Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PERKECAMBAHAN BENIH PADI (Oryza sativa L.)

Oleh:

ANDRE MAULANA : 12280214116


DENDY MAULANA : 12280211453
DINA NUR MUFIDDAH : 12280221363
FAUZI EKA WARDANA : 12280215326
SALSABILLAH : 12280220197

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat
berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Teknologi Benih , Serta
untuk kebutuhan kami agar dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan terhadap
perkecambahan benih.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Laporan ini sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini karena keterbatasan
referensi.mengingat keterbatasan itu, maka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran
dari Dosen pengampu Mata Kuliah Teknologi benih Novita Hera, S.P. M. P dan Tiara
Septirosya,S.P.,M.Si. Serta rekan-rekan pembaca pada umumnya. Akhir kata, semoga laporan
ini bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi .semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua baik masa kini maupun untuk masa depan nanti.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru , Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar belakang........................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 2

2.1 ................................................................................................................... 3

2.2 .................................................................................................................. 4

2.3 ...................................................................................................................

BAB III MATERI DAN METODE ..........................................................................

3.1 Tempat Dan Waktu .....................................................................................

3.2 Bahan Dan Alat ..........................................................................................

3.3 Metode Praktikum......................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................

4.1 Daya Berkecambah ....................................................................................

4.2 Indeks Vigor ...............................................................................................

4.3 Kecepatan Tumbuh Benih ..........................................................................

BAB V PENUTUP ....................................................................................................

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................

5.2 Saran ..........................................................................................................


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan
baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik
bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik
agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda.
Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hypogeal. Pada tanaman dikotil
kebanyakan memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai
tipe perkecambahan hypogeal.
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan
adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan
keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA
(International Seed Testing Association) (Purnobasuki, 2011).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah
kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau
tidak proporsional.
Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran
normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada
benih abnormal ukurannya lebih kecil (Rejesus, 2008). Benih ada yang belum berkecambah.
karena dormansi. Peristiwa dormansi menimbulkan beberapa kerugian seperti pertumbuhan
yang tidak serempak dan mengganggu ketepatan ketersediaan benih saat musim tanam
(Nurissintani dkk., 2013)
Pengujian daya berkecambah merupakan salah satu cara untuk menentukan nilai
viabilitas benih. Pengujian daya berkecambah dapat menunjukkan potensi perkecambahan
dari suatu lot benih sehingga dapat membedakan mutu antar lot dan menduga daya tumbuhnya
dilapangan. Sadjad (1993) menyatakan bahwa daya berkecambah adalah peubah viabilitas
potensial atau viabilitas optimum yang menunjukkan kemampuan benih untuk berkecambah
normal dalam kondisi lingkungan yang optimum selama jangka waktu yang ditentukan.
Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau
daya tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dan vigor benih
adalah bila informasi daya berkecambah ditetukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada
lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal
pada lingkungan yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapangan.
Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase
pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Kecepatan berkecambah benih adalah kecepatan
benih untuk berkecambah normal. Benih yang memiliki vigor yang tinggi akan lebih cepat
berkecambah, karena memiliki cadangan makanan yang tinggi, sehingga dapat membantu
untuk berkecambah lebih cepat di lingkungan yang optimum maupun yang suboptimum.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan kekuatan tumbuh benih (vigor) melalui kecepatan/ kekuatan
berkecambah benih pada hari pertama pengamatan.
2. Untuk menentukan nilai indeks dari perkecambahan benih dan kekuatan tumbuh
benih.
3. Menentukan daya berkecambah benih.
4. Mahasiswa mampu menghitung banyaknya tanaman yang berkecambah
menggunakan rumus yang sudah di tetapkan.
5. Menentukan daya kecambah terutama pada tanaman pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Latar Belakang Tanaman Padi (Oryza sativa L.)


Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang masuk dalam sistematika tumbuhan
yang diklarifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Graminae
Genus : Oryza Liin
Spesies : Oryza sativa L.
(Lubis, 2018)
Padi merupakan salah satu tanaman jenis serealia. Tanaman ini banyak dibudidayakan
oleh petani Indonesia dibuktikan dengan luas panen padi pada Tahun 2020 naik 1,02% dari
Tahun 2019 (BPS, 2020). Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim
dengan morfologi berbatang bulat dan berongga yang disebut jerami. Daunnya memanjang
dengan ruas searah batang daun. Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase
vegetatif dan membentuk malai pada fase generatif. Air dibutuhkan tanaman padi untuk
pembentukan karbohidrat di daun, menjaga hidrasi protoplasma, pengangkutan dan
mentranslokasikan makanan serta unsur hara dan mineral. Air sangat dibutuhkan untuk
perkecambahan biji. Pengisapan air merupakan kebutuhan biji untuk berlangsungnya
kegiatan-kegiatan di dalam biji.
Padi dapat dibedakan atas dua macam menurut cara bertanamnya, yaitu: Padi sawah,
yaitu tanaman padi yang pertumbuhanya memerlukan air, padi ini ditanam di tanah
persawahan. Padi kering, yaitu tanaman padi yang tidak memerlukan genangan. Tanaman padi
sawah (Oryza sativa L.) memiliki perkaran serabut, berfungsi untuk menyerap air dan dan
zat-zat makanan dari dalam tanah (Munareh dan Ogie, 2020).
Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga padi yang timbul dari buku paling atas. Bunga
padi terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga lemma (gabah padi yang besar), palae (gabah
padi yang kecil, putik, kepala putik, tangkai sari, kepala sari, dan bulu (awu) pada ujung
lemma. Padi dapat dibedakan menjadi padi sawah dan padi gogo. Padi sawah biasanya
ditanam di daerah dataran rendah yang memerlukan penggenangan, sedangkan padi gogo
ditanam di dataran tinggi pada lahan kering. Tidak terdapat perbedaan morfologis dan biologis
antara padi sawah dan padi gogo, yang membedakan hanyalah tempat tumbuhnya (Munareh
dan Ogie, 2020).
Benih merupakan biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman, atau
berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Batasan tentang pengertian benih dapat dibedakan
secara biologi, secara agronomi, dan secara fisiologis. Secara agronomis benih didefinisikan
sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani,
memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomis. Komponen agronomis ini
lebih berorientasi pada penerapan norma-norma ilmiah, sehingga lebih bersifat teknologis
untuk mencapai produksi secara maksimal.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen- komponen biji yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan. Salah satu syarat
yang harus dipenuhi agar benih berkecambah adalah ketersediaan air di lingkungan biji yang
disemaikan. Akan tetapi, tersedianya air tersebut belum tentu dapat meresap melalui kulit
biji kedalam biji. Kecambah normal umumnya memiliki sistem perakaran yang baik terutama
akar, perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik
dan memiliki satu kotiledon untuk berkecambah (Girsang, 2019). Menurut (Lesilolo, dkk.,
2013) Keserempakan tumbuh benih yang tinggi mengindikasikan vigor kekuatan tumbuh yang
tinggi karena suatu kelompok benih yang menunjukan pertumbuhan serempak dan kuat akan
memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi.
Tahap awal kehidupan tumbuhan disebut perkecambahan. Prosesnya dimulai dengan
benih menyerap air. Melalui tanah atau udara, benih dapat mengambil air dari sekitarnya. Air
dapat diserap dari uap udara atau dalam wujud embun atau gas air (uap). Ukuran biji
bertambah dan menjadi lebih lunak akibat penyerapan air. Kondisi optimal dan benih yang
sehat diperlukan untuk menghasilkan kecambah yang berkualitas tinggi, serta benih yang
bebas pestisida, tidak busuk, dan dalam keadaan sehat. Komponen genetik dari tubuh tanaman
berdampak pada kesehatan benih. Sedangkan berada di lingkungan yang sehat merupakan
komponen penting dari unsur eksternal tanaman (Sudarti dkk., 2023).
Lingkungan sekitar perkecambahan terdiri dari berbagai faktor eksternal, beberapa di
antaranya termasuk kondisi cahaya dan jenis media tanam yang digunakan. Unsur-unsur ini
harus berada pada puncaknya ketika benihmelalui proses perkecambahan . Kacang hijau
merupakan tanaman pangan terpenting ketiga dalam kategori kacang-kacangan di Indonesia,
di bawah kacang tanah dan kedelai. Di daerah tropis, kacang hijau merupakan jenis tanaman
sekunder yang banyak ditanam. Tanaman yang berhubungan dengan kacang-kacangan ini
merupakan sumber nutrisi dan protein berkualitas tinggi yang sangat baik dalam kehidupan
sehari-hari. Benih kacang hijau memiliki nilai komersial tertinggi. Manusia sering
menggunakan biji kacang hijau sebagai makanan. Jenis kacang-kacangan yang populer
lainnya adalah Tauge yang berasal dari kacang hijau. Tauge ialah jenis sayuran yang dihasilkan
ketika biji tumbuh menjadi kecambah, yang merupakan tanaman muda muda (Sudarti dkk.,
2023).
Beberapa hal yang dapat menyebabkan turunnya mutu benih adalah kadar air yang tidak
tepat selama periode penyimpanan. Hal ini akan meningkatkan laju deteriorasi, sehingga
viabilitas dan vigor benih cepat menurun. Penurunan mutu dan kerusakan benih selama
penyimpanan tidak dapat dihentikan akan tetapi dapat diperlambat dengan mengatur kondisi
penyimpanan. Kadar air benih merupakan faktor utama yang menentukan daya simpan benih.
Kerusakan benih selama penyimpanan sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan air di
dalam benih. Kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran benih pada
tempat penyimpanan. Laju kemunduran benih dapat diperlambat dengan cara kadar air benih
harus dikurangi sampai kadar air benih optimum. Kadar air benih yang melebihi batas
kritikalnya akan menyebabkan kerusakan protein, diduga terbentuknya radikal bebas.
Oksidasi gugus radikal bebas menghasilkan hidroperoksida yang dapat bereaksi dengan
protein sehingga aktivitasnya menurun. Metode penyimpanan benih ada dua macam yaitu
penyimpanan secara tradisional dan modern.
Penyimpanan secara tradisional diantaranya adalah dengan menyimpan benih dalam
kantong plastik, lumbung sederhana, keranjang yang terbuat dari daun lontar atau benih-benih
diikat kecil-kecil dan diletakkan diatas perapian. Menyatakan bahwa tingkat vigor awal benih
tidak dapat dipertahankan, dan benih yang disimpan selalu mengalami proses kemunduran
mutunya secara kronologis selama penyimpanan. Sifat kemunduran ini tidak dapat dicegah
dan tidak dapat balik atau diperbaiki secara sempurna. Laju kemunduran mutu benih hanya
dapat diperkecil dengan melakukan pengolahan dan penyimpanan secara baik. Berapa lama
benih dapat disimpan sangat bergantung pada kondisi benih terutama kadar air benih dan
lingkungan tempatnya menyimpan.
Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsuranngsur dan
kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan
oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan
penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan
pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang
akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Tefa, 2017).
III. MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di salah satu kos rekan mahasiswa (kelompok) di Buluh
Cina pada tanggal
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih padi, kertas tissue, dan air.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah wadah tanam, pinset, handsprayer, alat
tulis, dan kamera untuk dokumentasi.
3.3 Metode Pratikum
1. Rendam benih padi selama 5 menit untuk memisahkan antara benih yang
bernas dan yang tidak. Benih bernas ditandai dengan benih yang tenggelam
selanjutnya benih ditiriskan.
2. Siapkan kertas tissue sebanyak 8–10 lembar lalu gunting atau lipat sesuai
dengan ukuran wadah tanam.
3. Masukkan tissue kedalam wadah tanam lalu semprotkan air sampai dengan
media menjadi lembab tidak tergenang.
4. Susun benih yang sudah ditiriskan keatas media yang sudah lembab secara
zig–zag (disusun 10 benih kesamping 10 ke bawah atau 20 kesamping
10 benih kebawah sehingga terdapat 100 benih (menyesuaikan cawan
petridish). Susunan benih dapat dilihat pada Gambar 1.

Wadah
Benih tanam
Padi

Kertas Tissue
Bawah

samping
Gambar 1. Sketsa Susunan Benih
Kemudian simpan ditempat yang terlindungi matahari dan lakukan
pengecekan dan penyiraman media setiap pagi dan sore hari selama 7 hari Penyiram
dilakukan hingga media kertas tissue kembali dalam keadaan lembab.
2. Pengamatan
d. Daya Berkecambah
Pengamatan daya berkecambah dilakukan dengan mengamati benih yang
berkecambah normal pada 5 Hari Setelah Tanam (HST) dan 7 HST.
Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰+∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰𝑰
DB (%) = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
Keterangan
DB : Daya Berkecambah
KN I : Kecambah normal pada hitungan pertama
KN II : Kecambah normal pada hitungan kedua
i. Indeks Vigor
Pengamatan indeks vigor dilakukan terhadap kecambah normal pada
hitungan pertama (first count) yaitu pada hari ke-5 dengan rumus :
∑ 𝒌𝒆𝒄𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂
IV (%) = x 100%
∑ 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
ii. Kecepatan Tumbuh Benih
𝑵
Kct = (% 𝑵 ) = ∑𝒕𝒏

𝒆𝒕𝒎𝒂𝒍 𝟎 𝒕

Keterangan:
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1 etmal: 24 jam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Daya Berkecambah


Pada Pengamatan tentang hasil daya berkecambah dilakukan dengan
mengamati benih yang berkecambah normal pada 4 Hari Setelah Tanam (HST) dan
7 HST. Kemudian didapat bahwa pada 4 Hari Setelah Tanam (HST) tidak terdapat
benih padi yang berkecmbah normal dan 7 Hari Setelah Tanam (HST) juga tidak
terdapat benih padi yang berkecmbah normal. Kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus :
∑ 𝐊𝐍 𝐇𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐈 + ∑𝐊𝐍 𝐇𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐈𝐈
𝐃𝐁 (%) = 𝐗𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐞𝐧𝐢𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦
Keterangan :
DB : Daya Berkecambah
KN I : Kecambah normal pada hitungan pertama
KN II : Kecambah normal pada hitungan kedua
Berdasarkan rumus tersebut dilakukan perhitungan :

∑𝟎 + ∑𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan bahwa Daya Berkecambah (DB)
nya adalah 0%. Ini dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena benih
tersebut sudah melewati batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan
Daya Berkecambah (DB). Sedangkan syarat dalam Pengujian daya berkecambah
pada benih padi menunjukkan bahwa benih harus memenuhi syarat kelulusan
sertifikasi menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Ditjen Tanaman Pangan karena
memiliki persentase daya berkecambah di atas 80%.
Selain itu, persentase kecepatan tumbuh (KCT) juga sudah tidak lagi tinggi
yang mengindikasikan bahwa benih sudah tidak vigor lagi. persentase kecepatan
tumbuhnya (KCT) masing-masing tergolong masih memiliki vigor sedang dan
tinggi. Dan masa kadaluarsa sangat menentukan tingkat pertumbuhan benih, benih
yang semakin lama kadaluarsa menyebabkan semakin menurunnya perkecambahan
dari suatu benih (Boy Riza dkk., 2017).
4.2. Indeks Vigor
Pada Pengamatan indeks vigor dilakukan terhadap kecambah normal pada
hitungan pertama yaitu pada hari ke-4 dengan rumus :

∑ 𝐊𝐞𝐜𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐧𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚


𝐈𝐕(%) = 𝐗𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝐁𝐞𝐧𝐢𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦
Keterangan :
DB : Daya Berkecambah
KN I : Kecambah normal pada hitungan pertama
KN II : Kecambah normal pada hitungan kedua

∑𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan juga didapatkan bahwa Indeks Vigor (IV) nya
adalah 0%. Ini juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena sudah
melewati batasnya (kadaluarsa) sehingga mengalami penurunan Indeks Vigor (IV).
Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat benih yang mengindikasikan pertumbuhan
dan perkembangan kecambah yang normal, cepat dan seragam pada kisaran kondisi
lapang yung optimum maupun sub optimum.
Raganatha dkk. (2014) menyatakan bahwa tingkat vigor awal benih tidak
dapat dipertahankan, dan benih yang disimpan selalu mengalami proses
kemunduran mutunya secara kronologis selama penyimpanan. Sifat kemunduran
ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat balik atau diperbaiki secara sempurna. Laju
kemunduran mutu benih hanya dapat diperkecil dengan melakukan pengolahan dan
penyimpanan secara baik. Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung
pada kondisi benih terutama kadar air benih dan lingkungan tempatnya menyimpan.
Pengaruh lamanya perendaman tidak menunjukkan pengaruh mandiri pada
uji viabilitas dan uji vigor terhadap panjang kecambah benih padi diduga
dikarenakan pengaruh lamanya perendaman tidak mampu mengimbangi panjang
kecambah benih padi. Dikarenakan benih yang sudah kadaluarsa sudah mengalami
penurunan pada saat lamanya penyimpanan dan juga faktor yang dapat
mempengaruhi indeks vigor menurun bisa disebabkan oleh benih terjangkit
penyakit saat penyimpanan di gudang maupun pada saat penangkaran di lapangan
sehingga benih terbawa penyakit kemungkinan besar menyebar pada saat
penyimpanan (Azhar Mubarok dkk., 2021).
4.3. Kecepatan Tumbuh Benih

𝐊𝐍 𝐭𝐧 𝐍
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝐞𝐭𝐦𝐚𝐥 𝟎 𝐭
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑
𝟎𝟕
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑ 𝟎

𝐊𝐜𝐭 = 𝟎%

Keterangan:
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1 etmal : 24 jam
Setelah dilakukan perhitungan pada Kct benih juga didapatkan bahwa Kct
nya adalah 0%. Ini juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena
sudah melewati batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan Kct.
Menurut Leisolo dkk. (2013) kecepatan tumbuh mengindikasikan vigor kekuatan
tumbuh benih karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi
lapang yang suboptimal.
Setiap tanaman memiliki hormon untuk merangsang perkecambahan, akan
tetapi hormon yang ada pada benih tersebut jumlahnya sedikit sehingga pertu
ditambah agar pertumbuhan benih akan semakin cepat dan baik. Konsentrasi zat
pengatur tumbuh (ZPT) dalam perlakuan akan mempengaruhi jumlah dan
kecepatan penyerapan yang terjadi pada benih, sehingga akan berpengaruh terhadap
daya berkecambah dan kecepatan perkecambahan benih (Rizky Ridha dkk., 2017 ).
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum yang telah dilaksanakan, didapat kesimpulan bahwa:

5.2 Saran
Diatas merupakan pembahasan mengenai praktikum yang telah dilaksanakan.
Adapun hasil atau kesimpulan yang didapat kurang dan atau tidak sesuai dengan
percobaan/ penelitian-penelitian sebelumnya, diharap agar menjadi pembenahan
untuk praktikum yang akan dilaksanakan selanjutnya. Diharap kepada pembaca dan
atau praktikan selanjutnya untuk menambah wawasan dan kaidah terkait dengan
materi yang di praktikkan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, adapun
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
sehingga tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama untuk masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Girsang, R. 2019. Peningkatan Perkecambahan Benih Bawang Merah (Allium


Ascalonicum L.) Akibat Interval Perendaman H2SO4 dan Beberapa Media
Tanam. Jasa Padi, 4(1), 24-28.
Juanda, Boy Riza, and Cut Mulyani. 2017. "The Effect of Expiry time and Soaking
Duration in Coconut Water on Watermelon Seed Invigoration (Citurullus
lunatus Thunb. Matsum. et Nankai)." Jurnal Penelitian Agrosamudra 4.2
(81-91).
Leisolo, M. K., Riry, J. dan Matatula, E. A. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon.
Jurnal Agrologia, 2(1), 1-9.
Mahardika, I. K., Baktiarso, S., Qowasmi, F. N., Agustin, A. W., & Adelia, Y. L.
2023. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Proses
Perkecambahan Kacang Hijau Pada Media Tanam Kapas. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, 9(3), 312-316.
Monareh, J., & Ogie, T. B. 2020. Disease Control Using Biopesticide On Rice
Plants (Oryza sativa L.). Jurnal Agroekoteknologi Terapan, 1(1), 11-13.
Mubarok, A., Mutakin, J., & Fajarfika, R. 2021. Pengaruh Konsentrasi Giberelin
(Ga3) dan Lama Perendaman Dalam Meningatkan Perkecambahan Benih
Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang (Kadaluarsa). JAGROS: Jurnal
Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science), 5(2), 363-
376.
Nurussintani, W., Damanhuri, dan S.L.. Purnamaningsih. 2013. Perlakuan
Pematahan Dormansi Terhadap Daya Tumbuh Benih 3 Varietas Kacang
Tanah (Arachishypogaea). Jurnal Produksi Tanaman 1(1): 86-93.
Oktaviana, Z., Ashari, S., & Purnamaningsih, S. L. 2016. pengaruh perbedaan umur
masak benih terhadap hasil panen tiga varietas lokal mentimun (Cucumis
sativus L.) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Raganatha, IN., Raka, LG.N., Siadi, LK. 2014. Daya Simpan Benih Tomat
(Lycopersicum esculentum mill.) Hasil Beberapa Teknik ekstraksi. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol. 3(3):183-190.
Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest Problems and Research Needs in the
Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Procuct,
Bogor.
Ridha, R., Syahril, M., & Juanda, B. R. 2017. Viabilitas dan vigoritas benih kedelai
(Glycine max (L.) Merrill) Akibat Perendaman Dalam Ekstrak Telur Keong
Mas. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 4(1), 84-90.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta: PT Grasindo.
Tefa, A. 2017. Uji viabilitas dan vigor benih padi (Oryza sativa L.) selama
penyimpanan pada tingkat kadar air yang berbeda. Savana
Cendana, 2(03), 48-50.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai