Anda di halaman 1dari 11

Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI RISIKO


PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays sp.) DI DESA WONOREJO
KECAMATAN SUMBERGEMPOL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Rosidatul Annisa1, Bambang Siswadi2, Farida Syakir2


1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang
Email : annisarosidatul@gmail.com
2
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang
Email : bsdidiek171@gmail.com Email : faridasyakir21@yahoo.com

Abstract Abstract

The purpose of this research are Penelitian ini bertujuan untuk


analyze the factors that affect the production menganalisis faktor-faktor yang
of farming corn production and socio- mempengaruhi produksi usahatani jagung dan
economic factors that affect the risk of farming untuk menganalisis faktor sosial ekonomi
corn production. This research was yang mempengaruhi risiko produksi usahatani
determined by purposive in Wonorejo Village, jagung. Penelitian ini di tentukan secara
Sumbergempol District, Tulungagung purposive di Desa Wonorejo, Kecamatan
Regency. In this research, sampling is Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
determined by Slovin method, and we use 35 Sampel ditentukan menggunakan metode
sample of corn farmer from Wonorejo village. slovin sejumlah 35 petani jagung di Desa
The analytical method which used in this Wonorejo. Metode analisis yang digunakan
research is Cobb-Douglass, Production yaitu Cobb-Douglass, Variance Produksi dan
Variance and Multiple Linear Regression. The Regresi Linier Berganda. Faktor-faktor yang
factors that influence the usahatani corn mempengaruhi produksi usahatani jagung
production are labor and urea fertiliser. The adalah tenaga kerja dan pupuk urea. Hasil
results of regression analysis of production analisis regresi risiko produksi dengan
risk using the Varience production method can menggunakan metode Varience produksi
be concluded that the factors that influence the dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang
risk of farming corn production are seeds, mempengaruhi produksi risiko usahatani
labor, urea fertilizers, ZA fertilizers, and NPK jagung adalah benih, tenaga kerja, pupuk
mutiara fertilizers. Socio-economic factors urea, pupuk ZA dan pupuk NPK mutiara.
that influence the risk of corn production are Faktor-faktor sosial ekonomi yang
age, education and income. mempengaruhi risiko produksi jagung adalah
umur, pendidikan dan pendapatan.
Keyword: Risk of Production, Socio-
economic, Corn Kata kunci : Risiko Produksi, Sosial Ekonomi,
Jagung

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |1|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

PENDAHULUAN ini menunjukkan adanya risiko produksi di


Desa Wonorejo.
Tanaman pangan merupakan salah satu sektor
pertanian yang produktivitasnya terus Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
ditingkatkan. Tanaman pangan adalah segala menganalisis faktor-faktor yang
jenis tanaman yang di dalamnya terdapat mempengaruhi produksi usahatani jagung di
karbohidrat dan protein yang dapat digunakan Desa Wonorejo Kecamatan Sumbergempol
sebagai sumber energi bagi manusia. Tanaman Kabupaten Tulungagung dan untuk
pangan merupakan tanaman pokok manusia menganalisis faktor sosial ekonomi yang
untuk dikonsumsi dan menjadi sumber energi. mempengaruhi risiko produksi usahatani
Pada umumnya tanaman pangan termasuk jagung di Desa Wonorejo Kecamatan
dalam tanaman musiman atau yang mampu Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
menghasilkan dalam waktu semusim saja
METODE PENELITIAN
(Arinda Dwi Yonida, 2017). Jagung
merupakan komoditas pangan utama, menjadi Data yang digunakan dalam penelitian ini
pangan pokok dan bahan pakan utama adalah data sekunder dan primer yang
peternakan unggas dan bahan baku industri. diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan
Permintaan jagung untuk makanan pokok pada bukan November-Desember 2018 di
mengalami penurunan (Balibang Pertanian, Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol,
2015). Karena meluasnya preferensi konsumsi Kabupaten Tulungagung.
makanan pokok pada beras. Produksi jagung
sebagai pakan di Indonesia ditujukan untuk Sampel yang digunakan dalam penelitian
unggas, ayam pedaging 54 persen, ayam berjumlah 35 responden petani jagung yang
ada di Desa Wonorejo, Kecamatan
petelur 47,14 persen (Tangendjaja, B., Y.
Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Yusdja dan N. Ilham. 2002) dan sisanya untuk
Metode yang digunkan untuk menentukan
ternak itik. Bahan pakan sebaiknya yang jumlah sampel rumus Slovin (Sevila, 2007).
tersedia dalam jumlah cukup di daerah
tersebut dan jika memungkinkan merupakan Metode analisis data yang dianalisa untuk
hasil potensi daerah tersebut. Penyusunan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pakan harus sesuai dengan kebutuhan ternak produksi usahatani jagung menggunkan
dan paling ekonomis (Sutawi, 2007). moodel pendugaan dari persamaan fungsi
produksi Cobb Douglas adalah sebagai
Kabupaten Tulungagung merupakan berikut:
kabupaten yang masuk dalam sepuluh besar 𝐋𝐨𝐠𝐘𝐢 = 𝛂𝟎 + 𝛂𝟏 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟏𝐢 + 𝛂𝟐 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟐𝐢
Produksi dan Produktivitas Jagung Menurut + 𝛂𝟑 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟑𝐢 + 𝛂𝟒 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟒𝐢
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, + 𝛂𝟓 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟓𝐢 + 𝛂𝟔 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟔𝐢
2017. Produksi jagung di Kabupaten + 𝛆𝐢
Tulungagung mencapai 269.528 ton pada Keterangan :
tahun 2017. Desa Wonorejo merupakan salah Y= Produksi jagung (kg)
satu desa yang memproduksi sayuran di a = Nilai konstanta
Kabupaten Tulungagung. Produksi jagung di 𝛼 = Koefisien regresi
Desa Wonorejo mengalami fluktuasi dengan i = Petani responden
X1 = Benih (kg)/Ha

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |2|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

X2 = Tenaga kerja (HOK)/Ha 𝛔𝟐 𝐘̂𝐢 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏 𝐗 𝟏𝐢 + 𝛃𝟐 𝐗 𝟐𝐢 + 𝛃𝟑 𝐗 𝟑𝐢


X3 = Pupuk Urea (kg)/Ha + 𝛃𝟒 𝐗 𝟒𝐢 + 𝛃𝟓 𝐗 𝟓𝐢 + 𝛃𝟔 𝐃
X4 = Pupuk Poska (kg)/Ha + 𝛆𝐢
X5 = Pupuk ZA (kg)/Ha Keterangan :
X6 = Pupuk NPK mutiara (kg)/Ha σ2 ̂
Yi = Varian produksi jagung (risiko)
ε = error i = Petani responden
α1 … α6 = koefisien parameter dugaan X1 = Umur (tahun)
Produksi Rata-rata X1 , X2 ,…, X7 X2 = Pendidikan (tahun)
X3 = Pengalaman Berusahatani (tahun)
Faktor yang berpengaruh pada risiko produksi X4 = Jumlah Anggota Keluarga (jiwa)
di analisis dengan Variance produksi. Model X5 = Pendapatan (rupiah)
yang digunakan untuk mengetahui variance D = dummy strata lahan (0 = luas lahan
produksi, yaitu model Just and Pope < 0,5 ha ; 1 = luas lahan > 0,5 ha)
(Robinson dan Barry, 1987). Adapun fungsi ε = error
variance produksi jagung yang dipakai : β1 … β8 = koefisien parameter dugaan factor
Variance produksi : social ekonomi X1 , X2 ,…, X7
𝛔𝟐 𝐘𝐢 = (𝐘𝐢 − 𝐘̂𝐢 )𝟐
Fungsi varience produksi (risiko) : HASIL DAN PEMBAHASAAN
𝐋𝐨𝐠𝐧𝛔𝟐 (𝐘𝐢 − 𝐘 ̂𝐢 )𝟐 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟏𝐢 +
𝛃𝟐 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟐𝐢 + Analisis Fungsi Produksi
𝛃𝟑 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟑𝐢 + Pada dasarnya analisis faktor produksi dalam
usahatani jagung ini dilakukan menggunakan
𝛃𝟒 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟒𝐢 +
fungsi produksi Cobb Douglass. Input-input
𝛃𝟓 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟓𝐢 +
produksi yang digunakan dalam kegiatan
𝛃𝟔 𝐋𝐨𝐠𝐗 𝟔𝐢 + 𝛆𝐢
usahatani jagung terdiri dari benih (X2),
Keterangan :
tenaga kerja (X3), pupuk urea (X4), pupuk
i = Petani responden
phonska (X5), pupuk ZA (X6), pupuk NPK
X1 = Benih (kg)/Ha
mutiara (X7). Hasil pendugaan model fungsi
X2 = Tenaga kerja (HOK)/Ha
produksi mememberikan nilai koefisien
X3 = Pupuk Urea (kg)/Ha
determinasi (R2) sebesar 72.6% dan nilai
X4 = Pupuk Poska (kg)/Ha
koefisien determinasi terkorelasi (R2 adj)
X5 = Pupuk ZA (kg)/Ha
sebesar 66.7%. Nilai R2 pada fungsi produksi
X6 = Pupuk NPK mutiara (kg)/Ha menunjukkan bahwa 72.6% keragaman
̂i
σ2 Y = Variance produksi jagung (risiko) produksi jagung dapat dijelaskan secara
ε = error bersama-sama oleh variabel benih (X1),
β1 … β6 = koefisien parameter dugaan tenaga kerja (X2), pupuk urea (X3), pupuk
phonska (X4), pupuk ZA (X5), dan pupuk
Varience produksi X1 , X2 ,…, X7 NPK mutiara (X6). Sisanya sebesar 27.4%
dijelaskan oleh variabel yang tidak termasuk
Analisis faktor sosial ekonomi yang pengaruh dalam model pendugaan.
terhadap risiko produksi menggunakan regresi
linier berganda. Menurut Sugiyono (2014) Hasil pengujian fungsi produksi diperoleh F-
persamaan regresi linier berganda yang hitung sebesar 12.35 yang berpengaruh nyata
ditetapkan adalah sebagai berikut: pada taraf kepercayaan 0.05%. Hal ini

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |3|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi Desa Wonorejo Kecamatan Sumbergempol


yang digunakan secara bersama-sama Kabupaten Tulungagung :
berpengaruh nyata pada produksi jagung. Variabel Koefisien SE Coef T P VIF
Constant 9.543 3.840 2.49 0.019
Dapat dilihat pada tabel 1, variabel tenaga I.Benih/ha (X1) 0.0453 0.1143 0.40 0.695 1.331
kerja pada taraf kepercayaan 95% dan pupuk I.TK/ha (X2) 0.21322 0.03731 5.72 0.000* 2.081
urea pada taraf kepercayaan 80% berpengaruh I.Urea/ha (X3) -1.794 1.292 -1.39 0.176** 1.014
nyata terhadap produksi jagung. Sedangkan I.Phonska/ha (X4) -0.2495 0.2116 -1.18 0.248 1.483
untuk benih, pupuk phonska, pupuk ZA, dan I.ZA/ha (X5) -0.1309 0.1202 -1.09 0.285 1.801
pupuk NPK mutiara tidak berpengaruh nyata I.NPK/ha (X6) -0.0827 0.1577 -0.52 0.604 1.769
pada taraf kepercayaan 95% ataupun pada S = 0.0212498 R-Sq = 72.6% R-Sq (adj) = 66.7%
taraf kepercayaan 80% terhadap produksi F (Hit) = 12.35 Prob F (Hit) = 0.000
jagung. Keterangan : *) tingkat kepercayaan 95%
**) tingkat kepercayaan 80%
Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi
Jagung Per Hektar Per Musim Tanam Di Sumber : Data Primer, Diolah (2018
nilai coefisiennya negatif yaitu sebesar 1.794
Tenaga Kerja yang artinya setiap penambahan pupuk urea
Variabel tenaga kerja memiliki nilai sebesar 1%, maka akan menurunkan produksi
probabilitas (P) sebesar 0,0001 yang kurang jagung sebesar 1.794%. Penelitian ini tidak
dari angka 0,05 (dengan tingkat kepercayaan sejalan dengan penelitian Dewi Kurniati
95%) artinya tenaga kerja berpengaruh (2012) Penggunaan pupuk Urea berpengaruh
signifikan, terhadap peningkatan produksi dan positif dan signifikan terhadap produksi
nilai coefisiennya positif yaitu sebesar jagung namun tidak berpengaruh signifikan
0.21322 yang artinya setiap penambahan terhadap risiko produksi jagung. Hal ini berarti
tenaga kerja sebesar 1%, maka akan adanya penambahan pupuk Urea sebesar 1%
meningkatkan produksi jagung sebesar akan meningkatkan produksi jagung sebesar
0.21322%. Penelitian ini tidak sejalan dengan 0,38%. Artinya peningkatan penggunaan
penelitian Christoporus dan Sulaeman (2009) pupuk Urea akan diikuti oleh peningkatan
tentang analisis produksi dan pemasaran produksi sampai batas tertentu yang
jagung di Desa Labuan Toposo Kecamatan dibutuhkan oleh tanaman. Namun jumlah
Tawaeli Kabupaten Donggala. Penelitian pupuk UREA tidak berpengaruh signifikan
menunjukkan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap variasi hasil produksi jagung.
terhadap produksi jagung di Desa Labuan
Toposo. Analisis Risiko Produksi (Variance
Produksi)
Pupuk Urea
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
Variabel Pupuk Urea memiliki nilai mempengaruhi variance produksi jagung
probabilitas (P) sebesar 0.176 yang kurang dianalisis dengan menggunakan persamaan
dari angka 0,20 (dengan tingkat kepercayaan fungsi variance produksi. Input-input produksi
80%) yang artinya pupuk urea berpengaruh yang digunakan dalam kegiatan usahatani
signifikan, terhadap penurunan produksi dan jagung terdiri dari benih (X1), tenaga kerja

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |4|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

(X2), pupuk urea (X3), pupuk phonska (X4), kepercayaan 70%, pupuk ZA pada taraf
pupuk ZA (X5), dan pupuk NPK mutiara (X6). kepercayaan 70% dan pupuk NPK mutiara
pada taraf kepercayaan 80%, berpengaruh
Hasil pendugaan model Variance produksi nyata terhadap risiko produksi jagung.
mememberikan nilai koefisien determinasi Sedangkan untuk pupuk phonska tidak
(R2) sebesar 33.4% dan nilai koefisien berpengaruh nyata terhadap risiko produksi
determinasi terkorelasi (R2 adj) sebesar 19,2 jagung.
%. Nilai R2 pada Variance produksi
menunjukkan bahwa 33.4% keragaman Tabel 2. Hasil analisis regresi risiko produksi
produksi jagung dapat dijelaskan secara jagung per hektar per musim tanam
bersama-sama oleh variabel benih (X1), di Desa Wonorejo Kecamatan
tenaga kerja (X2), pupuk urea (X3), pupuk Sumbergempol Kabupaten
phonska (X4), pupuk ZA (X5), dan pupuk Tulungagung.
NPK mutiara (X6). Sisanya sebesar 66.6% Variabel Koefisien SE Coef T P VIF
Constant -202.4 203.9 -0.99 0.329
dijelaskan oleh variabel yang tidak termasuk I.Benih/ha (X1) 14.695 6.069 2.42 0.022* 1.331
dalam model pendugaan. I.TK/ha (X2) -2.093 1.980 -1.06 0.300**** 2.081
I.Urea/ha (X3) 78.00 68.58 1.14 0.265**** 1.014
Hasil pengujian Variance produksi diperoleh I.Phonska (X4) 0.32 11.23 0.03 0.977 1.483
I.ZA/ha (X5) -7.437 6.381 -1.17 0.254**** 1.801
F-hitung sebesar 2.34 yang berpengaruh nyata I.NPK/ha (X6) -12.340 8.371 -1.47 0.152*** 1.769
pada taraf kepercayaan 90%. Hal ini S = 1.12813 R-Sq = 33.4% R-Sq (adj) = 19.2 %
menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi F (Hit) = 2.34 Prob F (Hit) = 0.058**
yang digunakan secara bersama-sama Keterangan : *) tingkat kepercayaan 95%
**) tingkat kepercayaan 90%
berpengaruh nyata pada risiko produksi ***) tingkat kepercayaan 80%
jagung. ****) tingkat kepercayaan 70%

Dapat dilihat pada tabel 2, variabel benih pada


Sumber : Data Primer, Diolah (2018)
taraf kepercayaan 95%, tenaga kerja pada taraf
kepercayaan 70%, pupuk urea pada taraf
Christoporus dan Sulaeman (2009) tentang
Benih analisis produksi dan pemasaran jagung di
Variabel benih memiliki nilai nilai probability Desa Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli
yaitu sebesar 0.022 kurang dari 0.05 (dengan Kabupaten Donggala. Penelitian tersebut
tingkat kepercayaan 95%) yang artinya benih menunjukkan bahwa benih berpengaruh
berpengaruh signifikan, terhadap risiko terhadap produksi jagung di Desa Labuan
produksi. Nilai koefisien parameter Toposo.
penggunaan benih bernilai positif sebesar
14.695. Artinya, jika terjadi penambahan Tenaga Kerja
benih sebesar 1% maka akan meningkatkan Variabel tenaga kerja memilki nilai
risiko produksi jagung sebesar 14.695%, probability yaitu sebesar 0.300 kurang dari 0.3
dengan asumsi semua variabel lain tetap. (dengan tingkat kepercayaan 70%). Nilai
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian koefisien parameter penggunaan tenaga kerja
Hutabarat (1985), diacu dalam Fariyanti bernilai negatif sebesar -2.093. Artinya, jika
(2008), dimana benih menjadi faktor yang terjadi penambahan tenaga kerja sebesar 1%
menimbulkan risiko produksi. Hasil penelitian maka akan mengurangi risiko produksi jagung

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |5|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

sebesar 2.093%, dengan asumsi semua pembentukan atau pertumbuhan bagian


variabel lain tetap. Penelitian ini sejalan vegetatif tanaman yaitu pada akar, batang dan
dengan penelitian Saptana et al., (2010) daun serta membentuk protein, lemak dan
menyatakan bahwa penggunaan tenaga kerja berbagai persenyawaan organik. Dengan
yang intensif terkait juga denga usaha demikian, dengan adanya penggunaan pupuk
menanggulangi risiko secara interaktif dengan ZA maka mendukung pertumbuhan dari
mengelola usahatani secara sungguh-sungguh. tanaman jagung sendiri dapat mengurangi
Artinya penambahan penggunaan tenaga kerja risiko produksi yang terjadi.
akan bersifat mengurangi risiko kegagalan
usahatani. Pupuk NPK mutiara

Pupuk Urea Variabel pupuk NPK mutiara memilki nilai


Variabel pupuk urea memilki nilai probability probability yaitu sebesar 0.152 kurang dari 0.2
yaitu sebesar 0.265 kurang dari 0.3 (dengan (dengan tingkat kepercayaan 80%). Nilai
tingkat kepercayaan 70%). Nilai koefisien koefisien parameter penggunaan pupuk NPK
parameter penggunaan pupuk urea bernilai mutiara bernilai negatif sebesar -12.340.
positiff sebesar 78.00. Artinya, jika terjadi Artinya, jika terjadi penambahan pupuk NPK
penambahan pupuk urea sebesar 1% maka mutiara sebesar 1% maka akan mengurangi
akan menambah risiko produksi jagung risiko produksi jagung sebesar 12.340%,
sebesar 78.00%, dengan asumsi semua dengan asumsi semua variabel lain tetap.
variabel lain tetap. Penelitian ini sejalan Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fuad
dengan penelitian Ikhsan Setiawan (2016) Hasan, Dwidjono Hadi Darwanto,
semakin banyak pupuk urea yang digunakan Masyhuri,dan Witono Adiyoga (2018) Pupuk
dalam proses produksi maka variance kimia berpengaruh signifikan dengan
produktivitas caisim semakin meningkat, koefisien regresi 0,1261 artinya
sehingga pupuk urea dikategorikan sebagai penambahan penggunaan pupuk kimia sebesar
faktor yang menimbulkan risiko (risk inducing 10% dengan asumsi variabel input lain tetap
factors). (ceteris paribus) maka produksi akan
bertambah sebesar 1,26%. Pupuk kimia yang
Pupuk ZA dihitung dalam persamaan produksi adalah
unsurt hara makro utama terdiri dari pupuk
Variabel pupuk ZA memilki nilai probability dengan kandungan unsur N, P, dan K. Unsur
yaitu sebesar 0.254 kurang dari 0.3 (dengan N dibutuhkan untuk pembentukan dan
tingkat kepercayaan 70%). Nilai koefisien pertumbuhan daun, batang dan akar.
parameter penggunaan pupuk ZA bernilai
negatif sebesar -7.437. Artinya, jika terjadi Analisis Regresi Linier Berganda
penambahan pupuk ZA sebesar 1% maka akan Hasil pendugaan model Regresi Linier
mengurangi risiko produksi jagung sebesar Berganda memberikan nilai koefisien
7.437%, dengan asumsi semua variabel lain determinasi atau R-Sq dengan menggunakan 5
tetap. Pupuk ZA sendiri sangat berguna bagi variabel bebas sebesar 33.1%. Hal ini
tanaman diantaranya tanaman jagung. Karena menjelaskan bahwa sebanyak 33.1% variasi
pupuk ZA berfungsi mempercepat risiko produksi usahatani jagung dapat
pertumbuhan pada tanaman jagung, berperan dijelaskan oleh variabel umur (X1),
dalam membentuk bintil-bintil akar dan pendidikan (X2), pengalaman berusahatani

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |6|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

(X3), jumlah anggota keluarga (X4), Dapat dilihat pada tabel 3, variabel umur,
pendapatan (X5), dan dummy (strata lahan). pendidikan dan pendapatan berpengaruh nyata
Sisanya sebesar 66.9% dijelaskan oleh pada taraf kepercayaan 20% terhadap risiko
variabel yang tidak termasuk dalam model produksi jagung. Sedangkan untuk
pendugaan. Dengan nilai probabilitynya pengalaman berusahatani, anggota keluarga
sebesar 0.062 < 0.2 (dengan tingkat dan strata lahan tidak berpengaruh nyata pada
kepercayaan 80%). taraf kepercayaan 20% terhadap risiko
produksi jagung.
Hasil pengujian Regresi Linier Berganda
diperoleh F-hitung sebesar 2.31 yang Tabel 3. Hasil Analisis Faktor-faktor Sosial
berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan Ekonomi yang Mempengaruhi Risiko
20%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor- Produksi Jagung Per Hektar Per Musim
faktor sosial ekonomi yang digunakan secara Tanam di Desa Wonorejo Kecamatan
bersama-sama berpengaruh nyata pada risiko Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
produksi jagung.
Variabel Koefisien SE Coef T P koefisien bertanda negatif, apabila umur
Constant -80033 41277 -1.94 0.063 bertambah 1 tahun akan menurunkan Produksi
Umur (X1) 823.7 598.3 1.38 0.180
Pendidikan (X2) 2250 1297 1.73 0.094
jagung sebesar 0,46 Kg. Dalam penelitian ini
Pengalaman (X3) 253 422.1 0.60 0.554 variabel umur berpengaruh nyata, sesuai
Anggota keluarga (X4) 2996 2667 1.12 0.271 dengan teori Hasyim (2006) Umur petani
Pendapatan (X5) 0.00275 0.001430 1.92 0.065 adalah salah satu faktor yang berkaitan erat
D (strata lahan) -5103 6890 -0.74 0.465 dengan kemampuan kerja dalam
S = 12098.6 R-Sq = 33.1 % R-Sq (adj) = 18.7 %
F (Hit) = 2.31 Prob F (Hit) = 0.062
melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat
dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat
aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana
Sumber : Data Primer, diolah (2018). dengan kondisi umur yang masih produktif
maka kemungkinan besar seseorang dapat
Umur bekerja dengan baik dan maksimal.

Variabel Umur memiliki nilai probability Pendidikan


yaitu sebesar 0.180 kurang dari 0.2 (dengan
tingkat kepercayaan 80%) yang artinya umur Variabel pendidikan memiliki nilai probability
petani berpengaruh signifikan, terhadap risiko yaitu sebesar 0.094 kurang dari 0.2 (dengan
produksi. Nilai koefisien umur petani bernilai tingkat kepercayaan 80%) yang artinya
positif sebesar 822.7. Artinya, jika terjadi pendidikan petani berpengaruh signifikan,
penambahan umur sebesar 1% maka akan terhadap risiko produksi. Nilai koefisien
meningkatkan risiko produksi jagung sebesar pendidikan petani bernilai positif sebesar
822.7%, dengan asumsi semua variabel lain 2250. Artinya, jika terjadi peningkatan
tetap. Penelitian ini tidak sejalan dengan pendidikan selama satu tahun maka akan
penetilian Evylinda Hoar dan Yosefina Marice meningkatkan risiko produksi jagung sebesar
Fallo (2017) Umur tidak berpengaruh nyata 2250%, dengan asumsi semua variabel lain
terhadap produksi jagung pada tingkat tetap. Penelitian ini sejalan dengan teori
kepercayaan 10%, dimana probabilitasnya Soehardjoe dan Patoeng, Banoewidjoyo
sebesar 0,82 > 0,1. Bahkan jika dilihat dari (2002:45) mengemukakan bahwa tingkat

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |7|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

pendidikan yang dimiliki tenaga kerja bukan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
saja dapat meningkatkan produktivitas dan Desa Wonorejo Kecamatan Sumbergempol
mutu kerja yang dilakukan, tetapi sekaligus Kabupaten Tulungagung dapat disimpulkan
mempercepat proses penyelesaian kerja yang sebagai berikut : Pada usahatani jagung ini
diusahakan. Soekarwatawi (2006:58), bahwa petani menggunakan biaya untuk keperluan
petani yang berpendidikan lebih cepat variabel adalah sebesar Rp.
mengerti dan memahami penggunaan 13.376.059,40/Ha/MT. Rata-rata keuntugan
teknologi baru. Dengan demikian penerapan yang diperoleh petani dalam usahataninya
konsep dalan mengelola usahataninya lebih yaitu sebesar Rp 8.527.276,34/Ha/MT.
baik dan dapat tercapai sesuai dengan yang Dengan nilai hasil R/C Ratio sebesar 1,60
diharapkan. Sehingga dengan adanya yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan
peningkatan produktifitas maka akan semakin sebesar satu rupiah akan memperoleh
tinggi juga risiko produksinya. Semakin tinggi pendapatan sebesar 1,60 karena R/C ratio > 1
produksi yang diharapkan dan juga tidak yang artinya efisien. Faktor-faktor yang
menutup kemungkinan hama dan penyakit mempengaruhi produksi usahatani jagung
juga semakin tinggi. adalah tenaga kerja dan pupuk urea. Faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi risiko
Pendapatan usahatani jagung adalah benih, tenaga kerja,
pupuk urea, pupuk ZA dan pupuk NPK
Variabel Pendapatan memiliki nilai mutiara. Faktor-faktor sosial ekonomi yang
probability yaitu sebesar 0.065 kurang dari 0.2 mempengaruhi risiko produksi jagung adalah
(dengan tingkat kepercayaan 80%) yang umur, pendidikan dan pendapatan.
artinya pendidikan petani berpengaruh
signifikan, terhadap risiko produksi. Nilai DAFTAR PUSTAKA
koefisien pendapatan petani bernilai positif
sebesar 0.002752. Artinya, jika terjadi
A. Tohir, Kaslan, Seuntai Pengetahuan
peningkatan pendapatan sebanyak 1% maka
akan meningkatkan risiko produksi jagung Usaha Tani Indonesia, Jakarta:
sebesar 0.002752%, dengan asumsi semua Rineka Cipta, 1991.
variabel lain tetap. Penelitian ini tidak sejalan Agatha, M. K., & Wulandari, E. (2018).
dengan penelitian Satia Negara Lubis dan Analisis Faktor-Faktor yang
Emalisa (2014) Secara parsial variabel bebas Mempengaruhi Produksi
tingkat pendapatan tidak berpengaruh nyata Kentang Di Kelompok Tani Mitra
terhadap Tingkat Adopsi Teknologi Anjuran Sawargi Desa Barusari
Budidaya Kentang. Koefisien regresi sebesar Kecamatan Pasirwangi
0,00 nilai exp (B) 1,000 dan nilai signifikansi Kabupaten Garut. Jurnal Ilmiah
0,099> 0,05 (α 5%). Hal ini berarti tingkat Mahasiswa Agroinfo
pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap
Galuh, 4(3), 772-778.
Tingkat Adopsi Teknologi Anjuran Budidaya
Kentang. Sehingga dapat disimpulkan H1 Aldila, H. F. (2013). Analisis Faktor-
ditolak. Faktor yang Mempengaruhi
Risiko Produksi Jagung Manis
(Zea mays saccharata) di Desa
Gunung Malang Kecamatan
KESIMPULAN Tenjolaya Kabupaten Bogor.

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |8|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

Bogor : Ekonomi dan Produksi dan Analisis Risiko


Manajemen. Institut Pertanian Budidaya Selada Keriting Hijau
Bogor. dan Selada Romaine Hidroponik
Apriana, N., Fariyanti, A., & Nft (Nutrient Film Technique) Di
Burhanuddin, B. (2017). Pt Xyz, Provinsi Jawa
Preferensi Risiko Petani Padi di Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu
Daerah Aliran Sungai Bengawan Agribisnis, 5(3).
Solo, Kabupaten Bojonegoro, Ferguson, C.E, dan Gould, I.P, (1975),
Provinsi Jawa Timur. Jurnal Microeconomic Theory and
Manajemen & Agribisnis, 14(2), Application, Prentice Hall
165. International, Inc, London.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro.
Sumbergempol dalam Angka Jakarta: CSS.
2017. Tulungagung : Badan Pusat Hariyati, Y. (2007). Ekonomi Mikro
Statistik Kabupaten (Pendekatan Matematis dan
Tulungagung. Grafis).
Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Hoar, E., & Fallo, Y. M. (2017). Pengaruh
Tulungagung dalam Angka 2017. Faktor Sosial Ekonomi Petani
Tulungagung : Badan Pusat terhadap Produksi Usahatani
Statistik Kabupaten Jagung di Desa Badarai
Tulungagung. Kecamatan Wewiku Kabupaten
Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Malaka. Agrimor, 2(03), 36-38.
Tulungagung dalam Angka 2018. Kementrian Pertanian. 2016. Laporan
Tulungagung : Badan Pusat Kinerja Direktorat Jendral
Statistik Kabupaten Perkebunan Tahun 2015.
Tulungagung. Kementrian Dalam Negeri.
Bapan Pusat Statistik Jawa Timur. 2018. Kurniati, D. (2012). Analisis risiko
Provinsi Jawa Timur Dalam produksi dan faktor-faktor yang
Angka 2018. Tulungagung. BPS mempengaruhinya pada
Provinsi Jawa Timur. usahatani jagung (Zea Mays L.)
Cade, Eddie. 1997. Managing Banking di Kecamatan Mempawah Hulu
Risk. Cornwall, England. TJ Kabupaten Landak. Jurnal Social
International Ltd. Economic of Agriculture, 1(3).
Cristoporus, C., & Sulaeman, S. Analisis Pratiwi M, Y. 2011. Analisis Faktor-
Produksi Dan Pemasaran Faktor Yang Mempengaruhi
Jagung Di Desa Labuan Toposo Risiko Produksi Caisin (Brassica
Kecamatan Tawaeli Kabupaten Rapa Cv. Caisin) Di Desa
Donggala. Agroland, 16(2). Citapen Kecamatan Ciawi
Eprianda, D., Prasmatiwi, F. E., & Kabupaten Bogor. Bogor :
Suryani, A. (2018). Efisiensi

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 |9|


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

Ekonomi dan Manajemen, Saptana, S., & Saliem, H. P. (2015).


Institut Pertanian Bogor. Tinjauan konseptual makro-
Marvelia, A., Darmanti, S., & Parman, S. mikro pemasaran dan
(2006). Produksi tanaman jagung implikasinya bagi pembangunan
manis (Zea mays L. Saccharata) pertanian. In Forum Penelitian
yang diperlakukan dengan Agro Ekonomi (Vol. 33, No. 2,
kompos kascing dengan dosis pp. 127-148). Indonesian Center
yang berbeda. Anatomi for Agricultural Socioeconomic
Fisiologi, 14(2), 7-18. and Policy Studies.
Masyhuri dan Zainuddin,M. (2008). Saputra, J. E., Prasmatiwi, F. E., &
Metodologi Penelitian: Ismono, R. H. (2018).
Pendekatan Praktis dan Aplikasi. Pendapatan dan Risiko
Bandung: Refika Aditama. Usahatani Jahe di Kecamatan
Moehar, 2001. Pengantar Ekonomi Penengahan Kabupaten
Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta. Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-
Purba, L., Lubis, E., & Negara, S. (2014). Ilmu Agribisnis, 5(4).
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Sembiring, 2010. Analisis Risiko Produksi
yang Mempengaruhi Tingkat Sayuran Organic pada The
Adopsi Petani terhadap Pinewood Organic Farm di
Teknologi Anjuran Budidaya Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Kentang (Studikasus: Kecamatan Bogor: Ekonomi dan
Merdeka, Kabupaten Karo, Manajemen, Institut Pertanian
Propinsi Sumatera Bogor.
Utara). Journal of Agriculture Sevilla, Consuelo G. et. al (2007).
and Agribusiness Research Methods. Rex Printing
Socioeconomics, 3(5). Company. Quezon City
Qonita, R. A., & Sutrisno, C. I. R. J. Shinta, N. D., & Wiyono, S. N. (2017).
Analisis Risiko pada Usahatani Analisis Risiko Produksi Baby
Kedelai di Kabupaten Buncis Pada Kelompok Tani Di
Gobogan. Agrista: Jurnal Ilmiah Kabupaten Bandung
Mahasiswa Agribisnis Barat. Jispo: Jurnal Ilmu Sosial
UNS, 3(2). dan Ilmu Politik, 7(2), 121-136.
Saptana, A. Daryanto., H.K. Daryanto dan Suharyanto, S., Rinaldy, J., & Arya, N. N.
Kuntjoro. 2010. Strategi (2016). Analisis risiko produksi
Manajemen Risiko Petani Cabai usahatani padi sawah di Provinsi
Merah Pada Lahan sawah Bali. AGRARIS: Journal of
dataran rendah di Jawa Tengah. Agribusiness and Rural
Jurnal Manajemen dan Agribisnis Development Research, 1(2), 70-
7 (2): 115-131. 77.

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 | 10 |


Volume 7 Nomor 1 - Februari 2019

http://riset.unisma.ac.id/index.php/SEAGRI/index ISSN: 2339-1111

Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Sindue Kabupaten


Ekonomi. Cetakan Keempat Donggala. Agroland, 20(1), 61-
Belas. Rajawali Press: Jakarta. 66.
Sutawi, 2007. Kapita Selekta Agribisnis Wanda, F. F. E. 2015. Analisis pendapatan
Peternakan. UMM Press. Malang. uasahatani jeruk siam (Studi
Soeharto Prawirokusumo, 1990. Ilmu Kasus Di Desa Padang
Usahatani. BPFE. Yogyakarta. Pangrapat Kecamatan Tanah
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Grogot Kabupaten Pasar).
Produksi: Dengan Pokok Ejournal Ilmu Administrasi
Bahasan Analisis Cobb Douglas. Bisnis. 3 (3) : 600-611.
Rajawali Pers: Jakarta. Winardi. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI- (Teori Harga). Mandar Maju.
Press. Jakarta. Bandung.
Soekartawi, Rusmadi dan Effi Damaijati, Yonida Arinda Dwi. 2017. Jenis-jenis
(1993). Risiko dan Tanaman Pangan. Agribisnis
Ketidakpastian dalam Agribisnis. UGM. https://farming.id/jenis-
Jakarta : PT. Raja Grafindo jenis-tanaman-pangan/. 10
Persada. Oktober 2018.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi
Produksi Dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglas.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Tangendjaja, B., Y. Yusdja dan N. Ilham.
2002. Analisis Ekonomi
Permintaan Jagung untuk Pakan.
Makalah disampaikan pada
Diskusi Nasional Jagung tanggal
4 Juni 2002 di Bogor. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Jakarta.
Tarigan. 2009. Analisis Risiko Produksi
Sayuran Organik pada Permata
Hati Organik Farm di Bogor
Jawa Barat. Bogor : Fakultas
Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Tomy, J. (2013). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi
Usahatani Jagung Di Kecamatan

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2019 | 11 |

Anda mungkin juga menyukai