Anda di halaman 1dari 42

MIKROPROPAGASI

NELIYATI

JURUSAN KEHUTANAN
Nlt 1

FAKULTAS PERTANIAN
POKOK BAHASAN

Mikropropagasi  Pengertian mikropropagasi


tanaman melalui  Tahap2 Mikropropagasi
kultur jaringan  Organisasi dan perlengkapan laboratorium
tanaman  Metoda sterilisasi
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kultur
jaringan tanaman (bahan tanaman, medium,
cahaya, suhu)
 Macam teknik kultur jaringan (kultur
meristen, kultur pucuk, kultur embrio,
sambung mikro)

Nlt 2
BIOTEKNOLOGI

Bio : kehidupan

Teknologi: suatu metode ilmiah yang


digunakan untuk mencapai
tujuan secara praktis.

Nlt 3
BIOTEKNOLOGI:

metode yg melibatkan makhluk hidup


atau organisme hidup untuk
menghasilkan produk baru sehingga
dapat bermanfaat bagi manusia.

merupakan suatu cabang ilmu yg


mempelajari cara memanfaatkan
organisme hidup dalam melakukan proses
produksi untuk menghasilkan barang
maupun jasa yang bermanfaat bagi
manusia. Nlt 4
Mencakup:
 teknik DNA rekombinan,
 tranfer gen,
 manipulasi dan tranfer embrio,
 regenerasi tumbuhan,
 kultur sel,
 antibodi monoklonal dan rekayasa
proses biologi.

Nlt 5
BIOTEKNOLOGI
Dibangun berlandaskan
pengertian yang
diturunkan dari
pengetahuan dalam
bidang biologi, genetika,
fisiologi dan biokimia.

Nlt 6
Penggunaan bioteknologi dalam
bidang kehutanan perlu ditingkatkan
sampai pada aspek molekular.
Hal ini sangat penting diperhatikan
mengingat tumbuhan-tumbuhan hutan
akan menjadi target utama dalam
rekayasa genetik dan pemuliaan
molekuler (molecular breeding)

Nlt 7
Peran Bioteknologi dalam
Melestarikan Hutan Indonesia

Potensi bioteknologi menunjang program-program


pemuliaan tumbuhan hutan

1) Propagasi klon dari genotip terpilih melalui teknik kultur


jaringan (in vitro technique/mikropropagasi),
2) Teknik sel somatik (somatic-cell technique) seperti
hibridisasi somatik dengan menggunakan protoplas,
3) Teknik mutasi terinduksi,
4) Teknik rekayasa genetik, terutama melalui transformasi
genetik untuk memperoleh varietas tanaman yang lebih
unggul.
Nlt 8
Aplikasi Bioteknologi Bidang Kehutanan

1. Propagasi klon dari genotip terpilih.


Propagasi klonal invitro : mikropropagasi.

2. Teknik Sel Somatik.


Embrio somatik dapat terbentuk melalui dua jalur, yaitu
secara langsung maupun tidak langsung (melewati fase
kalus). Embriogenesis somatik langsung adalah proses
perkembangan embrio secara langsung pada potongan
eksplan tanpa melalui fusi gamet, dan terjadi pada eksplan
yang masih muda. Embryogenesis somatik tidak langsung
yaitu proses perkembangan embrio melalui pembentukan
kalus yang berasal dari akar, tangkai daun, tangkai bunga,
daun, batang, atau embrio zigot yang mampu membentuk
kalus embrigionik . Nlt 9
3.Teknik Mutasi Terinduksi.

Mutasi merupakan salah satu teknik sebagai


upaya untuk meningkatkan keragaman
genetik tanaman untuk mendapatkan sifat
baru sebagai sarana untuk perbaikan genetik
tanaman, terutama pada tanaman yang
selalu diperbanyak secara vegetative.

Nlt
10
MIKROPROPAGASI

Nlt 11
MIKROPROPAGASI

Bentuk perbanyakan tanaman dari


genotipe-genotipe tertentu dengan
memanfaatkan teknik in vitro

Nlt 12
Teknik Invitro

Suatu metoda untuk mengisolasi


bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel,
jaringan dan organ serta
menumbuhkannya dalam kondisi
aseptic, sehingga bahagian-bahagian
tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman
lengkap kembali

Nlt 13
Nlt 14
Tujuan Perbanyakan mikro :
Produksi tanaman dalam
jumlah besar dalam waktu yang
singkat, terutama varietas-
varietas unggul yang baru
dihasilkan

Nlt 15
TAHAPAN MIKROPROPAGASI

De-fossard, 1976) :
Tahap 0 (persiapan)
Tahap 1 (inisiasi)
Tahap 2 (penggandaan pucuk)
Tahap 3 (pengakaran)
Tahap 4 (pemindahan ke kondisi
in vivo)
Nlt 16
Tahap 0 (persiapan)

Permasalahan kontaminasi
Menanan tanaman induk pada
kondisi yang lebih higinis
Merubah status fisiologis
tanaman induk, sumber
eksplan (cahaya, suhu, pra
perlakuan dng ZPT dll)
Nlt 17
 Sebelum mikropropagasi dilaksanakan, diperlukan
kehati-hatian untuk menyeleksi tanaman induk.
 Selain tanaman induk harus merupakan tipikal dari
varietasnya, tanaman induk juga harus bebas penyakit.
 Keberhasilan kultur in vitro ditentukan juga oleh
perlakuan terhadap tanaman induk (atau bagian dari
tanaman induk).
 Tahap reduksi kontaminan eksplan juga merupakan
tahapan yang tidak kalah pentingnya.
 Pertumbuhan, morfogenesis, dan laju propagasi secara
in vitro dapat ditingkatkan melalui perbaikan lingkungan
dan praperlakuan kimia terhadap tanaman induk.
 Pada tahap ini juga diperlukan pengetahuan untuk
mendeteksi, mereduksi, dan mengeliminasi penyakit
yang disebabkan oleh virus.
Nlt 18
Tip bud

Leaf

Axillary
bud SUMBER
EKSPLAN

Internode

Root

Nlt 19
Nlt 20
Tahap 1 (Inisiasi),
factor yang mempengaruhi :

 Umur tanaman induk


 Umur fisiologis bahan eksplan
 Tahap perkembangan eksplan
 Ukuran eksplan

Tujuan untuk mendapatkan kultur yang aksenik

Nlt 21
 Salah satu kunci keberhasilan unt mendptkan
bahan tan. yg responsif dan dpt diperbanyak
secara kultur in vitro adl bhn tan.yg masih
muda.

 Daya tumbuh tunas muda akan hilang secara


fisik apabila jarak antara ujung tunas dan akar
semakin jauh karena pertumbuhan.

 Pada tan. tahunan dewasa, tunas muda yg


memiliki daya tumbuh tinggi (juvenil) sering
muncul pada bagian tan. yg dekat dengan
tanah atau sering disebut tunas air
Nlt 22
Tan. berkayu tahunan
dewasa

Pemangkasan berat Muncul tunas

Tunas juvenil

Digunakan sbgi
eksplan
Nlt 23
Nlt 24
sterilisasi Potong
Eksplan daun tengkawang

subkultur ke media
embryosomatik

populasi kalus tanam


Potongan kalus

Prosedur pelaksanaan sembryosomaik tanaman


tengkawang (Shoreastenoptera Burck)
menggunakan eksplan daun (Dokumen Neliyati,
Embryosomatik 2012) Nlt 25
Nlt 26
Tahap 2 (Penggandaan)

 Kultur pada tahap 1 dipindahkan ke medium


yang kaya sitokinin (multiplikasi tunas/pucuk)
 Dapat diulang hingga bbrp siklus (tergantung
jumlah pucuk yang dikehendaki)
 Dapat terbentuk kalus (kalogenesis)

Nlt 27
28
Nlt
Nlt 29
Kalus Embrioid Planlet (embryogenesis
somatik)

Meristemoid Pucuk
(organogenesis)
Aberasi
genetik • sumber eksplan
• Embryogenesis somatik
• Mediaum (kand hormon,
Variasi nutrisi dan lainnya)
somaklonal
• Sub kultur, lingkungan kultur
Nlt 30
Tahap 3 (Pengakaran)

Tujuan :
Untuk mempersiapkan planlet guna dipindahkan
dari lingkungan heterotrop buatan di dalam wadah
kultur ke lingkungan kehidupan bebas yang
autotrop di rumah kaca dan di lepangan

Nlt 31
Nlt 32
Nlt 33
Ada 3 cara untuk tahap pengakaran:
1. Stek individual dipotong dan ditanam pada media
pengakaran dengan semprotan kabut atau
kelembaban tinggi dengan atau tanpa hormon
pengakaran
2. Propagul individual dapat dikultur ulang pada
medium baru dengan sitokinin rendah dan auksin
tinggi
3. Memberikan vase pemanjangan antara tahap 2
dan tahap 3 dengan menempatkan propagul pada
medium agar tanpa sitokinin/sitokinin rendah
selama 2-4 minggu. Propagul selanjutnya diproses
seperti cara 1 dan 2 Nlt 34
Tahap 4 (Pemindahan ke lapangan)

 Planlet yang telah berakar ditanam pada


media tanah steril (pot kecil)
 Suhu diusahakan sama dengan ruang
kultur, cahaya 30%
 Selanjutnya secara bertahap planlet
ditempatkan pada kondisi lapangan yang
sebenarnya

Nlt 35
Nlt 36
Nlt 37
Eksplan Sterilisasi eksplan
Potongan eksplan dengan alkohol 70%,
(2-3 cm) NaOCl 5%

Tanaman induk

Tahap inisiasi, untuk


menghindari pencoklatan
Aklimatisasi disubkultur setiap 12-24
(2-4 minggu) jam selama 5 hari

Subkultur berulang

Tahap elongasi tunas Nlt Tahap induksi tunas 38

(3 minggu) (3 minggu
Nlt 39
40
Nlt
Nlt 41
TERIMA
KASIH

Nlt 42

Anda mungkin juga menyukai