Anda di halaman 1dari 7

Penataan Pertanaman (Cropping System)

Penataan pertanaman adalah cara pengaturan dan pemilihan jenis tanaman yang
diusahakan pada sebidang tanah tertentu selama jangka waktu tertentu juga. Ada juga pendapat
bahwa penataan pertanaman merupakan cara pengaturan dan pemilikan jenis tanaman yang
diusahakan pada sebidang tanah tertentu (misal 1tahun atau lebih) dan cara pengaturan serta
pemilikan jenis tanaman dapat bermacam-macam. Penataan pertanaman memiliki arti. Penataan
tanaman sangat erat kaitannya dengan pengelolaan tanah misal: pengairan, pemupukan, teknik
pengolahan tanah.
Penataan tanaman berganda merupakan usaha untuk mendapatkan panenan lebih dari satu
kali dari satu jenis maupun beberapa jenis tanaman dalam bidang yang sama dan waktu tertentu.
Penataan tanaman berganda (Multiple Cropping) pada garis besarnya dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
a. Penataan berganda secara tunggal (monokultur)
b. Penataan berganda secara campuran (catch cropping)

a. Penataan berganda secara tunggal (Monokultur)

Penataan tanaman berganda dilakukan diatas tanah tertentu dan dalam waktu tertentu
(sepanjang umur tanaman) hanya di tanami satu jenis tanaman. Setelah dilakukan penanaman
atas tanaman tersebut, maka tanah tersebut kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang
sama atau dengan jenis tanaman yang lain. Penataan pertanaman secara tunggal dalam variasi
tanamannya ada beberapa antara lain :
1. Bergiliran secara berurutan
Pada musim hujan ditanami padi dan pada musim kemarau ditanami palawija, padi atau
bero tergantung pada pengairan, iklim dan sebagainya.

2. Bergiliran secara urutan dan glebangan


Petani membagi tanah sawahnya menjadi 2 untuk mengurangi resiko, bagian pertama
dikelola sebagai sawah dengan pergiliran tanaman dan bagian kedua dikelola sebagai
tanah kering (tegalan) dengan jenis-jenis tanaman yang cocok untuk tanah kering, dengan
sistem bergilir berurutan. Setelah beberapa tahun, maka bagian sawah dijadikan tanah
kering dan bagian tanah kering dijadikan tanah sawah kembali. Maka sistem ini disebut
dengan sistem glebagan.
3. Bergiliran secara berjajar atau pararel (tidak menganut sistem glebangan)
Pada musim hujan seluruh sawah ditanami padi, tetapi pada musim kemarau ada bagian
yang terpaksa dikosongkan, ada yang ditanami gadu,bagian lain ditanami palawija.
Dalam usaha ini terdapat penataan pertanaman jajaran dari berbagai penataan pertanaman
bergilir urutan.

b. Penataan pertanaman berganda secara campuran

Penataan pertanaman berganda secara campuran mempunyai asas menanam beberapa jenis
atau varietas secara bercampur dan bersama-sama di atas suatu bidang tanah. Variasi daripada
penanam pertanaman secara campuran antara lain :
1. Penanaman campuran secara acak-acakan
Penataan berbagai jenis tanaman secara bersamaan namun tidak teratur dan tidak terikat
waktu sehingga kurang nampak adanya sistem pergiliran (contohnya pekarangan)
2. Penataan pertanaman secara tumpang sari
Penanaman campuran 2 atau lebih varietas dari 1 jenis tanaman. Misalnya : padi biasa
ditanam bersamaan dengan padi ketan, varietas padi berumur panjang dengan varietas
padi berumur pendek.
3. Penataan pertanaman sela
Penanaman 2 atau lebih tanaman yang berlainan sifat, imir dan sebagainya. Penanaman
secara bersamaan disebut juga dengan
a. Tumpang sari (Intercropping)
b. Tanaman sela (Interplanting)
c. Tanaman sela budidaya (Interculture)
d. Tanaman sisipan (Relay Planting)

c. Keuntungan dari penataan pertanaman berganda


1. Memperkecil resiko kegagalan usaha.
2. Menyediakan bahan-bahan makanan yang beraneka ragam
3. Mengurangi peluang untuk terjadinya tanah bero.
4. Mempertinggi kesuburan tanah.
5. Mencegah timbulnya hama atau penyakit tanaman.
6. Menekan pertumbuhan rumput-rumputan.
7. Memungkinkan timbulnya peternakan.
8. Pembagian pencurahan tenaga kerja keluarga petani secara merata sepanjang tahun dan
pengelolaan tanah untuk keperluan tanaman berikutnya lebih ringan.
9. Mempertinggi panen sehingga diperoleh hasil yang lebih banyak serta dapat menjamin
kehidupan yang tenang dan pendapatan yang masuk terus walaupun kecil.
10. Mempertinggi pendapatan.

PENGAIRAN DAN KONSERVASI TANAh

1. PENGAIRAN

Pengaturan kebutuhan air bagi tanaman sehingga tanaman dapat hidup secara normal.
Pengairan dapat dilakukan secara teknis maupun secara non teknis. Pengairan secara
teknis adalah pengairan yang menggunakan saluran-saluran irigasi teknis yang dibuat
dari saluran primer, sekunder dan tersier. Pengairan non teknis adalah pengairan tadah
hujan, sumur atau non teknis lainnya.
Irigasi mempunyai tugas pokok antara lain:
a) Pengembangan sumber air dari sumber air ke daerah pertanian
b) Penyaluran air dari sumber air ke daerah pertanian
c) Pembagian dan penyaluran air pada areal pertanian
d) Penyaluran kelebihan air secara teratur
Tujuan irigasi adalah untuk kebutuhan tanaman akan air guna keperluan pertumbuhan.
Manfaat irigasi bagi sektor pertanian adalah:
a) Mempermudah pengolahan tanah
b) Mengatur suhu tanah dan tanaman
c) Membantu proses pemupukan agar tidak terjadi klasmolysa
d) Membantu sanitasi lingkungan
e) Mencegah gulma dengan penggenangan
Jumlah kebutuhan akan air untuk irigasi dan pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti :
a) Jenis dan sifat tanah (tekstur dan permeabilitas tanah)
b) Macam dan jenis tanaman
c) Iklim (hujan dan kemarau)
d) Topografi (kemiringan)
e) Luas areal pertanaman

2. DRAINASE
Drainase adalah pembuangan kelebihan air dari permukaan tanah atau dari pori-pori
tanah. Manfaat drainase adalah:
a) Kondisi air tanah cocok untuk pengolahan tanah yang baik
b) Aerasi tanah baik
c) Suhu tanah naik dan aktifitas bakteri tanah meningkat
d) Produktifitas tanah meningkat
Pembuatan drainase dapat dilakukan dengan cara:
a) Pemasangan pipa
b) Pembuatan guludan atau bedengan
c) Perataan tanah
d) Pembuatan saluran (got)
Macam-macam drainase:
a) DrainaseTerbuka
Pembuatan saluran untuk mengalirkan kelebihan air pada saluran pembuangan
b) Drainase Tertutup
Pemasangan pipa sepanjang 30 cm dengan diameter 10 cm sedalam 0,8-1,3 meter
dengan kemiringan 0,2 – 6 cm yang diletakkan bersambung untuk mengalirkan
kelebihan air pada saluran pembuangan.

3. KONSERVASI
Konservasi Tanah adalah semua usaha untuk mengembalikan, mempertahankan dan
menambah/ meningkatkan kesuburan tanah. Konservasi disebut juga pengawetan tanah
yaitu usaha untuk memulihkan tanah kritis, mencegah terjadinga tanah kritis dan
meningkatkan kemampuan/fungsi tanah.
Pengawetan tanah dapat dilaksanakan secara vegetatif, sipil teknis dan kimia
(pemupukan, pengapuran dan pencucian).
Cara Vegetatif
Memperbaiki kesuburan tanah dengan cara :
a) Penanaman tanaman penutup tanah
b) Strip cropping (penanaman secara jalur berselang-seling)
c) Pemberian mulsa
d) Rotasi tanaman

Sipil Teknis
a) Pembuatan teras
b) Pemotongan lereng (kontur)
c) Pembuatan saluran pembagi
d) Pembuatan saluran pembuangan
e) Pembuatan cheack dam (waduk pengendali)

Cara Kimia
a) Pemupukan an organik
b) penambahan bahan organik
c) penambahan kapur
Penyebab utama terjadinya tanah kritis adalah adanya erosi yang disebabkan oleh air
hujan, angin dan aktifitas manusia yang dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis tanah,
topografi, vegetasi dan pengolahan tanah.

4. AIR DAN IRIGASI BAGI TANAMAN


Air bagi tanaman memiliki fungsi sebagai pembentuk tumbuh,sebagai pelarut unsur
hara,sebagai senyawa yang diperlukan dalam fotosintesis dan sebagai penetral suhu
dari tubuh tanaman.
Unsur hara hanya dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk larutan,sehingga
tanpa air unsur hara tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.Senyawa air dengan
senyawa karbon dioksida diperlukan dalam fotosintesis untuk membentuk hidratarang.
Air yang diperlukan tanaman hampir seluruhnya berasal dari tanah memalalui
penyerapan akar.Air yang ada didalam tanah dapat dibedakan menjadi lengas tanah dan
air tanah.Lengas tanah adalah air yang berada diantara permukaan tanah dan
permukaan air tanah,baik dalam keadaan berhenti atau mengalir,dalam bentuk cair atau
uap.Air tanah ialah air yang berada dibawah permukaan tanah.Permukaan air tanah
terlihat sebagai permukaan air sumur,dan air sumur adalah sebagian air tanah.Air yang
berada didalam tanah langsung atau tidak langsung semua berguna bagi kehidupan
tanaman diatasnya.Lengas tanah yang berada disekitas mengikat perakaran digunakan
langsung oleh tanaman,sedangkan lengas lainnya akan mengisi kekurangan lengas
didaerah perakaran secara perlahan-lahan.
Pada tanah yang sering mengalami kelebihan air diupayakan pengurangan
dengan cara membuat got-got selama musim hujan.Tanaman yang kekurangan air
menunjukkan gejala laju permanen,tanaman tetap laju meskipun malam hari.
Air yang ideal untuk irigasi ialah air yang bersifat ;
a) Subur atau mengandung banyak macam unsur hara esensial dalam jumlah
cukup dan seimbang.
b) Tidak mengandung zat racun bagi tanaman.
c) Mempunyai derajat keasaman yang baik,tidak terlalu masam atau alkalis.
d) Tidak mengandung bahan padas.
Maka, banyak unsur hara esensial yang dikandung air makin baik untuk irigasi asalkan
dalam keadaan seimbang dan jumlah yang seimbang atau jumlah yang tidak
brlebihan.Yang baik apabila Ph air berkisar antara 5,5 dan 6,5.
Cara pemberian air kepada tanaman dapat dibedakan atas beberapa macam
yaitu :
1. Cara siraman;air diambil dari dari sumbernya dengan suatu wadah kemudian
disirami kepada tanaman.
2. Cara genangan atau leb;air dialirkan dari sumbernya mendekati areal tanaman.
3. Cara ebor;air dialirkan dari sumbernya mendekati areal tanaman dalam suatu
parit yang arahnya tegak lurus terhadap arah barisan tanaman.
4. Cara irigasi curah;air dialirkan melalui pipa tertutup dengan tekanan kedalam
kebun,kemudian malalui pipa-pipa tegak yang berujung sempit air dicurahkan
seperti hujan selama waktu tertentu.
Cara pemberian yang mana yang tepat untuk diterapkan pada suatu lahan pertanian
tertentu tergantung pada pertimbangan beberapa hal sebagai berikut:
1. Jumlah air yang tersedia
2. Perbedaan tinggi permukaan air pada sumbernyaa
3. Jarak antra letak sumber air dan lahan pertanian yang akan diairi.
4. Keadaan topografi antara sumber air dan lahan yang akan diairi.
5. Jenis tanah yang akan diairi
6. Biaya yang tersedia.
Apabila jumlah air tersdia terbatas,atau permukaan air pada sumbernya lebih rendah
daripada permukaan tanah yang akan diairi, atau jarak letak sumber air dan lahan yang
akan diairi tidak jauh serta tidak terhalang oleh jurang atau bukit, maka cara siraman
lebih tepat daripada cara lain.Tanah pertanian yang terlalu ringan atau terlalu berat
tidak tepaat untuk diairi dengan cara genangan atau leb.Tnah yang terlalu berat apabila
diairi genangan terjadi mampatnya tanah dan airnya menguap sedangkan tanah yang
terlalu ringan sebaiknya diairi dengan cara ebor apabila air dapat dialirkan mendekati
tanaman atau secara siraman.

https://malindapblog.files.wordpress.com/2017/11/matkul-pip-penataan-pertanaman.docx

Anda mungkin juga menyukai