Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
2.1 ................................................................................................................... 3
2.2 .................................................................................................................. 4
2.3 ...................................................................................................................
Wadah
Benih tanam
Padi
Kertas Tissue
Bawah
samping
Gambar 1. Sketsa Susunan Benih
Kemudian simpan ditempat yang terlindungi matahari dan lakukan
pengecekan dan penyiraman media setiap pagi dan sore hari selama 7 hari Penyiram
dilakukan hingga media kertas tissue kembali dalam keadaan lembab.
2. Pengamatan
d. Daya Berkecambah
Pengamatan daya berkecambah dilakukan dengan mengamati benih yang
berkecambah normal pada 5 Hari Setelah Tanam (HST) dan 7 HST.
Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰+∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰𝑰
DB (%) = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
Keterangan
DB : Daya Berkecambah
KN I : Kecambah normal pada hitungan pertama
KN II : Kecambah normal pada hitungan kedua
i. Indeks Vigor
Pengamatan indeks vigor dilakukan terhadap kecambah normal pada
hitungan pertama (first count) yaitu pada hari ke-5 dengan rumus :
∑ 𝒌𝒆𝒄𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂
IV (%) = x 100%
∑ 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
ii. Kecepatan Tumbuh Benih
𝑵
Kct = (% 𝑵 ) = ∑𝒕𝒏
𝒆𝒕𝒎𝒂𝒍 𝟎 𝒕
Keterangan:
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1 etmal: 24 jam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
∑𝟎 + ∑𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan bahwa Daya Berkecambah (DB)
nya adalah 0%. Ini dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena benih
tersebut sudah melewati batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan
Daya Berkecambah (DB). Sedangkan syarat dalam Pengujian daya berkecambah
pada benih padi menunjukkan bahwa benih harus memenuhi syarat kelulusan
sertifikasi menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Ditjen Tanaman Pangan karena
memiliki persentase daya berkecambah di atas 80%.
Selain itu, persentase kecepatan tumbuh (KCT) juga sudah tidak lagi tinggi
yang mengindikasikan bahwa benih sudah tidak vigor lagi. persentase kecepatan
tumbuhnya (KCT) masing-masing tergolong masih memiliki vigor sedang dan
tinggi. Dan masa kadaluarsa sangat menentukan tingkat pertumbuhan benih, benih
yang semakin lama kadaluarsa menyebabkan semakin menurunnya perkecambahan
dari suatu benih (Boy Riza dkk., 2017).
4.2. Indeks Vigor
Pada Pengamatan indeks vigor dilakukan terhadap kecambah normal pada
hitungan pertama yaitu pada hari ke-4 dengan rumus :
∑𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan juga didapatkan bahwa Indeks Vigor (IV) nya
adalah 0%. Ini juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena sudah
melewati batasnya (kadaluarsa) sehingga mengalami penurunan Indeks Vigor (IV).
Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat benih yang mengindikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang normal, cepat dan seragam pada kisaran kondisi
lapang yung optimum maupun sub optimum.
Raganatha dkk. (2014) menyatakan bahwa tingkat vigor awal benih tidak
dapat dipertahankan, dan benih yang disimpan selalu mengalami proses
kemunduran mutunya secara kronologis selama penyimpanan. Sifat kemunduran
ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat balik atau diperbaiki secara sempurna. Laju
kemunduran mutu benih hanya dapat diperkecil dengan melakukan pengolahan dan
penyimpanan secara baik. Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung
pada kondisi benih terutama kadar air benih dan lingkungan tempatnya menyimpan.
Pengaruh lamanya perendaman tidak menunjukkan pengaruh mandiri pada
uji viabilitas dan uji vigor terhadap panjang kecambah benih padi diduga
dikarenakan pengaruh lamanya perendaman tidak mampu mengimbangi panjang
kecambah benih padi. Dikarenakan benih yang sudah kadaluarsa sudah mengalami
penurunan pada saat lamanya penyimpanan dan juga faktor yang dapat
mempengaruhi indeks vigor menurun bisa disebabkan oleh benih terjangkit
penyakit saat penyimpanan di gudang maupun pada saat penangkaran di lapangan
sehingga benih terbawa penyakit kemungkinan besar menyebar pada saat
penyimpanan (Azhar Mubarok dkk., 2021).
4.3. Kecepatan Tumbuh Benih
𝐊𝐍 𝐭𝐧 𝐍
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝐞𝐭𝐦𝐚𝐥 𝟎 𝐭
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑
𝟎𝟕
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑ 𝟎
𝐊𝐜𝐭 = 𝟎%
Keterangan:
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1 etmal : 24 jam
Setelah dilakukan perhitungan pada Kct benih juga didapatkan bahwa Kct
nya adalah 0%. Ini juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena
sudah melewati batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan Kct.
Menurut Leisolo dkk. (2013) kecepatan tumbuh mengindikasikan vigor kekuatan
tumbuh benih karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi
lapang yang suboptimal.
Setiap tanaman memiliki hormon untuk merangsang perkecambahan, akan
tetapi hormon yang ada pada benih tersebut jumlahnya sedikit sehingga pertu
ditambah agar pertumbuhan benih akan semakin cepat dan baik. Konsentrasi zat
pengatur tumbuh (ZPT) dalam perlakuan akan mempengaruhi jumlah dan
kecepatan penyerapan yang terjadi pada benih, sehingga akan berpengaruh terhadap
daya berkecambah dan kecepatan perkecambahan benih (Rizky Ridha dkk., 2017 ).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum yang telah dilaksanakan, didapat kesimpulan bahwa:
5.2 Saran
Diatas merupakan pembahasan mengenai praktikum yang telah dilaksanakan.
Adapun hasil atau kesimpulan yang didapat kurang dan atau tidak sesuai dengan
percobaan/ penelitian-penelitian sebelumnya, diharap agar menjadi pembenahan
untuk praktikum yang akan dilaksanakan selanjutnya. Diharap kepada pembaca dan
atau praktikan selanjutnya untuk menambah wawasan dan kaidah terkait dengan
materi yang di praktikkan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, adapun
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
sehingga tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama untuk masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA