Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Silvika Medan, Maret

PENGUNDUHAN DAN PENGENALAN BAGIAN-


BAGIAN BIJI

Dosen Penanggungjawab:

Dr. Kansih Sri Hartini S.Hut., MP.

Oleh:
Charles Johanes Barus
231201149
Kelompok 8
HUT 2D

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat membuat Laporan
Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan pengenalan bagian-bagian
biji” yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas Praktikum Silvika pada program
studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatra Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kansih
Sri Hartini S.Hut, M.P. selaku dosen penanggungjawab Praktikum Silvika. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada asisten Praktikum Silvika yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis mengikuti kegiatan praktikum
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.Penulis berharap semoga
laporan ini memberi manfaat ke berbagai pihak.Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih

Medan, 14 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
PENDAHULUAN....................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................4
Tujuan...............................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
METODE PRAKTIKUM...........................................................................8
Waktu dan Tempat............................................................................8
Bahan dan Alat..................................................................................8
Prosedur Praktikum...........................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................9
Hasil..................................................................................................9
Pembahasan....................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................12
Kesimpulan......................................................................................12
Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan


pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi. Memahami proses pengunduhan dan bagian-bagian biji merupakan
langkah penting dalam memahami perkembangan awal tanaman. Pengunduhan
biji merupakan tahapan awal dalam kehidupan tanaman yang penting untuk
memastikan kelangsungan hidup spesies tersebut. Proses ini melibatkan
transformasi biji dari keadaan istirahat menjadi embrio tumbuhan yang aktif
berkembang. Dalam laporan ini, kami akan membahas secara rinci mengenai
pengunduhan biji serta pengenalan bagian-bagian utama yang terdapat dalam
struktur biji.

Biji menurut dapat diartikan sebagai suatu ovule atau bakal tanaman yang
masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang terbentuk dari
bersatunya sel-sel generatif yang gamet jantan dan gamet betina di dalam kandung
embrio, serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio. Sedangkan benih
adalah merupakan biji tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan
penanaman atau budidaya (Utomo, 2016)

Perbanyakan dengan biji merupakan rantai penyambung yang hidup antara


induk dengan keturunannya. Sehingga biji halus dapat melawan lingkungan yang
ekstrim menunggu kondisi yang menguntungkan bijinya yaitu untuk
perkecambahan dan pertumbuhannya. Proses perkembangan biji dan
perkecambahan sampai bibit dewasa dari 30 biji yang bertahan hidup sampai 6
bulan hanya 3 bibit. Dimana perbanyakan dengan biji memerlukan jumlah
material yang sangat banyak dan waktu lebih lama. Contoh biji yang sehat
memiliki viabilitas biji yang lebih baik dibandingkan biji yang berasal dari pohon
yang terinfeksi jamur karet tumor yaitu terjadi pada bagian daun dan pucuk.
Contohnya terjadi pada biji sengon yang memiliki dan disebabkan oleh jamur
uromycladium yang dilakukan sebanyak 4 kali ulangan. Dengan menggunakan
data analisis kuantitatif deskriptif yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
karakteristik morfologi biji sengon sehat dan terinfeksi jamur karat tumor yang
tidak dapat menunjukkan perbedaan yang mencolok (Latif, 2014).

Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan benih


tanaman adalah cahaya. Cahaya merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman karena selain berperan dominan pada proses fotosintesis,
juga sebagai pengendali, pemicu, dan modulator respons morfogenesis, khususnya
pada tahap awal pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya rendah merupakan salah
satu faktor eksternal lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman. Intensitas cahaya yang optimal dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman (Maghfiroh, 2017).

Tujuan

Tujuan dari praktikum yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan


Bagian-bagian Biji” adalah untuk memahami teknik-teknik pengunduhan buah
dan ekstraksi benih agar dapat mengetahui cara pengunduhan buah dan mengenal
bagian-bagian biji, asal terbentuknya, fungsinya dan bagaimana nanti proses
perkecambahannya. Ini melibatkan pengamatan langsung terhadap bagian-bagian
biji seperti kulit biji, endosperma, dan embrio. Dengan demikian, mahasiswa
dapat mempelajari peran masing-masing bagian dalam proses perkembangan dan
reproduksi tumbuhan serta bagaimana biji menyimpan nutrisi untuk mendukung
pertumbuhan awal tanaman baru.
TINJAUAN PUSTAKA

Lamtoro (Leucaena leucocephala) sudah dikenal di Indonesia sejak dulu


dengan nama petai cina. Tanaman ini termasuk kacangkacangan yang berasal dari
Meksiko dan Amerika Tengah. Lamtoro adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae
(polong-polongan), pohon dengan tinggi hingga 20 m meski kebanyakan hanya
sekitar 10 m. Lamtoro merupakan leguminosa pohon yang mempunyai perakaran
yang dalam dan mampu beradaptasi pada tanah yang berdrainase baik di daerah
beriklim sedang dengan curah hujan tahunan diatas 760 mm. Lamtoro dapat
digunakan sebagai sumber nitrogen fermentable di dalam rumen dan untuk
mensuplai protein by-pass pada usus halus dan sebagai suplemen pada hijauan
yang berkualitas rendah pada ternak yang menunjukkan bahwa kira-kira 65 %
dari protein lamtoro didegradasi dalam rumen (Kalang, 2014).

Jati putih (Gmelina arborea) merupakan salah satu jenis yang


dikembangkan untuk pembangunan hutan tanaman, jenis ini merupakan pohon
eksotik yang pertumbuhannya cepat, teknik penanamannya tidak sulit dan
mempunyai nilai ekonomi yang baik. Tanaman Jati putih ini juga merupakan jenis
yang banyak dikembangkan di hutan rakyat dan disukai petani karena cepat
tumbuh dan mudah budidayannya. Kayunya dipakai untuk berbagai keperluan
khususnya untuk pembuatan bahan kontruksi, pertukangan, kayu lapis, korek api,
dan kerajinan kayu lainnya. Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan
pembangunan hutan tanaman adalah tersedianya benih terutama benih bermutu
unggul secara genetik dan fisik, tersedia dalam jumlah yang cukup, tepat waktu
dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Pengembangan
tanaman ini perlu diikuti dengan program pemuliaan, salah satu kegiatan
pemuliaan tanaman hutan adalah eksplorasi (Setiadi dan Adinugraha, 2018).

Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Li et
al. (2019) yang memperlihatkan bahwa faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembaban memainkan peran penting dalam pengunduhan biji. Penelitian ini
menunjukkan bahwa suhu yang optimal dan kelembaban yang cukup dapat
meningkatkan tingkat keberhasilan pengunduhan, sementara kondisi lingkungan
yang ekstrem dapat menghambat proses tersebut. Temuan ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya oleh Smith et al. (2017) yang menemukan bahwa
perubahan suhu yang signifikan dapat mempengaruhi waktu dan tingkat
keberhasilan pengunduhan biji pada berbagai spesies tanaman.

Sebagai tambahan, penelitian oleh Wang et al. (2018) menyoroti peran


endosperma dalam proses pengunduhan biji. Penelitian ini menunjukkan bahwa
endosperma tidak hanya berfungsi sebagai cadangan makanan untuk embrio,
tetapi juga memainkan peran penting dalam regulasi proses perkecambahan. Hasil
penelitian ini memberikan wawasan baru tentang mekanisme molekuler yang
mengatur interaksi antara embrio dan endosperma selama proses pengunduhan.

Suhu penyimpanan berpengaruh terhadap kualitas benih. Viabilitas benih


setelah mengalami penyimpanan dipengaruhi oleh kadar air benih sebelum
disimpan, suhu dan kelembaban nisbi ruangan selama penyimpanan. Suhu
penyimpanan yang rendah maka laju respirasinya rendah sehingga periode simpan
benih dapat dipertahankan lebih panjang. Suhu yang rendah menyebabkan
respirasi berjalan lambat dibanding suhu yang tinggi sehingga kadar air benih
terjaga. Suhu 49 °C pada kulkas dapat meyebabkan benih mengalami
pengerasankulit yang menyebabkan dormansi benih menjadi lebih lama sehingga
waktu pematahan after ripening menjadi lebih lama (Taghfir et al., 2018)
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-


Bagian Biji” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari 2024 pada pukul 15:00
WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Budidaya
Hutan 1 Kampus II Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala Deli Serdang.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji saga
(Adenanthera pavonia) dan polongnya, Jati putih (Gmelina arborea) dan buahnya,
Akasia (Acacia mangium) dan polongnya, Lamtoro (Leucena leucocephala) dan
polongnya, Karet (Havea brasiliensis).

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain pisau/cutter, pinset,
pensil warna, penggaris, pensil, dan penghapus.

Prosedur Praktikum

a. Buah berdaging

1. Carilah buah yang berdaging seperti Gmelina arborea (suku Verbenaceae)

2. Rendamlah dalam air beberapa hari

3. Kupaslah daging buah dengan menggunakan pisau ataupun alat lain

4. Bersihkan biji-biji tersebut dari daging dan selaput yang lain.

5. Gambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panjang,
lebar, serta tebalnya).

6. Belahlah biji secara membujur sehingga mengenai bagian tengah embrio


kemudian digambar dan disebutkan juga bagian-bagiannya, warnanya, serta
perbedaan yang nampak antara biji yang sudah direndam dan yang masih segar.
b. Buah Fabaceae

1. Carilah buah dari famili Fabaceae (Acacia mangium atau Paraserianthes


falcataria).

2. Jemurlah buah-buah tersebut pada terik sinar matahari.

3. Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat kayu bulat kecil sampai bijinya
keluar.

4. Pilihlah biji-biji tersebut.

5. Gambarlah biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panjang,
lebar, serta tebalnya).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapaun hasil yang diperoleh dari Praktikum Silvika berjudul


“Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji” adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pengunduhan dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji.

Tabel 1. Pengunduhan Buah dan Pengenalan Bagian-Bagian Biji.


Kelompok Nama Sampel Nama Latin Jumlah Diameter
1 Akasia Acacia mangium 12 0,3 cm
Jati Putih Gmelina arborea 12 0,9 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 58 0,5 cm
Saga Adenanthera pavonina 25 0,6 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,8 cm
2 Akasia Acacia mangium 10 0,2 cm
Jati putih Gmelina arborea 10 1,1 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 80 0,7 cm
Saga Adenanthera pavonina 10 0,9 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,3 cm
3 Akasia Acacia mangium 10 0,3 cm
Jati Putih Gmelina arborea 10 0,9 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 68 0,6 cm
Saga Adenanthera pavonina 16 0,5 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,5 cm
4 Akasia Acacia mangium 22 0,3 cm
Jati Putih Gmelina arborea 13 0,8 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 28 0,4 cm
Saga Adenanthera leucocephala 25 1,0 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,3 cm
5 Akasia Acacia mangium 10 0,4 cm
Jati Putih Gmelina arborea 13 1,0 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 88 0,7 cm
Saga Adenanthera pavonina 15 0,8 cm
Karet Havea brasiliensis 19 2,3 cm
6 Akasia Acacia mangium 10 0,3 cm
Jati Putih Gmelina arborea 12 1,3 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 73 0,6 cm
Saga Adenanthera pavonina 20 0,9 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,4 cm
7 Akasia Acacia mangium 15 0,4 cm
Jati Putih Gmelina arborea 12 1,1 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 65 0,6 cm
Saga Adenanthera fulcataria 18 0,8 cm
Karet Havea brasiliensis 15 2,1 cm
8 Akasia Acacia mangium 13 0,3 cm
Jati Putih Gmelina arborea 10 0,8 cm
Lamtoro Leucaena leucocephala 63 0,5 cm
Saga Adenanthera pavonina 18 0,7 cm
Karet Havea brasiliensis 10 2,8 cm
Jumlah total 958
Pembahasan

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah total dari semua biji
adalah 958 biji. Dan biji terbanyak yang didapat adalah biji lamtoro. Biji lamtoro
[Leucaena leucocephala] atau mlandingan merupakan salah satu komoditas
pangan di Indonesia yang dikenal dengan rasanya yang sedap dan kandungan
proteinnya yang cukup tinggi. Dalam biji lamtoro, terkandung karbohidrat sebesar
57,6%, protein sebesar 24,14%, lemak 6,3% dan serat kasar 0,15% (Alabi et al,
2009; Mahmud et al., 2019). Biji lamtoro muda kerap diolah menjadi berbagai
hidangan seperti “botok” dan “oblok-oblok”. Biji tua lamtoro yang berwarna
kecoklatan kurang diminati untuk dikonsumsi karena kulit bijinya yang keras.
Untuk mensiasatinya, perlu dilakukan proses pengolahan pendahuluan biji
lamtoro tua agar dapat meningkatkan konsumsinya, yaitu perkecambahan.

Lamtoro gung atau petai cina adalah sejenis perdu dari Famili Fabaceae
yang sering digunakan dalam reboisasi atau pencegahan erosi. Lamtoro gung
berasal dari Amerika tropis, tanaman ini sudah ratusan tahun diperkenalkan di
Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan (Anonim, 2013). Buah lamtoro
gung yang muda dapat dijadikan sebagai lalapan dan bahan makanan yang biasa
disebut dengan botok. Kandungan gizi biji lamtoro gung relatif lengkap dan tidak
jauh berbeda dengan kandungan gizi biji kedelai. Menurut Mahmud dkk. (2008)
biji lamtoro gung tanpa kulit mempunyai kandungan gizi yang terdiri dari kalori
367 kkal, karbohidrat 32,5 g, protein 46,4 g, lemak 5,4 g, kalsium 136 mg, fosfor
441 mg, zat besi 23,3 mg, vitamin A 18900 µg, vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 9,3
mg dan air 10,2 g untuk setiap 100 g.

Pada tanaman Saga proses ekstrasi dilakukan dengan cara buah saga
dijemur hingga merekah lalu dipisahkan kulitnya. Tanaman saga dapat berbuah
pada unsur cukup yang lama, yaitu setelah 5 tahun penanaman. Jenis
pengunduhan yang dilakukan pada pohon saga ialah dengan teknik panjat pohon
dan mengutip di tanah. Kami menggunakan teknik mengutip buah yang telah
jatuh dari pohon, dengan selektif dalam memilih buahnya, karena buah yang
jatuh, sudah pasti tua. Hal ini dilakukan karena buah saga yang sudah berada
ditanah atau jatuh biasanya yang sudah kering dan memiliki kulit berwarna coklat
tua masih terdapat biji didalamnya tetapi biji tersebut mudah lepas dari cangkang
buahnya.Untuk pengunduhan buah Saga ini lebih bagus menggunakan teknik
langsung mengambil dari pohon kemudian menggoyangkan pohon, dan teknik
menggunakan galah, jika menggunakan teknik pengambilan dari lantai hutan tidak
bisa menutupi nanti nya buah akan pecah, ataupun rusak karena jatuh langsung ke
lantai hutan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Praktikum ini memberikan dasar penting untuk pemahaman siklus hidup


tanaman dan pengelola reproduksi tanaman dalam berbagai konteks,seperti
pertanian,konservasi,dan penelitian ilmiah.

Memberikan pemahaman yang komprehensi tentang struktur,fungsi,dan


proses reproduksi tanaman berbiji.Peserta diharapkan dapat mengidentifikasi dan
memahami peran masing-masing bagian biji dalam proses reproduksi
tanaman,serta pentingnya reproduksi seksual dalam menjaga keragaman genetik
dalam populasi tanaman.

Saran

Pastikan praktikan memahami teknik pengunduhan buah dan ekstraksi biji


secara praktis.Sebaiknya praktikan harus lebih memahami literatur tentang judul
yang akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, M. M. (2016). RESPON DAYA KECAMBAH BIJI SAGA (Adenanthera


pavonina.) AKIBAT LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR. Jom Faperta.
Dessy Aina Sari, N. A. (2020). Identifikasi Jenis Buah Berdasarkan Biji Dengan
Menerapkan Metode Viola Jones. KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi
Informasi dan Komputer), 128-132
Dewi, U. I. (n.d). STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN. Malang
Heny Agustin, Y.P. (2017). PEMGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR AIR
BENIH SAGA POHON (Adenanthera pavonina.) DENGAN METODE OVEN
SUHU RENDAH DAN TINGGI. Agrin, 7-25
Irwansyah, A., Setiadi, Y., Wasis, B., & Mardatin, N. (2016). Respon pertumbuhan
bibit Gmelina arborea Roxb terhadap penambahan growth stimulant di
Persemaian Permanen IPB. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(2), 75-78.
Junaidah, Sofyan, A., & Nasrun. (2014). Pengaruh tingkat kemasakan buah
terhadap potensi dan perkecambahan benih tembesu (Fagraea fragrans
Roxb.). Galam, 7(1), 1-7.
Krisman, Puspita, F., & Saputra, S. I. (2016). Pemberian beberapa dosis
trichokompos ampas tahu terhadap pertumbuhan tanaman sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di pembibitan utama. JOM Faperta, 3(1), 1-14.
Luthfi Alwi,A. T. (2019). Identifiksi biji-bijian berdasarkan ekstraksi fitur warna,
bentuk, dan tekstur menggunakan random forest. Journal of Intiligent
System and Computation, 92-98.
Neneng Laila Romdyah, I. D. (2017). SKARIFIKASI DENGAN PERENDAMAN AIR
PANAS DAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SAGA
(Adenanthera pavonina.). Jurnal Sylva Lestari, 58-65
Paembonan, S. A. (2020). SILVIKA EKOFISIPLOGI DAN PERTUMBUHAN POHON.
Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hassanuddin.

LAMPIRAN
1.Buah Jati Putih

Gambar 1.Buah Utuh

Gambar 2.Buah Setengah

Gambar 3.Biji Utuh

Gambar 4.Biji dibelah

2.Buah Karet
Gambar 1.Buah utuh

Gambar 2.Buah setengah

Gambar 3.Biji utuh

Gambar 4.Biji setengah

3.Saga
Gamabar 1.Buah utuh

Gambar 2.Buah dibelah

Gambar 3.Biji utuh

Gambar 4.Biji dibelah

4.Lamtoro
Gambar 1.Buah utuh

Gambar 2.Buah dibelah

Gambar 3.Biji utuh

Gambar 4.Biji dibelah

5.Akasia
Gambar 1.Buah utuh

Gambar 2,Buah dibelah

Gamabar 3.Biji utuh

Gambar 4.Biji dibelah

Anda mungkin juga menyukai