Anda di halaman 1dari 46

DASAR-DASAR MANAJEMEN

Kelompok III :

1. Sarah Nurmala Putri Rukmana


2. Muhammah Farhan Hasby
3. Maryam
4. Aisyah Shinta Nila Sari
5. Mochammad Bima Erdiansyah
6. Muhammad Hamdani Abdillah
7. Rhandy Annur Rohman

DITERBITKAN OLEH PT. SERAIN AJA


SURABAYA 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat


rahmat dan karunia-Nya, buku ini dapat terselesaikan dengan
baik, tepat pada waktunya, dan tanpa hambatan yang berarti.
Buku ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Dasar
Manajemen pada Semester I tahun ajaran 2019/2020 dengan
judul “Dasar-Dasar Manajemen”. Dengan membuat buku ini,
penulis berharap pembaca dapat mengetahui dasar-dasar
manajemen.
Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Guniarti selaku dosen pembimbing mata kuliah
Dasar Manajemen yang telah banyak membantu pembuatan
buku ini dan juga kepada semua teman-teman yang terlibat.
Penulis juga menyadari bahwa di dalam buku ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan karya tulis yang akan kami buat di masa yang akan
datang.
Surabaya, 04 Desember 2019

Penulis
PENDAHULUAN

Manusia sebagai makluk sosial ada kecenderungan


untuk berorganisasi dan bekerja sama. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia adalah anggota suatu organisasi , misalnya
organisasi agama,olah raga, seni, usaha dan orgnaisasi lainnya.
Masing-masing orgnaisasi berbeda satu dengan lainnya, ada
yang formal dan tidak formal. Namun organisasi-organisasi
tersebut mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu ada
kelompok orang, ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana
cara pencapaian tujuan, ada pemimpin (manajer) yang
bertanggung jawab atas keberhasil pencapaian tujuan.
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, semua
macam kegiatan dan semua tipe organisasi. Beberapa macam
organisasi antara lain organisasi sekolah, perkumpulan
kesenian, perkumpulan olahraga ataupun organisasi
perusahaan. Manajemen dibutukan semua orang karena
memiliki tujuan yang hendak dicapai baik tujuan organisasi
maupun tujuan pribadi dan dapat mencapai efisiensi dan
efektivitas. Karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan
sehari-harinya tidak bisa terlepasdari prinsip-prinsip
manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Manajemen
pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan
dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai
dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan akan berhasil
dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik
pengetahuan, teknologi, skill, maupun waktu yang dimiliki itu
dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya,
wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga
secara sinergis membentuk kerjasama yang baik.
BAB I
PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses


pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985). Pengertian
Manajemen menurut Sawaldjo Puspopranoto (2006:99),
Manajemen adalah Proses untuk mencapai tujuan organisasi
dengan bekerja bersama dan melalui orang-orang dan sumber
daya organisasi lainnya.
Pengertian Manajemen menurut Malayu S.P. Hasibuan
(2000:2), Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efiesien untuk mencapai satu tujuan.
Pengertian Manajemen menurut T. Hani Handoko
(2000:10), Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang
untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-
tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.
Pengertian Manajemen menurut Richard L. Daft (2002:8),
Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi
dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber
daya organisasi.
Dasar Manajemen berdasar definisi diatas menunjukkan
bahwa Manajemen dalam sebuah organisasi memiliki 4 Fungsi
Dasar yaitu Perencanaan dan Pembuatan Keputusan,
Pengorganisasian, Pimpinan dan Pengendalian yang digunakan
untuk mengelola sumber daya organisasinya sehingga
mencapai sasaran yang ditentukan secara efektif dan efisien.
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai 4 Fungsi
Dasar Manajemen.
- Perencanaan
- Perorganisasian
- Pelaksanaan
- Pengevaluasian
Pada BAB selanjutnya, terdapat penjabaran tentang keempat
fungsi dasar manajemen di atas, serta penerapannya didalam
perusahaan PT. SERAIN AJA.
BAB II
PERENCANAAN

Pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan


hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta
menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Perencanaan memiliki peran yang besar dalam
hal ilmu manajemen. Perencanaan adalah salah satu fungsi dari
manajemen yang paling penting dimana di dalamnya terdapat
aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi,
serta mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan
adalah tahap awal dalam kegiatan suatu organisasi terkait
dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut. Perencanaan
dalam menajemen dapat dicontohkan dalam pembangunan
perusahaan PT. SERAIN AJA. Dalam melakukan perencanaan
untuk kedepannya, latar belakang diperlukan untuk menjadi
pedoman perencanaan. PT.SERAIN AJA memiliki latar
belakang sebagai berikut.
1. Mengembangkan pemanfaatan tanaman herbal yang
masih dipandang sebelah mata keberadaannya oleh
masyarakat.
2. Mengembang potensi dalam pengolahan tanaman
herbal.
3. Lapangan kerja yang sempit.
Pemaparan latar belakang ini memunculkan perencanaan
yang berupa visi, misi, dan tujuan kedepannya. Visi adalah hal
yang menjadi penunjang perencaan atau sebagai pegangan
dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Berikut ini adalah
visi dari PT. SERAIN AJA.
1. Menciptakan inovasi baru dengan memanfaatkan khasiat
tanaman.
Visi ini sejalan dengan misi yang ada pada perusahaan. Misi
adalah cara untuk mencapai visi. Misi dibatasi dengan visi
yang ada. Berikut misi dari perusahaan.
1. Mengenalkan minuman yang bermanfaat bagi masyarakat.
2. Mengembangkan produk olahan tanaman.
Pemaparan misi harus dimengerti pada setip karyawan agar
yang dilakukan sejalan dengan misi yang ada. Misi dilakukan
agar mencapai tujuan dari perusahaan. Berikut tujuan
perusahaan.
1. Tujuan Jangka Pendek:
a. Menciptakan inovasi baru yang berasal dari tanaman,
dalam hal ini kami telah membuat minuman “Serain
Aja”.
b. Memperkenalkan inovasi minuman tersebut agar
masyarakat dapat tahu khasiat dari tanaman tersebut serta
untuk mengetahui respon masyarakat.
2. Tujuan Jangka Panjang:
a. Meningkatkan lapangan pekerjaan serta membuat
minuman ini dapat bersaing di pasar global.
Semua tujuan ini akan tercapai apabila terdapat struktur
organisasi yang tepat agar terarah dan sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan. Struktur organisasi merupakan batasan atau
pedoman suatu jabatan dalam melakukan tugasnya. Berikut
Struktur organisasi perusahaan.
BAB III
KEORGANISASIAN

Setelah membuat perencanaan dan menetapkan


langkah-langkah ataupun tugas-tugas untuk mencapai sasaran
organisasi, fungsi manajemen selanjutnya adalah
mengorganisir orang-orang yang tepat dan sumber daya
lainnya untuk menjalankan perencanaan yang ditetapkan. Pada
dasarnya, yang dimaksud dengan Pengorganisasian
(Organizing) adalah  mendelegasikan tugas-tugas yang telah
ditetapkan dalam perencanaan kepada individu ataupun
kelompok yang terdapat dalam organsasi yang bersangkutan.
Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan yang di pandang Seperti bentuk fisik yang tepat bagi
suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta
penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian
wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai
tujuan.
Dalam fungsi Pengorganisasian terdapat
pengelompokan kegiatan dan penyusunan Struktur Organisasi
serta menjelaskan fungsi-fungsi dari setiap bagian dan sifat
hubungan antara bagian-bagian tersebut dalam Struktur
Direktur
organisasi tersebut. Struktur organisasi
Hamdani adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
General Manajer
Rhandy
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
Manajer
menunjukkan Manajer fungsi-fungsi
bagaimana Manajer atauManajer
kegiatan-kegiatan
Manajer
Keuangan Pengembang Produksi Pemasaran Personalia
yangSarah
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
an Produk Aisyah Selain
Maryam
Hasby Bima
daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-
spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan. Berikut ini struktur organisasi dari PT. SERAIN AJA

BAB IV
KINERJA KARYAWAN

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual


performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Performance atau
kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses
(Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam
manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang
dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang
melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165). Kinerja adalah hasil
kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab
yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22). Manajemen kinerja
adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di
perusahaan tersebut.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan


a. Efektifitas dan Efisiensi 
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita
boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi
apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai
yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan
tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari
tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien
(Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau
perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki
seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain
untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan
kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah
tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dalam organisasi tersebut.
c. Disiplin 
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang
berlaku (Prawirosentono, 1999:27). Jadi, disiplin
karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan
dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi
dimana dia bekerja.

d. Inisiatif 
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan
kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan
sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
e. Ketersediaan Peralatan dan Barang
Anda berharap departemen Layanan Pelanggan dapat
melayani pelanggan dalam waktu yang sesegera
mungkin, tapi tidak membekali mereka dengan internet
kecepatan tinggi atau perangkat telepon yang mumpuni?
Mustahil! Anda ingin menciptakan suasana kerja yang
nyaman, tapi tidak menyediakan pendingin ruangan atau
dispenser air minum? Tidak mungkin! Selain mesin-
mesin yang berhubungan dengan proses produksi,
sebagian barang mutlak dibutuhkan untuk menunjang
kelancaran tugas karyawan. Contoh lain, daripada
karyawan bolak-balik keluar kantor untuk fotokopi,
pertimbangkan untuk memiliki mesin fotokopi.
Ketersediaan peralatan dan barang dapat menunjang
kinerja karyawan.
f. Lingkungan Kerja
Memastikan karyawan memiliki tempat kerja yang
‘sehat’ adalah kunci dari produktivitas karyawan.
Sebagaimana disebutkan pada poin di atas, Anda
seharusnya tahu ruangan kantor yang selaras memenuhi
kaidah pencahayaan dan sirkulasi udara. Sebagian besar
karyawan juga dapat menilai perusahaan dari kubikel,
toilet, pantry, tempat ibadah, dan ruang istirahat yang
disediakan.
g. Job Description dan Tanggung Jawab
Seringkali produktivitas karyawan mengalami stagnasi
karena ia merasa jenuh atau bosan pada pekerjaannya.
HR dapat meyakinkan karyawan tentang kontribusi yang
telah mereka hasilkan untuk perusahaan, sehingga
motivasi mereka kembali meningkat. Selain itu,
menempatkan karyawan pada tim kerja yang tepat, atau
mempercayakan proyek khusus, akan menghadirkan
minat dan perhatian mereka. Intinya adalah menyadarkan
bahwa keberadaan setiap karyawan berharga dan masing-
masing memiliki peran terhadap keberhasilan
perusahaan.
h. Visi, Misi, dan Budaya Organisasi
Angkatan kerja generasi millennial selalu mencari
‘purpose’ atau ‘the meaning of life’. Mereka bekerja
untuk menciptakan suatu perubahan pada masyarakat,
dan mereka bangga bergabung dengan perusahaan yang
memberikan mereka ruang untuk berkarya.
i. Sistem Komunikasi dan Cara Kerja Pimpinan
Saat karyawan menghadapi permasalahan, kemana ia
harus melapor? Siapa yang bertugas untuk membantunya
mencari solusi? Apakah para atasan, supervisor, dan
manajemen sudah cukup tanggap dan terbuka? Atau
karyawan justru merasa segan dan takut? Majalah bisnis
‘Entrepreneur’ mendapati bahwa karyawan
mengharapkan bos yang suportif, yaitu memiliki
karakter: pengertian, fleksibel, dan dapat dipercaya. Hal
ini akan mempengaruhi bagaimana karyawan berinteraksi
dan berkomunikasi dalam pekerjaannya.

B. Karakteristik Kinerja Karyawan 


Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi
adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang
dihadapi. 
3. Memiliki tujuan yang realistis. 
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang
untuk merealisasi tujuannya. 
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit
dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang
telah diprogramkan.

C. Indikator Kinerja Karyawan 


Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta
kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan. 
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan. 
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas
diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas
lain. 
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang
nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya
Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi
dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
BAB V
CARA MENINGKATKAN KINERJA

Berdasarkan pernyataan menurut Timpe (1993) cara - cara


untuk meningkatkan kinerja, antara lain :

1. Diagnosis

Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara


informal oleh setiap individu yang tertarik untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan
memperbaiki kinerja. Teknik - tekniknya : refleksi,
mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar - komentar
orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi,
mengevaluasi kembali dasar - dasar keputusan masa lalu,
dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang
dapat membantu memperluas pencarian manajer penyebab -
penyebab kinerja.

2. Pelatihan
Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami,
pelatihan dapat membantu manajemen bahwa pengetahuan
ini digunakan dengan tepat.

3. Tindakan

Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai


hasil sepenuhnya tanpa dorongan untuk menggunakannya.
Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai
bagian dari tahap - tahap penilaian kinerja formal.

A. Cara Penilaian Kinerja Karyawan

1. Checklist (Daftar Pertanyaan)

Untuk meminimalkan beban penilai, sistem daftar


pertanyaan dapat digunakan, dimana penilai tidak
mengevaluasi prestasi dan hanya melaporkan tingkah
lakunya pada karyawan bagian personalia.

2. Management by Objectives (MBO)


Management by Objectives merupakan penilaian
prestasi yang dilakukan bersama-sama antara atasan dan
bawahan. Mereka kemudian berunding tentang apa yang
akan dicapai dari suatu jabatan dan bagaimana sasaran
akan dicapai. Tujuannya adalah membuat bawahan
terdorong untuk mencapai sasaran.

Adapun langkah-langkah MBO adalah sebagai berikut: 

 Menetapkan tujuan organisasi


 Menetapkan tujuan departemen
 Mendiskusikan tujuan departemen
 Menetapkan hasil yang diharapkan
 Mengukur hasil
 Memberikan umpan balik
3. a. Penilaian Secara Kebetulan yang Tidak Sistematis

Metode penilaian ini memiliki beberapa karakteristik


berikut:

 Dilakukan sewaktu-waktu
 Tidak terprogram dan tidak konsisten
 Diadakan saat terjadi kekosongan jabatan

Contohnya, saat ada jabatan kosong dalam organisasi


kemudian dilakukan penilaian seketika terhadap para
karyawan yang kelihatannya dapat mengisi jabatan
tersebut.

b. Penilaian Secara Kebetulan Sistematis

Penilaian ini berbeda dengan penilaian secara


kebetulan yang tidak sistematis karena terprogram dan
dilakukan secara berkala.

4. Person to Person Comparison

Metode ini juga membandingkan beberapa faktor


tertentu, misalnya kepemimpinan, inisiatif, dan
keandalan. Untuk skala standarnya, dapat dikembangkan
sendiri dengan menilai mutu kepemimpinan mereka yang
dikenal di masa sebelumnya.

5. Ranking (Penetapan Ranking)


Sistem ranking merupakan metode yang tertua dan
sederhana, dimana caranya hanya dengan
membandingkan karyawan satu dengan karyawan lainnya
untuk menentukan siapa yang lebih baik dari yang
lainnya.

6. Grading (Penggolongan Mutu)

Grading atau penggolongan mutu adalah definisi


dalam tiap kategori yang dibuat secara seksama,
misalnya: baik sekali, baik, cukup, kurang.Sistem
penggolongan mutu ini bahkan terkadang dimodifikasi
menjadi forced distribution system, dimana sudah
ditentukan persentase tertentu untuk setiap golongan
mutu. Dengan demikian, ada penilaian relatif. Akhirnya,
grading bisa menimbulkan prestasi, jika saja karyawan
terus menerus berada pada tingkat yang rendah.
BAB VI
PEMBAGIAN TUGAS

A. Pengertian Pembagian Tugas

Induk kajian pembagian tugas adalah analisis jabatan


yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa
yang dilakukan dan siapa yang harus melakukan tugas
tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk
menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja
total suatu perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber
daya manusia didalamnya telah mampu melaksanakan
pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta
tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses
pencapaian kinerja. analisis jabatan perlu dilakukan agar
dapat mendesain organisasi serta menetapkan pembagian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.

Analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain


pekerjaan apa saja yang perlu dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus
dilakukan. analisi pekerjaan adalah informasi tertulis
mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam
suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Manfaat analisis
pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas
pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan
personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang akan
digunakan.

B. Manfaat Pembagian Tugas


Manfaat pembagian kerja adalah untuk menentukan:
1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and
duties)
2. Situasi dan kondisi kerja (working condition)
3. Persetujuan (Approvals)

C. Menyusun Pembagian Tugas


Langkah langkah menyusun pembagian kerja :
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu memberikan
nama jabatan.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian
tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara
terpisah agar jelas diketahui.
3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan
prestasi yang harus dicapai harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan secara jelas.
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya
menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan
mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas utamanya.
6. Penjelasan tugas, yakni harus dijelaskan jabatan awal dan
jabatan akhir.

D. Uraian Tugas Pekerja


Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PT.
Serain Aja adalah sebagai berikut:
a. Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam
perusahaan yang secara langsung bertanggungjawab
terhadap seluruh kegiatan operasional pabrik dan
kelangsungannya serta pengembangan dari organisasi.
Adapun tugas direktur adalah sebagai berikut :
1. Menjalankan bisnis perusahaan
2. Memimpin seluruh karyawan dalam menjalankan
bisnis perusahaan
3. Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan
4. Menetapkan dan merumuskan strategi bisnis
perusahaan
5. Memilih staf-staf yang membantu di bawahnya,
biasanya level General Manager, senior manager
bahkan manager.
6. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
7. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham
8. Meningkatkan performance perusahaan
b. General Manager
General Manager adalah manajer yang memiliki
tanggung jawab kepada seluruh bagian atau fungsional
pada suatu perusahaan atau organisasi. General manager
memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang
mengepalai beberapa atau seluruh manager fungsional.
Adapun General Manager direktur adalah sebagai berikut
1. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi
karyawannya
2. Mengelola operasional harian perusahaan
3. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi,
mengawasi dan mengalisis semua aktivitas bisnis
perusahaan
4. Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan
5. Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses
penganggaran di perusahaan
6. Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan
agar dapat berjalan degan maksimal
7. Memastikan setiap departemen melakukan strategi
perusahaan dengan efektif dan optimal
8. Mengelola anggaran keuangan perusahaan
9. Memutuskan dan membuat kebijakan untuk kemajuan
perusaahan
10. Membuat prosedur dan standar perusahaan
11. Membuat keputusan penting dalam hal investasi,
integrasi, aliansi dan divestasi
12. Merencanakan dan mengeksekusi rencana startegis
perusahaan jangka menengah dan jangka panjang
untuk kemajuan perusahaan
13. Menghadiri pertemuan, seminar, konferensi maupun
pelatihan
c. Manager Keuangan
Manajer Keuangan merupakan seseorang yang
mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan
yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan
pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan memiliki
tanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu
perusahaan.
Adapun Manager Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk
merencanakan serta meramalkan beberapa aspek
dalam perusahaan termasuk perencanaan umum
keuangan perusahaan.
2. Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan
perusahaan se-efisien dan se-efektif mungkin dengan
menjalin kerja sama dengan manajer lainnya.
3. Mengambil keputusan penting dalam investasi dan
berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait
dengan keputusan tersebut.
4. Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan,
di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan
surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
d. Manager Personalia
Manajer personalia merupakan seseorang yang
bertanggung jawab terhadap sumber daya manusia.
Manager personalian mengelola sumer daya manusia
organisasi untuk memaksimalkan penggunaan sumber
daya manusia secara strategis seperti kompensasi
karyawan, rekrutmen, kebijakan personalia, dan
kepatuhan terhadap peraturan
Adapun Manager Personalia adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi lowongan staf, merekrut,
mewawancarai, dan memilih pelamar
b. Mengembangkan, mengelola, dan mengevaluasi tes
pelamar kerja
c. Memberikan informasi tentang kebijakan
perusahaan, detail tugas pekerjaan, kondisi kerja,
upah, jenjang karir pada calon karyawan saat ini
d. Melakukan pemecatan karyawan dan mengelola
prosedur disiplin
e. Mengalokasikan sumber daya manusia dengan tepat
f. Membuat rencana dan melakukan orientasi kepada
karyawan baru untuk menumbuhkan sikap positif
terhadap tujuan perusahaan
g. Menyiapkan karyawan untuk bertugas dengan
melakukan program pelatihan kerja atau program
magang
h. Menjadi penghubung antara manajemen dan
karyaawan
i. Menjaga struktur kerja dengan memperbarui
persyaratan deskripsi pekerjaan untuk semua posisi
j. Memastikan kepatuhan hukumdengan memantau
karyawan
k. Menyelidiki dan melaporkan jika terjadi kecelakaan
pada salah satu karyawsan guna kepentingan
asuransi.
e. Manager Produksi
Manajer produksi seorang yang terlibat
perencanaan, koordinasi dan kontrol dari proses
manufaktur dan bertanggung jawab memastikan barang
dan jasa diproduksi secara efisien, jumlah produksi
yang benar & akurat, diproduksi sesuai dengan
anggaran biaya yang tepat dan berkualitas sesuai
standar perusahaan.
Adapun Manager Produksi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian
jadwal produksi
2. Menilai proyek dan sumber daya persyaratan
3. Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran
dan rentang waktu dengan klien dan manajer
4. Menentukan standar kontrol kualitas
5. Mengawasi proses produksi
6. Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang
diperlukan
7. Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan
pembelian
8. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin
peralatan produksi
9. Menjadi penghubung dengan pembeli, pemasaran
dan staf penjualan
10. Mengawasi pekerjaan staf junior
f. Manager Pemasaran
Marketing Manager / Manajer Pemasaran adalah
profesi di bidang marketing yang mempunyai tanggung
jawab kerja untuk membuat perencanaan, pengarahan,
dan atau memberikan koordinasi kebijakan maupun
program yang terkait dengan pemasaran. Manajer
pemasaran ini juga memiliki andil dalam menyusun
strategi harga agar bisa memberikan keuntungan yang
maksimal. Selain itu agar bisa memperluas pangsa
pasar. Di lain sisi juga harus bisa memperhatikan
bagaimana kepuasan pelanggannya.
Adapun Manager Pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap
manajemen bagian pemasaran
2. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap
perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana
promosi
3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer
produk dan manajer penjual
4. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan
membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran
5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran
kepada direksi
6. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran
perusahaan.
7. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil
produksi.
8. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak
permintaan order dari konsumen.
9. Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola
kerja di Departemen Marketing.
10. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap
harga CN Kontrak apabila terjadi kesalahan.
g. Manager Pengembangan Produk
Manajer Pengembangan Produk bertanggung jawab
terhadap inovasi produk yang ditawarkan oleh
perusahaan ,mengawasi perkembangan produk, dan
mengamati tren dari kebutuhan pasar untuk bisa
diterapkan ke inovasi produk yang baru.
Adapun Manager Pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Mencari referensi dan ide untuk membuat produk
baru
2. Memotivasi karyawan untuk mengembangkan
kreatifitas
3. Menguji produk di lingkungan masyarakat dan
membuat prediksi pasar
4. Mengawasi dan mengamati pengembangan produk
perusahaan lain
BAB VII
KONFLIK

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang


berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan,
dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik. Di dalam hubungan komunikasi di suatu
lingkungan kerja atau perusahaan konflik antar individu akan
sering terjadi. Konflik yang sering terjadi biasanya karena
masalah komunikasi yang kurang baik.
1. Macam-macam Konflik
Konflik dalam organisasi bisa dibedakan menjadi dua
bagian.
1. Dilihat bedasarkan pihak yang terlibat dalam konflik
 Konflik satu individu dengan individu lainnya, konflik
seperti ini bisa terjadi antara individu pimpinan
dengan pimpinan dari berbagai tingkat. Individu
pimpinan dengan individu karyawan ataupun individu
karyawan dengan individu karyawan yang lain.
 Konflik kelompok dengan kelompok, konflik seperti
ini dapat terjadi antara kelompok pimpinan dengan
kelompok kryawan, kelompok pimpinan dengan
kelompok pimpinan lain dalam berbagai jabatan
ataupun kelompok karywan dengan kelompok
karyawan yang lain.
 Konflik individu dengan kelompok, konflik sperti ini
bisa terjadi antara individu pimpinan dengan
kelompok ataupun antara karyawan individu dengan
kelompok pimpinan.

2. Dilihat dari sudut pandang dampak yang timbul

Dari sudut pandang dampak yang timbul, Konflik


dibedakan menjadi dua :
 Konflik Fungsional, adalah jika dampaknya bisa
memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi
serta bisa dikelola dan difahami dengan baik. Pasti
saja konflik seperti ini dapat terwujud jika konflik
dikendalikan dann dikelola dengan baik. Contoh:
Persaingan antara kelompok karyawan dengan
pemimpin untuk membuktikan skill mereka dan juga
konflik berupa persaingan untuk menjadi yang lebih
baik antara devisi dalam suatu organisasi
 Konflik Infungsional, adalah jika dampaknya tidak
menguntungkan atau tidak memberikan manfaat untuk
berlangsungnya dan jalannya suatu organisasi, justru
merugikan orang lain konflik semacam ini memberi
kerugian terhadap individu ataupun organisasi. Seperti
halnya konflik yang tidak diinginkan dan terjadi di
luar kontrol serta pengawasan kita.

2. Sumber- sumber Konflik


Faktor- faktor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
 Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat,
bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua
dan tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak
konsisten.
 Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen
dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian
yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan
sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan
dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan mereka.
 Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social
pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada
jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau
persepsi.
 Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini
karena suatu individu atau organisasi yang memiliki
sumber daya dan dana yang terbatas.
 Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam
hal tertentu, pada dasarnya orang memang tidak ingin
bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang
berakibat tidak atau kurang menguntungkan. Apabila hal
ini menyangkut beberapa pihak dan masing- masing tidak
mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat
menimbulkan konflik.
3. Contoh Konflik yang Sering Terjadi di Perusahaan
 Terlalu bergantung dengan satu sama lain : Tipe konflik
satu ini biasanya terjadi ketika seorang pegawai
bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
pekerjaan. Masalahnya, setiap divisi di tempat kerja
idealnya memang saling berkaitan sehingga susah untuk
tidak bergantung dengan satu sama lain. Misalnya,
divisi keuangan yang sangat bergantung pada divisi
sales. Jika divisi sales terlambat memberikan angka
penjualan bulanan, divisi keuangan pasti akan telat pula
menyusun anggara finansial.
 Perbedaan gaya bekerja : Setiap anggota tim Anda pasti
memiliki gaya bekerja yang berbeda-beda. Ada yang
lebih suka bekerja dengan pendekatan team-oriented,
tapi ada juga yang lebih memilih mengerjakan segala
sesuatunya sendiri karena dirasa lebih cepat. Perbedaan
gaya kerja ini yang dapat memicu konflik.
 Konflik kepemimpinan : Sama seperti gaya bekerja,
setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan
yang berbeda-beda pula. Terlebih jika Anda memiliki
co-founders, perbedaan gaya memimpin pasti akan lebih
terasa. Ingatlah bahwa Anda bukan satu-satunya atasan
yang dihadapi oleh pegawai Anda. Artinya, dalam
sehari mereka berhadapan dan berkomunikasi dengan
gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.
 Konflik kepribadian : Umumnya, konflik yang terkait
kepribadian bisa terjadi karena munculnya persepsi
terhadap karakter, tindakan, atau motif seseorang.
Misalnya, suatu hari Anda memberikan feedback
kepada seorang pegawai di hadapan pegawai yang lain.
Anda mungkin bermaksud baik, yakni agar pegawai lain
juga belajar dari feedback tersebut dan tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Namun, pegawai tersebut justru
merasa tersinggung dengan pendekatan yang Anda pilih.
Ia menganggap bahwa perlakuan Anda tidak sensitif dan
tidak pantas. Jika dibiarkan, bisa-bisa ia menyimpan
perasaan negatif kepada Anda. Cara untuk mengatasi
konflik seperti ini adalah dengan berkomunikasi.
Ingat, there are always two sides of every story.
Kesampingkan ego dan tunjukkan bahwa Anda benar-
benar peduli dengan pegawai Anda.
 Perbedaan latar belakang personal : Dalam ilmu
komunikasi, ada yang disebut dengan frame of
reference dan field of experience. Apabila frame of
reference mengacu pada pengetahuan yang dimiliki
seseorang, maka field of experience adalah pengalaman
yang pernah dilaluinya. Kedua hal ini membentuk latar
belakang kehidupan seseorang, yang tentu berbeda-beda
pada tiap orang. Perbedaan inilah yang kerap
menimbulkan konflik karena kita tidak memahami betul
latar belakang personal orang lain, termasuk di tempat
kerja. Karenanya, luangkan waktu untuk sering
berkumpul dengan pegawai. Ciptakan obrolan santai
untuk mengetahui lebih jauh tentang latar belakang
masing-masing orang sehingga Anda tahu harus
bertingkah laku seperti apa.

4. Manajemen Konflik

Di dalam manajemen konflik hal yang paling utama


adalah bagaimana cara mengendalikan masalah atau
konflik-konflik yang terjadi di antara para pihak. Untuk
lebih memahami tentang manajemen konflik, Stevenin
mengemukakan ada lima langkah untuk memanaj konflik
yang bersifat mendasr sebagai berikut :

1. Manajemen Konflik
Jika kita ingin memanaj konflik, pengenalan
meruupakan Strategi untuk mengatasi suatu masalah
yang terjadi. Kesalahan dalam mendeteksi (tidak
memperdulikan masalah atau menganggap ada konflik
yang sebenarnya tidak ada konflik)

2. Manajemen Konflik Diagnosa

Diagnosa adalah salah satu dari manajemen konflik.


Sebuah metode yang benar dan sudah teruji mengenai
apa?, mengapa?, bagaimana?. dan dimana? berhasil
dengan sempurna. Dalam studi ini pusatkan perhatian
pada masalah yang utama, buka kepada hal-hal yang
sepele.

3. Manajemen Konflik Menyepakati Suatu Solusi

Dengan menyepakati suatu solusi kita dapat


menghindari konflik. Cara ini merupakan salah satu
tekhnik manajemen konflik yang paling efektif.

4. Manajemen Konflik Pelaksanaan


Cara manajemen konflik konflik yang selanjutnya
adalah pelaksanaan. Dalam setiap pelaksanaan selalu ada
yang namanya untung dan rugi, jadi jangan sampai
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi arah dan pilihan
kelompok

5. Manajemen Konflik Evaluasi

Strategi ini merupakan tekhnik manajemen konflik


yang baik menurut saya karena dengan mengevaluasi diri
kita bisa tahu dimana letak kekurangan, kesalahan dan
kelebihan kita, selain itu dengan mengevaluasi kita akan
lebih profesioanal dalam menghadapi suatu konflik
dikemudian hari.
BAB VIII
PERMASALAHAN DALAM PERSUSAHAAN

Masalah didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang


keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Bisa jadi
kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan
yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih
yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah
biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
diselesaikan. Umumnya masalah disadari saat ada keadaan
yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam beberapa literatur riset, masalah seringkali didefinisikan
sebagai sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya
jawaban masalah atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu.
Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih salah satu
jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif
jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika telah memiliki
sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah
bersangkutan.

Suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi


baik jasa maupun barang tidak selalu stabil, terkadang banyak
permasalahan yang dihadapin dalam menjalankan sebuah
perusahaan. Maka dari itu para personil dari perusahaan harus
tepat dalam membaca situasi dan dalam mengambil sebuah
keputusan untuk kemajuan sebuah perusahaan. Tidak
terkecuali di perusahaan kita PT. SERAIIN AJA juga terdapat
masalah – masalah yang perlu di ambl jalan keluar untuk
keberlangsungan kegiatan perusahaan.
Permasalahan di perusahaan kami yaitu stock stock
yang menumpuk, kurang laku terjual dipasaran dan kemasan
produk yang rusak . Dalam menyikapi permasalahan tersebut
perusahaan kami memiliki solusi yaitu dengan menjadi
sponsor dalam sebuah kegiatan atau event dengan timbal balik
yang setimbang serta ketika menjadi sponsor kami juga
melakukan riset terdahap konsumen mengenai ketertarikan
mereka untuk produk kami. Selanjutnya kami mewajibkan
karyawan untuk mengikuti kegiatan pelatihan agar meka
mengerti bagaimana cara melakukan SOP dengan baik dan
benar dan kami juga akan melakukan pengawasan yang ketat
dalam kegitan distribusi sehingga produk sampai ke konsumen
dalam keadaan baik.

Anda mungkin juga menyukai