)
¿
90

0+46+ 108+16+25+108+28 331


¿ = =3,67 %
90 90

%Perkecambahan pada T
b. Nilai Vigor Puncak (NP) Kelompok 1 ¿
Jumlah hari untuk mencapainya

59
x 100 %
100
¿
3

59
¿ %=19,67 %
3

%Perkecambahan pada G
c. Rata-Rata Vigor Harian (MDC) Kelompok 1 ¿
Jumlah hari uji seluruhnya

90
x 100 %
100
¿
7

90
¿ %=12,85 %
7

d. Nilai Vigor (NV) Kelompok 1


¿ Nilai Puncak x Nilai Rata−Rata Perkecambahan Harian
¿ 19,67x 12,85
= 252,75%
(100 ) ( A 1+ A 2+ A 3+... An)
e. Koefisien Vigor (CV) Kelompok 1 ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+..+ AnTn
(100 ) (0+23+36+ 4+ 5+18+4 ) 9000
¿ ¿ %=27,19 %
( 0 x 1 ) + ( 23 x 2 ) + ( 36 x 3 ) + ( 4 x 4 ) + ( 5 x 5 )+ (18 x 6 ) +(4 x 7) 331

G 1 G2 Gn
f. Indeks Vigor (IV) Kelompok 1 ¿ + + ..+
D1 D2 Dn

0 23 36 4 5 18 4
¿ + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
¿ 0+11,5 +12+ 1+ 1+ 3+0,57=29,07

g. Prosentase Vigor (DV) Kelompok 1

Total Benih yang Berkecambah


¿ x 100 %
Total Benih yang ditanam

90
¿ x 100 %=90 %
100

KELOMPOK 2

N 1 T 1+ N 2T 2+ ..+ NxTx
a. Laju Vigor Kelompok 2 ¿
Total Benih yang Berkecambah

( 3 x 1 )+ ( 6 x 2 ) + ( 19 x 3 ) + ( 37 x 4 )+ ( 12 x 5 )+ ( 9 x 6 ) +(4 x 7)
¿
90

3+12+ 57+148+60+54 +28 362


¿ = =4,02 %
90 90

%Perkecambahan pada T
b. Nilai Vigor Puncak (NP) Kelompok 2 ¿
Jumlah hari untuk mencapainya

65
x 100 %
100
¿
4

65
¿ %=16,25 %
4

%Perkecambahan pada G
c. Rata-Rata Vigor Harian (MDC) Kelompok 2 ¿
Jumlah hari uji seluruhnya
90
x 100 %
100
¿
7

90
¿ %=12,85 %
7

d. Nilai Vigor (NV) Kelompok 2


¿ Nilai Puncak x Nilai Rata−Rata Perkecambahan Harian
¿ 16,25x 12,85 = 208,81%
(100 ) ( A 1+ A 2+ A 3+... An)
e. Koefisien Vigor (CV) Kelompok 2 ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+..+ AnTn

(100 ) (3+6+19+37+ 12+ 9+4 ) 9000


¿ ¿ %=24,86 %
( 3 x 1 )+ ( 6 x 2 ) + ( 19 x 3 ) + ( 37 x 4 )+ ( 12 x 5 )+ ( 9 x 6 ) +(4 x 7) 362

G 1 G2 Gn
f. Indeks Vigor (IV) Kelompok 2 ¿ + + ..+
D1 D2 Dn

3 6 19 37 12 9 4
¿ + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
¿ 3+3+6,3+ 9,25+2,4+1,5+ 0,57=26,02

g. Prosentase Vigor (DV) Kelompok 2

Total Benih yang Berkecambah


¿ x 100 %
Total Benih yang ditanam

90
¿ x 100 %=90 %
100

KELOMPOK 3

N 1 T 1+ N 2T 2+ ..+ NxTx
a. Laju Vigor Kelompok 3 ¿
Total Benih yang Berkecambah

( 0 x 1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 8 x 3 ) + ( 36 x 4 )+ ( 8 x 5 ) + ( 8 x 6 ) +(3 x 7)
¿
90

1+ 6+24+144 +40+ 48+21 284


¿ = =4,3 %
66 66
%Perkecambahan pada T
b. Nilai Vigor Puncak (NP) Kelompok 3 ¿
Jumlah hari untuk mencapainya

47
x 100 %
100
¿
4

47
¿ %=11,75 %
4

%Perkecambahan pada G
c. Rata-Rata Vigor Harian (MDC) Kelompok 3 ¿
Jumlah hari uji seluruhnya

66
x 100 %
100
¿
7

66
¿ %=9,42%
7

d. Nilai Vigor (NV) Kelompok 3


¿ Nilai Puncak x Nilai Rata−Rata Perkecambahan Harian
¿ 11,75x 9,42 = 110,685%
(100 ) ( A 1+ A 2+ A 3+... An)
e. Koefisien Vigor (CV) Kelompok 3 ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+..+ AnTn

(100 ) (0+3+8+ 36+8+8+ 3) 6600


¿ ¿ %=23,23 %
( 0 x 1 ) + ( 3 x 2 ) + ( 8 x 3 ) + ( 36 x 4 )+ ( 8 x 5 ) + ( 8 x 6 ) +(3 x 7) 284

G 1 G2 Gn
f. Indeks Vigor (IV) Kelompok 3 ¿ + + ..+
D1 D2 Dn

0 3 8 36 8 8 3
¿ + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
¿ 0+1,5+2,6 +9+1,6+1,3+ 0,4=16,4

Total Benih yang Berkecambah


g. Prosentase Vigor (DV) Kelompok 3 ¿ x 100 %
Total Benih yang ditanam

66
¿ x 100 %=66 %
100

KELOMPOK 4
N 1 T 1+ N 2T 2+ ..+ NxTx
a. Laju Vigor Kelompok 4 ¿
Total Benih yang Berkecambah

( 0 x 1 ) + ( 2 x 2 )+ ( 5 x 3 ) + ( 20 x 4 ) + ( 23 x 5 )+ (15 x 6 ) +(10 x 7)
¿
75

0+4 +15+80+115+90+70 374


¿ = =4,98 %
75 75

%Perkecambahan pada T
b. Nilai Vigor Puncak (NP) Kelompok 4 ¿
Jumlah hari untuk mencapainya

50
x 100 % 50
100 ¿ %=10 %
¿ 5
5

%Perkecambahan pada G
c. Rata-Rata Vigor Harian (MDC) Kelompok 4 ¿
Jumlah hari uji seluruhnya

75
x 100 %
100
¿
7

75
¿ %=10,71 %
7

d. Nilai Vigor (NV) Kelompok 4


¿ Nilai Puncak x Nilai Rata−Rata Perkecambahan Harian
¿ 10x 10,71 = 107,1%
(100 ) ( A 1+ A 2+ A 3+... An)
e. Koefisien Vigor (CV) Kelompok 4 ¿
A 1 T 1+ A 2 T 2+..+ AnTn

(100 ) (0+2+5+20+23+ 15+10) 7500


¿ ¿ %=20,05 %
( 0 x 1 ) + ( 2 x 2 )+ ( 5 x 3 ) + ( 20 x 4 ) + ( 23 x 5 )+ (15 x 6 ) +(10 x 7) 374

G 1 G2 Gn
f. Indeks Vigor (IV) Kelompok 4 ¿ + + ..+
D1 D2 Dn

0 2 5 20 23 15 10
¿ + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
¿ 0+1+1,67+5+ 4,6+2,5+ 1,4=16,19
Total Benih yang Berkecambah
g. Prosentase Vigor (DV) Kelompok 4 ¿ x 100 %
Total Benih yang ditanam

75
¿ x 100 %=75 %
100

Anda mungkin juga menyukai