Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

“Pengambilan Contoh Benih”

Oleh:

HARRYANATAL PRAYOGA MINGGUS


NIM. D1B117055

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan untuk
mengembangbiakkan tanaman tersebut. Dalam budidaya tanaman, benih dapat
berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil perkecambahan atau perbanyakan
aseksual dan disebut juga bahan tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan
berupa biji atau yang telah disemaikan dapat disebut sebagai bibit. Benih
diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi.
Analisis benih dilakukan terhadap suatu contoh kerja yang diambil dari
contoh kiriman. Contoh benih yang dianalisis merupakan wakil dari sekelompok
benih yang jumlahnya sangat banyak, sesuai ketentuan pengelompokkan benih.
Kesalahan dalam pengambilan contoh akan memberikan hasil analisis yang tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari suatu kelompok benih yang
diwakili.
Beberapa ketentuan dalam pengambilan contoh benih yaitu yang pertama
adalah pengambilan contoh dilakukan secara acak dari setiap wadah atau aliran
benih, yang kedua benih-benih yang lengket diambil cotohnya dengan tangan,
yang ketiga benih yang disimpan dalam wadah kecil seperti kaleng, wadah yang
kedap air, kantong kertas, contoh benihnya sebaiknya diambil sebelum
diwadahkan, jika idak memungkinan maka sejumlah wadah yang mewakili harus
dibuka kemudian disegel kembali atau dipindahkan ke wadah yang baru dan yang
keempat benih lainnya diambil dengan menggunakan alat seperti stick trier.
Contoh benih sesuai ketetapan terdiri dari contoh primer, contoh komposit,
cotoh kiriman dan contoh kerja. Contoh-contoh primer yang menunjukkan
perwujudan yang seragam digabung menjadi contoh komposit. Biasanya contoh
komposit terlalu banyak untuk langsung dikirim ke laboratorium, karena itu
diadakan pengurangan sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan bagi tiap-tiap
spesies.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum tentang
pengambilan contoh benih agar kita dapat mengetahui berbagai macam cara
dalam pengambilan contoh benih.
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengambilan


contoh agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuai untuk pengujian dan
mencerminkan sifat atau keadaan dari kelompok benih.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui cara
pengambilan contoh agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuai untuk
pengujian dan mencerminkan sifat atau keadaan dari kelompok benih.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan


keberhasilan budidaya tanaman pangan. Penggunaan bahan tanam bermutu
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pertanaman. Benih tanaman dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki
cadangan makanan yang lebih banyak dari pada benih dengan ukuran yang lebih
kecil sehingga kemampuan berkecambah juga akan lebih tinggi (Samuel, 2010).
Ukuran benih berkorelasi positif terhadap vigor benih. Benih yang relatif
berat cenderung mempunyai vigor yang lebih baik. Benih yang berukuran besar
dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan benih yang
berukuran kecil dan di duga bahwa ukuran embrionya juga lebih besar.
Kandungan yang tersimpan dalam biji yaitu karbohidrat, protein, lemak dan
mineral. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi
embrio pada saat proses perkecambahan berlangsung (Wulandari et al., 2015).
Mutu benih terdiri atas empat komponen yaitu: mutu fisik, mutu
fisiologis, mutu genetik, dan mutu kesehatan benih. Benih yang bermutu fisik
tinggi terlihat dari penampilan fisiknya yang bersih, cerah, bernas, dan berukuran
seragam. Mutu fisiologis benih tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya
berkecambah) dan nilai vigor (seperti kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh,
dan daya simpan). Mutu genetik ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang
tinggi dan tidak tercampur varietas lain (Ningsih et al., 2018).
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali
dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang
lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai
yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran
(Kuswanto, 2010).
Prinsip pengambilan contoh benih adalah mengambil benih dari beberapa
bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satupun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan
gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang
diambil secara acak dari contoh koposit ini dapat digunakan sebagai contoh
kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja acak (Nasrudin,
2009).
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu
jenis atau kelompok benih. Mutu benih dibedakan menjadi tiga yaitu mutu fisik,
mutu fisiologis dan mutu genetis. Mutu fisik dan fisiologis benih-benih tanaman
hutan umumnya lebih mudah dimengerti dibandingkan dengan mutu genetis.
Mutu fisik dan fisiologis benih menggambarkan kemampuan benih untuk
disimpan dan tumbuh sebagai kecambah normal (Ningsih et al., 2015).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit


Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari Rabu, 27 Februari
2019 pukul 15:25 WITA Sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu benih kedelai, kacang


hijau, jagung, padi sawah dan plastik.
Alat-alat yang digunakan yaitu mangkok, baki, spatula, sendok, timbangan
analitik dan kamera.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum yaitu:


1) Mengambil sejumlah benih dari suatu kelompok benih dengan satu kali
pengambilan (desebut dengan contoh primer).
2) Menggabungkan contoh yang telah di ambil (disebut dengan contoh
komposit).
3) Mengurangkan contoh komposit secara merata hingga ukurannya memenuhi
syarat yang telah ditentukan (disebut dengan contoh kiriman). Benih ini
digunakan untuk keperluan menguji mutu, biasanya oleh pemilik benih di
kirim ke laboraturium benih.
4) Mengurangkan contoh kiriman secara merata dan bertahap sesuai dengan
bobot yang ditetapkan dalam proses pengujian mutu (disebut dengan contoh
kerja). Pengambilan contoh kerja dilakukan dengan cara mangkok, cara
sendok dan modifikasi cara parohan.
DAFTAR PUSTAKA

Kuswanto, H. 2010. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.


Nasrudin. 2009. Teknologi Benih, Pengambilan contoh benih,
http://teknologi benih. blogspot.com/2009/10/ pengambilan - contoh-
benih.html. Diakses pada tanggal 28 maret 2019.
Ningsih, R. D. N.N., I Gusti N.R., I Ketut S., Gusti N.A.S.W., 2018. Pengujian
mutu benih beberapa jenis tanaman hortikultura yang beredar Di Bali.
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 7 (1): 65-72.

Ningsih, K.M, Maya P.B, Jumani. 2015. Uji mutu fisik dan fisiologis benih pohon
penghasil gaharu (Aquilaria microcarpa Baill.) berdasarkan fenotipe
pohon induk di KHDTK Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.
Jurnal Agrifor, 14(2) : 221 – 238.
Samuel, Purnamaningsih, S., L., dan Kendarini, N. 2010. Pengaruh kadar air
terhadap penurunan mutu fisiologis benih kedelai (Glycine max (L)
Merill) varietas gepak kuning selama dalam penyimpanan. Jurnal
Agronomi, 1(1): 1-13.
Wulandari, W., A. Bintoro dan Duryat. 2015. Pengaruh ukuran berat benih
terhadap perkecambahan benih merbau darat (Intsia palembanica), the
effect of seed size on seed germination of mirabow (Intsia
palembanica). Jurnal Sylvia Lestari, 3(2): 79-88.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.
Jenis Contoh Cara Pengambilan
No. Jenis Benih Bobot Contoh (g)
Benih Contoh Benih
I. (114,48)
II. (126,30)
Kacang Primer Mangkok III. (112,47)
Hijau IV. (122,55)
1. (Vigna V. (123,63)
radiata) Komposit Mangkok 629,43
Kiriman Mangkok 301,78
Kerja Mangkok 154,81
I. (136,38)
II. (71,17)
Primer Sendok III. (72,51)
Kedelai IV. (67,73)
2. (Glycine V. (72,98)
max) Komposit Sendok 420,77
Kiriman Sendok 183,20
Kerja Sendok 92,12
I. (105,04)
II. (96,48)
Primer Mangkok III. (107,43)
Jagung (Zea IV. (101,38)
3. V. (106,22)
mays L.)
Komposit Mangkok 516,55
Kiriman Mangkok 295,299
Kerja Mangkok 143, 999
I. (103,19)
II. (112,53)
Primer Modifikasi Parohan III. (104,88)
4. Padi (Oriza IV. (115,38)
sativa L.) V. (109,06)
Komposit Modifikasi Parohan 545,04
Kiriman Modifikasi Parohan 258,38
Kerja Modifikasi Parohan 128,13
4.2. Pembahasan

Analisis benih dilakukan terhadap suatu contoh kerja yang diambil dari
contoh kiriman. Contoh benih yang dianalisis merupakan wakil dari sekelompok
benih yang jumlahnya sangat banyak, sesuai ketentuan pengelompokkan benih.
Kesalahan dalam pengambilan contoh akan memberikan hasil analisis yang tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari suatu kelompok benih yang
diwakili.
Dalam praktikum pengambilan contoh benih, mempunyai beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan yaitu pengambilan contoh benih dilakukan
secara acak dari wadah atau aliran benih, benih-benih yang lengket diambil
contohnya dengan tangan, benih yang disimpan dalam wadah kecil seperti kaleng,
wadah yang kedap air, kantong kertas, contoh benihnya sebaiknya diambil
sebelum diwadahkan, jika tidak memungkinkan maka sejumlah wadah yang
mewakili harus dibuka kemudian disegel kembali atau dipindahkan kewadah yang
baru dan benih lainnya diambil dengan menggunakan alat seperti stick trier.
Selain ketentuan tersebut masih terdapat prinsip pengambilan contoh benih.
Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut
contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh
komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat
digunakan sebagai contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil
contoh kerja secara acak.
Hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil contoh kerja yang
berbeda dari setiap jenis benihnya, pada benih kacang hijau (Vigna radiata) cara
pengambilan contoh benihnya dilakukan dengan cara mangkok dengan hasil
primer I (114,48), II (126,30), III (112,47), IV (122,55), V (123,63). Hasil
komposit nya adalah 629,43. Hasil pada kiriman yaitu 301,78 dan hasil untuk
kerja yaitu 154,81. Benih kedelai (Glycine max) cara pengambilan contoh
benihnya dilakukan dengan cara sendok dengan hasil primer I (136,38), II (71,17),
III (72,51), IV (67,73), V (72,98). Hasil komposit nya adalah 420,77. Hasil pada
kiriman yaitu 183,20 dan hasil untuk kerja yaitu 92,12.
Benih jagung (Zea mays L.) cara pengambilan contoh benihnya dilakukan
dengan cara mangkok dengan hasil primer I (105,04), II (96,48), III (107,43), IV
(101,38), V (106,22). Hasil komposit nya adalah 516,55. Hasil pada kiriman yaitu
295,299 dan hasil untuk kerja yaitu 143,999. Benih padi (Oryza sativa L.) cara
pengambilan contoh benihnya dilakukan dengan cara modifikasi parohan dengan
hasil primer I (103,19), II (112,53), III (104,88), IV (115,38), V (109,06). Hasil
komposit nya adalah 545,04. Hasil pada kiriman yaitu 258,38 dan hasil untuk
kerja yaitu 128,13. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pengambilan contoh
benih dengan cara mangkok dan modifikasi parohan mendapatkan hasil yang
tinggi sedangkan dengan cara sendok mendapatkan hasil yang rendah hal ini dapat
memberikan gambaran terhadap pengujian mutu tersebut dan dapat
mencerminkan suatu keadaan dari kelompok benih.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa benih merupakan faktor penentu utama dalam proses
perkembangbiakan tanaman. Dalam praktikum pengambilan contoh benih, Benih-
benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh
benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada benih kacang hijau
(Vigna radiata) dengan hasil primer I (114,48), II (126,30), III (112,47), IV
(122,55), V (123,63). Hasil komposit nya adalah 629,43. Hasil pada kiriman yaitu
301,78 dan hasil untuk kerja yaitu 154,81. Benih kedelai (Glycine max) dengan
hasil primer I (136,38), II (71,17), III (72,51), IV (67,73), V (72,98). Hasil
komposit nya adalah 420,77. Hasil pada kiriman yaitu 183,20 dan hasil untuk
kerja yaitu 92,12. Benih jagung (Zea mays L.) dengan hasil primer I (105,04), II
(96,48), III (107,43), IV (101,38), V (106,22). Hasil komposit nya adalah 516,55.
Hasil pada kiriman yaitu 295,299 dan hasil untuk kerja yaitu 143,999. Benih padi
(Oryza sativa L.) dengan hasil primer I (103,19), II (112,53), III (104,88), IV
(115,38), V (109,06). Hasil komposit nya adalah 545,04. Hasil pada kiriman yaitu
258,38 dan hasil untuk kerja yaitu 128,13.

5.2. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu praktikan lebih fokus lagi pada
pengamatan yang dilakukan dan lebih berhati-hati dalam melakukan pengamatan
agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan pengamatan serta pada
praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi dan berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai