Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

GENETIKA TANAMAN
IX. GENETIKA POPULASI

Oleh :
Nama : Yuli Kurrotul Binti Aini
NIM : 200311100039
Shift : A (Selasa, 10.45 – 13.45)
Asisten : M. Syamsul Arifin

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2021
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Kegiatan praktikum Genetika Tanaman dilakukan secara daring (Dalam
Jaringan). Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu handphone, alat tulis,
media WhatsApp, laptop, YouTube, modul praktikum, dan jurnal atau modul
lainnya sebagai referensi.
3.2 Prosedur Kerja
Kegiatan praktikum Genetika Tanaman dilakukan dengan mengikuti prosedur
kerja berikut :
1. Melihat video YouTube yang telah dikirim asprak
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum
3. Mengisi presensi yang disediakan asprak
4. Mengerjakan pretest dan postest yang sudah dikirim asprak di WhastApp
selama 10 menit dengan maksimal keterlambatan 5 menit
5. Melakukan diskusi di WhatsApp Grup dengan asprak
6. Menyusun laporan praktikum
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Menjawab soal yang ada di modul :
1. Dalam suatu populasi Coleus, daun berlekuk dalam (D) dominan dan daun
berlekuk dangkal (d) resesif. Frekuensi dd 0,25.
a. Berapa frekuensi alel D dan d?
b.Berapa frekuensi fenotipe bila populasi dalam keadaan keseimbangan?
Jawab :
a. q²(dd) = 0,25
q(d) = √ 0,25
= 0,5
p(D) = 1-q
= 1,0,5
= 0,5
b. p²+2pq+q²
0,5²+(2.0,5,0,5)+0,5² = 1
0,25+0,5+0,25=1
Jadi fenotip pada DD , Dd dan dd adalah 0,25, 0,5 dan 0,25
2. Gen A mengatur batang ungu pada tomat dan alel resesifnya (a)
menghasilkan batang hijau dalam keadaan homosigot; C mengatur daun
terbelah dan CC menghasilkan daun utuh. Bila pengamatan fenotipe dalam
suatu contoh dari suatu populasi tomat diperoleh 204 ungu, daun terbelah :
194 ungu, daun utuh : 102 hijau, daun terbelah : 100 hijau, daun utuh,
tentukan frekuensi (i) alel daun terbelah, (ii) alel batang hijau. Perhatikan
pekerjaan saudara (populasi tersebut berda dalam keseimbangan Hardy –
Weinberg).
Jawab :
Gen A =batang ungu
Gen a = batang hijau
Gen C = daun terbelah
Gen CC = daun utuh
Ungu daun terbelah (AC) = 204
Ungu daun utuh (ACC)= 194
Hijau daun terbelah (aC)= 102
Hijau daun utuh (aCC) = 100
(i) Frekuensi alel daun terbelah
Jumlah daun terbelah
q2 =
Jumlah k eseluruhan
204+102
=
600
306
=
600
= 0,51
q = √ 0,51
= 0,7
P =1–q
= 1 – 0,7
= 0,3
(ii) Frekuensi alel batang hijau
Jumlah daun terbelah
q2 =
Jumlah keseluruhan
102+100
=
600
202
=
600
= 0,33
q = √ 0,33
= 0,57
P =1–q
= 1 – 0,57 = 0,43
3. Seorang petani bibit menjual Snapdragon dan langganannya lebih suka bunga
merah (RR) dan merah muda (Rr) tetapi tidak suka putih (rr). Petak tanaman
Snapdragon miliknya mempunyai 9% bunga putih. Dia menanyakan kepada
saudara sebagai seorang ahli genetika–pemulia tanaman untuk menyelesaikan
masalahnya membuang tipe berbunga putih.
a) Buat satu anjuran metode sehingga ia dapat mengurangi jumlah
homosigot resesif. Berapa persentase biji-biji yang akan menghasilkan
tanaman dengan bunga putih setelah satu generasi seleksi, setelah 10
generasi seleksi ? Berapa frekuensi alel setelah 10 generasi seleksi ?
Perhatikan pekerjaan saudara
b) Dapatkah menghilangkan bunga putih dengan sempurna ? mengapa dapat
atau mengapa tidak ?
Jawab :
a. q2 (rr) = 9%
= 0,09
q (r) = √ 0,09
= 0,3
0,3
q2 = ( 1+ n generasi )2

Generasi 1
0,3
q12 =(
1+ 1(0,3)
)2

0,3
= ( 1,3 )2

= (0,23)2
= 0,053
= 5,3%
0,3
q102 =(
1+ 10(0,3)
)2
0,3
= ( 4 )2

= (0,075)2
= 0,0056
= 0,56%
q 0,3 0,3
Alel qn(r) = = = = 0,075 = 7,5%
1+ n q 1+ 10(0,3) 4
q10(R) = R + r = 1
R =1–r
= 1 – 0,075
= 0,925
Frekuensi Alel Setelah 10 Generasi
100 – 75 = 92,5%
b. Tidak, karena hanya mengalami penurunan tidak ada pembuangan. Gen
resesif yang mengendalikan warna putih tetap ada dalam perbandingan
Hardy-Weinberg
4.2 Pembahasan
4.2.1 Genetika Populasi Secara Umum
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang
mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika
ini banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan,
pemuliaan, dan konservasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari
sifat kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut
dilakukan secara matematis. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen
diketahui dapat digunakan untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam mendiagnosa penyakit genetik.
Dalam genetika populasi yang menjadi masalah adalah bagaimana
memperbaiki kemampuan genetic populasi tertentu, bukan kepada Individu
tertentu. Hal ini disebabkan oleh kemampuan genetic Individu tidak bisa
diperbaiki, yang bisa diusahakan adalah memperbaiki kemampuan genetic
dari keturunan-keturunannya dengan cara mengawinkannya. Misalnya
apabila ternak tersebut betina maka dikawinkan dengan pejantan unggul
(mempunyai kemampuan genetic unggul). Dengan demikian sebenarnya
perbaikan mutu genetic adalah proses memanipulasi kombinasi gen-gen
supaya sesuai dengan keinginan. Dalam perbaikan produktivitas selain
dengan cara memperbaiki mutu genetic juga perlu memperbaiki
lingkungan, misalnya untuk produksi susu sapi perah diperlukan perbaikan
makanan, perkandangan, pemberantasan penyakit dll. Sedangkan pada
tanaman diperlukan pemupukan yang baik dari jenis pupuk maupun
dosisnya.
Populasi bersifat dinamis, artinya dapat bertambah (dengan kelahiran),
berkurang (dengan kematian), dan meluas (migrasi), sehingga
konsekuensinya suatu saat keadaan tersebut akan mempengaruhi struktur
genetik suatu populasi. Ilmu genetika populasi ini menggunakan berbagai
macam pendekatan statistik untuk membuktikan,menjelaskan atau
mendeteksi adanya perubahan organisme dalam lingkungan oleh sebab
adanya dorongan evolusi (evolutionary force). Dari sinilah lahir istilah
Neo-Darwinism Dalam Neo-Darwinism, evolusi dideskripsikan sebagai
perubahan frekuensi alel yang adadalam populasi di tempat dan waktu
tertentu oleh sebab adanya evolutionary force.
Evolutionary force yang dimaksud di sini terdiri dari :
1. Mutation, sebagai the building block of evolution, ia cenderung
meningkatkan variasi genetis atau frekuensi alel yang menjadi subyek
seleksi alam
2. Natural Selection, terdiri dari directional selection, stabilizing
selection dan disruptive selection
3. Random genetic drift, yang cenderung menekan variasi genetis
4. Non-random mating yang meningkatkan homozigositas fenotip tanpa
mempengaruhi frekuensi alel
5. Migration, yang mendorong kesamaan frekuensi alel antar populasi
yang berbeda
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan
frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada
dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila
terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputiperkawinan tak acak, mutasi,
seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Hal
yang penting untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih
pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-
Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik
adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk
mengukur perubahan genetik.
Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg, yaitu :
1. Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
2. Perkawinan terjadi secara acak
3. Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi sama besar
4. Tidak terjadi migrasi
5. Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Kondisi - kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai
berikut :
1. Ukuran populasi harus besar
2. Ada isolasi dari polulasi lain Genetika Populasi
3. Tidak terjadi mutasi
4. Perkawinan acak
5. Tidak terjadi seleksi alam
4.2.2 Analisis Data Genetika Populasi
Analisis data genetika populasi dilakukan dengan menggunakan formula
Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut :
1. Frekuensi alel
p+q+r=1
2. Frekuensi Genotip
P2 + 2pq + q2 + 2pr + 2qr + r2 = 1

Keterangan :
p = Frekuensi alel A
q = Frekuensi alel B
r = Fkrekuensi alel O
p2 = Frekuensi genotipe tipe golongan
2pr = Darah A homozigot
2pq = Frekuensi genotipe tipe golongan
q2 = Darah A heterozigot
2qr = Frekuensi genotipe tipe golongan
r2 = Darah AB
Frekuensi genotip tipe golongan darah B homozigot, frekuensi
genotip tipe golongan darah B heterozigot, dan frekuensi genotip
tipe golongan darah O.
Sedangkan penyebaran frekuensi alel dilakukan dengan menggunakan
rumus Chi-square, yaitu :
X2 = ∑ ( d 2 /e )
Keterangan :
d = penyimpangan / deviasi yaitu selisih antara hasil yang diperoleh (o)
dengan hasil yang diharapkan
e = hasil yang diharapkan
Rumus ini berlaku apabila :
1. Mutasi tidak terjadi atau mutasi menguntungkan sama jumlahnya
dengan mutasi yang merugikan
2. Semua anggota populasi tersebut mempunyai kesempatan yang
sama untuk mengawini anggota populasi (perkawinan acak atau
panmiksi)
3. Tidak terjadi imigrasi atau jumlah individu yang berimigrasi
adalah sama dengan yang berimigrasi
4. Semua alela mempunyai kemungkinan yang sama untuk berada
dalam populasi, tidak ada yang lebih unggul dari yang lain.
Dengan perkataan lain, seleksi alam tidak terjadi
5. Jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang mati sama
dengan jumlah individu yang lahir
6. Populasi berjumlah besar sehingga factor kebetulan tidak terjadi
atau dapat diabaikan
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Genetika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari
variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini banyak
diaplikasikan dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, pemuliaan, dan
konservasi. Frekuensi gen pada suatu populasi dapat berubah apabila terdapat
evolutionary forces, yaitu faktor-faktor yang berperan dalam mengubah frekuensi
alel dan genotip, antara lain mutasi, migrasi, perkawinan tidak acak, genetic drift
dan seleksi alam. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan
frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat
pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Analisis
data genetika populasi dengan menhhitung frekuensi alel dan frekuensi genotipe.
5.2 Saran
Saran untuk asisten yaitu pada saat menjelaskan materi suaranya agak
dikeraskan sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Arisuryanti T dan Daryono BS. 2007. Genetika Populasi. Fakultas Matematika dan
IPA Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Artadana I. B. M., Savitri W. D. 2018. Dasar - Dasar Genetika Mendel. Graha Ilmu :
Yogyakarta
Nurmasita. 2013. Buku Ajar Genetika Populasi. Universitas Hasanudin Press :
Makasar
Rahmat, U Mamat. 2009. Genetika Populasi dan Strategi Konservasi Badak Jawa.
Jurnal MHT 15(2) : 83 - 90
Sobir, Muhammad Syukur. 2015. Genetika Tanaman. IPB Pres : Bogor
Yulita, Kusumadewi Sri. 2011. Keragaman Genetika Populasi Pelahlar
(Dipterocarpus Littoralis (Bl.) Kurz) di Pulau Nusakambangan Berdasarkan
Profil Enhanced Random Amplified Polymorphic DNA. Jurnal Berita Biologi
10(4) : 541 - 548

Anda mungkin juga menyukai