Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

TANAMAN MENENTUKAN BERAT 1000 BUTIR

Disusun Oleh :
MAHZAR NUR ABDILAH (A43221834)
MUHAMMAD GHAFFAR HAMIZAN (A43222065)
MOH. DIMAS SAPUTRA (A43221988)
RIZKI ADINDA PUTRI (A4222025)
WIDIA PUTRI AFNENI (A43222037)

GOLONGAN C

Dosen Pengampu :
Ir. Abdul Madjid, MP
Yuliatiningsih, S.ST
Rina Sofiana, S.ST

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biji merupakan bagian tumbuhan yang terbentuk dari proses pembuahan. Biji mengandung
calon individu baru yang akan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Biji akan mengalami semacam
seleksi alam yang dimana biji berkualitas akan tumbuh namun biji yang kurang akan kualitasnya
bisa saja mati atau perlahan membusuk. Biji yang ditumbuhkan disebut dengan benih. Jadi,
dengan kata lain benih adalah tanaman muda kecil.

Tanaman dalam berkembang biak, ada yang secara vegetatif dan ada yang secara
generatif. Tanaman yang berkembang biak secara generatif, digunakanlah suatu bagian tanaman
yang disebut biji. Biji berasal dari buah yang merupakan hasil peleburan antara sel kelamin
betina dan sel kelamin jantan dari suatu jenis tanaman. Dalam praktikum kali ini. biji diartikan
sama dengan benih.

Benih yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan suatu tanaman harus mempunyai
mutu dan kualitas yang baik. Benih bermutu dan memiliki kualitas yang baik adalah benih yang
berasal dari bibit yang unggul dan setelah dibudidayakan mempunyai hasil dengan kuantitas dan
kualitas yang baik pula. Salah satu cara untuk menjaga mutu dan kualitas benih adalah dengan
penggunaan benih bersertifikat yang pada proses produksinya diterapkan cara dan persyaratan
tertentu sesuai dengan ketentuan sertifikasi benih. Bobot 1000 biji merupakan salah satu
persyaratan dalam kegiatan sertifikasi benih sehingga diperlukan teknik dan metode tertentu
dalam menentukan bobot 1000 biji. Biji memiliki viabilitas yang berbeda-beda. Viabilitas biji
juga dapat dipengaruhi dari bobotnya. Penghitungan 1000 biji dapat dijadikan patokan atau
takaran dalam menguji tingkat viabilitas biji.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui keragaman berat 1000 butir tanaman dalam
satu spesies maupun antar spesies;
2. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan berat 1000 butir tanaman dalam satu spesies
maupun antar spesies;
3. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung berat 1000 butir tanaman dalam satu spesies
maupun antar spesies.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Pengujian kualitas
benih dilakukan di laboratorium untuk menentukan baik mutufisik maupun mutu fisiologik suatu
jenis atau kelompok benih. Pengujian terhadapmutu fisik benih mencakup kegiatan pengambilan
contoh benih, kadar air benihdan berat 1000 butir benih. Pengujian benih merupakan salah satu
tahap yang penting untuk menunjang program pengadaan benih bermutu. Pengujian benih
dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan penanaman di lapangan (Yuniarti et al., 2015).

Permasalahan yang muncul dalam rangka pengadaan benih adalahmenentukan cara


sortasi benih yang efektif untuk memilih benih-benih bermutufisiologis tinggi. Meningkatkan
kemurnian benih diperlukan kegiatan sortasi benih. Sortasi benih dilakukan dengan memilih
penampilan benih yang bagus,tidak keriput, keras dan sudah masak baik secara fisik maupun
fisiologis (Suita et al., 2013). Kemampuan sumber benih untuk menghasilkan benih dalam
jumlahdan kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umurdan
ukuran pohon, kekuatan pohon, tajuk genetik, iklim, kemasakan buah dan proses penanganan
benih (Ningsih et al., 2015)

Benih atau biji mempunyai arti dan pengertian yang bermacam-macam, tergantung dari
bidang, dan dari segi mana peninjauannya. Biji merupakan alat untuk
mempertahankankelanjutan hidup jenis (spesies) suatu tumbuhan yaitu dengan cara
mempertahankan ataumemeperpanjang kehidupan embryonic axis. Kehidupan embryonic axis
dalam biji kemudian berubah menjadi kehidupan bentuk baru sampai bertahun-tahun sesudah
tanaman induknya mati (Jurnalis Kamil, 1979)

Benih yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90 persen,dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi


tanaman yang baik atau mampu berkecambah (tumbuh dengan normal).
2. Memiliki kemurnian (trueness seeds), artinya terbebas dari kotoran, terbebasdari benih
jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain, dan terbebasdari biji herba, hama,
dan penyakit (Kartasapoetra, 1992).
BAB III

METODELOGI

3.1 Waktu pelaksanaan

Hari : Selasa

Tanggal : 28 Februari 2023

Tempat : Laboratorium TPB-2, Politeknik Negeri Jember

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Timbangan
2. Wadah
3. Alat tulis
4. Kertas HVS F4

Bahan yang digunakan

1. Biji kopi rebusta


2. Biji kopi arabika

3.3 Prosedur kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Ambil biji kopi rebusta dan biji kopi arabika sebanyak 200 butir dengan pengulangan
sebanyak 3 kali
3. Timbang tiap ulangan dalam satuan gram
4. Catat dan foto hasil tiap penimbangan tersebut
5. Hitung setiap hasil tiap timbangan tersebut dan cari standar (SM)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHAN

4.1 Hasil

Komoditi Ulangan Berat 200 butir (gr) Berat 100 butir (x) (𝑿𝒏 − 𝑿𝒃𝒂𝒓)𝟐
1 61,65 308,25 17,80
Kopi Robusta 2 60,03 300,15 15,05
3 60,74 303,7 0,10
Xbar 304,03

∑(𝑋𝑛−𝑋𝑏𝑎𝑟)2 17,80+15,05+0,10
SM = √ 𝑛 (𝑛−1) = √ 3 ( 3−1)

32,95
=√ 6

= √5,49
= 2,34

Komoditi Ulangan Berat 200 butir (gr) Berat 100 butir (x) (𝑿𝒏 − 𝑿𝒃𝒂𝒓)𝟐
1 41,37 206,85 0,16
Kopi Arabika 2 41,58 207,9 2,10
3 40,92 204,6 3,42
Xbar 206,45

∑(𝑋𝑛−𝑋𝑏𝑎𝑟)2 0,16+2,10+3,42
SM = √ 𝑛 (𝑛−1) = √ 3 ( 3−1)

5,68
=√ 6

= √0,94
= 0,96
4.2 Pembasan
4.2.1 Pembahasa Widya P
Untuk penentuan berat 1000 butir benih, prinsip pelaksanaannya adalah 1000 butir benih
hasil uji kemurnian benih ditimbang dengan tingkat kepekaan penimbangan pada uji kemurnian
benih, dapat juga dilakukan dengan penimbangan per 100 butir. (Kuswanto, 1997). Kualitas
benih dapat diketahui setelah pengujian mutu benih di laboratorium. Dari bobot 1000 butir ini
kita dapat melihat kualitas benih kopi robusta dan arabika yang dapat disimpulkan dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan berkisar antara 301,69 – 306,37 gr untuk benih kopi robusta
dan 205,49 – 207,41 gr untuk benih kopi arabika.

Perbedaan bobot 1000 biji dengan metode tersebut mungkin karena ukuran biji yang
berbeda, kadar air pada setiap butir padi juga berbeda. Kamil (1979) menyatakan bahwa bobot
atau besarnya biji dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur biji, waktu
pemanenan, lama biji di lapangan sesudah masak, dan juga lingkungan. Tingginya nilai bobot
1000 biji dapat disebabkan oleh kadar air benihnya, kandungan cadangan makanan (timbunan
makanan hasil fotosintesis) di mana pada saat masak fisiologi kemampuan penggunaan cadangan
makanan akan maksimum (Wulananggraeni et al., 2016).

4.2.2 Pembahasan Adinda P


Bobot 1.000 biji merupakan berat nisbah dari 1.000 butir benih yang dihasilkan oleh
suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk
menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar, Penentuan benih dapat dilakukan dengan
menetukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan
biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak. Karena biji yang
baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot
1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang
konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat
menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan (Mugnisyah, 1990).

Penetapan bobot 1000 biji adalah mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan
ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu
banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan (Imran, 2002). Penetapan
bobot 1000 biji merupakan salah satu patokan dalam mengetahui banyaknya suatu benih dalam
satuan berat dan untuk mengetahui berat benih dari jumlah benih dalam suatu lot. Penetapan
berat 1000 biji bertujuan untuk mengetahui kapasitas benih perluasan lahan pada saat akan
berbudidaya, dapat meningkatkan daya tumbuh, keseragaman tumbuh, dan mengetahui jumlah
benih yang akan ditanam pada suatu areal pertanaman (Wicaksana dan Sulistyono, 2017).

Berdasarkan hasil praktikum dengan metode perhitungan bobot 200 biji dengan cara
menghitung 200 biji buah kopi robusta dan 200 biji kopi Arabika kemudian ditimbang. Hasil
akhir dari perhitungan bobot 200 biji kopi robusta diperoleh 304,03 ± 2,34 dan bobot 200 biji
kopi arabika yakni 206,45 ± 0,96.
4.2.3 Pembahasan Mahzar Nur
Dari data di atas terdapat 2 jenis biji yaitu biji arabika dan biji robusta. Dalam praktikum
menentukan berat 1000 butir, dimana kami melakukan penghitungan 200 biji dengan 3 kali
pengulangan. Pada biji robusta memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan biji
dikarenakan ukuran biji dan berat yang berbeda. Saat menentukan berat biji seribu butir kami
mengambil biji Robusta dan biji Arabika sebanyak 200 dengan pengulangan sebanyak 3 kali.
Rata- rata berat 1000 biji Robusta 304,03 gr dan sedangkan biji Arabika 206,45 gr. Hasil dari
mencari simpangan menengah (SM) pada biji robusta 2,34 dan biji arabika 0,96. Jadi berat 1000
butir dari komoditi biji robusta dan biji arabika berkisar 304,03±2,34 dan 206,45±0,96.

Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya
bagian- bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk
tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah
benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang
dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Benih murni meliputi
semua varietas dari setiap spesies yang diakui pengujian di laboratorium. Selain dari benih
matang dan tidak rusak ke dalam benih murni yang termasuk benih yang ukurannya kurang
tetapi dari setengahnya dari ukuran bagian asalnya mengkerut, kurang matang dan sudah
berkecambah dalam keadaan dapat ditentukan dengan pasti sebagai spesies yang diakui
(Danuarti 2005).

4.2.4 Pembahasan Ghaffar H

Berat 1000 butir benih dihitung dari benihmurni. Benih yang akan dihitung diambil
secara acak dari semua kelompok benihdalam jumlah yang cukup dan mewakili kelompok benih.
Jumlah benih dihitungsecara manual kemudian ditimbang berdasarkan peratukan ISTA (Sudrajat
dan Nurhasybi, 2009). Berat benih berdasarkan peraturan ISTA dilakukan terhadap1000 butir
benih dengan menimbang 100 benih sebanyak tigaulangan.Banyaknya ulangan secara efisien
ditentukan berdasarkan nilai Koefisienkeragaman (Ck) (Ningsihet al ., 2015).
Dari hasil diatas praktikum kali ini menggunakan biji kopi arabika dan robusta sebanyak
masing-masing 200 biji. Lalu setiap 3 kali pengulangan harus dihitung menggunakan timbangan
yang tersedia untuk menentukan bobot dari biji kopi tersebut. Bobot yang sudah dihitung dicatat
untuk menentukan nilai SM.

4.2.5 Pembahasan Moh Dimas

Salah satu aplikasi penggunaan bobot 100 bijiadalah untuk menentukan kebutuhan benih.
Penentuan benih ini dapat dilakukan dengan menentukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui
biji yang besar atau berat berarrti menanndakan biji tersebut dipanen dalam keadaan masak,
karena biji baik untuk dijadikan benih adalah biji yang matang. Penggunaan bobot 1000 biji
adalah untuk mencari rata rata yang bias menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam
beberapa spesies. Penentuan berat 1000 butir benih dilakukan karena karakter, merupakan ciri
dari suatu jenis benih. Benih dihitung secara manual dan diletakkan pada sebuah tempat ,
kemudian jumlah benih tersebut ditimbang dan diulangi sebanyak 3 kali hitungan dan timbangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu

Bobot 1000 biji merupakan berat nisbah 1000 butir benih yang dihasilkan oleh suatu jenis
tanaman. Faktor yang mempengaruhi 1000 biji yaituumur biji, waktu pemanenan. Masing
masing bobot 1000 butir berbeda.

1. Perhitungan bobot 1000 biji memberikan hasil yang relatif konstan dengan tingkat
kesalahan menengah kecil hingga dapat dijadikan patokan dalam pengujian hasil
dandeskripsi suatu tanaman.
2. Menentukan bobot biji digunakan untuk mengetahui keperluan benih.

5.2 SARAN

Terdapat saran yang disampaikan kepada dosen atau teknisi, untuk selalu membimbing
mahasiswa dan mahasiswi selama proses praktikum berlangsung. Dan saran kedua dosen
atau teknisi untuk selalu menegur kepada mahasiswa atau mahasiswi yang melakukan suatu
keribuatan selama praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa Raya. Padang. Hal: 277

Ningsih, M. K., M. P. Biantary., dan Jumani. 2015. Uji Mutu Fisik Dan FisiologisBenih Pohon
Penghasil Gaharu (Aquilaria microcarpa Baill.)Berdasarkan Fenotipe Pohon Induk di
KHDTK Samboja KabupatenKutai Kartanegara Agrivor. Vol 14(2): 221-238.

Suita, E., Nurhasybi., dan Darwo. 2013. Respon Perkecambahan danPertumbuhan Bibit Weru
(Albizia procera Benth) berdasarkan HasilSeleksi Benih. Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman. Vol 10(4): 213-227.

Yuniarti, N., Megawati., dan Leksono, B. 2015. Sortasi Benih dengan Ayakan untuk
Meningkatkan Viabilitas Benih Eucalyptus pellita F. Mull.Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea. Vol 4(1): 35-40

Anda mungkin juga menyukai