Anda di halaman 1dari 7

DASAR AGRONOMI

0eh:
DR.IR. MARIATI TAMBA,MM

1
IX. TEKNIK BUDI DAYA
4. Pemupukan
a. Pemupukan harus diusahakan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
dengan dampak negatif sekecil-kecilnya, dan memenuhi kriteria 5 (lima) tepat
yaitu:
1) Tepat jenis, yaitu jenis pupuk mengandung unsur hara makro atau mikro
sesuai dengan kebutuhan tanaman serta kesuburan dan kondisi lahan;
2) Tepat mutu, yaitu harus menggunakan pupuk yang bermutu baik, sesuai
standar yang ditetapkan, asli (tidak palsu), telah terdaftar dan diizinkan
Menteri Pertanian;
3) Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan dan stadia
tumbuh tanaman serta kondisi lapangan yang tepat;
4) Tepat dosis, yaitu jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan ketersediaan unsur hara dalam tanah; dan
5) Tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman, dan
kondisi lapangan;
b. Agar tidak mudah tercuci oleh air, pupuk tidak ditabur di atas permukaan
tanah, tetapi dibenamkan di dalam tanah;
c. Pupuk diberikan tidak menyentuh batang, tetapi di bawah kanopi tanaman;
d. Pemberian pupuk termasuk: waktu pemberian, jenis pupuk, dosis, dan cara
pemberian mengikuti teknik anjuran (rekomendasi) dan disesuaikan dengan
tingkat kesuburan tanah/media tumbuh, jenis tanaman dan varietas tanaman;
e. Pemberian pupuk lebih diarahkan pada penyediaan hara berimbang, dengan
mengacu pada status kesuburan tanah dan status hara tanah, sehingga
diperoleh mutu produk yang baik dari segi kandungan giiz, rasa, aroma,
tekstur dan komponen mutu lainnya. Pemberian pupuk mengacu pada hasil
analisis kesuburan tanah dan kebutuhan tanah;
f. Penggunaan pupuk cair pada tajuk tanaman tidk boleh meninggalkan residu
zat-zat kimia berbahaya pada saat tanaman dipanen;
g. Pupuk organik, dalam bentuk pupuk kandang yang telah matang (telah
mengalami dekomposisi), kompos, bokashi, pupuk hijau, pupuk organik cair,
atau pupuk organik bentuk lainnya, perlu diutamakan penggunaannya untuk
usaha produksi tanaman, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman; dan
h. Penggunaan pupuk orgnik dan/atau anorganik tidak boleh mengakibatkan
terjadinya pencemaran air (waduk, telaga, embung, bendungan, empang, air
tanah, atau sumber air tanah lainnya).

2
Pemupukan yang Tepat
 Suatu pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk
biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau
batang sebagai larutan.
 Karbondioksida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca dapat pula
dipandang sebagai pupuk. Pupuk yang memberikan N, P, K disebut pupuk
lengkap. Pupuk Nitrogen (mengandung unsur N), Pupuk Fosfor (mngandung
unur P2 O5) dan pupuk Kalium (mengandung K2O);
 Suatu pupuk lengkap dalam kantong 100 kg dengan label 5-15-24...artinya
berisi 5 kg N, 15 kg P2 O5 dan 24 kg K2O.
 Pupuk dapat berwujud padat, cair atau gas. Kebanyakan berwujud padat dan
diberikan pada tanah. Pupuk dapat dilarutkan dalam air irigasi atau diberikan
pada dedaunan. Nitrogen dapat diberikan ke dalam tanah dalam bentuk gas
amonia (NH3), karena lebih berat dari udara dan larut secara cepat dalam air
tanah.
 Terdapat berbagai cara pemberian pupuk:
a. Pemberian secara Broadcast:
adalah pemberian melalui penebaran terserak secara merata pada
permukaan tanah. Biasanya penebaran dilakukan sebelum tanaman
ditanamkan. Pemberian secara permukaan mungkin tidak seefektif seperti
cara top dressing, yaitu pemberian pupuk langsung di atas tanaman
tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan (kebakaran pupuk), maka
pupuk dapat diberikan sepanjang sisi tanaman (side dressing). Pemberian
dengan cara side dressing sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi
tercampur dengan tanah.
b. Pupuk dapat diberikan bersamaan saat pemindahan tanaman, baik
sebagai jalur di bawah tanaman atau dilarutkan dalam air tambahan untuk
pemindahan.
c. Pada banyak tanaman, N diberikan beberapa kali selama musim
tanam karena gampang tercuci, dan mudah pengubahannya ke bentuk-
bentuk gas atau tak tersedia
5. Perlindungan Tanaman
a. Perlindungan tanaman dilaksanakan sesuai dengan sistem Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) dalam kerangka Pengelolaan prinsip-prinsip Tanaman
Terpadu (PTT), menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu
kesehatan manusia, serta tidak menimbulkan ganggun dan kerusakan
lingkungan hidup;

3
b. Perlindungan tanaman apabila diperlukan dilaksanakan pada masa pra-
tanam, masa pertumbuhan tanaman dan/atau masa pacapanen,
menyesuaikan dengan kebutuhan;
c. Tindakan pengendalian OPT perlu dilaksanakan dengan berbagai cara yang
serasi, yaitu cara fisik, mekanik, budidaya, biologis, genetik, dan pestisida,
disesuaikan dengan jenis tanaman dan OPTnya. Penggunaan pestisida
merupakan alternatif terkhir apabila cara-cara yang lain dinilai tidak memadai;
d. Tindakan pengendalian OPT dilakukan atas dasar hasil pengamatan terhadap
OPT dan faktor yang mempengaruhi perkembangan serta terjadinya serangan
OPT; dan
e. Penggunaan sarana pengendalian OPT, yang meliputi pestisida, agens
hayati, serta alat dan mesin, harus sesuai dengan anjuran baku
(rekomendasi).
6. Pengairan
a. Apabila air hujan tidak mencukupi kebutuhan tanaman guna pertumbuhan
optimal, harus diberikan tambahan air pada tanaman dengan berbagai teknik
irigasi, seperti: penggenangan sementara, penggenangan selokan antar
bedengan, sprinkle, tetes, penyiraman, pengairan pipa, hidrophonik, dan atau
teknik lain, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, ketersediaan air dan
sarana/prasarana pengairan yang tersedia;
b. Pengairan tanaman harus menggunakan air bermutu baku pengairan, dan
tidak bertentangan dengan masyarakat di sekitar;
c. Pengairan tidak boleh mengakibatkan terjadinya erosi lahan dan tercucinya
unsur hara, pencemaran lahan oleh bahan berbahaya, dan keracunan bagi
tanaman dan lingkungan hidup;
d. Pemberian air untuk tanaman dilakukan secar efektif, efisien dan berazaskan
keadilan; dan
e. Lahan yang tanahnya tergenang air atau jenuh air perlu dibuatkan sistem
drainase, antara lain: saluran pembuangan, lubang resapan air, atau
bangunan lainnya.
Pengairan yang Baik
 Pengairan yang baik akan meningkatkan daya produksi tanaman dan
menaikkan keuntungan dari bidang tanah pertanian. Dalam pemberian air, perlu
diperhatikan kebutuhan air dari setiap tanaman. Misalnya, untuk tanaman padi,
tidak selalu harus digenangi terus menerus. Pada saat-saat tertentu, menjelang
pembungaan, perlu sawah dikeringkan. Penggenangan harus teratur dan
diawasi, sehingga tidak akan terjadi suatu periode kekeringan yang cukup lama
hingga terjadi perkembangan gulma.

4
 Pada umumnya tanaman banyak membutuhkan air pada awal tumbuhnya
(seedling stage) di mana fase vegetatif dominan. Pada saat tanaman menjelang
pembungaan, air perlu dikurangi. Jumlah air yang diberikan sebaiknya teratur
sehingga fluktuasi jumlah air total tidak terlalu besar. Suplai air yang hampir
merata sepanjang kehidupan tanaman, selalu ideal untuk tanaman yang
dibudidayakan.
 Perlu dijaga agar tanaman jangan sampai mengalami kekeringan dulu, baru
tanaman disiram. Ingat bahaya titik layu permanen telah dicapai. Definisi
kekeringan, antara lain adalah suatu periode dimana keadaan air tanah
membatasi pertumbuhan, suatu periode di mana tanah berisi sedikit atau sama
sekali tidak ada air, suatu periode selama 14 hari terus menerus tidak ada
hujan atau suatu periode selama 21 hari atau lebih di mana hujan hanya 30 %
hujan normal selama periode tersebut.
Pengelolaan air
Dalam hubungan dengan produksi tanaman, air harus dikelola secara baik dan
ekonomik. Hai ini menyangkut: 1) Irigasi, 2) drainase dan 3) konservasi
a. Irigasi, yaitu penambahan suplemen air.
Dalam cara-cara irigasi sekarang , air diberikan menurut:
1) Irigasi permukaan: air didistribusikan di seluruh permukaan tanah. Irigasi
permukaan biasa diberikan kepada tanaman yang menutup rata tanah,
seperti padi dan padang rumput;
2) Irigasi penyiraman: pemberian air di bawah tekanan, seperti hujan
buatan. Keuntungan cara siram adalah lebih seragam dan tepat, pada tiap
jenis tanah dan tanaman. Akibatnya masalah drainase kecil dan erosi
tidak akan jadi masalah. Air dapat lebih ekonomik. Kerugian sistem siram
adalah mahalnya peralatan pada awalnya dan air harus bersih. Dengan
siraman tangan, biaya tenaga kerja tinggi sekali; dan
3) Sub irigasi; Distribusi air ke tanah di bawah permukaannya untuk
memberi kelembaban kepada tanaman lewat gaya kapiler ke atas.
b. Drainase, yaitu usaha untuk membuang kelebihan air, antara lain melalui
pembuatan bedengan, guludan, dalam persiapan tanah, merupakan usaha
untuk membuang kelebihan air. Kadang-kadang pada daerah lembab, perlu
pipa drainase yang dibenamkan dalam tanah.
7. Pemeliharaan Tanaman
a. Tanaman harus dipelihara sesuai karakteristik dan kebutuhan spesifik
tanaman, agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal serta menghasilkan
produk bermutu tinggi melalui pemangkasan, penjarangan buah, perambatan,
pembentukan kanopi ideal, perompesn, perambatan pada para-para,

5
pengurangan anakan, penjarangan, dan atau teknik lain, sesuai dengan
kebutuhan tanaman untuk berproduksi tinggi dan mutu optimal;
b. Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk memperoleh produksi dan mutu
optimal, termasuk pembungaan, penyerbukan, penjarangan buah,
pengurangan cabang, ranting atau daun, atau teknik lain, sesuai kebutuhan
tanaman; dan
c. Tanaman harus dijaga, dilindungi, atau dipagar, supaya tidak mendapat
gangguan hewan ternak, binatang liar, dan atau gangguan binatang lainnya.
Proteksi Tanaman
 Pengganggu tanaman (pest) mencakup semua bentuk hidup yang merusak
tanaman, merupakan spektrum biologi yang sangat luas, dari virus yang sukar
dilihat sampai tikus dan babi hutan.
 Pengganggu tanaman dapat dikelompokkan dalam istilah-istilah yang lebih luas
dari patogen, predator, dan gulma. Efek kerugiannya adalah berturut-turut
penyakit, kerusakan dan persaingan. Perkiraan kerugian akibat pengganggu
untuk pertanian dunia sampai mencapai 33 persen.
 Pemberantasan pengganggu tanaman merupakan disiplin dalam pertanian
yang disebut Proteksi Tanaman.
 Walaupun teknik pemberantasan berbeda menurut pengganggu dan
tanamannya, pendekatan dasarnya adalah dengan mencampuri beberapa
tahap kehidupan dari pengganggu tersebut atau dengan melindungi tanaman
inangnya. Perlakuan yang paling berhasil adalah dengan pencegahan
(preventif) dan bukan penyembuhan (curatif). Pencegahan bertujuan
menahan, mencegah kerusakan dan bukan menyembuhkan tanaman-tanaman
yang telah terserang. Cara-cara pemberantasan yang dikenal adalah: 1) cara
teknik budidaya, 2) cara fisik, 3) cara kimia, dan 4) cara biologi.
a. Cara Teknik Budidaya:
Cara kultur teknik digunakan untuk mengurangi populasi pengganggu yang
efektif, mencakup pembuangan tanaman-tanaman atau benih sakit atau
terserang, pemotongan bagian-bagian tanaman yang terserang atau
pembuangan sisa-sisa tanaman yang dapat merupakan pembiakan
pengganggu. Pengurangan populasi pengganggu dapat dicapai dengan
menggilir dengan tanaman yang tidak peka terhadap pengganggu tertentu
(rotasi tanaman)
Populasi gulma dapat dikurangi dengan rotasi menggunakan tanaman-
tanaman yang beradaptasi, baik terhadap gulma (yang mengalahkannya),
seperti pupuk hijau, jagung ataupun singkong.

6
b. Cara Fisik:
Cara-cara fisik dapat digunakan untuk melindungi tanaman dalam melawan
gangguan atau menghilangkan pengganggu seluruhnya. Misalnya
menggunakan perangkap (light trap) untuk menangkap serangga . Cara fisik
lainnya adalah menarik dan membongkar gulma, memberi mulsa (cover crop)
dan pembakaran.
c. Cara Kimia:
Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memberantas
pengganngu, biasanya toksik pada beberapa tahap kehidupan penggangu.
Pestisida yang digunakan bersifat selektif yaitu yang membunuh suatu
organisme tetapi tidak membahayakan orang lain.
Pestisida dimaksud meliputi: Insektisida (pembasmi hama), Fungisida
(pembasmi jamur), Nematisida (pembasmi cacing), dan Herbisida
(pembasmi gulma).
d. Cara Biologi:
 Pemberantasan Biologi dapat tercapai dengan mengarahkan
kompetisi alami antara organisme. Misalnya dengan mengintroduki parasit
atau predator alami dari pengganggu atau menggunakan resistensi alami
pada tanaman inang. Masih ada cara yang lebih halus yang dapat
mempengaruhi perkembangan pengganggu. Misalnya, dengan melepaskan
sejumlah besar serangga jantan yang telah diradiasi agar mandul.
Pemberantasan secara biologi merupakan cara yang menarik, karena
bahaya-bahaya kimia dapat ditiadakan.
 Predator alami: suatu contoh dari pemberantasan biologi dengan
introduksi predator alami (hama) , yang harus hidup dan berkembang pada
habitat baru dan tidak merusak tanaman pertanian.
Resistensi genetik: kesanggupan secara bawaan dari tanaman untuk
menahan pengaruh merusak dari patogen atau predator, merupakan cara
ideal untuk pemberantasan. Banyak tanaman diketahui memiliki resistensi
terhadap virus, bakteri, fungi dan nematoda. Tanaman ini memiliki resistensi
karena pengaruh biokimia yang dapat menghambat atau mencegah masuknya
dan bertahannya penggangu tertentu Kombinasi antara resisten dan mutu
atau daya hasil, merupakan tujuan utama dari pemulia-pemulia tanaman.
Keseimbangan biologi, yang terdapat dalam lingkungan alami tidak dapat
diabaikan dalam proteksi tanaman

Anda mungkin juga menyukai