Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PERTUMBUHAN POPULASI

MARIAH SALSABILA 150510170165

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2018
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PERTUMBUHAN POPULASI

Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan individu suatu species organisme yang
sama, hidup dalam suatu tempat tertentu dan waktu tertentu. Batasan populasi ditentukan
berdasarkan pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam populasi tersebut. Jadi
populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis dan semua individu yang saling
berhubungan/ berinteraksi.

Status hama dianggap penting apabila pertumbuhan populasinya cepat dan umumnya
serangga hama bersifat demikian. Populasi serangga hama bersifat fluktuatif, artinya pada
suatu waktu kepadatan populasi serangga tinggi sedangkan diwaktu yang lain kepadatan
populasinya rendah. Pertumbuhan populasi hama dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor
internal dan factor eksternal

1. Faktor internal
Factor internal merupakan faktor yang berada dalam tubuh orgnisme seperti organ
tubuh dan keadaan fisiologisnya.
1) Sex – ratio
Sex – ratio adalah angka yang menunjukan perbandingan antara jantan dan
betina dalam suatu populasi. Nilai perbandingan ini ditentukan antara lain oleh
cara berbiaknya. Sex – ratio pada serangga seksual pada umumnya 1:1, dan pada
beberapa species serangga Sex – rationya dapat mencapai 1:3
2) Kesuburan
Kesuburan merupakan kemampuan individu (betina) untuk sel jumlah telur.
Umumnya kesuburan serangga relatif tinggi. Sebagai contoh untuk
menggambarkan keperidian yang tinggi dari serangga dapat dilihat berikut:
3) Siklus hidup
Lamanya satu generasi keturunan dapat menyelesaikan perkembangan hidup
disebut siklus hidup. Pada umumnya siklus hidup serangga hanya pendek saja,
yaitu kira-kira 1 bulan. Hala demikian menyebabkan adanya daya biotic/ daya
reproduksi yang tinggi pada spesie-spesies serangga hama. Dengan siklus yang
pendek dan kesuburan yang tinggi memungkinkan spesies serangga tersebut
menghasilkan keturunan pada periode waktu tertentu yang amat besar.
4) Perbandingan Kelamin
Perbandingan kelamin adalah perbandingan antara jumlah individu jantan dan
betina yang diturunkan oleh serangga betina. Perbandingan kelamin ini umumnya
adalah 1:1, akan tetapi karena pengaruh-pengaruh tertentu, baik faktor dalam
maupun faktor luar seperti keadaan musim dan kepadatan populasi maka
perbandingan kelamin ini dapat berubah.
5) Sifat Mempertahankan Diri
Seperti halnya hewan lain, serangga dapat diserang oleh berbagai musuh.
Untuk mempertahankan hidup, serangga memiliki alat atau kemampuan untuk
mempertahankan dan melindungi dirinya dari serangan musuh. Kebanyakan
serangga akan berusaha lari bila diserang musuhnya dengan cara terbang, lari dan
meloncat.

2. Faktor eksternal
Factor eksternal merupakan faktor yang berada di luar tubuh organisme yang
mempengaruhinya langsung dan tidak langsung yaitu faktor fisik, biotik dan makanan.
a. Factor fisik
Factor fisik tardiri dar suhu, angin, kelembapan, cahaya, dan pestisida.
1) Suhu
Suhu merupakan faktor Iingkungan yang menentukan/ mengatur
aktivitas hidup serangga. Serangga adalah organisme yang sifatnya
poikilotermal sehingga suhu badan serangga banyak dipengaruhi dan
mengikuti perubahan suhu udara. Beberapa aktifitas serangga dipengaruhi
oleh suhu dan kisaran suhu optimal bagi serangga bervariasi menurut
spesiesnya.
Secara garis besar suhu berpengaruh pada kesuburan/produksi telur, laju
pertumbuhan dan migrasi atau penyebarannya.
Kematian serangga dalam hubungannya dengan suhu terutama
berkaitan dengan pengaruh batas-batas ekstrim dan kisaran yang masih dapat
ditahan serangga (suhu cardinal). Suhu yang sangat tinggi mempunyai
pengaruh langsung terhadap denaturasi/ merusak sifat protein yang
mengakibatkan serangga mati. Pada suhu rendah kematian serangga terjadi
karena terbentukknya kristal es dalam sel.
Pada suatu suhu tertentu aktivitas hidup serangga tinggi (sangat aktit),
sedangkan pada suhu yang lain aktivitas serangga rendah (kurang aktif). OIeh
karena itu terdapat zonezone/ daerah suhu yang membatasi aktivitas
kehidupan serangga. Zone-zone tersebut (untuk daerah tropis) adalah:
 Zone batas fatal atas, pada suhu tersebut serangga telah mengalami
kematian, yaitu pada suhu > 48°C.
 Zone dorman atas, pada suhu ini aktivitas (organ tubuh eksterna) serangga
tidak efektif, yaitu pada suhu 38 — 45°C.
 Zone efektifatas, pada suhu ini aktivitas serangga efektif pada suhu 29 —
38°C.
 Zone optimum, pada suhu ± 28°C, aktivitas serangga adalah paling tinggi.
 Zone efektif bawah, pada suhu ini aktivitas (organ internal dan eksternal)
serangga efektif, yaitu pada suhu 27 — 15°C.
 Zone dorman bawah, pada suhu ini tidak ada aktivitas eksterna, yaitu pada
suhu 15°C.
 Zone fatal bawah, pada suhu ini serangga telah mengalami kematian
( ±4° C).

Dekat dengan batas-batas suhu tertinggi atau terendah merupakan daerah


uhu yang menyebabkan serangga-serangga tersebut tidak aktif dan semua
gerakan ekretnal terhenti. Tidak aktif pada daerah di suhu rendah disebut
hibernasi, sedangkan tidak aktif pada daerah suhu tinggi disebut estivasi.

Pada umumnya jenis serangga aktif pada suhu sedikit di atas 15°C, tetapi
beberapa species dapat hidup aktif sedikit di atas titik beku air. Suhu optimum
pada kebanyakan serangga adalah di sekitar 28°C dan estivasi biasanya
dimulai dan suhu 38° C sampai 45° C. Untuk kebanyakan serangga titik suhu
48° C merupakan titik kematian tolat (fatal point) pada daerah suhu tinggi,
meskipun ada diantaranya dapat bertahan hidup sampai 52° C untuk beberapa
saat.

2) Kelembaban
serangga seperti juga hewan yang lain harus memperhatikan
kandungan air dalam tubuhnya, akan mati bila kandungan airnya turun
melewati batas toleransinya. Berkurangnya kandungan air tersebut berakibat
kerdilnya pertumbuhan dan rendahnya laju metabolisme. Kandungan air
dalam tubuh serangga bervariasi dengan jenis serangga, pada umumnya
berkisar antara 50-90% dari berat tubuhnya. Pada serangga berkulit tubuh
tebal kandungan airnya lebih rendah.
Agar dapat mempertahankan hidupnya serangga harus selaluu
berusaha agar terdapat keseimbangan air yang tepat. Beberapa serangga harus
dilingkungan udara yang jenuh dengan uap air sedang yang lainnya mampu
menyesuaikan diri pada keadaan kering bahkan mampu menahan lapar untuk
beberapa hari. Kelembaban juga mempengaruhi sifat-sifat, kemampuan
bertelur dan pertumbuhan serangga.
3) Cahaya
Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan,
perkembangannya dan tahan kehidupannya serangga baik secara langsung
maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya
membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap
jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk
aktifitasnya. Berdasarkan hasl di atas serangga dapat digolongkan
o Serangga diurnal yaitu serangga yang membutuhkan intensitas cahaya
tinggi aktif pada siang hari
o Serangga krepskular adala serangga yang membutuhkan intensitas cahaya
sedang aktif pada senja hari.
o Serangga nokturnal adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya
rendah aktif pada malam hari .
Penelitian menunjukkan bahwa cahaya bulan berpengaruh nyata pada
tangkapan lampu perangkap terhadp serangga nokturnal.
4) pergerakan udara (angin)
Pergerakan udara merupakan salah satu faktor yang penting dalam
penyebaran kehidupan serangga. Penyebaran arah serangga kadang mengikuti
arah angin. Secara tidak Iangsung angin juga mempengaruhi kandungan air
dalam tubuh serangga, karena angin mempercepat penguapan dan penyebaran
udara.
5) Hubungan antara suhu dan kelembaban

Keterangan:
 Daerah A merupakan daerah efektif. Pada daerah berkembang dengan
baik
 Daerah B adalah daerah batas antara serangga masih mampu
berkembang dengan baik, walaupun kurang jika dibandingkan dengan
daerah efektif A.
 Daerah C merupakan daerah yang sudah menyebabkan serangga
mengalami hambatan perkembangannya oleh karena pengaruh suhu
dan kelembaban atau bahkan menyebabkan keadaan yang tidak aktif.
 Daerah D menyebabkan keadaan tidak aktif serangga tersebut
mendekati kematian sampai kematian yang mutlak atau fatal.

b. Faktor biotik adalah semua faktor yang pada dasarnya bersifat hidup dan berperan
dalam keseimbangan populasi OPT. Termasuk dalam faktor biotik adalah
 Kompetisi
 Resistensi tanaman
 Faktor makanan adalah unsur utama yang menentukan perkembangan OPT.
tersedianya inang(tanaman dan hewan) yang menjadi sumber makanan
merupakan faktor pembatas dalam menentukan taraf kejenuhan populasi
(carryng Capacity) lingkungan atas OPT.
1) Kompetisi
a) Kompetisi intraspesifik
Kompetisi ini terjadi karena kepadatan populasi yang sedemikian rupa
tingginya, sehingga kebutuhan akan makanan, tempat tinggal dan
kebutuhan hidup lain dari populasi tersebut menjadi di luar kemampuan
daya dukung alam Iingkungannya untuk menyediakan atau mendukung
kelangsungan hidup populasi tersebut. Akibatnya individu yang lemah
akan tertekan atau mati, atau meninggalkan tempat tersebut pergi ke
tempat lain, dan bahkan kondisi demikian dapat rnendorong terjadinya
kanibalisme.
b) Kompetisi interspesifik
Kompetisi ini disebabkan oleh:
 Predatisme
Peristiwa yang disebabkan oleh adanya organisme binatang yang
bersifat predator memakan mangsanya (prey) berupa serangga hama.
 Parasitisme
suatu peristiwa yang disebabkan adanya organisme binatang yang
bersifat parasit. Parasitoid adalah golongan binatang yang hidupnya
menumpang di luar atau di daam tubuh binatang lain/ inang. Untuk
hidupnya parasit ini menyerap cairan tubuh inang sehingga dapat
mematikan inangnva secara perlahan-lahan. Biasanya parasit ini
berukuran Iebih kecil daripada inangnya dan untuk menyelesaikan
sebagian dan siklus hidupnya satu individu parasit hanya memerlukan
satu individu inang.
 Penyakit (pathogen) serangga
Serangga hama dapat terinfeksi oleh penyakit yang disebabkan oleh
penyebab penyakit (patogen), seperti bakteri, virus, jamur, protozoa,
rickettsia. Contoh-contoh patogen hama yang penting adalah Baccilius
thuringiensis, Metarhirium anisopliae, Beauveria bassiana. Patogen
dapat masuk ke dalam tubuh inangnya dengan jalan merusak
integumen, melalui mulut spirakulum, anus atau melalui lubang masuk
yang lain. Umumnya patogen (penyebab penyakit) masuk ke dalam
tubuh rnelalui mulut atau alat pencernaan.
2) Resitensi tanaman
Resistensi tanaman merupakan pengertian yang bersifat relatif, karena
untuk melihat resistensi tersebut sifat tanaman yang resisten harus
dibandingkan dengan sifat tanaman yang rentan. Tanaman yang rentan adalah
tanaman yang menderita kerusakan lebih banyak bila dibandingkan dengan
tanaman lain dalam keadaan tingkat populasi hama yang sama dan keadaan
Iingkungan yang sama pula.
Sifat resisten yang dimiliki oleh tanaman dapat merupakan sifat asli
atau terbawa keturunan (bersifat genetik) tetapi dapat juga karena keadaan
lingkungan (ekologik) yang menyebabkan tanaman menjadi resisten/ tahan
terhadap serangga hama. Ada 3 mekanisme resistensi tanaman yang bersifat
genetik, yaitu:
 Nonpreference, ialah sifat tanaman yang ditunjukkan oleh suatu serangga
yang menjauh atau tidak menyenangi tanaman, baik sebagai pakan atau
tempat untuk meletakkan telur.
 Antibiosis, adalah semua pengaruh fisiologis yang merugikan terhadap
serangga yang bersifat sementara atau tetap, sebagai akibat dan serangga
yang makan atau mencerna jaringan atau cairan tanaman tertentu.
 Toleran, mekanisme resistensi ini terjadi karena adanya kemampuan
tanaman tertentu untuk menyembuhkan luka yang diderita atau tumbuh
lebih cepat sehingga akibat serangan hama kurang berpengaruh terhadap
hasil bila dibandingkan dengan tanaman lain yang lebih peka terhadap
populasi yang sama.
3) Factor makanan
Makanan merupakan sumber gizi yang digunakan oleh serangga untuk
mendukung kehidupan dan perkembangannya. Kehidupan dan perkembangan
serangga sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan dan jumlah makanan yang
tersedia.
a) Kualitas makanan
Kualitas makanan jumlah individu serangga serta panjang pendeknya
periode perkembangan hidupnya juga mengadakan penyesuaian dengan
macam dan kualitas makanan yang dibutuhkan. Di alam serangga pemakan
daun pada umumnya akan terbatas perkembangan hidupnya oleh adanya
daun, sehingga pada waktu tanaman inang-nya meranggas populasi
serangga tersebut akan rendah atau menghilang.
b) Kuantita makanan
Menjadi suatu keharusan bahwa suatu organisme (dalam hal ini serangga)
dapat berkembang biak karena adanya persediaan makanan. Species
serangga hama akan makin banyak variasinya apabila makin banyak
tersedia jenis-jenis tanaman inang yang dapat dipakai untuk menjadi
makanannya. Apabila makanan yang cocok tersedia dalam jumlah cukup
banyak, maka serangga hama akan berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. BAB IV EKOLOGI SERANGGA

Romoser ,william.1998. The Science of Entomology 3rd Edition

Triyono, T. (2017). Pengaruh Pola Tanam Padi (Oryza sativa L) Kultivar Ciherang
Terhadap Keanekaragaman Jenis Hama Di Kelompok Tani Sedyo Maju Desa Jogotirto,
Kecamatan Berbah (Doctoral dissertation, UNY).

Anda mungkin juga menyukai