AEP 327
Benih adalah hasil hari ini dan janji hari esok.
Produksi benih, dengan demikian bukan hanya
bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal
saja, namun harus diupayakan benih yang
dihasilkan tersebut apabila ditanam akan
menghasilkan produksi yang maksimal pula.
Keberhasilan suatu program perbenihan sangat
ditentukan oleh keunggulan benih yang disediakan
untuk konsumen (petani). Benih unggul tersebut harus
secara konsisten lebih berkualitas dari benih yang
diproduksi sendiri oleh petani.
AEP 327
Tujuan Produksi Benih
AEP 327
Pemenuhan Kebutuhan Benih Cabai,
Tomat, Kubis dan Mentimun th 2000-2002
80000
70000
60000
50000
Kg 40000
30000
20000
10000
0
cabai Tomat Kubis Mentimun
GALUR
VARIETAS UNGGUL
Daftar Varietas
Truth in labelling
SERTIFIKASI BENIH Permintaan Tinggi
PETANI
AEP 327
Infrastruktur dasar pengembangan
perbenihan
Teknologi
LITBANG Kriteria
Pemuliaan
Pengadaan BENIH
BERMUTU
Pengawasan lap.
PENGAWASAN Legislasi
Analisis lab.
AEP 327
MODEL DAN SISTEM AGRIBISNIS PERBENIHAN
Distributor
Extension Seed (ES)
PETANI
AEP 327
(3)
SUB-SISTEM PENGADAAN
SUB-SISTEM PENGAWASAN &
SERTIFIKASI
SUB-SISTEM DIKLAT
SUB-SISTEM
PENYULUHAN
SUB-SISTEM PENGGUNA
AEP 327
SUB-SISTEM PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN (R & D)
BALITPA/BB P BALITJAS BALITKABI
Sukamandi Maros Malang
Perguruan Tinggi/Swasta
BENIH BERSERTIFIKAT
SUB-SISTEM PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
PERGURUAN
LITBANG TINGGI
BLPP,
Pendidikan sarjana pemuliaan tanaman & perbenihan
Pendidikan tenaga menengah utk perbenihan
Pelatihan perbenihan
Penangkar, petani
PENANGKAR
BBI, BBU
PETANI
Peningkatan produksi
AEP 327
(4)
(1) Tahap Tradisional
!Pceirlkcemlba1n1gJa1n1 slstem
[P)ceirlbce1n1alhla1n1
lnl<egJaiirai suatu melarn
tentu sec <dlaftegJa a
!be~ lUI mtersebut dan
tahapan ara is pau
lbceirsamaa1n1 antar
komod
C (Q) 1n1ftitas
(Q) tanarnan
: [P)a <di a, [P)<e irlkem
II
lhl 1n1ya
[P)ceirlbce1n1 lbaa1n1gJa
lhla 1n11n11n1ya ft
I
lb (9 r~ a 1n1 SJ
183ce~alkal aslnllUI
a 1n1 gJ [P)(es
j lUlgJa1 a
lbcelnl
I
ekstensifikasi intensifikasi
Peningkatan
produksi tanaman
diversifikasi rehabilitasi
AEP 327
Perkembangan Industri Benih
Indonesia
AEP 327
Perkembangan Industri Benih
Indonesia
Kondisi yang berbeda ditemukan pada tanaman pangan
khususnya padi yang masih didominasi oleh benih padi varietas
unggul produksi perusahaan benih pemerintah. Pada awal
tahun 2000 persentase pemenuhan kebutuhan benihnya masih
sekitar 40 % dengan kebutuhan benih potensial sekitar 286
ribu ton, sementara jagung adalah 13% dengan kebutuhan
benih potensial sekitar 105 ribu ton, dan kedelai sekitar 8 %
dengan kebutuhan benih potensial sekitar 51 ribu ton. Khusus
untuk jagung sebagian besar benih yang beredar adalah
produksi perusahaan benih swasta berskala internasional.
Sementara bisnis benih kedelai tampaknya tidak mengundang
minat para investor, padahal di belahan dunia lain bisnis ini
cukup menggiurkan.
AEP 327
Perkembangan Industri Benih
Indonesia
Beberapa Industri Benih :
Perum Sang Hyang Seri
PT. Pertani
East West Seed Indonesia (Cap Panah Merah)
Tanindo (Cap Kapal Terbang)
PP Kerja
Zeneca
Pioneer
Tekno kultura
AEP 327
(7)
Hambatan Pengembangan
Perbenihan di Indonesia
Masih terbatasnya sumberdaya pemuliaan tanaman
professional sehingga hasil pemuliaan tanaman masih rendah
Varietas yang telah dilepas tidak dapat berkembang karena
kurang memenuhi selera masyarakat
Sertifikasi benih dan pengawasan mutu masih belum
memadai baik sumber daya manusia maupun teknologi
Institusi perbenihan belum dimanfaatkan secara optimal dan
sumber daya manusia di bidang perbenihan masih terbatas
baik jumlah maupun kualitasnya.
Kebijakan pemerintah kadangkala tidak konsisten dan
terkesan berlebihan
Penerapan peraturan perundangan terkesan lamban dan
belum memenuhi harapan, serta adanya kerancuan persepsi
mengenai sertifikasi benih, OECD Scheme, ISTA Rules
AEP 327
Hambatan Pengembangan
Perbenihan Indonesia
Belum ada kebijakan yang jelas mengenai pemilahan
peranan antara sektor swasta dengan pemerintah dalam
perbenihan, terutama dalam hal produksi. Sering terjadi
kompetisi tidak sehat antar keduanya
Efisiensi produksi benih bersertifikat masih rendah
Skala usahatani dan modal usaha kecil, sehingga
kebutuhan jumlah benih sedikit, atau cenderung memilih
benih harga murah
Harga jual produk dan keuntungan petani rendah,
akibatnya petani memilih menggunakan benih yang harganya
murah
Usaha pertanian lokasinya tersebar, beberapa di antaranya
sarana transportasi sulit, sehingga petani cenderung
menggunakan benih asalan
AEP 327
Hambatan Pengembangan
Perbenihan Indonesia
Usaha pertanian lokasinya tersebar, beberapa di
antaranya sarana transportasi sulit, sehingga petani
cenderung menggunakan benih asalan
Harga benih bermutu produksi perusahaan benih
formal masih dirasakan terlalu mahal oleh petani,
sehingga petani cenderung menggunakan benih dari
hasil seleksi pertanamannya sendiri, yang tidak jelas lagi
generasinya
Belum berkembangnya agroindustri yang
membutuhkan pasokan produksi tanaman yang
dihasilkan dari benih bermutu.
Hambatan Pengembangan
Perbenihan Indonesia
Selain hambatan di dalam negeri, tantangan yang datang
dari luar tidak kalah beratnya. Perusahaan multinasional
yang sudah mapan dan menguasai pasar dunia bisa
mengancam industri benih dalam negeri. Sementara itu,
dengan telah diratifikasinya kesepakatan internasional
seperti General Agreement on Trade and Tariff
(GATT)
berarti kita harus siap berkompetisi dalam pasar global.
Sehubungan dengan ini, issu sertifikat kesehatan
(Phytosanitary Certificate/PC) dapat saja digunakan negara
tertentu sebagai pengganti batasan tarif (tariffs as
barriers
to trade) atau untuk melindungi komoditas pertaniannya.
AEP 327
Hambatan Pengembangan
Perbenihan Indonesia
Maddox (1997) menyatakan bahwa persyaratan PC di beberapa
negara kadangkala tidak didasarkan pertimbangan ilmiah dan
seringkali tidak adil. Dia mencontohkan, di Mexico sebelum tahun
1991 tidak ada persyaratan PC bagi benih sayuran yang berasal
dari USA, namun pada tahun 1994 peraturan baru diterapkan yang
menyangkut sekitar 60 patogen. Setelah dipelajari di USA,
ternyata sepuluh patogen tidak menyebar melalui benih, delapan
sudah ada di Mexico, dua patogen tidak ada di USA dan delapan
lainnya dikenal tidak mempunyai nilai ekonomis samasekali di seluruh
dunia. Pengalaman ini seharusnya menjadi perhatian dalam
membangun sistem perbenihan Indonesia yang tidak saja dapat
menjamin ketersediaan benih bermutu di dalam negeri, namun
diharapkan juga mampu menembus pasar internasional.
AEP 327
(8)
AEP 327
(9)
Prinsip Genetis
Pada prinsipnya, memproduksi benih adalah
mengantarkan keunggulan suatu varietas yang
sudah dirakit sedemikian rupa oleh pemulia,
kepada petani yang sangat mengharapkan
keunggulan tersebut untuk peningkatan
pendapatannya.
AEP 327
Prinsip Genetis
Hindari terjadinya KEMUNDURAN VARIETAS
FAKTOR-FAKTOR YG DAPAT MENYEBABKAN
TERJADINYA KEMUNDURAN VARIETAS :
VARIASI DALAM PERKEMBANGAN
PENCAMPURAN SECARA MEKANIK
MUTASI
PERSILANGAN ALAMI
VARIASI-VARIASI GENETIS YANG MINOR
PENGARUH SELEKTIF HPT
TEKNIK YANG DIGUNAKAN DLM
PEMULIAAN
AEP 327
Prinsip Genetis
JAGA KEMURNIAN VARIETAS, melalui :
ISOLASI jarak
waktu
ROGUING
SERTIFIKASI
AEP 327
(10)
Prinsip Agronomis
PRINSIP AGRONOMIS
Kedalaman penanaman
Penyerbukan
Pengendalian gulma
Pengendalian H&P
Pemupukan
Irigasi
Pemanenan
Pengeringan benih
Penyimpanan
(11)
PERENCANAAN & PERAMALAN
PRODUKSI BENIH
PERENCANAAN = suatu proses yg berkesinambungan yg
melibatkan keputusan2 atau pilihan2 mengenai cara2 mengelola
sumberdaya yg tersedia dg tujuan utk mencapai sasaran yg
ditargetkan pd suatu saat dimasa yg akan datang
PRODUKSI
Target
Rencana
Anggaran
• Peramalan Produksi Benih