Anda di halaman 1dari 8

Peternakan campuran rumput dan

leguminosa
 Kelompok VI
1. Yanti goko rato louro ( 1853121031 )
2. Fita selia ( 1853121034 )
 Rumput – rumputan (Gramineae)

Rumput adalah tanaman yang paling efisien untuk merubah sinar


matahari menjadi biomassa dan pada saat yang sama mengkonversi
karbondioksida menjadi oksigen. Ternak ruminansia mampu
mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak dapat dicerna oleh
manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas
mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memberikan
tutupan tanah yang baik untuk mengurangi erosi sementara akar
yang sangat halus akan membentuk bahan organik dan membantu
penyusupan air ke dalam tanah.
 Leguminosa
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan
ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik
sebagai bahan pakan dan mempunyai kandungan protein dan
mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai
kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya dapat digunakan
sebagai campuran pakan hijauan paling banyak 50% dari total
hijauan yang diberikan.
 Pengaruh Pola Penanaman Campuran Antara Rumput dan
Leguminosa Terhadap Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak
 Pertanaman campuran rumput dan legum merupakan praktek
yang telah lama di pertanian tropis. Tujuan utamanya adalah
memaksimalkan penggunaan sumber daya seperti ruang, cahaya
dan nutrien sehingga produktivitasnya lebih tinggi, meningkatkan
mutu pakan, meningkatkan kesuburan tanah melalui penambahan
nitrogen pada tanah dari hasil kegiatan fiksasi oleh legum.
Keuntungan lain adalah memperbaiki kualitas air melalui
penggunaan pupuk nitrogen yang minimum. Hal-hal tersebut
sejalan dengan pertanian global yang mencari dan menerapkan
sistem pertanian yang berkesinambungan dan ramah lingkungan.
 Pada pertanaman campuran rumput dan legum, terjadi interaksi
antar tanaman baik di atas permukaan maupun di dalam tanah.
Interaksi antar tanaman dapat berupa persaingan (competitive
interaction) dan bukan persaingan (non competitive interaction).
Interaksi bukan persaingan dapat berupa stimulus langsung dari
satu spesies terhadap spesies lain, misalnya nitrogen yang
difiksasi oleh legum dapat tersedia bagi spesies bukan legum.
Persaingan antar tanaman paling banyak terjadi terhadap cahaya,
air dan nutrien. Makin sama kebutuhan spesies dan
morfologinya, makin intens persaingan. Jadi persaingan
intraspesifik lebih intens dari persaingan interspesifik.
 Ketersediaan hijauan pakan ternak dapat diatasi dengan
menggunakan metode pola tanam campuran, dengan mencampur
hijauan pakan ternak dari jenis rerumputan dan leguminosa. Pola
tanam campuran ini dilakukan penanaman rumput, leguminosa
dari jenis semak ataupun pohon sehingga hijauan pakan ternak
dapat tersedia.

 Dampak atau pengaruh positif dari pola tanam campuran antara


rerumputan dengan leguminosa adalah kecenderungan
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan kuantitas hijauan
pakan 20% selain peningkatan kualitas hijauan pakan karena
stelo, centro, gamal dan lamtoro adalah tanaman legum yang
daunnya mengandung 25-30% protein kasar.
 Kesimpulan

Dalam penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa


dalam melakukan pola tanam campuran rerumputan dengan
leguminosa dapat mempengaruhi ketersediaan pakan ternak
karena pada pertanaman campuran rumput dan legum, terjadi interaksi
antar tanaman baik di atas permukaan maupun di dalam tanah serta
daya saing legum yang tinggi meningkatkan kontribusi N legum
terhadap kandungan nitrogen tanah dan kandungan nitrogen pada
rumput yang tumbuh bersama dengan legum. Legum mempunyai
kemampuan yang cukup untuk menyediakan nitrogen pada tanah
sebesar 31,5kg/ha/tahun, meningkatkan kadar protein rumput 11% dan
meningkatkan produksi biomassa rumput 4 kali lipat sehingga dapat
mempengaruhi ketersediaan pakan ternak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai