Anda di halaman 1dari 8

J.

Agroland 21 (1) : 37 - 44, April 2014 ISSN : 0854 – 641X


E-ISSN : 2407 - 7607

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI


USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN
DOLO KABUPATEN SIGI

Analysis of Production Input use Efficiency of Sweet Corn Farming


System in Maku Village Dolo Sub District Sigi Regency
Ronald Simorangkir1), Max Nur Alam2), Abdul Muis2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail : ronaldsimorangkir@yahoo.com, e-mail : max.nuralam@yahoo.com, e-mail : abdulmuis.oke@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of inputs on sweet corn production and to
determine the efficiency of input use of sweet corn production in Maku Village Dolo Sub District
Sigi Regency. The number of respondents was 31 farmers selected from 96 farmer population using
a simple random sampling method. Cobb-Douglas production function and price efficiency analysis
were performed to analyze data obtained. The analysis showed that simultaneously and partially
land (X1), seeds (X2), fertilizer (X3), pesticides (X4) and labor (X5) were found to have very
significant effect on the production of sweet corn. The use of land area (X1), fertilizer (X3) and
pesticides (X4) had not yet been efficient, while that of seeds (X2) and labor (X5) were not efficient.

Key Words : Cobb-Douglass function, efficiency, production input Influence.

PENDAHULUAN bercocok tanam yang belum diperbaiki


(Mahdiah dkk, 2010).
Salah satu komoditi yang mengambil Provinsi Sulawesi Tengah
peran dalam pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu penghasil jagung di
adalah jagung, karena jagung merupakan salah Indonesia. Pada Tahun 2012 produksi jagung
satu bahan pokok makanan di Indonesia Sulawesi Tengah mencapai 141.649 ton
yang memiliki kedudukan cukup penting dengan luas panen 37.418 ha. Produksi
setelah beras (Cristoporus dan Sulaeman, tersebut mengalami penurunan dari tahun
2009). Berdasarkan data Badan Pusat sebelumnya. Tahun 2011 produksi jagung
Statistik (BPS) pada Tahun 2012 produksi Sulawesi Tengah mencapai 161.810 ton
jagung Indonesia mencapai 19.387.022 ton dengan luas panen 41.218 ha. (BPS Provinsi
dengan luas panen 3.957.595 ha. Tingkat
Sulawesi Tengah, 2013).
produksi jagung tersebut belum cukup
Produksi jagung yang berubah-ubah
untuk memenuhi tingkat kebutuhan jagung
di Indonesia yang semakin meningkat. Hal dapat disebabkan oleh penurunan luas panen,
ini ditandai dengan masih tingginya jumlah belum meluasnya penggunaan variaetas
impor jagung Indonesia setiap tahunnya. unggul, minimnya permodalan petani serta
Kejadian ini menggambarkan terbukanya pemakaian atau cara bercocok tanam yang
peluang usahatani di dalam negeri. Hasil belum memenuhi anjuran. Produksi jagung
jagung di Indonesia masih rendah dibandingkan di Provinsi Sulawesi Tengah didukung oleh
dengan negara lain, rendahnya hasil ini beberapa kabupaten yang merupakan daerah
terutama disebabkan belum menyebarnya penghasil jagung.
pemakaian varietas unggul, pemakaian Kabupaten Sigi merupakan salah satu
pupuk yang masih sedikit serta cara-cara daerah penghasil jagung terbesar kedua di

37
Provinsi Sulawesi Tengah setelah Kabupaten dkk, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk
Tojo Una-una. Dari total produksi 141.649 ton untuk mengetahui pengaruh input produksi
pada tahun 2012, Kabupaten Sigi berkontribusi terhadap produksi jagung manis dan mengetahui
sebesar 32.343 ton atau sekitar 22,83% bagaimana tingkat efisiensi penggunaan
total produksi. Kecamatan Dolo merupakan input produksi jagung manis di Desa Maku
salah satu kecamatan di Kabupaten Sigi Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
yang memiliki peran dalan menyumbangkan
produksi jagung. Tanaman jagung diproduksi METODE PENELITIAN
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
melalui hasil pemasaran jagung tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Tahun 2012 produksi jagung Kecamatan Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
Dolo adalah 820,2 ton dengan luas panen Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja
(purposive), dengan pertimbangan bahwa
sebesar 260 ha. (BPS Kabupaten Sigi, 2013).
Desa Maku merupakan daerah penghasil
Potensi usahatani jagung manis yang jagung manis terbesar di Kecamatan Dolo
ada di Kecamatan Dolo perlu dikembangkan Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilaksanakan
melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan pada Bulan April sampai dengan Mei 2014.
sumberdaya manusia secara efektif dan Responden dalam penelitian ini adalah
efisien. Kecamatan Dolo terdiri dari sebelas petani yang melakukan usahatani jagung
desa namun tidak semua desa memberikan manis. Penentuan responden dilakukan dengan
kontribusi dalam memproduksi jagung. Desa menggunakan metode Sampel Acak Sederhana
Maku merupakan desa penghasil jagung (Simple Random Sampling), artinya dilakukan
terbesar di Kecamatan Dolo dengan produksi dengan memberikan kesempatan yang sama
408 ton dan luas lahan 105 ha. Sebagian kepada populasi untuk dipilih menjadi
besar jenis jagung yang diproduksi di desa sampel penelitian. Jumlah responden dalam
tersebut adalah jagung manis. Jagung manis penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
merupakan komoditas pertanian yang sangat persamaan yang dirumuskan oleh slovin dalam
digemari terutama oleh penduduk perkotaan Wicaksono (2012) sebagai berikut :
karena rasanya yang enak dan manis banyak
N
mengandung karbohidrat, sedikit protein dan n=
1+N𝑒 2
lemak. Budidaya jagung manis berpeluang
memberikan untung relatif tinggi bila diusahakan Populasi (N) dalam penelitian ini
secara efektif dan efisien. Petani jagung adalah sebanyak 96 petani jagung manis.
manis pada umumnya mengalami kesulitan Rumus diatas digunakan pada tingkat
dalam mencapai produktivitas yang optimal. kesalahan (e) sebesar 15% sehingga diperoleh
Masalah produksi dapat disebabkan oleh jumlah sampel (n) yaitu 31 petani jagung
sifat usahatani yang selalu tergantung pada manis di Desa Maku Kecamatan Dolo
kondisi alam, selain faktor resiko yang Kabupaten Sigi.
tinggi karena penggunaan pupuk kimia Penelitian ini menggunakan dua
yang berlebihan menyebabkan produktivitas jenis data yaitu data primer dan data
lahan rendah atau tidak stabil. sekunder. Data primer diperoleh melalui
Tersediannya sarana atau faktor produksi observasi dan wawancara langsung dengan
tidak selamanya memberikan produksi yang menggunakan daftar pertanyaan (questionare).
dapat menguntungkan petani. Sebab sering Observasi adalah cara pengumpulan data
ditemukan penggunaan faktor produksi yang dengan melihat langsung objek penelitian ke
tidak lagi sesuai dengan kebutuhan skala petani. lapangan. Wawancara adalah cara pengumpulan
Dalam proses produksi, untuk memperoleh data dengan langsung mengadakan tanya
keuntungan maksimal maka petani harus jawab kepada objek yang diteliti, sedangkan
mengadakan pemilihan penggunaan faktor penggunaan kuisioner adalah cara pengumpulan
produksi secara tepat, mengkombinasikan data dengan menggunakan daftar pertanyaan
secara optimal dan efisien (Pakasi C.R.D (angket) atau daftar isian terhadap objek

38
yang diteliti. Data sekunder diperoleh dari bi
t-hitung = Seb
instansi terkait dan sumber-sumber tertulis i

lainnya yang dapat mendukung penyusunan Keterangan :


laporan penelitian ini. t = Student test (Uji t)
Efisiensi penggunaan input bi = Nilai koefisien regresi dari variabel
produksi usahatani jagung manis di desa ke-i
tersebut dapat diketahui dengan terlebih Sebi = Standard deviasi variabel ke-i
dahulu menggunakan metode fungsi
Menurut Soekartawi (2003), untuk
produksi Cobb-Douglas. Secara matematis
mengetahui apakah penggunaan input produksi
fungsi Cobb-Douglas dapat dirumuskan
usahatani jagung efisien, belum efisien,
sebagai berikut:
n
atau bahkan tidak efisien maka digunakan
Y = bo i=1 Xibi eμ atau rumus berikut :
Y = boX1b1.X2b2.X3b3.X4b4 X5 5.eμ bi.Y.Py
NPM = Pxi atau =Pxi
Xi
Persamaan selanjutnya ditransformasikan
dalam logaritma natural (Ln), sehingga Menurut Yotopoulus dan Lawrence
persamaan menjadi: dalam Muis (1998), untuk mencapai
ln Y = ln bo + b1 lnX1 + b2 lnX2 + b3 lnX3 + b4 efisiensi persamaan diatas dapat dilanjutkan
lnX4 + b5 lnX5 + µ sebagai berikut :
NMP
Keterangan : =1
Pxi
Y = Produksi jagung manis (Kg)
X1 = Luas lahan usahatani (Ha) Efisien harga dapat dicapai dengan
X2 = Jumlah benih (Kg) mengganti nilai 1 (satu) dengan ki, sehingga
X3 = Jumlah pestisida (Liter) persamaan menjadi :
X4 = Jumlah pupuk (Kg) NMP
X5 = Curahan tenaga kerja (HOK) = ki
Pxi
bo = Intersep
b1-b5 = Paremeter yang diduga sekaligus Student test (Uji t) digunakan sehingga
elastisitas produksi dapat ditelusuri sebagai berikut :
µ = Kesalahan pengganggu ki = bi .
Y.Py
Xi.Pxi
Ketepatan model dapat diketahui Y.Py
δki = δbi . Xi.Pxi
dengan menggunakan koefisien determinasi
ki-1
(R2) yang dirumuskan sebagai berikut: ti – hitung = δk
i
Jumlah kuadrat regresi
R2 = Dimana :
Jumlah kuadrat total
Y = Rata-rata produksi
Pengaruh variabel bebas secara bersama- Py = Rata-rata harga produksi
sama (simultan) terhadap variabel tidak bebas
Xi = Rata-rata penggunaan input
dapat diketahui dengan menggunakan Fisher
produksi
test (ujiF) yangdirumuskan sebagai berikut:
KTR
Pxi = Rata-rata harga input produksi
F = KTS ki = Nilai Produk Marginal
Keterangan : bi = Elastisitas Produksi
F = Uji Fisher (Uji F) δki = Se ki
KTR = Kuadrat Tengah Regresi δbi = Se bi
KTS = Kuadrat Tengah Sisa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) secara parsial Pengaruh Input Produksi terhadap
dapat diketahui dengan menggunakan Student Produksi Jagung Manis. Fungsi produksi
test (uji t) yangdirumuskan sebagai berikut : adalah hubungan fisik antara variabel yang
39
dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan digunakan dalam model mampu menerangkan
(X). Analisis fungsi produksi digunakan keragaman variabel tidak bebas (Y) sebesar
untuk mengetahui hubungan antara input 97,5% sedangkan sisanya 2,5% diterangkan
produksi dengan produksi (output) secara oleh faktor-faktor lain diluar model.
langsung serta hubungan antara variabel Pengaruh dari masing-masing variabel
yang dijelaskan (dependent variable) dengan bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y)
variabel yang menjelaskan (independent dapat digunakan student test (uji t) yaitu
variable), sekaligus mengetahui hubungan dengan melihat nilai dari masing-masing
antara variabel penjelas. Dalam penelitian koefisien regresi seperti terlihat pada Tabel 2.
ini input produksi yang dianalisis adalah Berdasarkan Tabel 2 maka dapat diperoleh
luas lahan (X1), benih (X2), pupuk (X3), persamaan regresi sebagai berikut:
pestisida (X4) dan curahan tenaga kerja
Y = 8,378 + 0,519X1 + 0,118X2 + 0,453X3
(X5). Untuk mengetahui pengaruh variabel
+ 0,158X4 + 0,097X5
X terhadap variabel Y secara simultan
digunakan Fisher test (uji F), seperti terlihat Selanjutnya dapat diketahui pengaruh
pada Tabel 1. dari masing-masing variabel bebas terhadap
Tabel 1. menunjukkan bahwa nilai variabel tidak bebas (produksi) sebagai berikut:
F-hitung (198,664) > F-tabel (3,86) pada
Luas Lahan (X1). Hasil analisis menunjukkan
tingkat α 1% sehingga Ho ditolak. Hal ini
bahwa luas lahan (X1) berpengaruh sangat
artinya secara bersama-sama (simultan) variasi
nyata terhadap produksi jagung manis pada
variabel bebas (X) berpengaruh nyata terhadap
tingkat α 1%. Hal ini terlihat dari nilai
variasi variabel tidak bebas (Y). Nilai
t-hitung (6,507) > t-tabel (2,787) maka Ho
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,975
ditolak artinya secara parsial luas lahan
menunjukkan bahwa luas lahan (X1), benih
(X1) berpengaruh nyata terhadap produksi
(X2), pupuk (X3), pestisida (X4) dan tenaga
jagung manis.
kerja (X5) sebagai variabel bebas yang
Tabel 1. Analisis Ragam (ANOVA) Usahatani Jagung Manis di Desa Maku Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi 2014
Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat F-tabel
Sumber F-hitung Sig
(Db) (JK) Tengah (KT) α 1%
Regresi 5 7,211 1,442 3,86 198,664 0,000
Sisa 25 0,181 0,007
Total 30 7,393
2
R ( R-Square) = 0,975
Sumber : Data Primer Setelah Diolah dengan Menggunakan Aplikasi SPSS, 2014.

Tabel 2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Jagung Manis di Desa Maku
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi 2014
Variabel Kode Koefisien Regresi t-hitung Sig
Intersep b0 8,378
Luas Lahan (X1) b1 0,159 6,507** 0,000
Benih (X2) b2 0,118 6,205** 0,000
Pupuk (X3) b3 0,453 21,727** 0,000
Pestisida (X4) b4 0,158 8,627** 0,000
Tenaga Kerja (X5) b5 0,097 4,106** 0,000
t-tabel : α 1% = 2,787
Sumber : Data Primer Setelah Diolah dengan Menggunakan Aplikasi SPSS, 2014.
Keterangan : ** Sangat Nyata pada Kepercayaan 99% (α = 1%).

40
Nilai koefisien regresi luas lahan benih dengan varietas yang sering digunakan
(X1) sebesar 0,159 artinya bahwa setiap oleh petani. Lebih lanjut dapat diuraikan
penambahan 1% luas lahan akan diikuti bahwa responden petani jagung manis dengan
oleh kenaikan produksi jagung manis (Y) penggunaan rata-rata benih 6,09 kg/ha
sebesar 0,159% dengan asumsi bahwa ternyata produksinya sebesar 8.122,58 kg/ha.
faktor lain dianggap konstan. Penambahan Dengan demikian, penambahan jumlah benih
luas lahan akan menambah jumlah populasi dapat dilakukan untuk menaikkan produksi
tanaman jagung manis. Bertambahnya jagung manis.
jumlah populasi tanaman jagung manis
akan meningkatkan produksi dengan asumsi Jumlah Pupuk (X3). Hasil analisis menunjukkan
input produksi lain terpenuhi. Tahun 2012 bahwa pupuk (X3) berpengaruh sangat
luas lahan pertanian di Desa Maku adalah nyata terhadap produksi jagung manis pada
500 ha dengan luas penggunaan untuk tingkat α 1%. Hal ini terlihat dari nilai
usahatani jagung manis adalah 105 ha t-hitung (21,727) > t-tabel (2,787) maka
(Kecamatan Dolo dalam Angka 2013). Ho ditolak artinya secara parsial pupuk
Penambahan luas lahan memungkinkan (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi
untuk dilakukan mengingat masih terdapat jagung manis di Desa Maku Kecamatan
lahan di Desa Maku yang cocok untuk Dolo Kabupaten Sigi.
membudidayakan jagung manis. Lebih Nilai koefisien regresi pupuk
lanjut dapat diuraikan bahwa responden (X3) sebesar 0,453 artinya bahwa setiap
petani jagung manis dengan rata-rata luas penambahan 1% pupuk akan diikuti oleh
lahan 0,60 ha ternyata produksinya sebesar kenaikan produksi jagung manis (Y) sebesar
4.873,55 kg. Dengan demikian, petani perlu 0,453% dengan asumsi bahwa faktor lain
menambah modal untuk mengusahakan dianggap konstan. Lebih lanjut dapat diuraikan
lokasi lahan baru dengan luas lahan yang bahwa responden petani jagung manis dengan
lebih besar dari 0,60 ha sehingga dapat rata-rata penggunaan pupuk 775,82 kg/ha
menaikkan produksi jagung manis. ternyata produksinya sebesar 8.122,58 kg/ha.
Dengan demikian, petani perlu menambah
Jumlah Benih (X2). Hasil analisis menunjukkan penggunaan pupuk sehingga dapat menaikkan
bahwa benih (X2) berpengaruh sangat nyata produksi jagung manis.
terhadap produksi jagung manis pada tingkat
α 1%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung Jumlah Pestisida (X4). Hasil analisis
(6,205) > t-tabel (2,787) maka Ho ditolak menunjukkan bahwa pestisida (X4) berpengaruh
artinya secara parsial benih (X2) berpengaruh sangat nyata terhadap produksi jagung
nyata terhadap produksi jagung manis di manis pada tingkat α 1%. Hal ini terlihat
Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. dari nilai t-hitung (8,627) < t-tabel (2,787)
Nilai koefisien regresi benih (X2) maka Ho ditolak artinya secara parsial
sebesar 0,118 artinya bahwa setiap penambahan pestisida (X4) berpengaruh nyata terhadap
1% benih akan diikuti oleh kenaikan produksi produksi jagung manis di Desa Maku
jagung manis (Y) sebesar 0,118% dengan Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
asumsi bahwa faktor lain dianggap konstan. Nilai koefisien regresi pestisida
Penambahan jumlah benih yang digunakan (X4) sebesar 0,158 artinya bahwa setiap
akan menambah jumlah populasi tanaman penambahan 1% pestisida akan diikuti oleh
jagung manis. Penambahan jumlah populasi kenaikan produksi jagung manis (Y) sebesar
tanaman jagung manis akan meningkatkan 0,158% dengan asumsi bahwa faktor lain
produksi dengan asumsi input produksi dianggap konstan. Penggunaan pestisida akan
lain terpenuhi. Penambahan jumlah benih menghindari serangan gulma dan Hama
memungkinkan untuk dilakukan mengingat Penyakit Tanaman (HPT) sehingga tanaman
kemampuan petani untuk memperoleh benih jagung manis dapat bertumbuh dengan baik.
tergolong mudah karena terdapat kios pertanian Jagung manis yang bertumbuh dengan
di Desa Maku yang menyediakan sejumlah baik akan menghasilkan produksi yang baik

41
serta dapat mengalami peningkatan produksi. terhadap produksi dapat digunakan analisis
Lebih lanjut dapat diuraikan bahwa Cobb-Douglas, tetapi tidak secara langsung
responden petani jagung manis dengan mengetahui efisiensi suatu kegiatan usahatani.
rata-rata penggunaan pestisida 5,93 liter/ha Untuk mengetahui efisiensi usahatani maka
ternyata produksinya sebesar 8.122,58 digunakan analisis efisiensi penggunaan input
kg/ha. Dengan demikian, petani perlu produksi. Mengukur efisiensi penggunaan
menambah penggunaan pestisida sehingga input produksi dilakukan dengan menggunakan
dapat menaikkan produksi jagung manis. nilai koefisien regresi dari masing-masing
Tenaga Kerja (X5). Hasil analisis variabel bebas (X) dan rata-rata penggunaan
menunjukkan bahwa tenaga kerja (X5) input yaitu dengan melihat rasio Nilai Produk
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi Marginal (NMP) dengan harga rata-rata
jagung manis pada tingkat α 1%. Hal ini input produksi. Data hasil analisis efisiensi
terlihat dari nilai t-hitung (4,106 < t-tabel penggunaan input produksi usahatani jagung
(2,787) maka Ho ditolak artinya secara manis di Desa Maku Kecamatan Dolo
parsial tenaga kerja (X5) berpengaruh nyata Kabupaten Sigi dapat terlihat pada Tabel 3.
terhadap produksi jagung manis di Desa Tabel 3. menunjukkan bahwa
Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. penggunaan luas lahan (X1), pupuk (X3) dan
Nilai koefisien regresi tenaga kerja pestisida (X4) oleh petani jagung manis
(X5) sebesar 0,097 artinya bahwa setiap belum efisien, sedangkan penggunaan benih
penambahan 1% tenaga kerja akan diikuti (X2) dan tenaga kerja (X5) oleh petani jagung
oleh kenaikan produksi jagung manis (Y) manis tidak efisien. Efisiensi penggunaan
sebesar 0,097% dengan asumsi bahwa input produksi dari masing-masing variabel
faktor lain dianggap konstan. Lebih lanjut terhadap produksi jagung manis dijelaskan
dapat diuraikan bahwa responden petani sebagai berikut:
jagung manis dengan rata-rata penggunaan
tenaga kerja 45,18 HOK ternyata produksinya Efisiensi Penggunaan Luas Lahan (X1).
sebesar 8.122,58 kg. Dengan demikian, Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
petani perlu manambah penggunaan tenaga diperoleh t-hitung (5,125) > t-tabel (2,787)
kerja sehingga dapat manaikkan produksi maka Ho ditolak, artinya bahwa penggunaan
jagung manis. luas lahan oleh responden petani jagung
Efisiensi Penggunaan Input Produksi manis belum efisien. Lebih lanjut dijelaskan
Usahatani Jagung Manis. Penambahan bahwa dengan rata-rata luas lahan petani
input produksi tidak selamanya menjamin responden sebesar 0,60 ha dianggap belum
terjadinya efisiensi dalam kegiatan usahatani. efisien. Produksi jagung manis di Desa Maku
Untuk mengetahui pengaruh input produksi mencapai 8.122,58 kg/ha.

Tabel 3. Hasil Analisis Efisiensi Penggunaan Input Produksi Usahatani Jagung Manis di Desa
Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, 2014
Variabel Kode Satuan t-hitung Keterangan
Luas Lahan (X1) b1 Hektar (Ha) 5,125 Belum efisien
Benih (X2) b2 Kilogram (Kg) -2,787 Tidak efisien
Pupuk (X3) b3 Kilogram (Kg) 16,711 Belum efisien
Pestisida (X4) b4 Liter (L) 7,402 Belum efisien
Tenaga Kerja (X5) b5 Hari Orang Kerja (HOK) -3,107 Tidak efisien
Produksi Rata-rata = 8.122,58 kg/ha
Harga Rata-rata Produksi = Rp 1770,16/kg
t-tabel : α 1% = 2,787
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

42
Penggunaan luas lahan tersebut dianggap penggunaan pestisida dengan asumsi bahwa
belum efisien maka untuk mencapai efisien input produksi lain adalah konstan.
dapat menambah luas lahan dengan asumsi Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja (X5).
bahwa input produksi lain adalah konstan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
Efisiensi Penggunaan Benih (X2). Berdasarkan diperoleh t-hitung (-3,107) < t-tabel (2,787)
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh maka Ho ditolak, artinya bahwa penggunaan
t-hitung (-2,787) < t-tabel (2,787) maka Ho tenaga kerja oleh responden petani jagung
ditolak, artinya bahwa penggunaan benih manis tidak efisien secara harga. Lebih lanjut
oleh responden petani jagung manis tidak dijelaskan bahwa dengan rata-rata tenaga
efisien secara harga. Lebih lanjut dijelaskan kerja yang digunakan petani responden sebesar
bahwa dengan rata-rata benih yang digunakan 26,99 HOK dianggap tidak efisien, sehingga
petani responden sebesar 6,09 kg/ha dianggap agar efisien secara harga responden petani
tidak efisien, sehingga agar efisien secara jagung dapat mengurangi penggunaan tenaga
harga responden petani jagung manis perlu kerja. Penggunaan tenaga kerja usahatani
mengurangi penggunaan benih. jagung manis di Desa Maku mencapai
Penggunaan benih di Desa Maku 45,18 HOK/ha dan menghasilkan produksi
mencapai 6,09 kg/ha dan menghasilkan jagung manis 8.122,58 kg/ha. Untuk menekan
produksi jagung manis 8.122,58 kg/ha. Untuk biaya usahatani petani perlu mengurangi
menekan biaya usahatani petani perlu penggunaan tenaga kerja, karena penggunaan
tenaga kerja saat ini dianggap tidak efisien
mengurangi penggunaan benih, karena
dengan asumsi bahwa input produksi lain
penggunaan benih saat ini dianggap tidak
adalah konstan.
efisien dengan asumsi bahwa input produksi
lain adalah konstan. KESIMPULAN DAN SARAN
Efisiensi Penggunaan Pupuk (X3).
Berdasarkan perhitungan yang telah Kesimpulan
dilakukan diperoleh t-hitung (16,711) > Berdasarkan hasil dan pembahasan
t-tabel (2,787), maka Ho ditolak, artinya maka diperoleh kesimpulan bahwa secara
bahwa penggunaan pupuk oleh responden bersama-sama (simultan) input produksi
petani jagung manis belum efisien. Lebih (X) berpengaruh sangat nyata terhadap
lanjut dijelaskan bahwa dengan rata-rata produksi (Y) pada tingkat α 1% dan secara
pupuk yang digunakan petani responden parsial luas lahan (X1), benih (X2), pupuk
sebesar 775,82 kg/ha dan menghasilkan (X3), pestisida (X4) dan tenaga kerja (X5)
produksi jagung manis 8.122,58 kg/ha berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
dianggap belum efisien, sehingga untuk jagung manis pada tingkat α 1%. Penggunaan
mencapai efisien dapat menambah jumlah luas lahan (X1), pupuk (X3) dan pestisida
penggunaan pupuk dengan asumsi bahwa (X4) oleh petani jagung manis belum efisien,
input produksi lain adalah konstan. sedangkan penggunaan benih (X2) dan
Efisiensi Penggunaan Pestisida (X4). tenaga kerja (X5) oleh petani jagung manis
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan tidak efisien.
diperoleh t-hitung (7,402) > t-tabel (2,787) Saran
maka Ho ditolak, artinya bahwa penggunaan
pestisida oleh responden petani jagung Upaya untuk memperoleh pendapatan
manis belum efisien. Lebih lanjut dijelaskan yang lebih besar dengan menekan biaya
bahwa dengan rata-rata pestisida yang usahatani maka dilakukan pengurangan
digunakan petani responden sebesar 5,93 penggunaan benih dan tenaga kerja oleh
L/ha dan menghasilkan produksi jagung petani jagung manis di Desa Maku
manis 8.122,58 kg/ha dianggap belum Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Hal ini
efisien, sehingga agar efisien responden dikarenakan bahwa penggunaan input
petani jagung manis dapat menambah produksi tersebut tidak efisien.

43
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Profil Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah. Penerbit BPS. Palu.

______.2013. Sulawesi Tengah Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah. Palu.

______. 2014. Kecamatan Dolo Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah. Palu.

Cristoporus dan Sulaeman. 2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung di Desa Labuan Toposo
Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. J. Agroland 16 (2) : 141-147.

Pakasi C.B. D, Pangemanan L, Mandei J.R, Rompas N.N.I. 2011. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
pada Usahatani Jagung di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. J. ASE. Vol. 7 (2) : 51-60.

Mahdiah, Sulastri S, Handayawati H.S. 2010. Analisis Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Usahatani
Jagung (Zea Mays L). J. Wacana Vol. 13 (4).

Muis, Abdul., 1998. Perubahan Usahatani Padi Menjadi Non Padi Pada Lahan Sawah di Kabupaten
Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Tesis Magister Pertanian Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Wicaksono, Ronnie. 2012. Analisis Statistika. Menentukan Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin.
http://analisis-statistika.blogspot.com. Diakses pada tanggal 13 Juni 2014.

44

Anda mungkin juga menyukai