TEKNIK SILVIKULTUR
Materi 4:
TEKNIK PEMBIBITAN SECARA GENERATIF 2:
PERKECAMBAHAN
Oleh:
Dr. Yayat Hidayat
Pendahuluan
Gambar 1. Perkecambahan
tipe efigeal (A) dan tipe hipogeal (B)
Yayat Hidayat 1
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
Proses fisiologis perkecambahan benih dimulai dengan proses imbibisi yaitu meresapnya air
ke dalam benih. Proses imbibisi sangat dipengaruhi oleh kondisi kulit luar benih (lapisan
kutikula). Setelah air masuk ke dalam benih maka mulai terjadi pembesaran ukuran benih
dan proses pembelahan sel dimulai. Aktivitas enzim dalam benih semakin meningkat Commented [S1]: Amilase: memecah tepung
Maltase: mengubah maltose jadi glukosa
sehingga banyak karbohidrat, pati, lemak dan protein diangkut dari endosperm ke embrio.
Kecepatan respirasi semakin meningkat dan banyak energi dibebaskan. Penambahan dan
pembesaran sel terus berlanjut sehingga benih mulai berkurang beratnya. Proses berikutnya
adalah proses diferensiasi sel menjadi jaringan dan organ sehingga muncul organ radikula
dan plumula.
Kemampuan berkecambah suatu benih dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal benih.
Faktor internal yaitu mutu genetik benih, kondisi kesehatan embrio dan endosperm,
permeabilitas kulit benih, dan ada tidaknya rintangan yang menghalangi embrio untuk
berkembang. Faktor eksternal merupakan pengaruh lingkungan di sekitar benih antara lain,
suhu udara, kelembaban media, cahaya, serta perlakuan pendahuluan (seed pre-treatment).
Variabel yang sering diukur dalam pengujian perkecambahan benih antara lain (1) persen
kecambah, (2) laju perkecambahan, (3) nilai perkecambahan, (4) rata-rata hari
berkecambah. Masing-masing variabel tersebut memiliki makna dan cara penghitungan
yang berbeda, sebagai berikut:
1) Persen Kecambah
Persentase perkecambahan (Germination Percentage/GP) menunjukkan jumlah
kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan
tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Ciri-ciri kecambah normal adalah
sebagai berikut:
a. Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama
akar primer dan memiliki panjang radikula 2 kali panjang benih.
b. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada
jaringannya.
c. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di
dalam atau muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna
dengan kuncup yang normal.
d. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kecambah abnormal, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar primer yang
pendek.
2 Yayat Hidayat
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
2) Laju Perkecambahan
Laju perkecambahan (Germination Rate/GR) dihitung untuk mengetahui kecepatan
perkecambahan dari sampel benih. Suatu benih yang berkecamnbah secara serentak
pada periode awal pengamatan kecambah menunjukkan bahwa laju kecambahnya
sangat tinggi. Laju perkecambahan (GR= germination rate) dihitung dengan rumus
(Sutopo, 2002):
((𝑛1 𝑋ℎ1 )+(𝑛2 𝑋ℎ2 )+(𝑛3 𝑋ℎ3 )+ …+(𝑛𝑖 𝑋ℎ𝑖 )) Commented [NKA3]: Bukan kumulatifff, jadi kecambah
(GR) = tiap harinya
𝑛1 + 𝑛2 +𝑛3 + …+ 𝑛𝑖
Commented [NKA4]: Tiap hari
3) Nilai Perkecambahan
Nilai puncak perkecambahan menunjukkan energi kecambah maksimum yang dicapai
benih pada waktu tertentu. Pada prinsipnya energi perkecambahan dari suatu lot
Yayat Hidayat 3
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
benih mengikuti pola kurva normal, pada fase awal akan meningkat secara signifikan
sampai mencapai titik maksimal kemudian menurun kembali. Nilai puncak
perkecambahan tersebut menunjukkan vigor dari benih. Nilai rata-rata kecambah
harian diperoleh dari nilai maksimal perkecambahan dibagi dengan total hari
pengujian. Nilai ini menunjukkan kemampuan benih berkecambah pada setiap
harinya. Benih yang memiliki vigor yang bagus ditandai dengan nilai puncak
perkecambahan yang tinggi yang dicapai pada waktu yang relatif cepat. Menurut
Schmidt (2000) nilai perkecambahan (germination value) pertama kali dimunculkan
oleh Czabazor (1962) kemudian dimodifikasi oleh Djavansir dan Pourbeik (1976).
Rumus nilai perkecambahan (GV=germination value) menurut formula Czabator
adalah hasil perkalian nilai puncak (PV= peak value) perkecambahan dan nilai rata-
rata kecambah harian (MDG = mean daily germination) :
Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat mengecambahkan benih tanaman hutan dengan baik pada media
semai yang optimum dengan perlakuan pendahuluan (pre-treatment) yang sesuai.
2. Praktikan dapat mengamati proses perkecambahan dengan baik
3. Praktikan dapat mengukur persentase kecambah
4. Praktikan dapat mengukur laju perkecambahan
5. Praktikan dapat mengukur nilai perkecambahan
6. Praktikan dapat membahas pengaruh pemberian ZPT terhadap keberhasilan
pembuatan bibit dari stek
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah benih sengon, air hangat dan coco peat
(tergantung bahan yang tersedia). Sedangkan peralatan yang digunakan adalah saringan,
bak kecambah.
4 Yayat Hidayat
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
Prosedur Praktikum
1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik
perkecambahan.
2. Pilih benih yang baik (bernas dan berisi, sehat tanpa cacat), bisa dilakukan dengan
metode pengapungan dalam air.
3. Lakukan perlakukan pendahuluan untuk memcahkan dormansi benih. Perlakukan
pendahuluan dipiliha dari perlakukan yang terbaik pada materi pertama praktikum
Teknik silvikultur.
4. Siapkan media semai berupa cocopeat dengan cara menyaring terlebih dahulu
kemudian dimasukan ke dalam bak kecambah, setebal 3-5 cm.
5. Taburkan benih yang telah diberi perlakuan pendahuluan di atas media cocopeat
dalam bak kecambah dengan jarak yang teratur. Satu orang mahasiswa (M) menyemai
sebanyak 25 butir benih. Commented [NKA9]: Diganti dengan satu kelompok (?)
6. Simpan bak kecambah tersebut di tempat yang aman dan terlindung dari hujan.
7. Pertahankan media semai agar selalu basah, jika kering segera lakukan penyiraman.
8. Lakukan pengamatan terhadap benih yang berkecambah setiap harinya sampai hari ke
14 (2 minggu). Tandai benih yang berkecambah dalam bak kecambah pada setiap
harinya dengan menancapkan tusuk gigi di dekatnya (Gambar 2).
9. Hitung variabel perkecambahan untuk (a) Persen kecambah, (b) laju perkecambahan,
(c) nilai perkecambahan.
10. Lakukan pembahasan terhadap hasil pengukuran perkecambahan.
Tusuk gigi
Tusuk gigi
Yayat Hidayat 5
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
b. Pembahasan
(Gambarkan grafik/kurva perkecambahannya, dengan absis (sumbu X) hari
pengamtan dan aksis (sumbu Y) persen kecambah) lalu bahas.
6 Yayat Hidayat
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
Yayat Hidayat 7
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
A. Simpulan
8 Yayat Hidayat
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
B. Saran
Referensi
…………….
Yayat Hidayat 9
Panduan Praktik Teknik Silvikultur
Tgl diperiksa
Ttd Asisten
10 Yayat Hidayat