Nim : 1902011072
Prodi : Magister Ilmu Keperawatan
Dosen : Dr. Ismail Efendy, M.Si
Mata Kuliah : Kepemimpinan Strategis Berfikir System
BAB I
Apakah Itu Kepemimpinan
Kepemimpinan yang baik adalah mengerjakan sedikit dan menjadi semakin lebih baik
(Good leadership consis of doing less and being more). Kepribadian para pemimpin
telah menjadi sebuah subjek yang banyak dikomentari selama ribuan tahun.
Kepemimpinan sebagai kepribadian dan biografi benar – benar merupakan pendekatan
paling awal untuk memahami kepemimpinan.
BAB II
Apa yang Telah Kita Pelajari Tentang Kepemimpinan
Sebuah perjalanan yang berjarak ribuan mil pun diawali dengan satu langkah (A journey
of a thousand miles begins whit a single step). Kepemimpinan berbeda dengan
manajemen, tidak hanya melibatkan pendefinisisan pekerjaan tetapi juga penjelasan
mengapa pekerjaan itu harus diselesaikan. Memimpin berarti bukan hanya mengawasi
aktivitas para pekerja dan memastikan bahwa para pekerja memperoleh apa yang
mereka butuhkan, keterampilan dan juga sumber daya, untuk melaksanakan pekerjaan
itu.
BAB III
Keterampilan dan Perilaku Kepemimpinan
Pemimpin yang efektif menyadari pentingnya tindakan – tindakan kecil ( The effective
leaders is aware of the importance of small actions). Ada beberapa perilaku
kepemimpinan diantaranya yaitu :
1. Kepemimpinan yang Terfokus
2. Kepemimpinan Komunikasi
3. Kepemimpinan Kepercayaan
4. Kepemimpinan Penuh Hormat
5. Kepemimpinan Beresiko
BAB IV
Karisma dan Karakter
Kekuasan dating melalui kerja sama, kebebasan melaui pelayanan, dan diri yang lebih
besar dating melalui tindakan yang tidak memetingkan diri sendiri. Istilah karisma
secara historis telah digunakan dalam studi tentang agama dan juga dalam ibadah
keagamaan. Konsep – konsep legal – rasional dan kepemimpinan karismatik pada abad
20 pertama kali muncul dalam karya Max Weber dengan mendefinisikan dua jenis
ekspresi kebutuhan akan kekuasaan , prososial dan yang dipribadikan.
BAB V
Pemimpin, Pengikut dan Kekuasaan
Para pemimpin yang baik melayani pengikutnya, sebagaimana pengikut yang baik
melayani pemimpinnya. Hubungan saling melayani berjalan dua arah dan
menguntungkan kedua belah pihak. Tetapi melayani dalam arti sesungguhnya akan
lebih sulit bagi para pemimpin dibandingkan bagi pera pengikutnya. Tiga proses dasar
proses pengaruh yaitu, Kepemimpinan Karismatik, Kepemimpinan Transaksional dan
Kepemimpinan Transformasional. Kebutuhan para pemimpin akan kekuasaan
diekspresikan dengan cara – cara yang berbeda, yaitu dengan menganalisis tiga tipe
kepemimpinan. Tujuan pertama adalah mengeksplorasi dan mengungkapkan mitos
kepemimpinan karismatik, pemahaman umum bahwa efek – efek dari kepemimpinan
transformasional muncul karena karisma pemimpin.
BAB VI
Pemimpin dengan Keyakinan Bertindak
Setiap orang harus menentukan apakah akan bertindak atau tidak. Memhami bagaimana
hal – hal terjadi akan membantu mengemblangkan keputusan yang benar. Bab ini
menelaah rasa percaya diri, aspek dari karakter yang memampukan para pemimpin
untuk bertindak. Dengan menyatukan dua elemen ini secara bersama, kendali dan
percaya diri. Rasa percaya diri dari para pemimpin membuat mereka merasa ada dalam
kendali, ketimbang dalam risiko, ketika memberdayakan pengikutnya. Para pemimpin
transformasional tidak mengangani risiko dengan mencoba mempertahankan kendali
pribadi. Sebaliknya, mereka mengurangi risiko dengan memastikan bahwa para
pengikut yang telah mereka berdayakan akan mampu mencapai tujuan organisasi.
BAB VII
Visi Bagaimana Pemimpin Berpikir
BAB VIII
Kepemimpinan dalam Konteks
Terlepas dari factor – factor situasional spesifikmana yang menjadi fokusnya, atau
bagaimana factor – factor tersebut digabungkan untuk menentukan bagaimana cara
untuk memimpin. Mempertimbangkan konteks situasional perihal kepemimpinan
transformasional memerlukan satu perspektif pendekatan – pendekatan kepemimpinan
situasional. Budaya adalah kunci bagi fungsi organisasi. Beberapa nilai dan keyakinan
yang umumnya dimiliki bersama oleh orang – orang didalam suatu organisasi
menentukan budaya organisasi tersebut.
BAB IX
Bagaimana Pemimpin Trasformasional Membangun Konteks Budaya
Ketika pemimpin mengetahui sesuatu bias terjadi, orang – orang menghadapi perubahan
secara efektif, dengan tujuan mereka, dan dengan satu sama lainnya semuanya oleh
mereka sendiri. Para pemimpin transformasional menciptakan budaya – budaya
organisasi yang memberdayakan para pengikut untuk mencapai tujuan – tujuan yang
mereka bagikan bersama. Para pengikut “memiliki” tujuan – tujuan ini karena mereka
telah berperan dalam mendefinisikannya dan dalam mengkonstruksi budaya organisasi.
Kepemimpinan semacam ini bermakna bukan hanya karena mengakibatkan terjadinya
transformasi organisasi. Kepemimpinan ini juga mentrasformasi individu – individu
para pengikut.
BAB X
Enam Paradoks Kepemimpinan : Mentransformasi Pengikut
Orang tidak mengubah dan memperbaiki diri dengan mendengarkan orang – orang
terpelajar. Para pemimpin adalah guru yang paling baik, karena mereka menginginkan
pera pengikutnya untuk mengajar dan melayani.
Paradoks satu : para pemimpin transformasional mempunyai tingkat percaya diri yang
tinggi.
Paradoks dua : para pemimpin transformasional mempunyai tingkat percaya diri yang
tinggi jika mereka mengambil tindakan kepemimpinan yang efektif.
Paradoks tiga : para pemimpin transformasional harus memiliki suatu kebutuhan yang
tinggi akan kekuasaan.
Paradoks empat : para pemimpin transformasional memiliki suatu kebutuhan yang kuat
akan kekuasaan. Mereka menginginkan agar kekuasaan itu digunakan untuk
memberikan manfaat bagi orang lain dan bagi organisasi.
Paradoks lima : para pemimpin transformasional harus memiliki tingkat kemampuan
kognitif yang tinggi, yakni kemampuan untuk memahami rantai sebab dan akibat yang
rumit yang terajdi selama bentangan waktu yang relative panjang.
Paradoks enam : para pemimpin transformasional harus memiliki suatu tingkat
kemampuan kognitif yang tinggi untuk membangun masa depan organisasi.
BAB XI
Bagaimana Kita Mengetahui Kepemimpinan yang Bermakna? Bukti Penelitian
Prinsip – prinsip fundamental akan bekerja terlepas dari harapan – harapan dan
preferensi – preferensi kita. Pemimpin yang efektif tidak berpura – pura menjadi besar
tetapi, mengetahui bagaimana hal – hal bekerja, dan mereka mampu meraih hal – hal
yang besar.
Para pemimpin transformasional menciptakan kondisi-kondisi dimana para
anggota organisasi mampu mengembangkan kapabilitas kepemimpinan mereka
sendiri.para pemimpin transformational memberikan perhatian lebih besar pada ha-hal
seperti produktivitas, stabilitas, efesiensi, kualitas, pertumbuhan, semangat juang
(morale), dan keuntungan dibandingkan dengan para pemimpin yang bukan
transformasional. Kepemimpinan transformasional memprediksi ukuran-ukuran besar
kasar kinerja di beberapa rumah sakit, baik “lunak” (kepuasan pasien) maupun “keras”
(kinerja keuangan). Hubungn-hubungn yang cakupanyan luas secara konsisten kuat ini
member dukunagan yang solid bagi argumentasi kami bahwa kepemimpinan
transformasional bermakna.
BAB XII
Isu-Isu Kepemimpinan : Implikasinya Bagi Para
Pemimpin Transformasional
Ketika orang melupakan prinsip bagaimana hal – hal bias terjadi mereka dihadapkan
dengan paradoks – paradoks, memahami cara hal - hal terjadi akan mengatasi paradoks
– paradoks tersebut. Salah satu alasan mengapa kepemimpinan bermakna ialah karena
para pemimpin membantu mengurangi ketidakpastian dan menjernihkan ambiguitas
dalam kehidupan organisasi. Hal yang lebih penting lagi adalah peran pemimpin dalam
menciptakan konteks dimana para individu mampu menentukan bagi diri mereka sendiri
apa yang benar – benar penting bagi mereka.
Nama : Muhammad Amin
Nim : 1902011072
Prodi : Magister Ilmu Keperawatan
Dosen : Dr. Ismail Efendy, M.Si
Mata Kuliah : Kepemimpinan Strategis Berfikir System
BAB I
Perilaku Organisasi
A. Pendahuluan