Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. POLA TANAM (Padi, Padi, Palawija)

Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang
akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang
mempengaruhi pola tanam :
1. Ketersediaan air dalam satu tahun
2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut
3. Jenis tanah setempat
4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan
5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat

Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi


pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu
satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman
yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun.

Macam tanaman yang diusahakan dan pengaturan jenis tanaman yang


ditanam pada suatu lahan dalam kurun waktu tertentu adalah sangat penting dalam
menetukan metode irigasi dan untuk mendapatkan kriteria pemerataan lahan.
Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan.
Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas
pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang
diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku
pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap
daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).

Ada dua hal pokok yang mendasari diperlukannya tata tanam, yaitu:
1. Persediaan air irigasi (dari sungai) di musim kemarau yang terbatas.
2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga setiap jarak

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR E KELOMPOK 2 14


mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tata tanam adalah
upaya pengaturan air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis
tanaman dan luas baku sawah pada suatu lahan pertanian. Rencana tanam
yang dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam pembagian dan pemberian
air. Rencana tata tanam yang disusun meliputi (Anonim, 1986):
a. Rencana luas tanam,
b. Awal pemberian air (pembibitan, garapan dan tanam),
c. Akhir pemberian air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah:


1. Iklim
Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh pada
persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka persediaan air
untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau
persediaan air akan menurun.
2. Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut, berpengaruh
terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
3. Debit air yang tersedia
Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim
kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi
jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
4. Jenis tanah
Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman
5. Sosial ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah,
sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis
tanaman.
Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan persediaan air irigasi
seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan
tujuan dari penerapan pola tata tanam adalah sebagai berikut:

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR E KELOMPOK 2 15


1. Menghindari ketidakseragaman tanaman.
2. Menetapkan jadwal waktu tanam agar memudahkan dalam usaha pengelolaan
air irigasi.
3. Peningkatan efisiensi irigasi.
4. Persiapan tenaga kerja untuk penyiapan tanah agar tepat waktu.
5. Meningkatkan hasil produksi pertanian.

Berdasarkan pada tujuan pola tata tanam diatas ada beberapa faktor yang
diperhatikan untuk merencanakan pola tata tanam, yaitu:

1. Awal tanam
Wilayah Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Oleh karena itu dalam pola tata tanam awal tanam merupakan hal yang
penting untuk direncanakan. Pada awal tanam, biasanya musim hujan belum
turun sehingga persediaan air relatif kecil. Untuk menghindari kekurangan
air, maka urutan tata tanam pada waktu penyiapan lahan diatur sebaik-
baiknya.
2. Jenis tanam
Setiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air yang berdeda-beda.
Berdasarkan hal tersebut, jenis tanaman yang diusahakan harus diatur agar
kebutuhan air dapat terpenuhi. Menurut (Soekarto, 1979), jenis tanaman yang
diusahakan adalah:
a. Tanaman padi
Padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama
pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4
kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
b. Tanaman tebu
Selain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal
pengairan adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada
musim kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan
kebutuhan air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk
tanaman palawija.

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR E KELOMPOK 2 16


c. Tanaman palawija
Yang termasuk dalam tanaman palawija antara lain: jagung, kedelai,
tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya
ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air.
Kebutuhan air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha.
3. Luas Areal
Semakin luas areal persawahan yang diairi, maka kebutuhan air irigasi
semakin banyak. Pengaturan luas tanaman akan membatasi besarnya
kebutuhan air tanaman. Pengaturan ini hanya terjadi pada daerah yang airnya
terbatas. Luas tanam juga mempengaruhi besarnya intensitas tanam.
Intensitas tanam adalah perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas
lahan.
4. Debit yang Tersedia
Apabila debit yang tersedai cukup besar, maka hampir semua jenis tanaman
dapat dipenuhi kebutuhannya sehingga pada umumnya pemberian air dapat
dilakukan terus-menerus.

Jenis pola tanam menurut Wirosoedarmo (1985), penentuan jenis pola tata
tanam disesuaikan dengan debit air yang tersedia pada setiap musim tanam. Jenis
pola tanam suatu daerah irigasi dapat digolongkan menjadi:

1. Padi – Padi
2. Padi – Padi – Palawija
3. Padi – Palawija – Palawija

2.2. CURAH HUJAN EFEKTIF

Curah hujan efektif dalah jumlah hujan yang jatuh selama periode
pertumbuhan tanaman dan hujan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman (KAT). Jumlah curah hujan efektif pada areal tanaman tergantung pada
intensitas hujan, topografi lahan, sistem pengolahan tanah serta tingkat
pertumbuhan tanaman (Oldeman dan Syarifuddin, 1977 dalam Sari, N, Y, 2004).

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR E KELOMPOK 2 17

Anda mungkin juga menyukai