Anda di halaman 1dari 26

Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi

Dan Tadah Hujan Berbasis Rice


Nutrient Specific Management

Irwan Agusnu Putra, S.P., M.P


Sawah Irigasi

Sawah Irigasi merupakan bagian dari luas


potensial yang sumber airnya berasal dari
saluran melalui sistem jaringan irigasi melalui
sistem jaringan irigasi Irigasi merupakan upaya
yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanian.
• Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan
dengan membawa air dengan menggunakan
wadah kemudian menuangkan pada tanaman
satu per satu. Untuk irigasi dengan model
seperti ini di Indonesia biasa disebut
menyiram. Potensi Irigasi Agar tanaman dapat
hidup dengan subur, selain dipengaruhi oleh
faktor cuaca dan kandungan unsur hara
didalam tanah, juga harus memperoleh cukup
air.
• Pemberian air yang mencukupi merupakan
faktor penting bagi pertumbuhan tanaman.
Demikian pula halnya dengan usaha
meningkatkan produktivitas suatu lahan
pertanian.
• Ketersediaan air merupakan faktor penting,
tanpa air yang cukup produktivitas suatu lahan
tidak maksimal. Salah satu upaya penyediaan
air bagi lahan pertanian adalah dengan
membangun irigasi.
• Irigasi merupakan sistem pengairan lahan
dengan usaha pengatur,menyediakan dengan
cara membendung sumber air dalam
menunjang pertanian dan sejenisnya. Irigasi
dimanfaatkan oleh petani khususnya petani
pada lahan persawahan untuk mengairi dan
memberikan pasokan air di lahan pertanian
mereka dalam menunjang komponen
budidaya.
Manfaat Irigasi Persawahan
• Membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah
pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak
menentu.

• Mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar


daerah pertanian dapat memperoleh air sepanjang waktu,
baik pada musim kemarau mupun pada musim penghujan.

• Meningkatkan kesuburan tanah, yaitu dengan mengalirkan


air dan lumpur yang mengandung unsur hara terlarut yang
dibutuhkan tanaman pada daerah pertanian sehingga
daerah tersebut tanahnya mendapat tambahan unsur-
unsur hara.
• Kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang di dataran
rendah seperti rawa-rawa dengan endapan lumpur
yang terbawa oleh air irigasi.

• Penggelontoran air di kota yaitu dengan menggunakan


air irigasi, maka kotoran atau sampah di kota
digelontor ke tempat yang telah disediakan dan
selanjutnya dibasmi secara alamiah.

• Pada daerah dingin, air irigasi dapat meningkatkan


suhu tanah, karena air irigasi memiliki suhu yang lebih
tinggi dari pada tanah. Hal ini memungkinkan petani di
daerah beriklim dingin dapat melakukan kegiatan
mengadakan pertanian juga pada musim dingin.
Teknik Pengairan Padi di Sawah

Untuk tanaman padi teknik pengairan yang digunakan


adalah pengairan di atas/Permukaan tanah.
Pemberian air pada padi sawah dalam jaringan irigasi,
terdapat 3 sistem, yaitu :

1. Sistem Irigasi Terus Menerus


2. Sistem Irigasi Rotasi,
3. Sistem Irigasi Berselang.
1. Sistem irigasi terus menerus (continuous flow)
dilakukan dengan memberikan air kepada tanaman
dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah
tanam hingga beberapa hari menjelang panen.

Penggunaan Sistem Ini,dengan Mempertimbangkan :

a. Penerimaan Respon Yang Baik Pada Waktu


Pemupukan,
b. Menekan Pertumbuhan Gulma,
c. Menghemat Tenaga Untuk Pengolahan Tanah.
Kebanyakan petani di Indonesia menerapkan
sistem pengairan ini. Selain tidak efisien, cara ini
juga berpotensi mengurangi :

(1) Efisiensi serapan hara nitrogen,


(2) Meningkatkan emisi gas metan ke atmosfer,
(3) Menaikkan rembesan yang menyebabkan
makin banyak air irigasi yang dibutuhkan.
2. Irigasi bergilir (Rotational Irrigation)
merupakan teknik irigasi dimana pemberian
air dilakukan pada suatu luasan tertentu
untuk periode tertentu, sehingga areal
tersebut menyimpan air yang dapat
digunakan hingga periode irigasi berikutnya
dilakukan.
3. Pengairan berselang (intermittent irrigation)
adalah pengaturan kondisi lahan dalam
kondisi kering dan tergenang secara
bergantian. Kondisi seperti itu ditujukan
antara lain untuk :
a. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat
diairi menjadi lebih luas
b. Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk
mendapatkan udara sehingga dapat berkembang
lebih dalam
c. Mengurangi timbulnya keracunan besi
d. Mengurangi penimbunan asam organik dan gas H2S
yang menghambat perkembangan akar
e. Mengaktifkan jasad renik mikroba yang menghambat
f. Mengurangi kerebahan
g. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif
(tidak menghasilkan malai dan gabah)
h. Menyeragamkan pemasakan gabah dan
mempercepat waktu panen
i. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah
(lapisan olah)
j. Memudahkan pengendalian hama keong mas,
mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan
penggerek batang, dan mengurangi kerusakan
tanaman padi karena hama tikus
Sawah Tadah Hujan
Lahan sawah tadah hujan (STH) dengan luasan 2,1
juta ha dapat menjadi lumbung padi kedua
nasional setelah lahan sawah irigasi.

Namun, produktivitas lahan tersebut masih


rendah, yaitu, sekitar 3-3,5 ton/ha. Alternatif
strategi untuk memperbaiki produktivitas di lahan
STH adalah melalui pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Tadah Hujan
• Lahan sawah tadah hujan ialah lahan sawah yang
sumber air pengairannya tergantung atau berasal
dari curahan hujan tanpa adanya bangunan-
bangunan irigasi permanen. Hasil padi di lahan
sawah tadah hujan biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan di lahan kering (gogo),
sebab air hujan bisa dimanfaatkan dengan lebih
baik (tertampung dalam petakan sawah).
• Lahan sawah tadah hujan umumnya tidak subur
(miskin hara), sering mengalami kekeringan, dan
petaninya tidak mempunyai modal yang cukup,
sehingga agroekosistem ini disebut juga sebagai
daerah miskin sumber daya.
• Curah hujan merupakan faktor pembatas yang
menentukan keberhasilan padi sawah tadah
hujan. Pada padi gogo rancah seringkali
setelah hujan 2-3 kali turun dan tanah sudah
diolah serta cukup lembab untuk ditanami,
petani biasanya segera menanam benih padi.
Namun setelah benih berkecambah hujan
lama tidak turun sehingga benih banyak yang
mati akibat kekeringan.
• Sedangkan pada padi walik jerami karena
ditanam menjelang musim hujan berakhir,
maka seringkali pada stadia berbunga atau
pada stadia pengisian dimana tanaman pada
saat tersebut sangat membutuhkan air justru
hujan sudah berkurang atau jarang turun
karena musim kemarau yang datang lebih awal.
• Akibatnya tanaman padi walik jerami
menderita kekeringan dan produksi padi
menjadi sangat rendah. Hal inilah yang
mengakibatkan produktivitas tanaman padi
walik jerami jadi tidak stabil (Fagi et al., 1986).
• Tanaman padi sawah tadah hujan dengan
pengairan tergantung air hujan sangat respon
terhadap pemupukan terutama pupuk kalium.

• Menurut Wiharjaka (1999) dengan


pengembalian jerami atau pemberian pupuk
kandang ke dalam tanah dapat mengurangi
pencucian unsur kalium dalam tanah.
Kemudian ditambah lagi dengan unsur N, P
dan K, terbukti hasil padi meningkat secara
nyata.
Pengelolaan Nutrisi Spesifik Tanaman Padi

• Berbagai Cara Telah Dilakukan Di Indonesia Dalam


Rangka Menentukan Rekomendasi Pemupukan Secara
Mudah, Murah, Tepat, Cepat, Dan Akurat, Salah
Satunya Dengan Menerapkan Pemupukan Hara
Spesifik Tanaman Padi.

• Salah Satu Yang Terpenting Bagi Pengelolaan Hara Pada


Tanaman Padi adalah Melakukan “Identifikasi Tingkat
Kesuburan Tanah Dan Cara Praktis Penentuan Dosis
Pupuk Berdasarkan Status Hara Tanah Dan Tanaman”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai