Dosen Penanggungjawab:
Afifuddin Dalimunthe SP., MP.
Oleh :
Insar Maulid Harahap
181201155
BDH 6
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper Teknologi
Benih ini dengan baik dan tepat waktu. Tujuan dari penulisan paper ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Benih, Program Studi Kehutanan,
Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul paper ini adalah
“Reproduksi dan Biologi Benih”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung
jawab mata kuliah Teknologi Benih Afifuddin Dalimunthe SP., MP. yang telah
memberikan materi dengan baik dan benar. Penulis sadar bahwa paper ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Gambaran umum Benih......................................................................... 3
2.2 Reproduksi Benih................................................................................... 4
2.3 Biologi Benih......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 8
3.2 Saran....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum terkait benih
2. Untuk mengetahui bagaiamana reproduksi reproduksi benih
3. Untuk mengetahui biologi benih.
3
BAB II
ISI
kurang masaknya benih saat panen dan kemunduran benih saat penyimpanan.
Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari
benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor
benih untuk tumbuh secara spontan merupakan landasan bagi kamampuan
tanaman mengabsorbsi sarana produksi secara maksimal sebelum panen juga
dapat memanfaatkan unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian
dan pemasakan buah. Perlakuan benih memberikan kecepatan tumbuh yang paling
baik karena air dan oksigen yang dibutuhkan dapat berkecambah, semakin biji
direndam, maka semakin besar masuknya air ke dalam endosperma biji, sehingga
memungkinkan benih berkecambah dengan cepat tetapi ada batasan tertentu untuk
lamanya perendaman karena jika terlalu lama direndam maka biji akan mengalami
pembusukan dan rusak (Suhendra et al, 2019).
Saat masak fisiologis merupakan waktu panen terbaik untuk mendapatkan
benih dengan kuantitas tinggi dan mutu terbaik. Panen dini sebelum masak
fisiologis banyak benih belum terbentuk dan terisi secara sempurna sehingga akan
menghasilkan benih dengan mutu rendah karena banyak benih yang keriput.
Sedangkan panen pasca masak fisiologis akan terjadi deraan cuaca lapang
terhadap benih sehingga banyak benih mengalami kemunduran mutu sebelum
panen. Pemasakan merupakan proses perubahan morfologi dan fisiologi yang
terjadi dalam buah dan benih sejak pembuahan sampai masak fisiologis. Periode
pemasakan benih dimulai sejak selesainya proses pembuahan sampai panen dan
umumnya kemasakan benih bersamaan waktunya dengan kemasakan buah. Pada
tingkat kemasakan tersebut benih diduga telah masak fisiologis sehingga benih
memiliki cadangan makanan maksimum untuk mendukung pertumbuhan
kecambah sehingga didapat daya perkecambahan maksimum. Ciri-ciri visual
kemasakan fisiologis telah digunakan sebagai indikator dari kematangan benih
secara fisiologis untuk beberapa jenis tanaman. Faktor penting dalam penanganan
benih itu salah satu di antaranya adalah umur panen benih (Suryawan et al, 2019).
Pengaruh perlakuan perendaman benih tanaman kacang tanah terhadap
jumlah daun menunjukan pengaruh tidak nyata (P ≥ 0,05) dimana benih kacang
tanah direndam dengan bakteri Bacillus spp selama 15 menit pada pengamatan 9
MST , menghasilkan jumlah daun yaitu 66 helai daun berarti terjadi penurunan
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahwa untuk memenuhi standar mutu yang ditetapkan, produksi benih bina
harus melalui sertifikasi yang meliputi: a) pemeriksaan, b) pengujian
laboratorium untuk mutu benih yang meliputi mutu genetis, fisiologis dan
fisik, dan c) pengawasan pemasangan label.
2. Pada umumnya parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah
persentase perkecambahan yang cepat dan pertumbuhan perkecambahan kuat.
3. Viabilitas merupakan tolok ukur bahwa benih mengandung struktur dan
substansi, sedangkan vigor benih adalah kondisi benih yang menentukan
potensi untuk tumbuh cepat, seragam dan tumbuh normal dalam berbagai
kondisi lapangan.
4. Dalam pembentukan benih cahaya sangat berperan penting dalam
perkembangan biji. meningkatnya intensitas cahaya matahari akan
berpengaruh terhadap perkembangan biji, hal ini dikarenakan fotosintat yang
dihasilkan akan ditransfer pada proses pengisian biji sehingga ukuran biji dan
jumlahnya akan maksimal.
5. Jika nilai keserempakan tumbuh lebih besar dari 70% mengindikasikan vigor
kekuatan tumbuh sangat tinggi dan keserempakan kurang dari 40%
mengindikasikan kelompok benih yang kurang vigor.
3.2 Saran
Falislitas teknologi budidaya benih sebaiknya diperbanyak agar dapat
menghasilkan produk benih dengan kualitas dan berkuantitas baik dan juga
menghasilkan produk yang optimal bagi konsumen yang membeli benih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih NDR, I Gusti NR, I Ketut S, Gusti NAS. 2018. Pengujian Mutu Benih
Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura yang Beredar di Bali. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7(1): 64-72.
Putra BS, Kristanti IP. 2017. Pengaruh Mutagen Kimia EMS (Ethyl Methane
Sulphonate) Terhadap Daya Berkecambah Benih Tanaman Tembakau var.
Marakot. Jurnal Sains dan Seni Pomitis, 6(2): 89-92.
Rahmianna AA, Joko P, Didik H. 2015. Pemanfaatan Biji Keriput Kacang Tanah
sebagai Benih. IPTEK Tanaman Pangan, 10(2): 57-68.
Sekoh R, Selvie T, Adeleyda MWL. 2021. Kajian Mutu Benih Tanaman Jagung
Pulut (Zea mays Ceratina L.) Di Kabupaten Bolaang Mongondow.
COCOS, 2(2): 1-11.
Suhendra D, Yudi T, Siti HYS, Zahlul I. 2019. Efek Lama Perendaman Terhadap
Perkecambahan Benih Rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal
Agroplasma, 6(2): 19-22.
Suryawan KLL, I Gusti NR, Ida AM, I Ketut AW. 2019. Perbedaan Umur Panen
terhadap Hasil dan Mutu Benih Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.).
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 8(4): 436-446.
Yuyun I, Rahmat AS. 2017. Rasio Tanaman Induk Jantan dan Betina Serta
Penambahan Pupuk Boron Pada Tanaman Jantan Terhadap Produksi dan
Mutu Benih Jagung Manis (Zea mays). Agriprima, 1(1): 1-11.