Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Praktikum Teknologi Benih dan Perkemahan
Pada
Laboratorium Silvikultur Dan Fisiologi Pohon
Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2021
Menyetujui
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Skarifikasi
Teknologi Benih dan Persemaian”.
Terimakasih saya ucapkan kepada bapak.ibu yang telah membantu kami baik
secara moral maupun non moral. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman kelompok
saya, seperjuangan karena telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, Bahasa, maupun penulisanya. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pegetahuan
SAMPUL.......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................
KATA PENGANTAR..................................................................
Daftar Isi.......................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1......................................................................................
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat......................................................
3.2 Alat dan Bahan............................................................
3.3 Prosedur Kerja.............................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.............................................................................
4.2 Saran............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
Pendahuluan
1.1 Benih
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal pada
benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya
perkecambahan benih yang seragam (Kartasapotra, 2018). Skarifikasi (pelukaan kulit benih)
adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel
melalui penusukan, pembakaran, pemecahan, pengikiran dan penggoresan dengan bantuan
benda tajam. Kulit benih permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam
benih sehingga proses imbibisi dapat terjadi. Benih yang diskarifikasi akan menghasilkan
proses imbibisi yang semain baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk ke dalam benih
karena kulit benih yang permeabel. Air yang masuk ke dalam benih menyebabkan proses
metabolisme dalamb benih yang menyebabkan proses metabolisme dalam benih berjalan
lebih cepat akibatnya perkecambahaan yang dihassilkan akan semakin baik. Benih Kayu
Raja (Cassia fistula) diskarifikasikan akan berkecambah lebih baik dibandingkan dengan
benih yang tidak diskarifikasi. Kecambah normal yang dihasilkan dair bebih yang
diskarifikassi akan dihitung dan dibandingkan dengan benih Kayu Raja yang tidak di
skarifikassi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pola imbibisi dan
perkecambahan benih Kayua raja berbeda antara yang di skarifikasi dan tidak di
skarifikasi (Kartasapoetra, 2012).
Skarifikasi adalah perusakan kulit biji dengan tujuan utnuk melunakan kulit benih
yang kerasm sehingga menjadi permeabel terhadap air dan gsa (Sutopo, 2012).
Pemecahan dormansi dilakukan pada beberapa jenis tanaman antara lain untuk
mematahkan dormansi benih merbau (Intsia bijuga) dilakukan deengan cara kulit benih di
kikir pada bagian sisi dekat hipokotil (Yuniarti, 2018). Benih Kayu Raja (Cassia fistula)
dipatahkan dormansi dengan cara mencabik-cabik kulitnya. (Yuniarti, dkk. 2013).
Pada praktikum skarifikasi ini dilakukan beberapa teknik skarifikasi pad benih
kayu Raja untuk memecahkan dormansi sehingga dapat mempercepat perkecambahan.
Perkecambahan Benih Kayu Raja dilakukan melelaui kultur jaringan. Beberap
amanfaatnya memperbanyak tanaman melalui kultur jaringan seperti bibit yang dihasilkan
seragam, agar tidak tergantung musim dan ruangan yang digunakan kecil. Benih di
katakan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman atau budiddaya
tanaman. Benih merupakan biji yang telah mengalami perlakuan khusus sehingga dapat
dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Benih akan dapat segera berkecambah
jika ditempatkan pada wadah atau tempatyang sesuai dengan lingkungan tumbuhnya.
Namun aa saat di mana benih dapat berkecambah, namun dengan daya tumbuh yang
kurang baik karena tanaman induknya bersifat lemah. Biji pada tanaman yang lemah
biasanya emmilki embrio yang kecil dan jumlah persediaan makanan yang terbatas
sehingga walaupun benih diletakan pada kondisi yang tepat untuk berkecambah tetapi
akan megnhasilkan tanaman yang lemah. Selain itu pada benih juga akan terjadi dormansi
di mana benih seolah dalam masa istirahat untuk tumbuh sehingga akan memperlama
proses perkecambahan. Dormansi adalah berhentinya pertumbuhan dan metabolisme pada
benih yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari
dalam tumbuhan itu sendiri. Penyebab dormasi antara lain adalah tidak adanya proses
imbibisi (masuknya air ke biji), respirasi terhambat,, pergerakan cadangna makanan yang
terhambat dan rendahnya laju metabolisme (Kartasapoetra, 2012).
Mugnisjah dan setiawan (2005) menyatakan bahwa salah satu proses penting yang
terjadi pada benda hidup adalah proses respirasi. Dalam proses respirasi dihasilkan energi
bebas dalam bentuk ATP dan NADH yang sangat berguna dalam proses sintesis.
Kemampuan benih untuk berkecambah tergantung dari tersedianya energi dan senyawa-
senyawa tersebut untuk sintesis sel-sel penyusun organ kecambah yang meliputi akar dan
pucuk. Semakin tinggi ketersediaan senyawa tersebut, maka semakin tinggi pula
kemmapuan benih untuk berkecambah, berarti beih tersebut memiliki kemampuan
perkecambah tinggi.
Skarifikasi merupakan salah satu proses yang dapat mematahkan dormansi pada benih
keras karena meningkatkan imbibisi benih. Skarifikasi mekanik dilakukan dengan cara
melukai benih sehingga terdapat celah tempat keluar massuknya air dan oksigen (Widyawati
dkk, 2009).
Mugnisjah dan Setiawan (2005) menyatakan bahwa salah satu proes penting yang
terjadi pada benda hidup adalah proses respirasi. Dalam proses respirasi dihasilkan energi
bebeas dalam bentuk ATP dan NADH yang sangat beguna dalam proses sintesis.
Kemampuan benih untuk berkecambah tergantung dari tersedianya energi dan senyawa-
senyawa tersebut untuk sintesis sel-sel penyusun organ kecambah yan gmeliputi akar dan
pucuk. Semakin tinggi ketersediaan senyawa tersebut, maka semakin tinggi pula
kemampuan benih untuk berkecambah, berarti benih tersebut memiliki kemampuan
perkecambahan tinggi. (Sadjad, dkk., 2009).
Salah satu teknik pematahan dormansi adalah dengan skarifikasi. Hal senada juga
dinyatakan Schmidt (2002) yaitu bahwa skarifikasi merupakan salah satu upaya perawatan
awal pada biji, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya
perkecambahan biji yang seragam Skarifikasi pada benih aren perlu dilakukan sebelum
diikecambahkan untuk mempercepat proses perkecambahan. Skarifikasi dapat dilakukan
secara mekanis, fisis maupun kimia. Teknik yang umum dilakukan pada perlakuan
skarifikasi mekanik yaitu pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan penusukan jarum
tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio. Skarifikasi mekanik
memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk memulai berlangsungnya
perkecambahan. Skarifikasi mekanik mengakibatkan hambatan mekanis kulit benih untuk
berimbibisi berkurang sehingga peningkatan kadar air dapat terjadi lebih cepat sehingga
benih cepat berkecambah. (Widyawati, et al., 2009).
Secara fisis yakni dengan cara di jemur di bawah sinar Matahari, direndam dalam air
dingin atau dalam air mengalir selama beberapa hari dan di bakar, sedangkan secara kimia
dengan menggunakan bahan kimia seperti asam. Pelaknsakakan teknik skarifikasi
mekanik harus hati-hati dan tepat pada posisi embrio berada. Embrio benih aren kadang-
kadang berbeda seperti terletak pada bagian punggung sebelah kanan atau kiri dan
terkadang terletak di bagian tengah benih. Selain skarifikasi aspek lain yang penting
dalam pembibitan adalah kedalaman tanaman benih di media semai / persemaian. (Rofik
dan Murniati, 2008)
Skarifikasi merupakan salah satu upaya atau perlakuan awal pada benih yang
ditujukan untuk mematahkan dormansi mempercepat terjadinya perkecambahan benih
yang seragam. Skarifikasi adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang
impermeabel melalui penusukan, pembakaran, pemecahan, pengikiran dan penggoresan
dengan bantuan pisau atau alat tajam lainya (Haryadi, 2001).
berbunga, pohon ini disebut Hujan Emas, golden shower tree. Dalam keadaan musim
kering berkepanjangan akan mekar lebih baik, pohon-pohon akan merontokan daunya
beberapa kota di Jawa, masih bisa dijumpai tengguli sebagai pohon peneduh jalan, sama
seeprti pohon Bungur, juga flamboyan. Tangkai sarinya yang berbentuk hurus “S” Dari
bungayang berguguran dan sekat-sekaat bijinya yang lengket, biasa dimanfaatkan sebagai
mainan anak-anak pada zaman dahulu. Namun, kini juga Bungur semakin dijumpai sering
sebagai tanaman peneduh jalan. Beda halnya dengan di Thailand, tanaman ini mudah
dijumpai sebagai peneduh jalan. Bahkan bunganya yang cantik dinobatkan menjadi bunga
nasional Thailand. Tengguli tumbuh secara alami di Asia Selatan dan Asia Tenggara,
tetapi kini menyebar luas ke berbagai negeri tropis. Pohon Tengguli di tanam untuk
polong-polongan atau Fabeceae. Tengguli memiliki nama latin Cassia Fistula dan
memiliki beberapa nama lain di tiap daerahnya. Salah satu nama yang paling familier dari
tumbuhan ini adalah kayu raja dan Trengguli. Tumbuhan yang satu ini berasal dari Asia
Tenggara dan Asia Selatan yang dapat tumbuh secara alami di hutan-hutan tropis. Namun,
karena adaptasi yang cukup baik dengan lingkungan yang baru, tumbuhan ini mudah
menyebar keseleruh belahan dunia dan banyak digunakan sebarai tanaman hias karena
warna bunganya yang indah. Selain digunakan sebagai tanaman hias, tengguli juga banyak
Banyak sekali kandungan gizi yang terdaapat pada biji tumbuhan Tengguli, di mana salah
satu dari kandungan gizi tersebut berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
pastinya memilki amnfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Salah ssatu dari kandungan
senyawa tersebut adalah sitosterol yang merupakan senyawa alami yang terdapat pada
tumbuhan dan tidak ditemukan pada mamalia. Sitosterol merupakans salah satu senyawa
dair turunan fitosterol dengan manfaat dan peranan yang berbeda – beda dalam menjaga
kesehatan tubuh. Sitosterol merupakan senyawa dari fitosterol yang memiliki banyak
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Caesalpinioideae
Bangsa: Cassieae
Subbangsa: Cassiinae
Genus: Cassia
Spesies: C. Fistula
cabang sekitar 5 m. Tajuk melebar menyebar pepagan berwarna abu-abu pucat dan halus
ketika muda, menjadi cokelat gelap dan kasar ketika menua.(kartasapoetra, 2011).
pada tubuh dari berbagai macam penyakit. Berikut manfaat tenggli menurut
(Kartasapoetra, 2012).
menyembuhkan atau mengobati luka dan bisul pada tubuh. Bagian yang digunakan dalam
manfaaat ini yaitu bagian akar dari tumbuhan tengguli. Hal ini dikarenakan pada bagian
akar tumbuhan tengguli memiliki kandungan senyawa yang bersifat sebagai antiinflamasi
dan juga antibakteri, senyawa tersebut adalah senyawa amryin. Senyawa amryin dapat
mencegah timbulnya infeksi bakteri pada luka dikarenakan senyawa ini dapat membuhnuh
bakteri yang menepel pad aluka atau bisul. Selain itu, senyawa ini juga dapat merangsang
jaringan paa kulit untuk menutup pori-pori pada luka sehingga dapat mempercepat
penyembuhan.
Daun dari bagian tumbuhan tengguli dapat di gunakan dalam mengobati beberapa
macam penyakit pada tubuh, salah satunya adalah sebagai obat untuk menyembuhkan
gatal-gatal pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Hal ini dikarenakan di dalam daun
tumbuhan tengguli memiliki kandungan senyawa amryin yang juga memiliki sifat anti
jamur. Senyawa amryin diketahui dapaat membunuh jamur yang menjadi penyebab
3) Anti – malaria
Tumbuhan tengguli juga dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai obat untuk
gangguan pada kesehatan. Namun dengan mengonsumsi, bagian biji tumbuhan tengguli
4) Anti – kanker
Bagain dari tumbuhan tengguli banyak mengandung senyawa yang berfungsi
sebagai antikanker. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antikanker
yaitu bagian daun dan biji tumbuhan tengguli.Hal ini dikarenakan pada bagian daun
terdapat senyawa seperti flavonoid dan kaempferol yang berfungsi dalam menghentikan
poliferasi yang terjadi pad sel kanker. Akibatnya sel kanker tidak dapat berkembang
keseluruh tumbuh. Selain itu, pada bagian biji tumbuhan tengguli dapat senyawa asam
lupeol yang memiliki sifat sitoksik. Sitoksik merupakan sebutann bagi senyawa yang
dapat merusak sel kanker di dalam tumbuh dan membuatnya mati.
METODOLOGI PRAKTIKUM
1) Tanah
2) Pasir
3) Benih Tengguli (cassia fistula)
4) Air
3.3 Prosedur Kerja
A. Hasil
15 6 0 7 5 0 0 3 0 0 10 cm
16 6 2 7 5 0 0 3 0 0 11 cm
17 6 2 7 5 2 0 3 0 0 13 cm
Jumlah 6 2 7 5 2 0 3 0 0
% tumbuh
Pengulangan ke – 1
2
% Tumbuh Benih Abnormal = X 100%
10
=0.2 %
Pengulangan ke – 2
Pengulangan 3
x 100%
Jumlah kecambah yang tumbuh normal I+II
% Muncul Tanah = Jumlah benih yang dikecambahkan
5+7+7
% Muncul Tanah =
30 x 100%
19
% Muncul Tanah =
30 x 100%
% Muncul Tanah = 63,33%
Tabel 1b. Jenis Skarifikasi Benih di Kupas
Pengamatan Kec. Kec. Kec. mati Kec. Kec. Kec. mati Kec. Kec. Kec. mati
ke- normal abnormal normal abnormal normal abnormal
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 cm
9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 cm
10 1 0 0 0 0 4 0 0 0 2 cm
11 1 0 0 0 0 4 0 0 0 2 cm
12 1 0 2 0 0 4 0 0 0 2 cm
13 1 0 2 0 0 8 0 0 0 4 cm
14 1 0 2 0 0 8 2 0 8 4 cm
15 1 0 2 0 0 8 2 0 8 4 cm
16 1 0 2 0 0 8 2 0 8 6 cm
17 1 0 4 0 0 8 2 0 8 6,5 cm
Jumlah 1 0 4 0 0 8 2 0 8
% tumbuh
Pengulangan ke – 1
% Tumbuh Benih Abnormal
Jumlah kecambah yang tumbuh abnormal
= X100 %
jumlah yang dikecambahkan
0
% Tumbuh Benih Abnormal = X 100 %
10
% Tumbuh benih abnormal = 0%
Jumlah kecambah+abnormal
Potensi Tumbuh Maks= = X 100 %
jumlah beni dikecambahkan
1+ 0
Potensi tumbuh maks = = X 100 %
10
Potensi Tumbuh Maks = 10%
Pengulangan ke -2
0
% Tumbuh benih abnormal = X 100%
0
Pengulangan ke -3
Jumlah kecambah yang tumbuh abnormal
% Tumbuh benih abnormal = X 100 %
Jumah benih yang dikecambahkan
0
% Tumbuh benih abnormal = X 100%
0
2+ 0+8
% Potensi Tumbuh Maks = X 100%
30
Pengamatan Kec. Kec. Kec. mati Kec. Kec. Kec. mati Kec. Kec. Kec. mati
ke- normal Abnormal normal abnormal normal abnormal
1 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 2 cm
9 0 0 9 0 0 0 0 0 0 4 cm
10 0 0 9 0 0 0 0 0 0 4 cm
11 0 0 9 1 0 0 0 0 0 8 cm
12 0 0 9 1 0 0 0 0 0 8 cm
13 1 0 9 1 0 0 0 0 8 8 cm
14 1 1 9 1 0 0 0 0 8 10 cm
15 1 1 9 1 0 0 1 0 8 10 cm
16 1 1 9 1 0 0 1 0 8 10 xm
17 1 1 9 1 0 9 2 0 8 12 xm
Jumlah 1 1 9 1 0 9 2 0 8 12 cm
% tumbuh
Pengulangan ke – 1
1
% Tumbuh benih abnormal = x 100 %
10
2
Potensi Tumbuh Maks = X 100 %
10
= 20%
Pengulangan ke – 2
0
% Tumbuh benih abnormal = x 100 %
10
1
Potensi Tumbuh Maks = X 100 %
10
= 10%
Pengulangan ke – 3
1
% Tumbuh benih abnormal = x 100 %
10
2
Potensi Tumbuh Maks = X 100 %
10
= 20%
Pengulangan ke – 3
1++ 1+ 0
% Muncul Tanah = X100%
30
Biji asam yang telah diberi peerlakuan perendaman, tanpa perlakuan dan di kupas kemudian di tanam ke dalam kertas mika yang
teralh dipersiapkan. Penyiram diakukan 2 hari sekali dengan menggunakan air. Intensitas penyiraman dilakukan sampai berada dalam
kondisi jenuh. Saat penyiraman harus diupayakan agar tidak terjadi genangan air pada media semai, hal ini bertujuan untuk mencegah agar
benih tidak rusak.
Kecepatan berkecambah biji merupakan waktu yang diperukan diperlukan biji di taburkan sampai biji tersebut berkecambah.
Kecepatan berkecambah tiap jenis biji berbeda tergantung kondisi fisiologi biji itu sendiri, faktor genetik dan kondisi lingkungan, faktor
biasanya mempengaruhi adalah ketebalan kulit yang merupakan fakotr penting bagi proses perkecambahan. Dalam penelitian ini upaya
mempercepat perkecambahan biji asam dilakukan dengan merendam biji dengan air hangat selama 30 menit, tanpa perlakuan dan di kupas.
Perlakuan awal yang diberikan pada biji sebelum dikecambahkan meruakan upaya untuk mematahkan faktor penting sehingga biji dapat
lebih berkecambah di bandingkan kondisi perkecambahan alami
Menurut Sutopo (2015), proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian yang komplek dari perubahan morfologi, fisiologi
dan biokkimia. Taap pertama suatu perkeecambahan benihh dimulai dengan proses penyerapan air leh benih, melunaknya kulit biji dan
hidrasi dari protoplasma. Tahap ke-2 dmulai dari kegiatan-kegiatan sel dan enim-enzi serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga
merupakan tahap di mana terjadi penguraian bahan-bahan karbhidrat, lemak dan menjadi bentuk yang terlarut dan ditranslokasikan ketika
tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan yang telah diuraikan tadi nerismatik untuk megnhasilkan energi bagi kegiatan
pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan kecambah melalui proses pembelaham
pembesaran dan embagian sel-sel pada titik-tiitik tumbuh. Sementara daun belum berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis maka
pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji
Jadi, fakotr-faktor yang terlibat dalam perkecambahan benih, baik itu faktor dalam maupun faktor luar masing-masing
mempengaruhi perkecambahan dan saling berhubungan satu sama lain. Salah satu alternatif media tanam yang dapat digunakan Kayu Raja
Cassia Fistula, sehingga proses pematahan dormansi melalui teknik skrafikiasi mekanik pada media tanam dengan berbagai konsentrasi dan
perlakuan memberi dampak yang berbeda terhadap perkecambahan biji.
DOKUMENTASI