Anda di halaman 1dari 21

VIABILITAS BENIH

Konsep Viabilitas Benih

• Viabilitas Benih adalah daya hidup yang dapat ditunjukkan dalam


fenemena pertumbuhan, gejala metabolism, kinerja kromosom,
atau garis viabilitas.
• Viabilitas benih diindikasikan sebagai tolok ukur baik langsung
maupun tidak langsung.
Viabilitas Benih daapat dibedakan menjadi:
• Viabilitas absolut
• Viabilitas Potensial
• Viabilitas Pontensial Spesifik
• Viabilitas relative
• Viabilitas nyata
• Viabilitas Sesungguhnya
• Viabilitas Dorman
• Viabilitas Total
Tolok Ukur Viabilitas
1. Viabilitas Potensial (VP)
a. Potensial Tumbuh (PT)
Nilai Potensial tumbuh diperoleh dengan menghitung jumlah benih
yang menunjukkan gejala tumbuh pada pengamatan hari terakhir
dan dinyatakan dalam persen. Gejala tumbuh ditandai dengan
munculnya akar atau plumula yang menembus kulit (pericarp)

PT(%)= Jumlah benih yang menunjukkan gejala tumbuh x 100%


Jumlah benih yang ditanam
•b.  Daya Berkecambah (DB)
Nilai daya berkecambah diperoleh dengan menghitung jumlah
benih yang berkecambah normal pada pengamatan pertama dan
kedua dan dinyatakan dalam persen.

DB(%) = x 100%
Jumlah benih yang ditanam
Ket: K N = Kecambah Normal
c. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN)
Nilai bobot kering kecambah normal diperoleh dengan cara
menimbang seluruh kecambah normal yang sudah dikeringkan dalam
oven selama 3x24 jam dengan suhu 60°C dan dinyatakan dalam gram
Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT)
a. Kecepatan Tumbuh (Kct)
Nilai kecepatan tumbuh berdasarkan jumlah pertambahan
kecambah normal setiap hari atau etmal. Perhitungan dilakukan hingga
hari terakhir pengamatan dan dinyatakan dalam persen per etmal. Nilai
kecepatan tumbuh diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Kct(%/etmal)= N total = N1 + N2 + ………+ Nn


Wa W1 W2 Wn
Keterangan
N total = % kecambah normal pada akhir pengamatan
N1-Nn = Bertambahnya persen kecambah normal pada waktu
W1,2,3…n pada hari setelah tanam
W1-Wn= Jumlah waktu dari saat tanam sampai dengan saat
pengamatan ke 1,2,3, …n (etmal)
Wa = Waktu yang diperlukan untuk pengujian hingga selesai
Contoh Soal Kecepatan Tumbuh
Dari 10 benih kacang tanah yang ditanam diperoleh data sebagai berikut dan
pengamatan terakhir kacang tanah adalah hari ke 7
Hari ke Jumlah Kecambah normal setiap hari Nilai Kecepatan Tumbuh (%/etmal)
1 0 0
2 0 0
3 3 3/10 x 100% : 3 = 10
4 2 2/10 x 100% : 4 = 5
5 2 2/10 x 100% : 5 = 4
6 2 2/10 x 100% : 6 = 3,33
7 1 1/10 x 100% : 7 = 1,42
Total 10 23,75%/etmal

Dari 10 benih kacang tanah yang ditanam diperoleh nilai


kecepatan tumbuh benih adalah 23,75 %/etmal
b. Keserempakan Tumbuh (Kst)
Keserempakan Tumbuh adalah salah satu dari parameter vigor daya simpan atas
dasar hitungan persentase kecambah normal kuat pada suatu waktu tertentu.
Nilai keserempakan tumbuh diperoleh dengan menghitung jumlah kecambah
normal kuat diantara pengamatan I dan pengamatan II pada uji berkecambah,
dan dinyatakan dalam persen. Rumus digunakana untuk pengamatan ini adalah :

Kst (%) = Jumlah Kecambah normat kuat x 100%


Jumlah benih yang ditanam
• C. Spontanitas Tumbuh
spontanitas tumbuh adalah tolok ukur dari parameter vigor
kekuatan tumbuh atas dasar persentase kecambah normal yang
tumbuh merata pada suatu waktu tertentu. Nilai spontanitas tumbuh
diperoleh dengan menghitung jumlah kecambah normal diantara
pengamatan I dan II pada uji daya berkecambah, dan dinyatakan dalam
persen. Rumus yang digunakan adalah :

Ksp (%)= Jumlah kecambah normal x 100%


Jumlah benih yang ditanam
• D. indeks vigor (IV).
Menggambarkan vigor kecepatan tumbuh (Copeland & McDonald
1995), dihitung berdasarkan persentase kecambah normal pada
hitungan pertama dengan rumus :

IV = Jumlah KN hitungan I x 100 %


Jumlah benih yang ditanam
e. Kecepatan tumbuh relative (Kct relatif),
menggambarkan vigor benih merupakan perbandingan nilar Kct dengan Kct maksimum diperoleh
dari asumsi bahwa saat hitungan pertama kecambah normal sudah mencapai 100 %. Kct dihitung
berdasarkan akumulasi kecepatan tumbuh harian (Sadjad et al. 1999). Dengan rumus :
f. T50
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50% total pemunculan
kecambah, diamati dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah setiap
hari. T50 menggambarkan vigor benih, dihitung dengan rumus :
Pengujian Viabilitas Benih
Untuk menilai viabilitas benih dapat digunakan beberapa tolok ukur seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.

Hasil pengujian persentase perkecambahan yang didapat dengan metode uji viabilitas di laboratorium
mempunyai korelasi positif dengan kenyataan di lapangan maka perlu diperhatikan beberapa factor
berikut
1. Kondisi lingkungan laboratorium harus mengguntungkan bagi perkecambahan benih dan
terstandarisasi
2. Pengamatan dan penilaian bari dilakukan pada saat kecambah mencapai suatu perkembangan
tertentu yang dapat diberikan diantara struktur kecambah normal dan abnormal
3. Pertumbuhan dan perkecambahan kecambah yang berlangsung dapat dinilai mempunyai
kemampuan tumbuh menjadi tanaman normal dan kuat pada saat yang mengguntungkan di
lapangan
4. Lama periode pengujian harus mengikuti jangka waktu tertentu.
Lingkungan Pengujian
Dalam pelaksanaan perkecambahan memerlukan lingkungan pengujian
yang terstandarisasi antara lain
1. Alat-alat: Meja analisa, alat perkecambahan benih, pinset dan kaca
pembesar, alat pengepres media kertas, wadah perkecambahan
2. Substrat kertas, air , tanah
3. Kondisi yang serba optimum: kelembaban . Suhu, aerasi, cahaya
4. Evaluasi kecambah: Normal, abnormal, mati
5. Perlakuan pematahan dormansi
Kriteria Kecambah
1. Kecambah Normal
• Sudah terbentuk akar primer yang baik serta asudah menghasilkan akar
seminar.
• Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan
pada jaringan-jaringannya.
• Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh
baik, di dalam muncul dari keleoptil atau pertumbuhan epikotil yang
sempurna dengan kuncup normal.
• Memiliki satu kotiledon untuk kecambah monokotildan dua kotiledon
untuk kecambah dikotil.
2. Kecambah Abnormal
• Kecambah yang rusak tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar
primer yang pendek.
• Kecambah yang cacat bentuk, perkembangannya lemah seperti
plumula yang berputar, kotiledon membengkok, akar pendek,
keleoptil yang pecah tetapi tidak mempunya daun, kecambah kerdil.
• Kecambah yang tidak membentuk klorophil.
• Kecambah lunak/busuk
• Untuk benih pepohonan akan keluar daun bukan akar.
Metode Uji Perkecambahan
1. UDK (Uji Di Atas Kertas)
2. UAK (Uji Antar Kertas)
3. UKD (Uji Kertas Digulung)
• UKD d ( Uji Kertas Digulung didirikan)
• UKD dp (Uji Kertas Digulung dalam plastic)
• UHD p (Uji Hoppe Diubah dalam Plastik)
Metode Uji Perkecambahan
1. Metode Langsung Indikasi Langsung
yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan masing-masing individu benih,
contoh benih berukuran besar 9jagung, kedelai, padi)
2. Metode Langsung Indikasi Tidak Langsung
yaitu pengamatan dilakukan terhadap gejala pertumbuhan pada kelompok benih, contoh
benih berukuran kecl seperti bayam, selada dan eucaliptus,.
3. Metode Tidak Langsung Indikasi Langsung
Yaitu pengamatan dilakukan terhadap gejala metabolism pada masing-masing individu
benih
4. Metode Tidak Langsung Indikasi Tidak Langsung
yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala metabolism benih pada sekelompk
benih.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai