A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Istilah benih dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman maupun
hewan yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya. Benih
dalam tumbuhan dapat berupa biji yang digunakan untuh mengawali
kehidupan tanaman dan memperbanyak tanaman. UU Sistem Budidaya
tanaman menyebutkan bahwa benih merupakan bagian dari tanaman yang
berfungsi untuk mengembangbiakkan tanaman yang di budidaya. Benih
dalam budidaya tanaman berupa biji yang merupakan hasil dari
perkecambahan, pendederan atau perbanyakan secara aseksual.
Benih pada tanaman telah melalui beberapa proses seleksi yang
kemudian diharapkan dapat melakukan proses pertumbuhan secara optimal.
Benih pada tanaman dapat digunakan apabila telah masak dengan melalui
beberapa fase untuk mencapai tingkat kemasakan benih. Fase tersebut adalah
fase pembuahan, fase penimbunan zat makanan dan fase pemasakan. Fase
pembuahan ditandai dengan terjadinya proses penyerbukan yang kemudian
membentuk jaringan dan kadar air tinggi. Fase penimbunan zat makanan
ditandai dengan semakin naiknya berat kering benih tanaman dan turunnya
kadar air. Fase pemasakan terjadi saat berak kering benih tanaman seimbang
dengan kelembapan udara di luar.
Benih yang merupakan komponen agronomi dituntut untuk selalu
tersedia dengan syarat mutu atau kualitas yang tinggi. Mutu yang harus
dipenuhi oleh suatu benih adalah mutu fisiologis (daya kecambah, vigor dan
daya simpan yang tinggi), mutu genetik (kemurnian benih) dan mutu fisik
(bersih dari kotoran fisik ) serta kesehatan benih (bebas hama dan penyakit).
Program pembenihan di Indonesia selalu dikembangkan mengingat
pentingnya peran benih dalam mengembangkan produksi pertanian. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah penggunaan benih unggul. Peran benih
dalam budidaya pertanian ditandai dengan adanya konsep penggunaan benih
unggul dalam konsep Panca Usahatani dan penggunaan benih unggul
bermutu dalam konsep Sapta Usaha Pertanian. Benih unggul bermutu
dihasilkan dari sistem produksi pertanian yang selalu diperhatikan baik
dalam seluruh aspek mutu pada setiap mata rantai produksinya.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum agroteknologi acara 1 yaitu simulasi penentuan kebutuhan
benih bertujuan agar mahasiswa mampu memahami berbagai tahap yang
harus dilakukan untuk mempersiapkan budidaya tanaman. Tahap persiapan
yang dilakukan terkait dengan pemilihan dan penggunaan benih. Mahasiswa
mampu menghitung kebutuhan benih per satuan luas serta pemahaman
terkait Daya Kecambah (DK) dan Kecepatan Kecambah (KK).
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Pengamatan :
Total 7 benih
Keterangan : Jumlah biji yang dikecambahkan 10 biji
Sumber : Logbook pengamatan
b. Perhitungan Daya Kecambah (DK)
Tabel 1.2 Pengamatan Biji Yang Berkecambah Hari Ke 7
Komoditas benih Jumlah benih yang berkecambah
Tanaman Padi 8 benih
Total 8 benih
Keterangan : Jumlah biji yang dikecambahkan 10 biji
Sumber : Hasil Pengamatan
Analisis Data :
Kegiatan praktikum acara 1 yang dilakukan adalah perhitungan 100 biji,
perhitungan nilai daya kecambah dan perhitungan kecepatan kecambah
sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut,
a. Perhitungan kecepatan kecambah (KK)
Jumlah Biji yang berkecambah
pada hari ke 4 X 100%
KK Tanaman Padi =
Jumlah biji yang
dikecambahkan
KK Tanaman 7
= X 100% = 70%
Padi 10
8
DK tanaman Padi = X 100% = 80%
10
2. Pembahasan
1. Kesimpulan
a. Kecepatan kecambah benih adalah waktu yang diperlukan benih untuk
berkecambah dengan menghitung benih yang berkecambah dari hari
pengamatan pertama hingga hari terakhir pengamatan. Tujuan dari
perhitungan KK (Kecepatan Kecambah) adalah untuk menentukkan
keseragaman benih yang tumbuh pada hari ke-4 yang kemudian dapat
memberikan gambaran bahwa pertumbuhan biji akan seragam sehingga
waktu panen dapat dilakukan dengan serempak. Nilai perhitungan kecepatan
kecambah pada praktikum yang dilaksanakan adalah 70%.
b. Daya kecambah benih adalah jumlah benih yang dapat berkecambah dari
total benih yang dikecambahkan pada kondisi media tumbuh yang optimal
atau kondisi laboratorium dengan waktu yang sudah ditentukan dan
dinyatakan dalam persen. Tujuan dari perhitungan DK (Daya Kecambah)
adalah menjadi tolak ukur dari kemampuan benih untuk bisa tumbuh dengan
normal. Nilai perhitungan daya kecambah pada praktikum yang
dilaksanakan adalah 80%.
c. Berat 1000 biji merupakan berat nisbah 1000 butir biji yang berasal dari
suatu jenis tanaman atau varietas tertentu. Berat dari 1000 biji padi adalah
sebesar 29,56 gram.
d. Petani perlu mengetahui kebutuhan benih yang harus terpenuhi baik setiap
satuan luas maupun dalam luas lahan pertaniannya. Semakin tinggi nilai
daya kecambah suatu tanaman maka nilai harkat DK akan semakin rendah.
Hal itu dikarenakan daya kecambahnya yang semakin bagus maka
kebutuhan benih per lubang tanah akan semakin sedikit. Nilai perhitungan
kebutuhan benih per hectare pada praktikum yang dilaksanakan adalah 9,459
kg.
2. Saran
a. Praktikum diharapkan dapat dilaksanakan secara luring atau offline supaya
lebih paham terkait tahap pelaksanaanya
b. Coass diharapkan lebih baik dalam menyampaikan proses pelaksanaannya
karena praktikum dilaksanakan secara online sehingga kurang dapat
dimengerti dnegan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
D, E. S., Yusuf, M., & Maiyuslina, M. (2015). Karakter Agronomi Beberapa Varietas
Sorgum pada Lahan Marginal di Aceh Utara. Jurnal Agrium, 12(1), 1–4.
https://doi.org/10.29103/agrium.v12i1.371
J., Binnaryo, E., Adi, M., Indrayani, S., Burhana, N., & Mulyaningsih, E. S. (2021).
AGROSAINSTEK Parameter Genetik Karakter Agronomi pada Galur F 1 Padi
Hasil Persilangan Galur Murni dan Kultivar Lokal Indonesia Genetic
Parameters of Agronomic Characters in F 1 Rice Line from Crossing between
Pure Line and Indonesia Local Cultivar. 5(1), 8–17.
Kurniawan, E. (2017). DAYA DAN KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH
PULAI ( Alstonia scholaris (L.) R. Br. ) YANG DISIMPAN SELAMA ENAM
TAHUN PADA RUANG SIMPAN DINGIN Edi Kurniawan. Info Teknis
EBONI, 14(2), 103–110.
Nuswardhani, S. K. (2019). Kajian Serapan Benih Padi Bersertifikat Di Indonesia
Periode 2012– 2017. Agrika, 13(2), 162. https://doi.org/10.31328/ja.v13i2.1207
Oktavia, F., & Miftahorrachman, M. (2012). Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap
Kecepatan dan Daya Kecambah Benih Pinang ( Areca catechu L .) The Effect of
Storage Duration on Germination and Viability of Arecanut Seeds. Buletin
Palma, 13(2), 127–130.
Placas, C. D. E. (2015). PENINGKATAN DAYA DAN KECEPATAN
BERKECAMBAH BENIH MALAPARI (Pongamia pinnata)2015, 1–239.
S, Abdullah. S, M. dkk. (2019). Penentuan Dosis Optimum Pupuk NPK dan Pupuk
Organik Cair pada Tanaman Kacang Koro Pedang Determination of an
Optimum NPK and Liquid Organic Fertilizer. 3(1), 43–46.
Siregar, D., Marbun, P., & Marpaung, P. (2013). Pengaruh Varietas Dan Bahan
Organik Yang Berbeda Terhadap Bobot 1000 Butir Dan Biomassa Padi Sawah
Ip 400 Pada Musim Tanam I. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera
Utara, 1(4), 96309. https://doi.org/10.32734/jaet.v1i4.4463
Rahayu, A. D., & Suharsi, T. K. (2015). Pengamatan Uji Daya Berkecambah dan
Optimalisasi Substrat Perkecambahan Benih Kecipir [Psophocarpus
tetragonolobus L. (DC)]. Buletin Agrohorti, 3(1), 18–27.
https://doi.org/10.29244/agrob.v3i1.14821
Umar, S. (2012). Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan Benih
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Berita Biologi, 11(3), 401–410.
Widajati, Eny. (2014). Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press: Bogor.
1. Latar Belakang
Lahan merupakan suatu wilayah bumi yang berupa daratan dengan
bercirikan terdapat semua komponen lingkungan baik atmosfer, hidrosfer,
litosfer serta biosfer yang bersifat mantap maupun mendaur dan merupakan
hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini. Lahan merupakan jabaran
operasional atau hamparan darat yang di dalamnya terdapat suatu
keterpaduan sumber daya alam dan budaya serta terdapat ekosistem dan
komponen komponennya. Lahan memiliki ciri khusus seperti tidak dapat
dipindahkan dan sumberdaya alam yang ada tidak dapat habis. Fungsi lahan
adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia baik melalui produksi pertanian,
pemukiman maupun sebagai kelestarian lingkungan hidup. Luas lahan
pertanian yang ada di Indonesia berdasarkan data BPS 2018 sebanyak 70,2
juta ha dengan lahan yang terlantar dan belum diusahakan sebanyak 11,3 ha.
Luas lahan sawah pada tahun 2018 sebanyak 7,1 ha yang menunjukkan
penurunan dari tahun 2017 sebanyak 7,75 ha.
Penggunaan lahan pertanian agar mendapat output secara maksimal
perlu memperhatikan beberapa hal terutama terkait dengan jarak tanam pada
tanaman. Pengaturan jarak tanam ini bertujuan agar produksi budidaya
pertanian menghasilkan output maksimal dengan meningkatkan
produktivitas tanaman. Kombinasi dari pertimbangan ilmu pengetahuan
terkait dengan hasil yang dicapai dan pertimbangn teknis terkait dengan
mudah dan efisiennya dilakukan, menyebabkan adanya pilihan atau opsi
pengaturan lahan. Keanekaragaman penerapan jarak tanam lahan ini di
antaranya adalah tanam tegel dengan ukuran jaraknya bermacam macam,
tanam jajar legowo, dan lainnya.
Orientasi penerapan jarak lahan yang dipraktikan petani di lapang
memiliki dasar pertimbangan seperti ilmiah, ekonomi, konsistensitas atau
pola, kepraktisan, dan estetika. Jarak tanam perlu pengaturan agar semua
tanaman yang dibudidaya mendapat kebutuhan untuk produktivitas tanaman
dari lingkungan dengan merata. Contohnya pada tanaman yang
membutuhkan sinar matahari dengan intensitas tinggi seperti jagung dan
padi, penerapan pengaturan jarak pada tanaman perlu dilakukan agar setiap
tanaman budidaya mendapatkan sinar matahari secara merata tanpa
terhalang oleh tanaman lainnya.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum agroteknologi acara 2 yaitu simulasi penanaman bertujuan
agar mahasiswa mampu mengetahui jarak yang diperlukan dalam
penanaman budidaya tanaman. Pengaturan jarak pada tanaman perlu
diketahui agar nantinya mahasiswa dalam praktek budidaya tanaman dapat
menghasilkan output secara maksimal. Jarak penanaman perlu
memperhatikan beberapa ketentuan yang perlu diketahui mahasiswa
sehingga dapat memperluas ilmu pengetahuannya.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Pengamatan
Asbur, Y., Purwaningrum, Y., Rambe, R. D. H., Kusbiantoro, D., Hendrawan, D., &
Khairunnisyah, K. (2019). Studi jarak tanam dan naungan terhadap pertumbuhan
dan potensi Asystasia gangetica (L.) T. Anderson sebagai tanaman penutup
tanah. Kultivasi, 18(3), 969–976. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v18i3.21422
cakra yusuf, andi, Soelistyono, R., & Sudiarso, S. (2017). Kajian Kerapatan Tanam
dengan Berbagai Arah Baris pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum
Manis (Sorghum Bicolor (l.) Moench). Biotropika - Journal of Tropical Biology,
5(3), 86–89. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2017.005.03.5XHatta, M.
(2011). Pengaruh Tipe Jarak Tanam Terhadap Anakan, Komponen Hasil, Dan
Hasil Dua Varietas Padi Pada Metode Sri. Jurnal Floratek, 6, 104–113.
Retrieved from http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/view/504/424 .
Hatta, M. (2012). Uji Jarak Tanam Sistem Legowo Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Beberapa Varietas Padi Pada Metode Sri. Jurnal Agrista, 16(2), 87–93.
Mayadewi, N. N. A. (2007). Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Agritrop, 26(4), 153–159.
Rebekka L, Ginting J. 2018. Pengaruh sistem tanam jajar legowo terhadap
pertumbuhan dan produksi beberapa varietas padi sawah (Oryza sativa L.). The
effect of jajar legowo planting system on growth and production of some
varieties paddy (Oryza sativa L.). J online agroekoteknologi 6(3): 576-581.
Wirawan, D. A., & Haryono, G. (2018). PENGARUH JUMLAH TANAMAN PER
LUBANG DAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN
KACANG TANAH (Arachis hypogea, L.) VAR. KANCIL. VIGOR: Jurnal
Ilmu Pertanian Tropika Dan Subtropika 3, 3(1), 5–8.
Wulandari, P., & Guritno, B. (2018). THE EFFECT OF PLANT SPACING AND
NUMBER OF PLANTS PER HOLE ON THE GROWTH AND YIELD OF
GROUND NUT (Arachis hypogaea L.) IN SUGAR CANE (Saccharum
officinarum L.) INTERCROPPING SYSTEM. Jurnal Produksi Tanaman, 6(7),
1513–1520.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pengolahan lahan adalah suatu proses mengubah sifat tanah
menggunakan berbagai alat pertanian dengan sedemikian rupa sehingga
diperoleh lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki
manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah sendiri
merupakan suatu upaya untuk memperbaiki struktur tanah dengan
menggunakan alat pertanian seperti cangkul, bajat dan garu dengan berbagai
cara sehingga tanah menjadi gembur dan aerai serta drainase tanah menjadi
lebih baik. Tujuan utama dari dilakukannya pengolahan tanah adalah
menjadikan tanaman yang akan ditanam dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal sehingga mendapat keuntungan yang maksimal.
Pengolahan tanah terbagi menjadi dua yaitu pengolahan tanah secara
konvensional dan konversi. Salah satu hal yang meliputi pengolahan tanah
secara konvensional adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk
menambah unsur hara supaya tanaman dapat tumbuh dnegan subur dan
kebutuhan nutrisinya tercukupi. Pemupukan dilakukan dengan memberikan
unsur unsur hara yang ada di dalam pupuk yang dibutuhkan tanaman ke tanah.
Pemupukan dasar yang diberikan di awal bertujuan untuk merangsang
perkembangan akar lebih dalam.
Pemupukan pada dasarnya dapat dilakukan melalui du acara yaitu dapat
melalui akar dan melalui daun. Pemupukan melalui akar bertujuan untuk
memberikan unsur hara pada tanah untuk kebutuhan produktivitas tanaman.
Umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan dengan cara disebar
atau broadcasting, ditempatkan dalam lubang atau spot placement, larikan atau
barisan atau dibut dengan ring placement. Sedangkan pemberian pupuk melalui
daun dapat dilakukan dengan cara penyemprotan atau spraying. Penerapan
pemupukan pada tanaman semusim dan tahunan dilakukan dengan cara
berbeda. Pada tanaman semusim seperti sayuran, kacang-kacangan, dan lainnya
pemupukan dilakukan dengan cara disebar, dalam lubang atau larikan.
Sedangkan pada tanaman tahunan pemupukan dilakukan dengan metode ring
placement.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum agroteknologi acara 3 yaitu pengolahan tanah dan pemupukan
bertujuan memperluas pengetahuan mahasiswa terkait pengolahan tanah. Pada
praktikum ini mahasiswa melakukan budidaya jagung dengan perlakuan
pengolahan tanah dan pemupukan tertentu. Mahasiswa dapat mengetahui
perkembangan tanaman jagung tersebut dengan perlakuan berbeda sehingga
dapat memberi pengetahuan terkait pengolahan tanah dan pemupukan yang
benar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Jagung
Tanaman jagung adalah salah satu tanaman pangan dari keluarga rumput-
rumputan yang termasuk dalam golongan tanaman biji-bijian. Jagung dikenal
masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok pengganti nasi dan dijadikan
berbagai produk makanan olahan. Tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak seperti daun, batang, klobot dan jenggelnya. Tanaman
jagung dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanah yang
dibutuhkan untuk menanam jagung harus memiliki kandungan hara yang
cukup. Ketersediaan hara pada tanah sangat mempengaruhi proses pertumbuhan
dan produktivitas tanaman jagung (Wirosoedarmo et al, 2012).
2. Jenis sistem olah tanah
Sistem olah tanah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, tidak hanya tanaman jagung saja namun semua jenis
tanaman yang menggunakan media tanam tanah. Salah satu sistem olah tanah
yang banyak diterapkan dalam budidaya tanaman terutama jagung di Indonesia
adalah olah tanah intensif (OTI). Sistem ini bertujuan untuk menciptakan media
tanam yang gembur agar baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah
harus dilakukan dengan menghindari kerusakan terhadap lingkungan maupun
sumber daya lahan dnegan diarahkan melalui perbaikan fisik, biologi dan kimia
tanah. Upaya semacam ini dapat diterapkan dengan sisten olah tanah konservasi
(OTK) salah satunya adalah olah tanah minimum (OTM). OTK dilakukan
dengan memperhatikan kaidah konservasi tanah dair dengan berbagai cara
termasuk memanipulasi gulma dan residu tanaman sedemikian rupa
(Fitriah et al, 2016).
3. Pupuk organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari materi makhluk hidup,
seperti sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat memiliki
berbagai bentuk seperti padat dan cair yang bertujuan untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
kesuburan tanah dilakukan dnegan cara melakukan pemupukan menggunakan
pupuk organik. Pertanian organik yang bertujuan untuk menerapkan konsep
pertanian berkelanjutan sangat menekankan penggunaan pupuk organik pada
budidaya pertaniannya. Pupuk organik antara lain adalah pupuk kendang,
pupuk hijau, kompos dan masih banyak lagi (Roidah, 2013).
4. Pupuk NPK
Pupuk NPK sesuai dengan Namanya mengandung tiga unsur makro yang
dibutuhkan tanaman yaitu nitrogen, fosfor dan kalium dengan berbagai
presentase kandungannya. Pupuk NPK sendiri merupakan jenis pupuk majemuk
yang paling banyak digunakan karena kandungan unsur haranya baik mikro
dam makro. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk anorganik yang
dapat digunakan dengan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan nutrisi
dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Keuntungan menggunakan pupuk NPK
adalah dapat digunakan dengan memperhitungkan kandungan zat hara sama
dengan pupuk tunggal, penggunaannya yang sangat sederhana serta menghemat
waktu (Kaya, 2013).
C. Metode Praktikum
4. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 28 April 2021 pukul 09.00 WIB s.d
dan berlokasi di rumah mahasiswa.
5. Alat dan Bahan
c. Alat : Cangkul, cethok, papan nama, polybag ukuran 15 cm x 25 cm
d. Bahan : Benih Jagung, pupuk kendang dan pupuk NPK
6. Cara kerja
a. Ambil tanah sawah 4 ember.
b. Dua ember bongkah tanah dihancurkan / tanah diolah, kemudian
dimasukkan polybag (T1).
c. Dua ember bongkah tanah dibiarkan relatif utuh / tanpa olah tanah,
kemudian dimasukkan pada 2 polibag (T2).
d. Empat polybag tanah dibasahi hingga kapasitas lapangan, kemudian
tanaman ditanam
e. Untuk padi dan aneka kacang diberi pupuk organic 100 g/pot dan NPK
1g/pot, untuk jagung 300 g/pot dan NPK 3 g/pot (P1).
f. Untuk padi dan aneka kacang diberi pupuk organic 200 g/pot dan NPK
2g/pot, untuk jagung 600 g/pot dan NPK 6 g/pot (P2).
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
60
50
40
30
20
10
0
21 HST 28 HST 35 HST 42 HST 49 HST
Waktu Pengamatan (HST)
25
20
15
10
5
0
21 28 35 42 49
Waktu Pengamatan (HST)
50
40
30
20
10
0
21 28 35 42 49
Waktu Pengamatan (HST)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
21 28 35 42 49
Waktu Pengamatan (HST)
6
5
4
3
2
1
0
T1P1 T1P2 T2P1 T2P2
Perlakuan
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
T1P1 T1P2 T2P1 T2P2
Perlakuan
Adnan, A., Hasanuddin, H., & Manfarizah, M. (2012). Aplikasi Beberapa Dosis
Herbisida Glifosat Dan Paraquat Pada Sistem Tanpa Olah Tanah (Tot) Serta
Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah, Karakteristik Gulma Dan Hasil
Kedelai. Jurnal Agrista Unsyiah, 16(3), 135–145.
E.Kaya. 2013. Pengaruh kompos jerami dan pupuk NPK terhadap N-tersedia tanah,
serapan-N, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oryza Sativa L). J Agrologia,
2(1), 43–50.
Fitriah, W. M., Swibawa, I. G., & Solikhin. 2016. Pengaruh sistem olah tanah dan
pengelolaan gulma terhadap kelompok makan komunitas nematoda tanah pada
pertanaman jagung (zea mays l.) Di laboratorium lapangan terpadu fakultas
pertanian universitas Lampung. J Agrotek Tropika, 4(2), 146–150.
Ida Syamsu Roidah. (2013). Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan
tanah. J Universitas Tulungagung BONOROWO, 1(1), 30–42.
Prabukesuma, M. A., Hamim, H., & Nurmauli, N. (2015). Pengaruh Waktu Aplikasi
Dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo ( Oryza
sativa L .). Jurnal Agrotek Tropika, 3(1), 106–112. Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/233067/pengaruh-waktu-aplikasi-dan-
dosis-pupuk-npk-terhadap-pertumbuhan-dan-hasil-padi
Prasetyo, R. A., Nugroho, A., Moenandir, J., Jurusan, ), Pertanian, B., & Pertanian, F.
(2014). THE EFFECT OF SOIL TILLAGE SYSTEM AND VARIOUS ORGANIC
MULCH ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr.)
VAR. GROBOGAN. 1(6), 486–495.
Raksun, A., Zulkifli, L., & Mahrus, M. (2020). Pengaruh Dosis Dan Waktu
Pemberian Kompos Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat. Jurnal Pijar Mipa,
15(2), 171. https://doi.org/10.29303/jpm.v15i2.1516
Widiyawati, I., Junaedi, A., Widyastuti, R., Meranti, J., & Dramaga, K. I. P. B.
(2014). Peran Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk
Nitrogen Anorganik pada Padi Sawah. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian
Journal of Agronomy), 42(2), 96–102. https://doi.org/10.24831/jai.v42i2.8424
Wirosoedarmo, R., Sutanhaji, A. T., & Kurniati, E. (2012). Evaluasi kesesuaian lahan
untuk tanaman jagung menggunakan metode analisis spasial land suitability
assessment of corn (Zea mays l.) using spasial analysis method. Agritech: J
Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 31(1), 71–78.
3. Cara kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Saran
a. Praktikum diharapkan dapat dilaksanakan secara luring atau offline supaya
lebih paham terkait tahap pelaksanaanya
b. Coass diharapkan lebih baik dalam menyampaikan proses pelaksanaannya
karena praktikum dilaksanakan secara online sehingga kurang dapat
dimengerti dnegan jelas.
LAMPIRAN
Dokumentasi ACARA 1
Hari ke-4
Hari ke-7
Dokumentasi ACARA 3
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
Dokumentasi ACARA 4
TABEL PENGAMATAN
1 2 3 4 5 6
T1P1 20 26 40 42 44 45 36,167
T1P2 17 28 42 45 48 50 30
T2P2 16 27 51 56 60 63 45,5
T1P1 1 3 11 17 13 12 9,5
T1P2 1 3 15 19 25 29 15,34
T2P1 2 6 17 20 27 35 17,84
T2P2 1 4 16 21 24 28 15,67
1 2 3 4 5 6
T1P1 7 8 12 25 28 35 19,67
1 2 3 4 5 6