Anda di halaman 1dari 13

Volume 02, No 01- Maret 2018

ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PENGGUNAAN FAKTOR -FAKTOR


PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA
DI DESA MAYANGAN KECAMATAN GUMUKMAS
KABUPATEN JEMBER

[TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS IN THE USE OF WATERMELON PRODUCTION


FACTORS IN MAYANGAN VILLAGE GUMUKMAS SUB-DISTRICT JEMBER REGENCY]

Luluk Rofiqoh1), Titin Agustina1) dan Rudi Hartadi 1)


1) Fakultas Pertanian universitas Jember
Email: luluk.rofiqoh16@gmail.com

ABSTRAK

Desa Mayangan sudah lama membudidayakan semangka akan tetapi masih terjadi kendala
diantaranya tingkat produktivitas yang masih rendah, kapasitas produksi yang menurun, kondisi iklim dan
cuaca yang tidak menentu. Tingkat produktivitas yang rendah dapat berhubungan dengan penggunaan
faktor produksi serta tingkat efisien petani dalam menggunakan input yang ada. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat produksi, (2) efisiensi teknis
usahatani semangka, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis usahatani semangka di Desa
Mayangan Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Metode dalam penelitian menggunakan data
deskriptif dan analitis dengan pengambilan contoh dilakukan dengan cara Proportionate stratified random
sampling, sehingga terpilih 50 sampel petani semangka berdasarkan tingkatan luas lahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi semangka di Desa Mayangan adalah
luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk organik (X3), pupuk kimia (X4), dan bibit (X5), sedangkan pestisida
cair (X6) dan pestisida padat (X7) tidak berpengaruh nyata. (2) Tingkat efisiensi teknis petani semangka
secara keseluruhan dalam penggunaan faktor produksi semangka di Desa Mayangan dengan rata-rata
sebesar 0,68. (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis secara parsial dalam usahatani
semangka di Desa Mayangan adalah pengalaman petani (tahun) dan dummy keikutsertaan kelompok tani.

ABSTRACT

Mayangan village has cultivated watermelons long time ago, but still there are obstacles such as low
productivity levels, declining production capacity, climatic conditions and unpredictable weather. Low
productivity levels can be related to the use of production factors and the efficient level of farmers in using
existing inputs. This study aims to: (1) know what factors that influence the level of production, (2) the
technical efficiency of watermelon farming, (3) the factors that influence the technical inefficiency of
watermelon farming in Mayangan village, Gumukmas district, Jember regency. Methods in this research
use descriptive, corellations and analytical data with sampling use proportionate stratified random
sampling, so selected 50 samples of watermelon farmers based on the level of land area. The results showed
that: (1) Factors influencing watermelon production in Mayangan Village are land area (X1), labor (X2),
organic fertilizer (X3), chemical fertilizer (X4), and seed (X5). (2) The overall technical efficiency level of
watermelon farmers in the use of watermelon production factors in Mayangan Village with an average of
0.68. (3) Factors affecting partial technical inefficiency in watermelon farming in Mayangan Village are
farmer's experience (year) and dummy of farmer group participation.

Keywords: Efficiency technical, production, watermelon, stochastic frontier.

PENDAHULUAN konsumsi semangka perkapita sebesar 13,13% per


tahun dan tingkat penyediaan semangka per kapita
Semangka merupakan salah satu komoditas hanya mencapai 7,59% pertahun (Badan Statistik
hortikultura buah yang memiliki kontribusi produksi Konsumsi Pangan, 2015). Hal ini akan menyebabkan
sebesar 576.178 ton dengan nilai persentase sebesar kurangnya tingkat penyediaan semangka di Indonesia.
2,86 % dan memiliki urutan ke-10 dari 26 jenis Dimana perkembangan produksi semangka tertinggi di
komiditas buah yang ada di Indonesia. Rata-rata tingkat Indonesia mencapai 653.974 ton dengan tingkat

1
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

persentase sebesar 41,97 % pada tahun 2014 dan terjadi dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Menurut
peningkatan produksi dari tahun sebelumnya sebesar Kalie (2002), jika suatu lahan digunakan tanpa adanya
193.346 ton. Perkembangan semangka terendah terjadi pergantian tanaman lain atau tanpa adanya pengolahan
pada tahun 2010 sebesar 348.631 ton dengan lahan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi
persentase 26,50 % mengalami suatu penurunan yang dihasilkan pada usahatani.
produksi. Jika dilihat dari tingkat produktivitas, produktivitas
Jawa Timur merupakan provinsi sentra penghasil semangka di Desa Mayangan sebesar 13,971 ton/ha.
semangka terbesar di Indonesia dibandingkan dengan Keadaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat
provinsi lain. Tingkat produksi di Jawa Timur pada produktivitas masih rendah di bawah rata-rata tingkat
tahun 2014 sebesar 165.409 ton dengan luas panen nasional sebesar 18,71 ton/ha. Menurut Soekartawi
sebesar 8.841 Ha dan memiliki tingkat produktivitas (1987) dalam Shinta (2011) tingkat produktivitas
sebesar 18,71 ton/ha. Salah satu kabupaten yang usahatani akan semakin tinggi jika petani atau
berkontribusi pada produksi semangka di Jawa Timur produsen mampu mengalokasikan faktor produksi
adalah Kabupaten Jember. Kabupaten Jember berdasarkan prinsip efisiensi teknis dan dapat
merupakan daerah yang sebagian besar berada pada dilakukan pengelolaan yang tepat dalam usahatani.
area dataran rendah dengan memiliki ketinggian antara Selain alokasi input, tingkat efisiensi dapat dipengaruhi
0-500m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan tersebut oleh kemampuan manajerial petani. Kemampuan
menunjukkan bahwa sangat cocok untuk budidaya manajerial dari diri petani yaitu umur petani,
tanaman semangka dan dapat tumbuh baik pada pengalaman usahatani, tingkat pendidikan formal
dataran rendah hingga dataran tinggi dengan maupun nonformal yang melalui pelatihan budidaya
ketinggian 100-300 m diatas permukaan laut dan pengolahan usahatani, keanggotaan dalam
(Prajnanta, 2001). Buah semangka yang terdapat di kelompok tani, akses kepada sumber pembiayaan
Kabupaten Jember juga memiliki kelebihan usahatani dan lain-lain. Hal ini akan mempengaruhi
diantaranya buahnya besar, memiliki ketahanan daya kemampuan manjerial petani pada produksi semangka
simpan, dan rasanya manis. Hal tersebut yang sehingga akan berpengaruh pada tingkat efisiensi
menjadikan semangka dapat diminati oleh masyarakat. usahatani semangka.
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merupakan daerah sentra penghasil semangka ke-2 mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
setelah Kecamatan Puger karena letak geografis dekat produksi, tingkat efisiensi teknis, dan faktor-faktor
dengan pantai serta terdapat lahan berpasir yang sesuai yang mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis
untuk penanaman semangka. Rata-rata produktivitas usahatani semangka di Desa Mayangan Kecamatan
semangka nonbiji di Kecamatan Gumukmas varietas Gumukmas Kabupaten Jember agar tercapai kegiatan
hibrida quality mencapai 11,722 Ton/Ha dan masih usahatani semangka yang mampu meningkatkan
tergolong rendah. Menurut Kalie (2002), tanaman produktivitas usahatani semangka.
semangka yang dipelihara intensif dan
pertumbuhannya baik dapat menghasilkan
produktivitas potensial sebesar 20-30 Ton/ha untuk METODOLOGI PENELITIAN
semangka hibrida.
Desa Mayangan merupakan salah satu desa yang Metode penentuan daerah penelitian berdasarkan
terdapat di Kecamatan Gumukmas dengan memiliki metode purposive method. Purposive Method adalah
tingkat produksi tertinggi, namun produktivitasnya penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja.
masih rendah. Tingkat produksi semangka di Desa Daerah yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah
Mayangan mencapai 2.808,2 ton pada tahun 2015 Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas. Pemilihan
dengan luas lahan ±201 Ha. Selama ini masyarakat daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan
Desa Mayangan sudah lama membudidayakan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu
semangka, akan tetapi masih saja terjadi kendala penghasil semangka dengan tingkat produksi tertinggi
diantaranya tingkat produktivitas yang masih rendah, yang memiliki lahan yang luas diantara desa yang
kapasitas produksi yang menurun, kondisi iklim dan lain.
cuaca yang tidak menentu. Kapasitas produksi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
semangka di Desa Mayangan dari tahun 2014-2015 adalah deskriptif, korelasi dan analitis. Metode
mengalami penurunan yang berkaitan dengan deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
penggunaan faktor produksi. Faktor produksi yang mendeskripsikan, menjawab pertanyaan sehubungan
digunakan pada usahatani semangka di Desa dengan penelitian dan menginterpretasikan sesuatu.
Mayangan adalah dapat berupa lahan, lahan sebagai Metode analitis adalah pengujian hipotesis dan
media tanam semangka dimana lahan yang digunakan mengadakan interpretasi yang lebih dalam mengenai
tanpa adanya suatu pergantian tanaman lain sehingga hipotesis yang telah dibuat. Tujuan dari metode
2
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
analitis untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang X6 = Pestisida Cair (mL)
diajukan dalam penelitian (Nazir, 2003). Metode X7 = Pestisida Padat (Kg)
korelasi adalah metode penelitian untuk mengetahui
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa Pengujian asumsi klasik dilakukan setelah
melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi dilakukan estimasi model regresi linier berganda.
terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, Pengujian asumsi klasik meliputi uji
2013). multikolinearitas, heterokedastisitas, normalitas, dan
Metode pengambilan contoh yang digunakan autokorelasi dengan aplikasi SPSS. Selanjutnya,
dalam penelitian ini yaitu Proportionate Stratafied dilakukan uji kelayakan model apabila telah
Random Sampling. Menurut Sugiyono (2014), teknik memenuhi semua uji asumsi klasik tersebut. Uji
ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau kelayakan model dilakukan dengan uji-t. Uji-t
unsur untuk tidak homogen dan berstrata secara dilakukan untuk membandingkan nilai t-hitung
proporsional. Besarnya sampel petani ditentukan dengan t-tabel yaitu:
dengan menggunakan rumus Slovin. Kriteria pengambilan keputusan pada tingkat
signifikansi 5%:
Tabel 1. Pembagian Strata Petani Semangka menurut 1. thitung < ttabel, H0 diterima artinya secara parsial
Luas Lahan di Desa Mayangan Kecamatan variabel independen tidak berpengaruh secara
Gumukmas signifikan terhadap produksi semangka.
Strata Kriteria Populasi Sampel 2. thitung > ttabel, H1 diterima artinya secara parsial
Luas Lahan variabel independen berpengaruh secara
(Ha) signifikan terhadap produksi semangka.
Sempit <1 187 29 Setelah itu dapat dilanjutkan dengan melakukan
Sedang 1-2 110 17 pengujian estimasi parameter pada persamaan
Luas >2 18 4
stochastic frontier analysis cobb-dauglass. Estimasi
Total 315 50
dilakukan menggunakan penaksir (estimator)
Sumber: UPTD Kecamatan Gumukmas, 2016.
maximum likelihood (MLE). Langkah selanjutnya
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan pengujian dan melihat kelayakan model.
pengumpulan data primer adalah metode wawancara Kelayakan model dapat dilihat melalui sigma-squared
(σ2), nilai gamma (γ) dan pengujian terhadap nilai
dan obesrvasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara langsung kepada responden variansi efek inefisiensi teknis (σu2). Selanjutnya
dengan menggunakan kuisioner sebagai panduan dapat dilakukan pengujian kedua mengenai likelihood
wawancara. Metode pengumpulan data yang rasio-test (λ), pengujian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui model apakah yang digunakan baik atau
digunakan untuk pengumpulan data sekunder adalah
teknik dokumentasi. belum. Fungsi log-likelihood yang dimaksud adalah
Untuk mengetahui tujuan mengenai faktor-faktor sebagai berikut:
yang mempengaruhi produksi di Desa Mayangan LR = -2 [ln (Lr) – ln (Lu)]
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember di analisis
menggunakan pendekatan fungsi produksi Stochastic H0diterima: Teknologi produksi menunjukkan kondisi
Frontier Cobb-Douglas dengan pengolahan data Constants return to Scale
menggunakan aplikasi Frontier 4.1 dengan metode H1diterima: Teknologi produksi tidak menunjukkan
kondisi Constants return to Scale
MLE (Maximum Likelihood Estimation). Bentuk dari
persamaan Stochastic Frontier Cobb-Douglas dalam Nilai perhitungan LR kemudian dibandingkan
bentuk logaritma natural adalah sebagai berikut : dengan nilai kritis x2. Sedangkan kriteria uji yang
digunakan adalah uji generalized likelihood-ratio satu
Ln Y = ln β0 + β 1lnX1 + β 2lnX2 + β 3lnX3 + β 4lnX4 +
arah, dengan persamaan uji sebagai berikut:
β 5lnX5 + β 6lnX6 + β 7lnX7
1. LRhitung > X2restriksi (tabel kodde dan palm) maka
Keterangan: H0 ditolak
Y = Produksi Semangka (Ton) 2. LRhitung < X2restriksi (tabel kodde dan palm) maka
β0 = Intersep H0 diterima
β i = Koefisien parameter penduga, dimana i = 1, 2, Untuk mengetahui tujuan mengenai efisiensi
3,.…7 teknis dilakukan untuk mengetahui tingkat
X1 = Luas lahan (Ha) penggunaan input pada produksi usahatani semangka
X2 = Tenaga Kerja (HOK) di Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas yang
X3 = Pupuk Organik (Kg) sebenarnya dengan tingkat produksi maskimum
X4 = Pupuk Kimia (Kg) dengan menggunakan analisis Stochastic Frontier.
X5 = Bibit (Polibag)
3
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai 2. thitung > ttabel, H1 diterima artinya suatu variabel
efisiensi teknis: independen secara parsial mempengaruhi
TEi = Yi/Yi* variabel dependen.
Keterangan:
HASIL DAN PEMBAHASAN
TEi = Efisiensi teknis petani ke-i,
Yi = Output riil petani ke-i
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
Yi* = Output Frontier petani ke-i
Semangka di Desa Mayangan
Kriteria pengambilan keputusan (Coelli, 1998):
Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
1. Jika nilai indeks efisiensi < 0,7 maka usahatani
usahatani semangka di Desa Mayangan pada bulan
semangka belum efisien secara teknis
Maret-Mei 2017 meliputi luas lahan (X1), tenaga kerja
2. Jika nilai indeks efisiensi ≥ 0.7, maka usahatani
(X2), pupuk organik (X3), pupuk kimia (X4), bibit
semangka efisien secara teknis
(X5), pestisida cair (X6), dan pestisida padat (X7).
Untuk mengetahui tujuan mengenai faktor-faktor
Fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini
inefisiensi teknis dalam usahatani semangka dapat
adalah fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-
dianalisis dengan Stochastic Frontier Analysis dengan
Douglas. Hasil dari pendugaan fungsi produksi
rumus:
tersebut akan digunakan untuk menganalisis faktor-
μ = δ0 + δ1Z1 + δ2 Z2 + δ3 Z3 + δ4 Z4+ δ5 DKK + δ6
faktor produksi yang mempengaruhi produksi
DKL
usahatani semangka di Desa Mayangan serta
Keterangan:
menganalisis tingkat efisiensi teknis dan faktor yang
μ = efek inefisiensi teknis
mempengaruhi inefisiensi teknis semangka di Desa
δ0 = konstanta
Mayangan Kecamatan Gumukmas. Pendugaan
δ1-δ6 = koefisien parameter
parameter dilakukan dengan 2 tahap yaitu dengan
Z1 = umur petani (tahun)
metode Ordinary Least Square (OLS) dan Maksimum
Z2 = pengalaman usahatani semangka (tahun)
Likelihood Estimation (MLE). Pengujian dengan
Z3 = jumlah anggota keluarga (orang)
metode OLS juga dapat mendeteksi normalitas,
Z4 = pendidikan petani (tahun)
autokorelasi, multikolinearitas, dan
DKK = dummy keikutsertaan dalam kelompok
heteroskedastisitas dalam fungsi produksi. Tahap
tani (0 = bukan anggota 1= anggota)
kedua menggunakan metode MLE untuk
DKL = dummy kepemilikan lahan (0 = sewa, 1=
menggambarkan kinerja terbaik (best practice) dari
sendiri)
petani dalam melakukan proses produksi semangka.
Berikut kriteria pengambilan keputusan antara
Penyelesain tersebut dapat dilakukan dengan aplikasi
lain:
Frontier 4.1
1. thitung < ttabel, H0 diterima artinya suatu variabel
independen secara parsial tidak mempengaruhi
variabel dependen.

Tabel 2. Pendugaan model fungsi produksi semangka dengan metode OLS


Variabel Koefisien Standard eror t-ratio

Intersep -1,558 1,754 -0,888


Luas lahan 0,729 0,208 3,503*
Tenaga kerja 0,662 0,233 2,837*
Pupuk organik -0,195 0,091 -2,131*
Pupuk kimia -0,158 0,122 -1,301
Bibit 0,268 0,155 1,726
Pestisida cair 0,034 0,036 0,951
Pestisida padat 0,052 0,075 0,690
Siqma Squared 0,087
Log-likelihood ratio -5,523
Anti Ln -1,558 0,210
t-tabel 2,016
LR-tabel 14,853
Sumber: Data primer diolah (2017)
Keterangan: *) berpengaruh nyata pada taraf kesalahan 5%
Pendugaan fungsi produksi dengan
menggunakan metode OLS pada aplikasi Frontier
4
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
4.1. Pengujian OLS digunakan untuk ketepatan yaitu luas lahan (X1), tenaga kerja (X2) dan pupuk
model. Hasil analisis tersebut menunjukkan organik (X3).
bahwa produksi semangka tanpa adanya Hasil pendugaan tahap kedua yaitu pendugaan
perubahan variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk model fungsi produksi dengan menggunakan
organik, pupuk kimia, bibit, pestisida cair, dan metode MLE. Hasil pendugaan tersebut
pestisida padat adalah sebesar 0,210 ton. Hasil menggambarkan kinerja terbaik dari petani
perhitungan dari tujuh variabel bebas yang ada responden pada tingkat teknologi yang ada. Hasil
pada model, terdapat tiga variabel yang perhitungan regresi berganda dengan
berpengaruh nyata terhadap produksi semangka menggunakan metode MLE melalui aplikasi
Frontier 4.1 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 3. Pendugaan model fungsi produksi semangka dengan metode MLE


Variabel Koefisien Standard eror t-ratio

Intersep 0,270 1,040 0,260


Luas lahan 0,695 0,131 5,319*
Tenaga kerja 0,377 0,185 2,039*
Pupuk organik -0,175 0,078 -2,230*
Pupuk kimia -0,206 0,084 -2,458*
Bibit 0,335 0,096 3,492*
Pestisida cair 0,024 0,022 1,098
Pestisida padat 0,028 0,038 0,757
Siqma Squared 0,070 0,023 3,017*
Gamma 0,960 0,054 17,855*
Log-likelihood ratio 8,731*
LR- test of the one sided error 28,508*
Anti-Ln 0,270 1,310
t-tabel 2,016
LR-tabel 14,853
Sumber: Data primer diolah (2017)
Keterangan: *) berpengaruh nyata pada taraf kesalahan 5%

Berdasarkan hasil dapat dilihat nilai Log- Y = 1,310 X10,695X20,377X3-0,175X4-


0,206
likelihood ratio dengan metode MLE sebesar X50,335X60,024X70,028
8,731 adalah lebih besar dari nilai Log-likelihood
ratio dengan metode OLS sebesar -5,523 yang Berdasarkan hasil analisis tersebut
berarti fungsi produksi dengan metode MLE ini menunjukkan bahwa produksi semangka tanpa
adalah bagus. Faktor-faktor yang secara signifikan adanya penambahan variabel luas lahan, tenaga
mempengaruhi produksi semangka pada taraf kerja, pupuk organik, pupuk kimia, bibit, pestisida
kesalahan 5% terdiri dari luas lahan, tenaga kerja, cair, dan pestisida padat adalah sebesar 1,310 ton.
pupuk organik, pupuk kimia, dan bibit. Parameter Pengujian selanjutnya adalah interpretasi secara
lain yang perlu diperhatikan dalam fungsi individu masing-masing variabel bebas (luas
produksi Frontier Stochastic Cobb-Douglas lahan, tenaga kerja, pupuk organik, pupuk kimia,
adalah nilai gamma dan LR test of one side error. bibit, pestisida cair, dan pestisida padat) terhadap
Persamaan atau fungsi produksi Frontier produksi semangka. Berikut adalah hasil
Stochastic Cobb-Douglas yaitu: pengujian secara individual dari hasil analisis
fungsi stochastic frontier Cobb-douglas adalah:
Ln Y = 0,270+ 0,695 LnX1 + 0,377 LnX2 – 0,175
LnX3 - 0,206 LnX4 + 0,335 LnX5 + 0,024 a. Luas lahan (X1)
LnX6 + 0,028LnX7+ Vi – Ui Koefisien regresi variabel luas lahan adalah
0,695. Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa
Persamaan tersebut diestimasi dalam bentuk pengaruh perubahan variabel luas lahan
persamaan linier, untuk merubahnya kembali berbanding lurus terhadap produksi semangka.
menjadi bentuk persamaan non linier maka Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan
dilakukan antilogaritma, sehingga bentuk metode MLE variabel luas lahan diperoleh nilai t-
persamaannya menjadi sebagai berikut: hitung sebesar 5,319> t-tabel 2,016. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa variabel luas lahan secara
5
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

parsial berpengaruh nyata terhadap produksi berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,


semangka dengan taraf kesalahan 5 %. Artinya, produktivitas, dan kualitas produk (Suratiyah,
dengan asumsi ceteris paribus setiap penambahan 2015). Ketersediaan tenaga kerja di daerah
1% faktor produksi luas lahan maka akan penelitian relatif banyak dan mudah didapatkan.
menambah produksi semangka sebesar 0,695%. Rata-rata tenaga kerja dalam usahatani semangka
Nilai koefisien tersebut juga menunjukkan berasal dari dalam keluarga. Tenaga kerja yang
elastisitas penggunaan faktor produksi luas lahan. digunakan dalam usahatani semangka
Nilai 0,695 menunjukkan bahwa penggunaan menggunakan satuan HOK yang terdiri dari
faktor produksi luas lahan berada pada elastisitas tenaga kerja wanita dan pria. Rata-rata tenaga
0<Ep<1, nilai tersebut menunjukkan bahwa kerja yang dibutuhkan untuk melakukan usahatani
penggunaan luas lahan berada pada daerah semangka dalam satuan hektar adalah 367,74 atau
rasional, artinya pada daerah ini petani telah 368 HOK yang terdiri tenaga kerja wanita sebesar
menggunakan input luas lahan secara optimal. 116 HOK dan 252 HOK. Kegiatan yang paling
Faktor luas lahan memiliki koefisien yang banyak membutuhkan tenaga kerja dalam
positif terhadap produksi semangka. Pengaruh usahatani semangka adalah kegiatan penyiraman
lahan yang cukup besar terhadap produksi rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
semangka karena lahan yang terdapat di daerah kegiatan ini sebesar 110 HOK. Kegiatan yang
penelitian termasuk lahan berpasir dan cocok paling sedikit membutuhkan tenaga kerja dalam
untuk tanaman semangka. Perluasan lahan di usahatani semangka adalah kegiatan pembuangan
daerah penelitian dapat dilakukan dengan cara wiwil. Dimana tenaga kerja yang dibutuhkan rata-
ekstensifikasi lahan. Namun, pada kondisi di rata sebesar 17 HOK.
lapangan penambahan luas lahan ini tidak mudah. Kegiatan penyiraman menjadi salah satu
Hal ini dikarenakan tanah atau lahan yang terdapat kegiatan yang terpenting karena tanaman
dalam penelitian merupakan tanah bengkok (tanah semangka membutuhkan kandungan air yang
milik pemerintah) dan jumlahnya terbatas dengan cukup tinggi, sehingga jangan sampai tanaman
banyaknya penggunaan lahan untuk perumahan. semangka tidak terpenuhi kandungan air karena
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian- dapat menyebabkan kematian. Penambahan
penelitian lain seperti Niam (2014), Putri (2010), tenaga kerja sangat diperlukan untuk intensifikasi
dan Laksmayani (2013). pemeliharaan, seperti pembuangan wiwil,
pembuahan, pemangkasan, penyiraman, dan
b. Tenaga kerja (X2) pengendalian hama karena usahatani semangka
Koefisien regresi variabel tenaga kerja adalah merupakan jenis usahatani yang membutuhkan
0,377. Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa penanganan yang detail agar tanaman semangka
pengaruh perubahan variabel tenaga kerja dapat tumbuh secara optimal. Upaya penambahan
berbanding lurus terhadap produksi semangka. yang dilakukan dapat berupa penambahan jam
Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan kerja pada kegiatan penyiraman dan pengendalian
metode MLE variabel tenaga kerja diperoleh nilai hama maupun penambahan jumlah pekerja pada
t-hitung sebesar 2,039> t-tabel 2,016. Nilai kegiatan pembuangan wiwil, pembuahan dan
tersebut menunjukkan bahwa variabel tenaga pemangkasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap penambahan tenaga kerja perlu dilihat dari tingkat
produksi semangka dengan taraf kesalahan 5 %. keterampilan pekerja yang akan berpengaruh
Artinya, dengan asumsi ceteris paribus setiap terhadap peningkatan produksi semangka. Hasil
penambahan 1% faktor produksi tenaga kerja penelitian ini didukung oleh penelitian Putri
maka akan menambah produksi semangka sebesar (2010).
0,377%. Nilai koefisien tersebut juga
menunjukkan elastisitas penggunaan faktor c. Pupuk organik (X3)
produksi tenaga kerja. Nilai 0,377 menunjukkan Koefisien regresi variabel pupuk organik
bahwa penggunaan faktor produksi tenaga kerja adalah -0,175. Tanda negatif tersebut
berada pada elastisitas 0<Ep<1, nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perubahan variabel
menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pupuk organik berbanding terbalik terhadap
berada pada daerah rasional, artinya pada daerah produksi semangka. Hasil pengujian secara
ini petani telah menggunakan input tenaga kerja individual (uji-t) dengan metode MLE variabel
secara optimal. pupuk organik diperoleh nilai t-hitung sebesar
Tenaga kerja merupakan unsur penentu, 2,230> t-tabel 2,016. Nilai tersebut menunjukkan
terutama bagi usahatani yang sangat tergantung bahwa variabel pupuk organik secara parsial
pada musim. Kelangkaan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi semangka
6
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
dengan taraf kesalahan 5 %. Artinya, dengan berada pada elastisitas Ep<0, nilai tersebut
asumsi ceteris paribus setiap penambahan 1% menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia
faktor produksi pupuk organik maka akan berada pada daerah irrasional, artinya pada daerah
menurunkan produksi semangka sebesar 0,175%. ini petani terlalu banyak menggunakan input
Nilai koefisien tersebut juga menunjukkan pupuk kimia sehingga pada daerah tersebut tidak
elastisitas penggunaan faktor produksi pupuk memungkinkan petani untuk menambah produksi
organik. Nilai -0,175 menunjukkan bahwa pupuk kimia, karena penambahan pupuk kimia
penggunaan faktor produksi pupuk organik berada akan menurunkan produksi semangka.
pada elastisitas Ep<0, nilai tersebut menunjukkan Rata-rata penggunaan pupuk kimia (Phonsak,
bahwa penggunaan pupuk organik berada pada Za, NPK, KNO3, Urea, ZK, dan SP36) yang
daerah irrasional, artinya pada daerah ini petani digunakan dalam usahatani semangka oleh petani
terlalu banyak menggunakan input pupuk organik adalah 1.513 kg/ha. Penggunaan pupuk kimia
sehingga pada daerah tersebut tidak yang dianjurkan oleh Dinas UPTD Kecamatan
memungkinkan petani untuk menambah produksi Gumukmas dari penyuluh sesuai buku pedoman
pupuk organik, karena penambahan pupuk adalah sekitar 1.020 kg/ha untuk semua jenis
organik akan menurunkan produksi semangka. pupuk kimia. Keadaan di daerah penelitian dilihat
Penggunaan pupuk organik dalam usahatani dari pH tanah di Desa Mayangan yang berkisar
semangka di Desa Mayangan yang dianjurkan antara 5,5-6, sehingga tanah dapat dikatakan
oleh Dinas UPTD Kecamatan Gumukmas sebesar mempunyai sifat asam. Keasaman tanah (pH)
600kg/ha, sementara rata-rata yang digunakan yang diperlukan untuk tanaman semangka antara
petani sebesar 651 kg/ha. Pemberian pupuk 6-6,7 (Prajnanta,2001). Tingkat keasaman tanah
organik di Desa Mayangan dalam usahatani dapat meningkat dikarenakan penggunaan pupuk
semangka bertujuan untuk memperbaiki struktur yang dapat berpengaruh mengasamkan tanah
tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, seperti Urea, ZA, Amonium Sulfat, Kcl, dan ZK.
menaikkan kondisi kehidupan mikroorganisme di Akibat dari tanah masam yaitu menyebabkan
dalam tanah, merangsang pertumbuhan akar, dan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman,
meningkatkan produksi tanaman semaksimal meningkatkan dampak unsur hara bagi tanaman,
mungkin. Tetapi, hal tersebut tidak dapat dan penurunan hasil tanaman.
memberikan manfaat terhadap tingkat produksi
semangka karena pengaplikasian pupuk organik e. Bibit (X5)
pada daerah penelitian tidak sesuai SOP. Koefisien regresi variabel bibit adalah 0,335.
Penggunaan pupuk organik pada daerah penelitian Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa
dapat dilakukan dengan proses pengolahan tanah pengaruh perubahan variabel bibit berbanding
dan didiamkan selama 1-2 hari. Menurut SOP lurus terhadap produksi semangka. Hasil
seharusnya pemberian pupuk organik dapat pengujian secara individual (uji-t) dengan metode
dilakukan dengan proses pengolahan tanah dan MLE variabel bibit diperoleh nilai t-hitung sebesar
dilakukan pendiaman selama satu minggu. 3,492> t-tabel 2,016. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa variabel bibit secara parsial berpengaruh
d. Pupuk kimia (X4) nyata terhadap produksi semangka dengan taraf
Koefisien regresi variabel pupuk kimia adalah kesalahan 5 %. Artinya, dengan asumsi ceteris
-0,206. Tanda negatif tersebut menunjukkan paribus setiap penambahan 1% faktor produksi
bahwa pengaruh perubahan variabel pupuk kimia bibit maka akan menambah produksi semangka
berbanding terbalik terhadap produksi semangka. sebesar 0,335%. Nilai koefisien tersebut juga
Hasil pengujian secara individual (uji-t) dengan menunjukkan elastisitas penggunaan faktor
metode MLE variabel pupuk kimia diperoleh nilai produksi bibit. Nilai 0,335 menunjukkan bahwa
t-hitung sebesar 2,458> t-tabel 2,016. Nilai penggunaan faktor produksi bibit berada pada
tersebut menunjukkan bahwa variabel pupuk elastisitas 0<Ep<1, nilai tersebut menunjukkan
kimia secara parsial berpengaruh nyata terhadap bahwa penggunaan bibit berada pada daerah
produksi semangka dengan taraf kesalahan 5 %. rasional, artinya pada daerah ini petani telah
Artinya, dengan asumsi ceteris paribus setiap menggunakan input bibit secara optimal.
penambahan 1% faktor produksi pupuk kimia Peningkatan produksi semangka dengan
maka akan menurunkan produksi semangka penambahan jumlah bibit memiliki proporsi yang
sebesar 0,206%. Nilai koefisien tersebut juga cukup besar. Penggunaan bibit semangka yang
menunjukkan elastisitas penggunaan faktor masih memungkinkan untuk ditambah ini
produksi pupuk kimia. Nilai -0,206 menunjukkan diasumsikan terjadi karena jarak tanam yang
bahwa penggunaan faktor produksi pupuk kimia digunakan belum optimal. Rata-rata jarak tanam
7
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

yang digunakan oleh petani yaitu 65-70cm. 1% faktor produksi pestisida padat maka akan
Berdasarkan literatur, jarak tanaman ideal untuk menambah produksi semangka sebesar 0,028%.
tanaman semangka adalah 60-65 cm. Hal ini Nilai koefisien tersebut juga menunjukkan elastisitas
menunjukkan bahwa petani dapat menambah penggunaan faktor produksi pestisida padat. Nilai
jumlah bibit dengan memperpendek jarak tanam. 0,028 menunjukkan bahwa penggunaan faktor
Pemilihan kualitas bibit juga sangat menentukan produksi pestisida padat berada pada elastisitas
dalam keberhasilan usahatani semangka. Hal ini 0<Ep<1, nilai tersebut menunjukkan bahwa
dapat didukung oleh penelitian Apriani (2001). penggunaan pestisida padat berada pada daerah
rasional, artinya pada daerah ini petani telah
f. Pestisida cair (X6) menggunakan input pestisida padat secara optimal.
Koefisien regresi variabel pestisida cair adalah Pestisida padat adalah bahan aktif yang
0,024. Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa digunakan petani semangka untuk membunuh jenis
pengaruh perubahan variabel pestisida cair fungisida atau jamur. Penyakit yang menyerang
berbanding lurus terhadap produksi semangka. Hasil tanaman semangka antara lain layu fusarium, bercak
pengujian secara individual (uji-t) dengan metode daun, busuk buah, dan karat daun. Penanganan
MLE variabel pestisida cair diperoleh nilai t-hitung penyakit tersebut dapat menggunakan pestisida
sebesar 1,098<t-tabel 2,016. Nilai tersebut padat antara lain antracol, dithane, akrobat, multi-kp,
menunjukkan bahwa variabel pestisida cair secara kombidor, dan gandasil agar mampu menjaga
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kualitas buah semangka tetap baik dan pertumbuhan
semangka dengan taraf kesalahan 5 %. Artinya, tetap maksimal. Siklus hidup penyakit akan terus
dengan asumsi ceteris paribus setiap penambahan berlangsung tanpa henti, akibatnya kerusakan oleh
1% faktor produksi pestisida cair maka akan penyakit akan berlangsung terus menerus. Serangan
menambah produksi semangka sebesar 0,024%. penyakit bisa jadi sangat mempengaruhi terhadap
Nilai koefisien tersebut juga menunjukkan elastisitas hasil produksi usahatani buah semangka baik
penggunaan faktor produksi pestisida cair. Nilai kuantitas maupun kualitasnya.
0,024 menunjukkan bahwa penggunaan faktor Selanjutnya dalam fungsi stochastic frontier
produksi pestisida cair berada pada elastisitas dengan metode MLE (Maximum Likelihood
0<Ep<1, nilai tersebut menunjukkan bahwa Estimates) dapat dilihat parameter lain yang perlu
penggunaan pestisida cair berada pada daerah diperhatikan adalah nilai gamma dan LR test of one
rasional, artinya pada daerah ini petani telah side error. Hasil pengujian dengan metode MLE
menggunakan input pestisida cair secara optimal. (Maximum Likelihood Estimation) menunjukkan
Pestisida cair merupakan jenis obat insektisida nilai gamma (γ= σu2/σv2) menunjukkan
yang digunakan dalam usahatani semangka di Desa perbandingan varian pengaruh inefisiensi teknis
Mayangan. Pestisida cair sangat dibutuhkan untuk dengan varian total (vi) yang ada dalam model. Pada
budidaya buah semangka, dalam melakukan model menunjukkan bahwa nilai gamma sebesar
kegiatan budidaya semangka petani selalu menemui 0,960 atau mendekati 1. Hal ini dapat dikatakan
berbagai hambatan seperti adanya hama thrips, ulat bahwa 96,0% disebabkan oleh inefisiensi teknis,
buah, dan ulat perusak daun. Hama yang terdapat sedangkan 4,0% disebabkan oleh kesalahan acak.
dilapang dapat menyerang pada daun menjadi Pengujian mengenai nilai likelihood ratio (LR),
kekuningan maupun buah menjadi busuk. Variasi bertujuan untuk mengetahui pencapain efisiensi
jenis pestisida cair dapat berupa regent, teknis secara keseluruhan. Hasil analisis
prevaton,resotin, marsal, demolish, supergo, menunjukkan nilai LR sebesar 28,508. Pengujian
multitonik, dan greentonik. nilai LR juga dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan:
g. Pestisida padat (X7) LR = -2 [ln(Lr)-ln(Lu)]
Koefisien regresi variabel pestisida padat adalah LR = -2 [-5,523 – (8,731)]
0,028. Tanda positif tersebut menunjukkan bahwa = -2 (-14,254) = 28,508
pengaruh perubahan variabel pestisida padat
berbanding lurus terhadap produksi semangka. Hasil Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai LR
pengujian secara individual (uji-t) dengan metode test of one side error sebesar 28,508 lebih besar dari
MLE variabel pestisida padat diperoleh nilai t-hitung nilai tabel X2 yaitu 14,853 pada tabel Kodde dan
sebesar 0,757<t-tabel 2,016. Nilai tersebut Palm (1986). Maka H0 ditolak yang artinya terdapat
menunjukkan bahwa variabel pestisida padat secara efek inefisiensi teknis dalam model fungsi produksi
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi stochastic frontier.
semangka dengan taraf kesalahan 5 %. Artinya,
dengan asumsi ceteris paribus setiap penambahan
8
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-faktor efisiensi teknisnya. Pencapaian efisiensi teknis
Produksi Usaha Tani Semangka di Desa minimal dari usahatani semangka adalah 0,265
Mayangan Kecamatan Gumukmas yang artinya petani mampu memproduksi
Pengujian mengenai efisiensi teknis dianalisis semangka 26,5% dari tingkat produksi potensial
dengan menggunakan model fungsi produksi yang bisa dicapai. Pencapaian efisiensi teknis
stochastic frontier. Tingkat produksi semangka di maksimum usahatani semangka adalah 0,970
Desa Mayangan akan mempengaruhi tingkat artinya petani semangka mampu memproduksi
efisiensi teknis usahatani semangka. Adanya semangka 97,0% dari produksi semangka
kendala dalam memperoleh output (produksi potensial yang bisa dicapai. Pencapaian efisiensi
semangka) membuat petani tidak mampu teknis rata-rata untuk usahatani semangka sebesar
mendapatkan hasil yang sebenarnya dapat diperoleh 0,683 atau 68,3% dari produksi maksimum.
(output frontier). Berikut adalah hasil statistik Keadaan tersebut menunjukkan bahwa masih
pencapaian efisiensi teknis usahatani semangka di terdapat peluang petani semangka untuk
Desa Mayangan. meningkatkan produksi sebesar 31,7% untuk
Tabel 4. Deskripsi Statistik Pencapaian Efisiensi mencapai produksi maksimum. Hal ini
Teknis Usahatani Semangka di Desa menunjukkan rata-rata sampel petani semangka
Mayangan Pada Bulan Maret-Mei 2017 dapat dikatakan belum efisien secara teknis
No Deskripsi Pencapaian dikarenakan nilai rata-rata 0,683<0,7. Petani yang
Statistik Efisiensi Teknis belum efisien secara teknis dapat meningkatkan
1. Minimum 0,265 manajemen dan teknis budidaya usahatani
2. Maksimum 0,970 semangka karena memiliki potensi dalam
3. Rata-rata 0,683 produksi yang seharusnya dicapai serta peluang
Sumber: Data primer diolah (2017) untuk peningkatan produksi. Tingkat pencapaian
efisiensi secara teknis juga dapat dilihat dari
Hasil pencapaian efisiensi teknis usahatani tingkat luas lahan yang dimiliki oleh petani
semangka di Desa Mayangan Kecamatan semangka di Desa Mayangan. Berikut sebaran
Gumukmas Kabupaten Jember dapat dilihat baik petani semangka sesuai dengan luas lahan:
secara minimum, maksimum, dan rata-rata

Tabel 5. Sebaran Efisiensi Teknis Menurut Tingkatan Luas Lahan di Desa Mayangan
Rata-rata Efisiensi
Luas Lahan (ha) Jumlah ∑Efisiensi Teknis Kategori
teknis
Sempit (<1) 29 17,871 0,616 Belum Efisien
Sedang (1-2) 17 12,145 0,714 Efisien
Luas (>2) 4 3,464 0,866 Efisien
Jumlah 50
Sumber: Olahan data primer (2017)

Pencapaian efisiensi teknis menurut luas lahan sempit (0,25ha) membutuhkan 500 kg sedangkan
petani semangka. Petani semangka yang memiliki untuk lahan yang paling luas (3,5 ha)
luas lahan <1 ha (sempit) sebanyak 29 petani membutuhkan 3.700 kg. Pemakaian pupuk kimia
dengan rata-rata efisiensi teknis sebesar 0,654. sesuai anjuran dari penyuluh sebesar 1.020 kg/ha.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa usahatani Petani semangka yang memiliki luas lahan 1-
semangka mampu mencapai 65,4% dari produksi 2 ha (sedang) adalah 17 petani dari sampel petani
semangka potensial yang bisa dicapai. Petani yang semangka dengan rata-rata efisiensi teknis 0,655
memiliki luas lahan sempit dapat dikatakan belum artinya nilai tersebut <0,7 atau dapat dikatakan
efisien secara teknis karena nilai efisiensi < 0,7. petani yang memiliki luas lahan 1-2ha dikatakan
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat luas lahan belum efisien secara teknis. Nilai tersebut
yang semakin sempit akan mempermudah petani menunjukkan bahwa usahatani semangka mampu
dalam mengelola usahatani semangka. Tetapi, mencapai 65,5% dari produksi semangka
dalam kondisi penelitian petani yang memiliki potensial yang bisa dicapai. Sedangkan untuk
luas lahan sempit semakin belum efisien secara petani semangka yang memiliki luas lahan >2ha
teknis dikarenakan petani di Desa Mayangan (luas) sebesar 4 petani dari sampel petani
dalam penggunaan input produksi lebih boros semangka dengan rata-rata efisiensi teknis sebesar
dibandingkan dengan luas lahan yang luas. 0,840. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Penggunaan input pupuk kimia untuk lahan paling usahatani semangka mampu mencapai 84,0% dari
9
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

produksi semangka potensial yang bisa dicapai. Usahatani Semangka di Desa Mayangan
Terdapat 4 petani dalam usahatani semangka yang Kecamatan Gumukmas
efisien secara teknis menurut tingkatan luas lahan Suatu usahatani dapat dikatakan efisien secara
dikarenakan ≥0,7. teknis jika memiliki nilai sebesar 1. Hasil analisis
Mayoritas petani yang memiliki lahan sempit menunjukkan dari usahatani semangka untuk
untuk berusahatani semangka di Desa Mayangan efisiensi teknis kurang 1 atau sebesar 0,68. Hal ini
yaitu status lahan yang dimiliki adalah dapat terjadi karena dalam suatu usahatani
miliksendiri. Petani yang menanam pada areal semangka di Desa Mayangan dapat dipengaruhi
lahan sewa lebih efisien secara teknis dikarenakan oleh faktor inefisiensi teknis. Tingkat inefisiensi
petani mampu mengalokasikan penggunaan input teknis usahatani semangka di Desa Mayangan
produksi dibandingkan dengan lahan sendiri. Kecamatan Gumukmas dipengaruhi faktor-faktor
Petani yang memiliki lahan sendiri lebih bebas seperti umur petani (tahun), pengalaman (tahun),
dalam mengelolah usahataninya, bebas untuk jumlah anggota keluarga (orang), pendidikan
merencanakan dan menentukan cabang usaha, (tahun), dummy keikutsertaan kelompok, dan
serta bebas dalam menggunakan teknik dan cara dummy kepemilikan lahan. Model mengenai
budidaya yang paling dikuasai (Shinta, 2011). tingkat inefisiensi teknis dapat dianalisis secara
simultan dalam model Stochastic Production
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Frontier.
Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Tabel 6. Parameter Dugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis Usahatani Semangka di
Desa Mayangan
Variabel Koefisien Stand-Error t-hitung
Konstanta 1,271 0,412 3,083*
Umur petani -0,003 0,004 -0,588
Pengalaman -0,032 0,014 -2,362*
JAK -0,083 0,058 -1,423
Pendidikan -0,012 0,019 -0,631
Dummy keikutsertaan kelompok -0,446 0,173 -2,578*
Dummy kepemilikan lahan 0,065 0,115 0,561
Sigma Squared 0,070 0,023 3,017
Gamma 0,960 0,054 17,855
Log-likelihood ratio 8,731
LR- test of the one sided error 28,508
t-tabel 2,016
LR-tabel 14,853
Sumber: Olahan Data Primer (2017)
Keterangan: * berpengaruh nyata pada taraf kesalahan 5%

Nilai gamma sebesar 0,960, menunjukkan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
bahwa sebesar 96,0% dari error yang ada dalam konstanta dalam model yang mempengaruhi
fungsi produksi disebabkan oleh adanya faktor inefisiensi teknis sebesar 1,271 dengan nilai
inefisiensi teknis sedangkan sisanya 4,0% t-hitung adalah 3,803 atau lebih besar dari t-tabel
disebabkan oleh variabel kesalahan acak. (2,016). Artinya jika tidak terjadi perubahan pada
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap variabel umur petani, pengalaman, jumlah
inefisiensi teknis adalah pengalaman petani dan anggota keluarga, pendidikan, dummy
dummy keikutsertaan kelompok, sedangkan umur keikutsertaan kelompok tani, dan dummy
petani, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan kepemilikan lahan maka nilai inefisiensi teknis
dummy kepemilikan lahan tidak berpengaruh usahatani semangka di Desa Mayangan adalah
terhadap inefisiensi teknis. Variabel yang 1,271.
mempengaruhi inefisiensi teknis berdasarkan Berikut penjelasan setiap masing-masing
pendugaan parameter dengam metode MLE dapat variabel yang mempengaruhi faktor-faktor
dituliskan sebagai berikut: inefisiensi teknis dalam usahatani semangka di
Desa Mayangan Kecamatan Gumukmas
TE = 1,271 – 0,003Z1 - 0,032Z2 – 0,083Z3 – Kabupaten Jember antara lain:
0,012Z4 – 0,446DKK + 0,065DKL
10
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
a. Umur petani (Z1 dalam tahun) berbudidaya semangka maka petani semakin terampil
Hasil pengujian secara individual (t-hitung) dalam usahataninya dan akan berdampak positif
sebesar 0,588< t-tabel 2,016. Nilai tersebut terhadap efisiensi teknis dan berdampak negatif
menunjukkan bahwa variabel umur petani tidak terhadap inefisiensi teknis.
berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis dalam c. Jumlah anggota keluarga (Z3 dalam orang)
usahatani semangka. Nilai koefisien -0,003 Hasil pengujian secara individual (t-hitung)
menunjukkan pengaruh negatif terhadap inefisiensi sebesar 1,423< t-tabel 2,016. Nilai tersebut
teknis. Tanda negatif artinya jika terjadi penambahan menunjukkan bahwa variabel jumlah anggota
satu tahun variabel umur petani akan menurunkan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi
inefisiensi teknis sebesar 0,003. Hal ini tidak sesuai teknis dalam usahatani semangka. Nilai koefisien -
dengan dugaan awal bahwa semakin bertambah umur 0,083 menunjukkan pengaruh negatif terhadap
petani, maka efisiensi teknis akan semakin menurun. inefisiensi teknis. Artinya jika terjadi penambahan
Variabel umur tidak selalu menurunkan efisiensi satu orang jumlah anggota keluarga akan menurunkan
teknis atau meningkatkan tingkat inefisiensi teknis. inefisiensi teknis sebesar 0,083.
Menurut Suratiyah (2015), semakin tua umur Hasil penelitian di lapang menunjukkan bahwa
petani maka semakin berpengalaman petani dan akan semakin banyak jumlah anggota keluarga maka dapat
semakin baik dalam mengelola usahataninya. Petani menurunkan inefisiensi teknis. Variabel jumlah
semangka di Desa Mayangan dalam melakukan anggota keluarga dianggap dapat menurunkan
usahatani semangka mayoritas >5 tahun. inefisiensi teknis karena semakin banyak jumlah
Keberhasilan usahatani semangka di Desa Mayangan anggota keluarga maka semakin banyak yang dapat
dapat ditentukan oleh lama pengalaman petani dalam membantu petani dalam usahatani semangka. Hal
melakukan usahatani semangka. tersebut menunjukkan bahwa petani semangka akan
mudah dalam mendapatkan tenaga kerja. Tetapi,
b. Pengalaman petani (Z2 dalam tahun) variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh
Hasil pengujian secara individual (t-hitung) nyata terhadap inefisiensi teknis dikarenakan jumlah
sebesar 2,362>t-tabel 2,016. Nilai tersebut anggota keluarga petani dalam penelitian mayoritas
menunjukkan bahwa variabel pengalaman petani adalah 3-4 orang dengan persentase 64%. Jumlah
berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis. Nilai anggota keluarga tersebut hanya terdiri ayah, ibu, dan
koefisien -0,032 menunjukkan tanda negatif artinya anak sehingga yang berperan dalam usahatani
jika terjadi penambahan satu tahun variabel semangka hanya sedikit.
pengalaman akan menurunkan inefisiensi teknis
sebesar 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa semakin d. Pendidikan (Z4 dalam tahun)
lama pengalaman petani dalam usahatani semangka Hasil pengujian secara individual (t-hitung)
maka akan semakin efisien secara teknis atau tingkat sebesar 0,631< t-tabel 2,016. Nilai tersebut
inefisiensi teknis semakin menurun. menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak
Berdasarkan hasil wawancara dari 50 petani berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis. Nilai
semangka terdapat 28 orang petani yang melakukan koefisien -0,012 menunjukkan nilai negatif terhadap
usahatani dari 5-10 tahun dan 11 orang petani yang inefisiensi teknis. Artinya jika terjadi penambahan
melakukan usahatani semangka >10 tahun. Usahatani satu tahun pendidikan akan menurunkan inefisiensi
semangka di Desa Mayangan dilakukan sejak tahun teknis sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa
1990-an. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani semakin lama tingkat pendidikan petani semangka
semangka sudah lama dijalankan. Semakin banyak maka akan menurunkan tingkat inefisiensi. Menurut
pengalaman yang didapat petani dalam berusahatani Sari (2013), bahwa variabel umur petani berpengaruh
maka petani semakin banyak belajar dari usahatani negatif dan signifikan terhadap inefisiensi teknis.
sebelumnya untuk digunakan pembelajaran pada Semakin tinggi pendidikan petani akan membuat
usahatani berikutnya. Mayoritas petani yang petani memiliki pola pikir yang lebih baik dan mampu
melakukan usahatani semangka adalah mata menerima teknologi baru serta dengan mudah dapat
pencaharian utama masyarakat Desa Mayangan. menyerap informasi.
Menurut Lubis (2014), semakin lama petani
dalam melakukan budidaya maka semakin e. Dummy keikutsertaan kelompok tani
mengetahui petani baik dan buruknya usahatani yang Hasil pengujian secara individual (t-hitung)
dilakukan serta lebih memahami cara pemakaian sebesar 2,578> t-tabel 2,016. Nilai tersebut
input yang optimal. Hal tersebut diduga dapat menunjukkan bahwa variabel dummy keikutsertaan
meningkatkan efisiensi teknis atau dapat menurunkan kelompok tani berpengaruh nyata terhadap inefisiensi
inefisiensi teknis. Sedangkan, menurut Amarasuriya teknis dalam usahatani semangka. Varibel dummy
et al. (2007) semakin lama seorang petani dalam keikutsertaan kelompok tani menggunakan skala
11
Jurnal Agribest Vol 02 No 01, Maret 2018: 1-13

pengukuran jenis nominal berbeda dengan variabel menunjukkan apabila petani memiliki lahan sendiri
inefisiensi lainnya yang mengunakan skala rasio. Hal maka inefisiensi teknis yang diperoleh lebih tinggi
ini dikarenakan variabel keikutsertaan kelompok tani 0,065 dibandingkan dengan petani yang memiliki
memiliki dua jenis yaitu petani yang mengikuti lahan sewa. Hal ini petani yang memiliki lahan sendiri
kelompok tani dan petani yang tidak bergabung dalam bebas menentukan faktor produksi yang digunakan
kelompok tani. Menurut Lubis (2014), dummy sesuai dengan pengalamannya tanpa dipengaruhi oleh
kelompok tani berpengaruh negatif dan signifikan orang lain. Berbeda dengan petani yang sistemnya
terhadap inefisiensi teknis atau dapat meningkatkan menyewa lahan sehingga mereka berusaha
efisiensi teknis. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menggunakan input produksi yang tersedia secara
kelompok tani akan terjalin kerjasama serta berbagi efisien.
informasi dan pengetahuan tentang budidaya
usahatani yang dilakukan. Petani yang bergabung KESIMPULAN
dalam kelompok tani akan mendapatkan keuntungan
berupa akses informasi dan wawasan yang dapat 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
menurunkan inefisiensi teknisnya. semangka di Desa Mayangan adalah luas lahan
Keikutsertaan kelompok tani diukur dengan (ha), tenaga kerja (HOK), pupuk organik (kg),
dummy, dimana petani semangka yang menjadi pupuk kimia (kg), bibit (buah), pestisida cair (mL),
anggota kelompok tani diberi nilai 1 dan petani bukan dan pestisida padat (kg). Hasil estimasi dari
anggota kelompok tani diberi nilai 0. Nilai koefisien parameter Maximum Likelihood Estimates (MLE)
-0,448 menunjukkan apabila petani tidak bergabung untuk fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-
dalam kelompok tani maka inefisiensi teknis yang Douglas menunjukkan bahwa variabel luas lahan,
diperoleh lebih tinggi 0,448 dibandingkan dengan tenaga kerja, pupuk organik, pupuk kimia, dan
petani yang bergabung pada kelompok tani. Hal ini bibit berpengaruh nyata terhadap produksi
menunjukkan bahwa kondisi daerah penelitian, peran semangka. Sedangkan variabel pestisida cair dan
kelompok tani yang ada tidak berjalan sebagai pestisida padat tidak berpengaruh nyata terhadap
semestinya. Kelompok tani yang terdapat di daerah produksi semangka di Desa Mayangan
penelitian hanya berperani dalam menampung Kecamatan Gumukmas.
bantuan seperti pupuk dan mengadakan pelatihan. 2. Tingkat efisiensi teknis petani semangka di Desa
Petani yang bergabung dalam kelompok tani Mayangan Kecamatan Gumukmas dalam
cenderung bekerja sendiri-sendiri dan kurang ada penggunaan faktor-faktor produksi semangka
koordinasi terkait aspek teknis atau budidaya di masih belum efisien secara teknis dikarenakan
lapang. Sehigga petani yang tidak bergabung dalam nilai rata-rata efisiensi teknis 0,68 (inefisiensi
kelompok tani lebih menurunkan tingkat inefisiensi teknis) <0,7. Petani yang memiliki nilai efisiensi
teknis atau meningkatkan efisiensi teknis teknis ≥0,7 dan tergolong petani yang telah efisien
dibandingkan petani yang bergabung dalam secara teknis berjumlah 20 orang atau 40% dari
kelompok tani. petani sampel. Sedangkan petani yang memiliki
nilai efisien teknis <0,7 dan tergolong belum
f. Dummy kepemilikan lahan efisien secara teknis berjumlah 30 orang atau 60%
Hasil pengujian secara individual (t-hitung) dari petani sampel.
sebesar 0,561< t-tabel 2,016. Nilai tersebut 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
menunjukkan bahwa variabel tidak berpengaruh inefisiensi teknis secara parsial dalam
nyata terhadap inefisiensi teknis dalam usahatani usahatani semangka di Desa Mayangan
semangka. Variabel kepemilikan lahan menggunakan adalah pengalaman petani (tahun) dan
skala pengukuran jenis nominal berbeda dengan dummy keikutsertaan kelompok tani.
variabel inefisiensi lainnya yang mengunakan skala Variabel pengalaman dan dummy
rasio. Hal ini dikarenakan variabel kepemilikan lahan keikusertaan kelompok tani berpengaruh
memiliki dua jenis yaitu petani yang memiliki lahan negatif dan nyata terhadap dengan
dengan sistem milik sendiri dan sewa. Petani yang koefisiensi 0,032 dan 0,448. Sedangkan
menanam pada areal lahan sewa lebih efisien secara variabel umur, Jumlah anggota keluarga,
teknis dikarenakan petani mampu meminimalkan pendidikan dan dummy kepemilikan lahan
penggunaan input produksi dibandingkan dengan tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi
lahan sendiri. teknis.
Kepemilikan lahan petani diukur dengan dummy,
dimana petani semangka yang mempunyai lahan
milik sendiri diberi nilai 1 dan petani yang memiliki
lahan sewa diberi nilai 0. Nilai koefisien 0,065
12
Volume 02, No 01- Maret 2018
ISSN: 2581-1339 (Print), ISSN: 2615-4862 (Online)
SARAN Coelli TJ, DSP Rao, GE Battese. 1998. An
Introduction to Efficiency and Productivity
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran Analysis. Kluwer Academic Publishers, London.
yang dapat diberikan untuk peningkatan produksi dan
efisiensi teknis usahatani semangka di Desa Kalie, Moeh Baga. 2002. Bertanam Semangka.
Mayangan Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jakarta: Penebar Swadaya.
Jember adalah sebagai berikut: Laksmayani, Made Krisma., Alimudin Laapo, dan
1. Sebaiknya petani dalam melakukan usahatani Sulaeman. 2013. Analisis Efisiensi Penggunaa
semangka di Desa Mayangan perlu Input Produksi Usahatani Semangka di Desa
memperhatikan penggunaan input. Seperti contoh, Maranatha Kecamatan Sigi Biromaru
penggunaan pupuk kimia yang sesuai dengan Kabupaten Sigi. Agrotekbis. Vol 1 (2): 185-191.
anjuran akan dapat meningkatkan produksi.
Sehingga akan meningkatkan efisiensi Lubis, Riatania Rizal Basjrah. 2014. Analisis Efisiensi
penggunaan pupuk kimia dalam usahatani Teknis, Alokatif Dan Ekonomi Produksi Nanas
semangka di Desa Mayangan Kecamatan Di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat.
Gumukmas. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
2. Perlu digiatkan petani yang belum bergabung Bogor: Institut Pertanian Bogor
dalam kelompok tani agar memiliki akses yang
lebih baik terkait informasi teknologi terutama Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
cara budidaya semangka sehingga dapat Ghalia Indonesia.
meningkatkan efisiensi teknis. Sedangkan petani
yang bergabung lebih meningkatkan koordinasi Ni’am, Aula. 2014. Analasis Fungsi dan Skala
antara anggota agar mampu menginformasikan Produksi Usahatani Buah Semangka Non-biji di
aspek teknis dan budidaya mengenai semangka. Lahan Pasir Desa Mojosari Kecamatan Puger.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Prajnanta, Final. 2001. Agribisnis Semangka Non-
Amarasuriya MT, Edirisinghe J, Patalee MA. 2007. Biji. Depok. Penebar Swadaya.
Tehnical Efficiency in Introcropped Pineapple
Production in Kurunegala District. Paper. Putri, Galih Citra Loana. 2010. Analisis Efisiensi
Departement of Agribusiness Management. Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi
Wayamba University of Sri Lanka. pada Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di
Kabupaten Purworejo. Skripsi. Universitas
Apriani, Leni Nurul 2011. Analisis Efisiensi Teknis Sebelas Maret Surakarta.
dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah
(Studi Kasus: desa Sukasari KAler, Kecamatan Sari, Diki More. 2013. Analisis Efisiensi Teknis dan
Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Pendapatan Usahatani Baby Buncis pada Petani
Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis Mitra International Cooperation And
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Development Fund (ICDF) Bogor. Skripsi.
Pertanian Bogor: Institut Pertanian Bogor Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Bogor.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: UB
Press.
Badan Statistik Konsumsi Pangan. 2015. Statistika
Konsumsi Pangan Tahun 2015. Jakarta: Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Kementerian Pertanian. Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta Timur:


Penebar Swadaya.

13

Anda mungkin juga menyukai