NELIYATI
JURUSAN KEHUTANAN
Nlt 1
FAKULTAS PERTANIAN
POKOK BAHASAN
Nlt 2
BIOTEKNOLOGI
Bio : kehidupan
Nlt 3
BIOTEKNOLOGI:
Nlt 5
BIOTEKNOLOGI
Dibangun berlandaskan
pengertian yang
diturunkan dari
pengetahuan dalam
bidang biologi, genetika,
fisiologi dan biokimia.
Nlt 6
Penggunaan bioteknologi dalam
bidang kehutanan perlu ditingkatkan
sampai pada aspek molekular.
Hal ini sangat penting diperhatikan
mengingat tumbuhan-tumbuhan hutan
akan menjadi target utama dalam
rekayasa genetik dan pemuliaan
molekuler (molecular breeding)
Nlt 7
Peran Bioteknologi dalam
Melestarikan Hutan Indonesia
Nlt
10
MIKROPROPAGASI
Nlt 11
MIKROPROPAGASI
Nlt 12
Teknik Invitro
Nlt 13
Nlt 14
Tujuan Perbanyakan mikro :
Produksi tanaman dalam
jumlah besar dalam waktu yang
singkat, terutama varietas-
varietas unggul yang baru
dihasilkan
Nlt 15
TAHAPAN MIKROPROPAGASI
De-fossard, 1976) :
Tahap 0 (persiapan)
Tahap 1 (inisiasi)
Tahap 2 (penggandaan pucuk)
Tahap 3 (pengakaran)
Tahap 4 (pemindahan ke kondisi
in vivo)
Nlt 16
Tahap 0 (persiapan)
Permasalahan kontaminasi
Menanan tanaman induk pada
kondisi yang lebih higinis
Merubah status fisiologis
tanaman induk, sumber
eksplan (cahaya, suhu, pra
perlakuan dng ZPT dll)
Nlt 17
Sebelum mikropropagasi dilaksanakan, diperlukan
kehati-hatian untuk menyeleksi tanaman induk.
Selain tanaman induk harus merupakan tipikal dari
varietasnya, tanaman induk juga harus bebas penyakit.
Keberhasilan kultur in vitro ditentukan juga oleh
perlakuan terhadap tanaman induk (atau bagian dari
tanaman induk).
Tahap reduksi kontaminan eksplan juga merupakan
tahapan yang tidak kalah pentingnya.
Pertumbuhan, morfogenesis, dan laju propagasi secara
in vitro dapat ditingkatkan melalui perbaikan lingkungan
dan praperlakuan kimia terhadap tanaman induk.
Pada tahap ini juga diperlukan pengetahuan untuk
mendeteksi, mereduksi, dan mengeliminasi penyakit
yang disebabkan oleh virus.
Nlt 18
Tip bud
Leaf
Axillary
bud SUMBER
EKSPLAN
Internode
Root
Nlt 19
Nlt 20
Tahap 1 (Inisiasi),
factor yang mempengaruhi :
Nlt 21
Salah satu kunci keberhasilan unt mendptkan
bahan tan. yg responsif dan dpt diperbanyak
secara kultur in vitro adl bhn tan.yg masih
muda.
Tunas juvenil
Digunakan sbgi
eksplan
Nlt 23
Nlt 24
sterilisasi Potong
Eksplan daun tengkawang
subkultur ke media
embryosomatik
Nlt 27
28
Nlt
Nlt 29
Kalus Embrioid Planlet (embryogenesis
somatik)
Meristemoid Pucuk
(organogenesis)
Aberasi
genetik • sumber eksplan
• Embryogenesis somatik
• Mediaum (kand hormon,
Variasi nutrisi dan lainnya)
somaklonal
• Sub kultur, lingkungan kultur
Nlt 30
Tahap 3 (Pengakaran)
Tujuan :
Untuk mempersiapkan planlet guna dipindahkan
dari lingkungan heterotrop buatan di dalam wadah
kultur ke lingkungan kehidupan bebas yang
autotrop di rumah kaca dan di lepangan
Nlt 31
Nlt 32
Nlt 33
Ada 3 cara untuk tahap pengakaran:
1. Stek individual dipotong dan ditanam pada media
pengakaran dengan semprotan kabut atau
kelembaban tinggi dengan atau tanpa hormon
pengakaran
2. Propagul individual dapat dikultur ulang pada
medium baru dengan sitokinin rendah dan auksin
tinggi
3. Memberikan vase pemanjangan antara tahap 2
dan tahap 3 dengan menempatkan propagul pada
medium agar tanpa sitokinin/sitokinin rendah
selama 2-4 minggu. Propagul selanjutnya diproses
seperti cara 1 dan 2 Nlt 34
Tahap 4 (Pemindahan ke lapangan)
Nlt 35
Nlt 36
Nlt 37
Eksplan Sterilisasi eksplan
Potongan eksplan dengan alkohol 70%,
(2-3 cm) NaOCl 5%
Tanaman induk
Subkultur berulang
(3 minggu) (3 minggu
Nlt 39
40
Nlt
Nlt 41
TERIMA
KASIH
Nlt 42