Mulsa organik
Penggunaan berbagai bahan
organik
cabai keriting varietas lado, limbar kulit buah kakao, sekam padi, pupuk kandang
sapi, urea, SP-36, NPK 15:15:15, air, alang-alang, kirinyuh, tabung gas, label, tali
rafia, kantong plastik, kayu dan paranet hitam (pagar). Alat-alat yang akan
digunakan meliputi sabit, parang, pacul, gembor, tong, penakar curah hujan (Rain
Kelompok (RAK) yang terdisi atas 6 perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali
mulsa alang-alang (MA) dan mulsa kirinyuh (MK). Perlakuan yang akan
1. Tanpa pupuk kandang (PK) sapi, tanpa biochar, tanpa pemupukan anjuran dan
2. 100 kg/ha urea + 250 kg/ha NPK (15:15:15) (pemupukan anjuran) + 5 ton/ha
MA (F1).
3. 8 ton/ha PK sapi+ 2 ton/ha biochar sekam padi + 100 kg/ha urea + 250 kg/ha
4. 8 ton/ha PK sapi+ 2 ton/ha biochar kulit buah kakao + 100 kg/ha urea + 250
5. 8 ton/ha PK sapi+ 2 ton/ha biochar sekam padi + 100 kg/ha urea + 250 kg/ha
6. 8 ton/ha PK sapi+ 2 ton/ha biochar kulit buah kakao + 100 kg/ha urea + 250
(F5).
dan sekam padi terlebih dahulu kemudian dikeringkan dibawah terik matahari
sampai kulit buah kakao dan sekam padi mengering. Pembuatan biochar akan
dari drum yang memiliki penutup berbentuk kerucut dan memiliki corong tempat
buah kakao dan sekam padi secara terpisah, masing-masing dimasukan kedalam
pirolisator atau boiler sebanyak setengah drum terlebih dahulu, selanjutnya bolier
diletakan diatas kompor besar yang telah dinyalakan. Apabila asap mulai
4
kelihatan pekat pada masing-masing drum maka boiler diisi kembali dengan
limbah kulit buah kakao dan sekam padi hingga penuh. Selanjutnya boiler ditutup
rapat hingga asap tidak keluar disela-sela antara drum dan pentup. Apabila asap
mulai keluar melalui cerobong, berarti pembakaran sudah berjalan dengan baik.
Setelah 2−3,5 jam dan sudah tidak banyak mengeluarkan asap, penutup boiler
kemudian dibuka. Apa bila kulit kulit buah kakao dan sekam padi sudah terbakar
kuliat buah kakao ditumbuk dan diayak menggunakan ayakan. Kulit buah kakao
yang telah di ayak dan arang sekam padi siap untuk diaplikasikan ke media tanam
Pupuk kandang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk
kandang sapi. Langkah pertama adalah mengambil kotoran sapi dari peternakan
menggunakan ayatan yang telah disediakan. Setelah itu, kotoran sapi yang sudah
tersebut dibuat dengan ukuran 4 m x 1,50 m dengan jarak antar bedengan dalam
kirinyuh pada areal sekitar penelitian. Alang-alang dan krinyuh diambil sesuai
Benih yang akan digunakan adalah benih cabai keriting hibrida varietas
lado. Sebelum disemai benih terlebih dahulu akan direndam selama 24 jam
dengan menggunakan air hangat pada suhu 30˚C. Benih yang tenggelam selama
berukuran 6 cm x 4 cm dengan komposisi yang terdiri tanah top soil yang telah
kali sehari (pagi dan sore). Bibit telah siap dipindahkan ke lahan percobaan
3.4.6 Aplikasi Biochar Kulit Buah Kakao, Biochar Sekam Padi dan Pupuk
Kandang
Pengaplikasian biochar kulit buah kakao, biochar sekam padi dan pupuk
3.4.7. Pemupukan
pada saat 1 minggu sebelum tanam dengan dosis pupuk 250 kg/ha. Kemudian
aplikasi pupuk Urea dan NPK dilakukan pada saat 2 Minggu Setelah Tanam
(MST), dengan dosis urea 100 kg/ha dan dosis NPK 250 kg/ha dengan masing-
3.4.8. Penanaman
dengan cara diletakan di atas permukaan petakan dengan arah yang seragam.
Setiap petak diberi mulsa dengan dosis 5 ton/ ha atau 0,5 kg m -2 setara dengan 2,5
kg/petak. Ada 2 jenis mulsa yang akan digunakan yaitu kirinyuh dan alang-alang.
atas permukaan petakan sesuai dengan dosis yang diperlukan. Sedangkan untuk
3.3.10. Penyiraman
1. Penyiraman dengan volume 500 ml per tanaman keseluruh akar pada saat
2. Penyiraman selanjutnya jika tidak turun hujan, air diberikan hanya pada
daerah (satu sisi) antara dua baris tanaman sedangkan sebagian daerah akar
(sisi lainya) tidak diberi air. Selanjutnya, 6 hari berikutnya air diberikan hanya
pada daerah bagian akar yang sebelumnya tidak diberikan air dan seterusnya,
yang di sebut dengan teknik pengairan separuh daerah akar (Bahrun et al.,
2012). Sketsa Penyiraman Separuh Daerah Akar dapat dilihat pada gambar 2.
hari
waktu 6 hari.
3.4.11 Pemeliharaan
MST.
sudah mencapai 80% yang sudah muncul tunas liar (ukuran kecil) pada batang
utama.
d. Pemasangan ajir akan dilakukan segera setelah bibit pindah tanam. Ajir yang
digunakan berasal dari batang bambu yang dibelah, kemudian dibersihkan dan
dihaluskan agar tidak melukai tanaman cabai. Ajir dipasang tegak disetiap
tanaman cabai, tanaman cabai diikatkan pada ajir yang telah terpasang
e. Pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai akan dilakukan secara fisik.
akan dilakukan pada saat tanaman berumur 10, 20 dan 30 hari setelah
pengaplikasian mulsa, sedangkan berat kering tajuk akan dilakukan pada saat
1. Tinggi tanaman (cm) ; diukur mulai dari leher akar sampai dengan titik
tumbuh tanaman.
membuka penuh.
3. Luas daun (cm2) ; diukur panjang dan lebarnya yang telah membuka
bobot buah. Jumlah sampel untuk masing-masing perlakuan yaitu sebanyak empat
dipanen.
2. Bobot buah (g) ; dihitung dengan menimbang semua buah yang dipanen
per tanaman.
3. Bobot kering tajuk (g) ; dihitung dengan menimbang batang dan daun
akhir panen.
Pengamatan kesuburan tanah meliputi suhu tanah, kadar air tanah dan
kepadatan tanah. Pemgamatan suhu dan kadar air tanah akan dilakukan pada pagi
hari (pukul 08.00), siang hari (pukul 12.00) dan sore hari (pukul 16.00) selama
periode penelitian.
penelitian. Di samping itu, akan dilakukan analisis tanah awal dan akhir
Apabila F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel, maka akan dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95%.
12