Dosen Penanggungjawab:
Oleh:
Charles Johanes Barus
231201149
Kelompok 8
HUT 2D
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat membuat Laporan
Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan pengenalan bagian-bagian
biji” yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas Praktikum Silvika pada program
studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatra Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kansih
Sri Hartini S.Hut, M.P. selaku dosen penanggungjawab Praktikum Silvika. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada asisten Praktikum Silvika yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti kegiatan praktikum
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.Penulis berharap semoga
laporan ini memberi manfaat ke berbagai pihak.Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
PENDAHULUAN....................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................4
Tujuan...............................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
METODE PRAKTIKUM...........................................................................8
Waktu dan Tempat............................................................................8
Bahan dan Alat..................................................................................8
Prosedur Praktikum...........................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................9
Hasil..................................................................................................9
Pembahasan....................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................12
Kesimpulan......................................................................................12
Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biji menurut dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang
masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari
bersatunya sel-sel generatif yang gamet jantan dan gamet betina di dalam kandung
embrio, serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio. Sedangkan benih
adalah merupakan biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan
penanaman atau budidaya (Utomo, 2016)
Tujuan
Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Li et
al. (2019) yang memperlihatkan bahwa faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembaban memainkan peran penting dalam pengunduhan biji. Penelitian ini
menunjukkan bahwa suhu yang optimal dan kelembaban yang cukup dapat
meningkatkan tingkat keberhasilan pengunduhan, sementara kondisi lingkungan
yang ekstrem dapat menghambat proses tersebut. Temuan ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya oleh Smith et al. (2017) yang menemukan bahwa
perubahan suhu yang signifikan dapat mempengaruhi waktu dan tingkat
keberhasilan pengunduhan biji pada berbagai spesies tanaman.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji saga
(Adenanthera pavonia) dan polongnya, Jati putih (Gmelina arborea) dan buahnya,
Akasia (Acacia mangium) dan polongnya, Lamtoro (Leucena leucocephala) dan
polongnya, Karet (Havea brasiliensis).
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain pisau/cutter, pinset,
pensil warna, penggaris, pensil, dan penghapus.
Prosedur Praktikum
a. Buah berdaging
5. Gambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panjang,
lebar, serta tebalnya).
3. Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat kayu bulat kecil sampai bijinya
keluar.
5. Gambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panjang,
lebar, serta tebalnya).
Hasil
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah total dari semua biji
adalah 958 biji. Dan biji terbanyak yang didapat adalah biji lamtoro. Biji lamtoro
[Leucaena leucocephala] atau mlandingan merupakan salah satu komoditas
pangan di Indonesia yang dikenal dengan rasanya yang sedap dan kandungan
proteinnya yang cukup tinggi. Dalam biji lamtoro, terkandung karbohidrat sebesar
57,6%, protein sebesar 24,14%, lemak 6,3% dan serat kasar 0,15% (Alabi et al,
2009; Mahmud et al., 2019). Biji lamtoro muda kerap diolah menjadi berbagai
hidangan seperti “botok” dan “oblok-oblok”. Biji tua lamtoro yang berwarna
kecoklatan kurang diminati untuk dikonsumsi karena kulit bijinya yang keras.
Untuk mensiasatinya, perlu dilakukan proses pengolahan pendahuluan biji
lamtoro tua agar dapat meningkatkan konsumsinya, yaitu perkecambahan.
Lamtoro gung atau petai cina adalah sejenis perdu dari Famili Fabaceae
yang sering digunakan dalam reboisasi atau pencegahan erosi. Lamtoro gung
berasal dari Amerika tropis, tanaman ini sudah ratusan tahun diperkenalkan di
Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan (Anonim, 2013). Buah lamtoro
gung yang muda dapat dijadikan sebagai lalapan dan bahan makanan yang biasa
disebut dengan botok. Kandungan gizi biji lamtoro gung relatif lengkap dan tidak
jauh berbeda dengan kandungan gizi biji kedelai. Menurut Mahmud dkk. (2008)
biji lamtoro gung tanpa kulit mempunyai kandungan gizi yang terdiri dari kalori
367 kkal, karbohidrat 32,5 g, protein 46,4 g, lemak 5,4 g, kalsium 136 mg, fosfor
441 mg, zat besi 23,3 mg, vitamin A 18900 µg, vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 9,3
mg dan air 10,2 g untuk setiap 100 g.
Pada tanaman Saga proses ekstrasi dilakukan dengan cara buah saga
dijemur hingga merekah lalu dipisahkan kulitnya. Tanaman saga dapat berbuah
pada unsur cukup yang lama, yaitu setelah 5 tahun penanaman. Jenis
pengunduhan yang dilakukan pada pohon saga ialah dengan teknik panjat pohon
dan mengutip di tanah. Kami menggunakan teknik mengutip buah yang telah
jatuh dari pohon, dengan selektif dalam memilih buahnya, karena buah yang
jatuh, sudah pasti tua. Hal ini dilakukan karena buah saga yang sudah berada
ditanah atau jatuh biasanya yang sudah kering dan memiliki kulit berwarna coklat
tua masih terdapat biji didalamnya tetapi biji tersebut mudah lepas dari cangkang
buahnya.Untuk pengunduhan buah Saga ini lebih bagus menggunakan teknik
langsung mengambil dari pohon kemudian menggoyangkan pohon, dan teknik
menggunakan galah, jika menggunakan teknik pengambilan dari lantai hutan tidak
bisa menutupi nanti nya buah akan pecah, ataupun rusak karena jatuh langsung ke
lantai hutan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
LAMPIRAN
1.Buah Jati Putih
2.Buah Karet
Gambar 1.Buah utuh
3.Saga
Gamabar 1.Buah utuh
4.Lamtoro
Gambar 1.Buah utuh
5.Akasia
Gambar 1.Buah utuh