Anda di halaman 1dari 3

TANPA OLAH TANAH (TOT)

Pengolahan Lahan merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi


rendahnya produksi pertanian. Sedangkan Lahan merupakan lingkungan fisik dan
biotik yang berkaitan dengan daya dukungnyaterhadapperikehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Dalam sistem pengolahan lahan kita mengenal ada
tiga macam sitem pengelolaan yang terdiri dari pengolahan lahan sempurna, olah
lahan minimum dan tanpa olah tanah (TOT) Yang dimaksud dengan metode tanpa
olah tanah adalah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan seperti
pembalikan dan penggemburan tanah terlebih dahulu, hanya diperlukan lubang
untuk membenamkan benih ke dalam tanah. Setiap upaya pengolahan lahan akan
menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang
terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan sifat
tanah akibat pengolahan tanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam
keadaan terbuka, terutama antara 2 musim tanam, sehingga menjadi lebih riskan
terhadap erosi, dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah.
Metode atau cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara tradisional
(konvensional), dan secara modern (Fattah, 2009).
Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk
lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak
dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak
menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran.
Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman
tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara
ini biasannya menggunakan mesin pertanian (Tanah Sakti, 2011).
Tanpa Olah Tanah (TOT) Sistem tanpa olah tanah merupakan bagian dari
konsep olah tanah konservasi yang mengacu kepada suatu sistem olah tanah yang
melibatkan pengolahan mulsa tanaman ataupun gulma (tanaman pengganggu).
Budidaya pertanian tanpa olah tanah sebetulnya berangkat dari corak pertanian
tradisional yang dimodifikasikan, dengan memasukkan unsur kimiawi untuk
mengendalikan gulma, dalam hal ini herbisida. Persiapan lahan cukup dilakukan
dengan penyemprotan, gulma mulai mati dan mengering, lalu
direbahkan selanjutnya dibenamkan dalam lumpur (Nursyamsi, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Fattah A., dan Hadijah. 2009. Kajian Teknologi Sistem TOT pada Beberapa
Varietas Unggul Baru Jagung di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Serealia.

Tanah Sakti, 2011. BERTANAM PADI SAWAH TANPA OLAH (edisi revisi),
Oleh Prof.Dr. Muhajir Utomo dan Ir. Nazaruddin.
2003.http://bppsdmp.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 29 April 2015.S

Nursyamsi, 2004., didalam Tantri Ay-Nahra, 2014. Makalah Agrotek Serealia


(JUWAWUT).htm.https://www.google.com/search?q=Tantri+AyNahra+
+Makalah+Agrotek+Serealia+%28JUWAWUT%29.htm&ie=utf-
8&oe=utf-8. Diakses pada tanggal 29 April 2015.

Pertanian dengan olah tanah

Tanah (bahasa Yuyangi: pedon bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumiyang tersusun dari mineral dan bahan organik. Ahli pertanian menyebutkan
bahwa tanah merupakan medium tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang
tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Mulainya usaha pertanian selalu
dengan campur tangan manusia terhadap lahan untuk memperoleh hasil dari lahan
tersebut. Pertanian kuno hanya menerapkan satu atau dua usaha, yaitu
pemungutan hasil atau peyangaman dan pemungutan hasil.

Tanah adalah sumber daya yang perlu dipertahankan kesuburannya agarr tetap
menghasilkan hasil yang maksimal tanpa merusak tanah. Pemakaian tanah untuk
pertanian dan perkebuyang secara terus-menerus dan membagi buta dapat
membuat tanah menjadi tidak subur atau tandus. Beberapa penyebab ketidak
kesuburan tanah ialah pencemaran tanah oleh limbah buangan, pestisida, tanaman
monoton dan lain-lain (Abdullah, 2014)

Kemajuan dibidang teknologi sejak hipotesa Aristoteles, yang menyebutkan


bahwa tanaman mendapat makayang dari tanah. Namun teori-teori pokok dari
hara tanaman baru ditemukan pada abad ke-19. Penemuan teori itu membuka
kesempatan untuk memikirkan perayang tanah. Awal pengerjaan lahan yang
merupakan kelanjutan dan penerapan teori pokok tentang hara mengharuskan
pengerjaan lahan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh
produksi yang tinggi. Anggapan dan teori ini didasari oleh konsep bahwa tanaman
akan masuk ke dalam tanah, sehingga dapat menerap tanah lebih banyak. Oleh
karena itu tanah perlu digemburkan (syifa 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Syifa. 2012. Pengolahan Lahan Pertanian. http://www.binasyifa.com.
Abdullah. 2003. Tujuan Pengolahan tanah. https://mgmpagrominapacitan.wordp
ress.com.

Anda mungkin juga menyukai