Anda di halaman 1dari 15

FASE / STADIA PERTUMBUHAN TANAMAN PADI

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman padi adalah pemeliharaan (teknik
budidaya). Buat petani, cara bercocok tanam bukan hal yang sulit, namun untuk memelihara tanaman
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya baik tidaklah gampang. Bisa jadi pengalaman dari
kebiasaan usaha tani adalah kunci keberhasilan untuk memperoleh produktivitas tanaman yang tinggi.
Meski demikian, buat kita yang masih baru menekuni dunia pertanian tentu tak berharap harus
melewati waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan guru yang terbaik (pengalaman) itu.

Ada pendekatan yang cukup efektif untuk menentukan tindakan budidaya yang tepat yaitu dengan
memahami fase pertumbuhan tanaman padi, sedari penyemaian benih hingga panen. Setiap fase
pertumbuhan mempunyai kekhasan yang dengannya kita bisa mengetahui saat-saat penting (kritis) bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, memahami kebutuhan tanaman ketika itu dan tindakan
perlindungan sehingga setiap fase bisa berlangsung dengan baik.

Fase-fase pertumbuhan tanaman padi berikut disajikan berdasarkan informasi/data dan karakteristik
IR64, varietas unggul berdaya hasil tinggi, semidwarf (tinggi sedang), namun secara umum berlaku juga
untuk varietas lainnya.

Secara garis besar, fase pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni fase vegetatif
dan fase generatif, namun ada yang membagi lagi fase generatifnya menjadi fase reproduktif dan
pematangan.

Di daerah tropis, fase reproduktif berlangsung lebih kurang 35 hari , sedangkan fase pematangannya
sekitar 30 hari. Perbedaan umur tanaman ditentukan oleh perbedaan panjang fase vegetatif. Sebagai
contoh, IR64 yang matang dalam 120 hari mempunyai fase vegetatif 55 hari, sedangkan varietas
berumur dalam yang matang dalam 150 hari fase vegetatifnya 85 hari.

FASE VEGETATIF
Fase vegetatif adalah awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih sampai primordia
bunga (pembentukan malai).

Tahap Perkecambahan benih (germination)

Pada fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan (karena perbedaan kadar air antara benih dan
lingkungan), masa dormansi akan pecah ditandai dengan kemunculan radicula dan plumule. Faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih adalah kelembaban, cahaya dan suhu. Petani biasanya melakukan
perendaman benih selama 24 jam kemudian diperam 24 jam lagi. Tahan perkecambahan benih berakhir
sampai daun pertama muncul dan ini berlangsung 3-5 hari.

Tahap Pertunasan (seedling stage)

Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga menjelang anakan pertama muncul.
Umumnya petani melewatkan tahap pertumbuhan ini di persemaian. Pada awal di persemaian, mulai
muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder (adventitious) membentuk sistem perakaran
serabut permanen dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara. Di sisi lain tunas
terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari
selama tahap awal pertumbuhan sampai terbentuknya 5 daun sempurna yang menandai akhir fase ini.

Dengan demikian pada umur 15 – 20 hari setelah sebar, bibit telah mempunyai 5 daun dan sistem
perakaran yang berkembang dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap dipindahtanamkan.

Tahap Pembentukan anakan (tillering stage)

Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan
berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan
menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Bibit ini menunjukkan posisi dari dua
anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan
pertama memunculkan anakan sekunder, demikian seterusnya hingga anakan maksimal.
Pada fase ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul dengan
perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah
tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan batang, buku kelima dari batang di bawah
kedudukan malai, memanjang hanya 2-4 cm sebelum pembentukan malai. Sementara tanaman muda
(tepi) terkadang masih membentuk anakan baru, sehingga terlihat perkembangan kanopi sangat cepat.
Secara umum, fase pembentukan anakan berlangsung selama kurang lebih 30 hari.

Pada tanaman yang menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung) periode fase ini mungkin tidak
sampai 30 hari karena bibit tidak mengalami stagnasi seperti halnya tanaman sistem tapin yang
beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya sesaat setelah pindah tanam.

Penggunaan pupuk nitrogen (urea) berlebihan atau waktu aplikasi pemupukan susulan yang terlambat
memicu pembentukan anakan lebih lama (lewat 30 hst), namun biasanya anakan yang terbentuk tidak
produktif.

FASE GENERATIF

Fase Reproduktif

Tahap Inisiasi Bunga / Primordia (Panicle Initiation)


Perkembangan tanaman pada tahapan ini diawali dengan inisiasi bunga (panicle initiation). Bakal malai
terlihat berupa kerucut berbulu putih (white feathery cone) panjang 1,0-1,5 mm. Pertama kali muncul
pada ruas buku utama (main culm) kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Ini akan
berkembang hingga bentuk malai terllihat jelas sehingga bulir (spikelets) terlihat dan dapat dibedakan.

Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera
menyebabkan pelepah daun menggembung (bulge). Penggembungan daun bendera ini disebut bunting
sebagi tahap kedua dari fase ini (booting stage).

Tahap Bunting (booting stage)

Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap bunting, ujung daun layu (menjadi tua
dan mati) dan anakan non-produktif terlihat pada bagian dasar tanaman.

Tahap Keluar Malai (heading stage)

Tahap selanjutnya dari fase ini adalah tahap keluar malai. Heading ditandai dengan kemunculan ujung
malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.

Akhir fase ini adalah tahap pembungaan yang dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan
terjadi proses pembuahan.

Tahap Pembungaan (flowering stage)

Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar dari kelopak bunga (flower
glumes) karena pemanjangan stamen dan serbuksari tumpah (shed). Kelopak bunga kemudian menutup.
Serbuk sari atau tepung sari (pollen) jatuh ke putik, sehingga terjadi pembuahan. Struktur pistil berbulu
dimana tube tepung sari dari serbuk sari yang muncul (bulat, struktur gelap dalam ilustrasi ini) akan
mengembang ke ovary.

Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungaan terjadi
sehari setelah heading. Pada umumnya, floret (kelopak bunga) membuka pada pagi hari. Semua spikelet
pada malai membuka dalam 7 hari. Pada pembungaan, 3-5 daun masih aktif.
Anakan pada tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat dimulainya pembungaan dan dikelompokkan
ke dalam anakan produktif dan nonproduktif.

Fase reproduktif yang diawali dari inisiasi bunga sampai pembungaan (setelah putik dibuahi oleh serbuk
sari) berlangsung sekitar 35 hari. Pemberian zat pengatur tumbuh atau penambahan hormon tanaman
(pythohormon) berupa gibberlin (GA3) dan pemeliharaan tanaman dari serangan penyakit sangat
diperlukan pada fase ini. Perbedaan lama periode fase reproduktif antara padi varietas genjah maupun
yang berumur panjan tidak berbeda nyata. Ketersediaan air pada fase ini sangat diperlukan, terutama
pada tahap terakhir diharapkan bisa tergenang 5 – 7 cm.

Fase Pemasakan / Pematangan

Tahap matang susu ( Milk Grain Stage )

Tiga tahap akhir pertumbuhan tanaman padi merupakan fase pemasakan. Pada tahap ini, gabah mulai
terisi dengan bahan serupa susu. Gabah mulai terisi dengan larutan putih susu, dapat dikeluarkan
dengan menekan/menjepit gabah di antara dua jari. Malai hijau dan mulai merunduk. Pelayuan
(senescense) pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Tahap
ini paling disukai oleh walang sangit. Pada saat pengisian, ketersediaan air juga sangat diperlukan.
Seperti halnya pada fase sebelumnya, pada fase ini diharapkan kondisi pertanaman tergenang 5 – 7 cm.

Tahap gabah ½ matang (dough grain stage)

Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya
mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian
dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman terlihat menguning. Seiring menguningnya malai,
ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering.

Tahap gabah matang penuh (Mature Grain Stage)


Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Tanaman padi pada tahap
matang 90 – 100 % dari gabah isi berubah menjadi kuning dan keras. Daun bagian atas mengering
dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau). Sejumlah daun yang mati terakumulasi
pada bagian dasar tanaman. Berbeda dengan tahap awal pemasakan, pada tahap ini air tidak diperlukan
lagi, tanah dibiarkan pada kondisi kering.

Periode pematangan, dari tahap masak susu hingga gabah matang penuh atau masak fisiologis
berlangsung selama sekitar 35 hari.

Jurus Efektif Mencegah Bulir Padi Kosong Yang Anda Bisa Terapkan

By GDM Info In PertanianComments

Cara agar bulir padi berisi semua yang terbukti efektif akan kami bahas pada panduan berikut secara
detail. Pada tanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif, fase generatif, dan fase
pemasakan.

Kebutuhan air, nutrisi dan hormon pada ketiga fase tersebut bervariasi yaitu pada fase pembentukan
akar, pembentukan anakan aktif, anakan maksimum, inisiasi pembentukan malai, fase bunting dan fase
pembungaan.

Fase keluarnya bulir padi adalah tergolong dalam fase generatif, dimana fase generatif merupakan fase
pembentukan organ reproduktif atau perkembangbiakan. Fase ini membutuhkan waktu 35 hari setelah
fase vegetatif lambat terlewati, yaitu: pembentukan bakal malai (primordia), masa bunting, dan
pembungaan.

Pada fase generative inilah, komponen hasil seperti jumlah malai per satuan luas dan jumlah gabah per
malai terbentuk.

Ada 3 Fase Cara Agar Bulir Padi Berisi Semua

Fase Primordia
Fase Bunting

Fase Pembungaan

Mengapa Pada Tahap Premordia, Tahap Bunting dan Tahap Pembungaan Membutuhkan Unsur Hara, Air
dan Hormon Tanaman ?

Cara Untuk Mendapatkan Hormon Tanaman

Peran Bakteri GDM pada Tanaman Padi

Bagaimana dosis dan cara penggunaan POC GDM?

Ada 3 Fase Cara Agar Bulir Padi Berisi Semua

bulir padi

Fase Primordia

Cara agar bulir padi berisi semua yaitu dengan dimulai pada fase promordia, disebut juga dengan inisiasi
malai, yaitu tahap dimulainya proses pembentukan malai sampai malai terbentuk sempurna. Pada tahap
ini panjang malai, jumlah bulir, dan jumlah gabah yang akan diisi pada fase selanjutnya akan dibentuk.

Ketersediaan unsur hara, air dan hormon tanaman yang tidak mencukupi selama tahap ini akan
menyebabkan panjang malai, jumlah bulir, dan jumlah gabah dalam satu malai yang terbentuk tidak
maksimal, sekalipun varietas yang ditanam memiliki jumlah butir per malai tinggi (> 200 butir).

Sehingga air harus tersedia dan pemberian pupuk susulan serta pemberian hormone tanaman dilakukan
sebelum masa primordia. Intensitas sinar matahari pada tahap ini akan mempengaruhi ukuran gabah
yang terbentuk.

Baca Juga : Rahasia Memperbanyak Anakan Padi

Fase Bunting
Setelah fase primordia, malai padi muda mengalami peningkatan ukuran dan berkembang keatas
didalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan pelepah
daun inilah yang disebut bunting.

Fase Pembungaan

Merupakan tahap keluarnya malai padi sampai dengan terjadinya persarian. Dalam satu rumpun,
diperlukan waktu 10-14 hari bagi malai untuk keluar. Lamanya periode tersebut disebabkan perbedaan
laju perkembangan antar individu tanaman dalam satu rumpun.

Apabila 50% malai telah keluar, maka pertanaman dianggap sudah dalam fase pembungaan. Sehari
setelah malai keluar, terjadilah pembuahan. Dalam satu malai proses pembuahan selesai dalam waktu 5
hari.

Tahap ini merupakan masakritis kedua, dimana ketersediaan air dan hormone tanaman sangat
dibutuhkan untuk proses pembungaan. Air diupayakan setinggi 3-5 cm dan dibiarkan sampai tahap
pengisian gabah selesai.

Mengapa Pada Tahap Premordia, Tahap Bunting dan Tahap Pembungaan Membutuhkan Unsur Hara, Air
dan Hormon Tanaman ?

padi

cara agar bulir padi berisi semua dengan memberikan unsur hara, air dan hormon tanaman

Setiap tanaman pastinya sangat membutuhkan unsur hara untuk keberlangsungan hidupnya. Karena
unsur hara, baik makro maupun mikro merupakan sumber nutrisi bagi tanaman tersebut.

Sedangkan air dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis, pelarut unsur hara, sebagai pendorong
proses respirasi, memelihara suhu tanaman dan bahan penyusun utama daripada protoplasma.

Baca Juga : Cara Sukses Persemaian Padi Untuk Memperoleh Bibit padi Berkualitas
Jadi apabila tanaman kekurangan air dan unsur hara, maka pertumbuhan tanaman tersebut akan
terhambat, kerdil, tidak maksimal bahkan mati. Untuk itu unsur hara dan air harus tercukupi saat masa
tahap premordia, bunting dan pembungaan.

Tapi yang menarik disini adalah kebutuhan hormon tanaman yang sangat dibutuhkan pada 3 fase
tersebut. Karena dengan hormon tanaman, malai padi akan keluar maksimal, bulir padi keluar sempurna
(menghindari bulir padi terjepit batang), keluar lebih serempak dan lebih cepat.

Bulir padi kosong disebabkan oleh faktor pada saat fase keluarnya malai tidak maksimal sehingga masih
ada bulir padi yang terjepit di batang padi saat proses pemasakan dan setelah proses pemasakan selesai
bulir padi tersebut keluar dari batang padi yang akhirnya menjadi bulir hampa/kosong.

Dan apabila bulir padi hampa yang didapatkan banyak saat panen, tentunya hasil panen akan minim.

WAKTU YANG TEPAT PEMUPUKAN TANAMAN PADI

Untuk memahami pemupukan bagi tanaman padi, kita harus mengetahui umur tanaman padi terlebih
dahulu. Sekarang ini banyak varietas padi yang dilepas pemerintah berumur genjah. Contoh, Inpari 10
berumur 108-116 hari dan Inpari 13 berumur 103 hari.

Tetapi untuk padi ciherang dan IR 64 umumnya berumur 115-125 hari.

FASE TUMBUH PADI

Dengan melihat 2 kondisi ini saja, kita akan kesulitan untuk menentukan kapan waktu pemupukan yang
tepat bagi keduanya.

Kalau saya pribadi, untuk menentukan kapan tanaman padi dipupuk dilihat dari fase-fase tumbuhnya
tanaman padi.

Saya ambil contoh padi ciherang yang berumur 115 – 125 hari.

Biasanya pembagian fase-fase ini adalah sbb :

- persemaian 20 hari
- fase vegetatif 35 hst

- fase generatif reproduktif 36-65 hst

- fase generatif pematangan 66-100 hst

- PUPUK DASAR, Sswaktu bibit pindah tanam, bibit perlu waktu sekitar 8-12 hst atau rata-rata 10 hst
untuk dapat memperkokoh perakaran. Saat inilah, sebaiknya pemupukan pertama dilakukan. Sebab pada
saat itu daun dan akar tanaman padi sudah mulai berkembang. Dengan demikian akan maksimal
menyerap unsur hara.

Jangan diberikan pada waktu 0-5 hst, sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang dan masih
dalam kondisi stres. Artinya akar belum siap menerima pupuk. Bila kita berikan akan sia-sia, apalagi kita
berikan pupuk urea dalam jumlah yang tinggi. Sebab pupuk urea mudah menguap dan bersifat
higroskopis. Pada waktu pemberian sebaiknya memperhatikan kondisi air. Sebaiknya sewaktu pemberian
pupuk, saat kondisi air lagi macak-macak.

- PUPUK SUSULAN KE-1 . Diberikan sekitar pekan ke 3 ( sekitar 21-25 hst ) ditandai setelah para petani
melakukan pengoyosan, saat inilah pemupukan dilakukan. Sewaktu pengoyosan dilakukan maka akar
tanaman padi akan putus. Dengan putusnya akar, tanaman akan membentuk anakan baru. Pada kondisi
ini seperti ini, tanaman dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian, tanaman
padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal ke depannya.

- PUPUK SUSULAN KE-2. Diberikan sekitar umur tanaman mencapai pekan ke 5 ( sekitar 30-40 hst ). Masa
ini adalah peralihan dari fase vegetatif ke generatif. Dalam kondisi ini tanaman sedang membutuhkan
nutrisi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan keluarnya daun bendera atau padi bunting. Artinya malai padi
akan segera keluar. Pada umur tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke 3 diberikan. Dengan
demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang optimal.

Jadi bila kita ingin melakukan pemupukan tanaman padi, lihatlah 3 kondisi yang saya sebutkan di atas.
Saat itulah kondisi tanaman padi akan maksimal menyerap unsur hara yang kita berikan. Dan hasilnya,
kita sebagai petani akan puas memanennya sambil tersenyum

KABARTANI.COM-Salah satu kunci kesuksesan menanam padi adalah mengetahui sifat tanaman padi dan
fase pertumbuhanya. Secara umum fase pertumbuhan tanaman padi di bedakan menjadi 2 yaitu fase
Vegetative dan fase generative.
Akan tetapi kali ini saya akan membahas mengenai fase generative dan hal-hal apa saja yang harus
dilakukan saat padi memasuki masa ini.

Fase Generative adalah fase reproduktif tanaman padi, dimana pada fase ini akan terjadi pembentukan
kuncup bunga, bunga dan biji.

Fase Generative tanaman padi dibedakan menjadi 2 macam:

Fase Reproduktif

Pada fase ini akan terjadi beberapa proses perkembangan tanaman padi, Diawali dengan tahapan inisiasi
bunga, setelah itu bakal malai akan terlihat berupa kerucut berbulu putih panjangnya 1-1,5mm.

Selanjutnya akan muncul ruas utama pada anakan, dan akan terus berkembang hingga malai terlihat
jelas dan terlihat perbedaan antara malai dan bakal bulir.

Setelah itu malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun
bendera menyebabkan pelepah daun menggembung (bulge). Ita sering menyebut fase ini dengan istilah
bunting.

Tahap Kedua dari Fase Reproduktif adalah:

Fase Bunting / Booting stage: ditandai dengan ujung daun akan layu dan mati serta anakan non produktif
akan muncul pada dasar tanaman.

Tahap Keluar malai / Heading Stage : malai akan keluar dengan ditandai kemunculan ujung malai pada
pelepah daun bendera, dan akan terus berkembang sampai malai keluar seutuhnya.

Tahap Pembungaan / Flowering stage : pada fase ini akan terjadi proses pembuahan yaitu bertemunya
serbuk sari dengan putik. Proses pembungaan ini akan terus berlanjut sampai semua bunga pada malai
mekar. Proses mekarnya bunga terjadi pada pagi hari dan akan berlangsung selama 7 hari. Hal yang
harus diperhatikan pada saat bunga ini mekar pada pagi hari jangan melakukan penyemprotan.
Penyemprotan lebih baik dilakukan pada sore hari.

Proses Mekarnya Bunga Padi Kabartani.com

Proses Mekarnya Bunga Padi Kabartani.com

Pada Fase Generative ini ketersediaan air harus sangat diperhatikan, karena pada waktu ini tanaman
membutuhkan banyak air, sebaiknya kita menggenangi tanaman padi dengan air setinggi 5-7cm.

Fase Pemasakan /pematangan

Pada fase ini ada beberapa tahapan penting yang akan terjadi, yaitu:

Tahap Matang Susu

Pada tahapan ini gabah akan terisi dengan bahan serupa susu dan masih berwujud cair. Selanjutnya
malai akan terlihat hijau dan mulai merunduk. Pada fase inilah kebutuhan air harus terpenuhi, selain itu
pada tahapan ini juga merupakan tahap yang paling di sukai walang sangit.

Tahap setengah Matang

Selanjutnya pada tahap ini cairan yang menyerupai susu tadi akan berubah menjadi gumpalan lunak dan
akan terus perkembang hingga mengeras. Daun tanaman padi akan mulai terlihat layu dan menguning

Tahap Gabah Matang Sempurna

Papa tahap ini gabah sudah keras dan terlihat berwarna kuning, dan daun akan sangat cepat menguning.

FASE PERTUMBUHAN PADI

debby eka 6:29 AM Tanaman Pangan

Upaya peningkatan produksi tanaman padi banyak dilakukan dengan sistem intensifikasi. Selama ini
pengelolaan di lahan sawah beririgasi tidak diikuti oleh penerapan kaidah pelestarian kesuburan dan
produktivitas lahan. Pengelolaan kesuburan tanah pada sistem ini hanya ditekankan pada pergantian
hara melalui penambahan pupuk anorganik, tanpa adanya usaha untuk mempertahankan kesuburan
tanah secara menyeluruh (kondisi fisik dan biologi).

Eksploitasi lahan olah sawah secara intensif selama bertahun-tahun mengakibatkan terjadi penurunan
sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penanaman padi unggul apabila tidak ditunjang dengan lingkungan
tumbuh perakaran yang baik, dapat mengakibatkan tanaman padi tersebut tidak dapat tumbuh optimal.
Penggunaan pupuk, hormon tumbuh, dan pestisida (termasuk herbisida) yang semakin meningkat
dikhawatirkan mengganggu kesehatan dan lingkungan hidup. Hal tersebut secara tidak langsung dapat
menghambat pencapaian sasaran produksi pertanian (Untung, 1993). Sistem produksi pertanian
konvensional telah menciptakan banyak sumber pencemaran yang mengakibatkan degradasi
lingkungan dan perusakan sumber alam baik di tingkat lokal, nasional dan global. Oleh karena hal
tersebut di atas, usahatani tanaman pangan pangan perlu dirubah ke arah sistem budidaya yang lebih
ramah lingkungan.

Penerapan usahatani ramah lingkungan tidak dapat dibedakan dengan pertanian maju atau pertanian
tradisional. Pertanian maju tidak perlu diartikan sebagai kurang ramah lingkungan dan pertanian
tradisonal lebih ramah lingkungan. Pertanian maju sering berakibat lebih merusak lingkungan
dibandingkan pertanian tradisional disebabkan oleh karena penerapan teknologi yang kurang tepat. Hal
tersebut berkaitan dengan praktek pertanian maju yang menggunakan masukan pupuk anorganik,
pestisida, fungisida dan herbisida yang berlebihan, sehingga berpengaruh negatif pada keseimbangan
lingkungan ekologis dan keamanan produk ( Sumarno et al., 1999).

Melihat dari kondisi tersebut diatas maka cara bercocok tanam yang ramah lingkugan perlu untuk
dilakukan untuk menuju swasembada dan ketahanan pangan berkelanjutan. Usaha yang dapat dilakukan
adalah melakukan pemupukan tepat dan pengendalian hama penyakit yang tepat pula. Untuk itu
sebelum melakukan budidaya padi harus diketahui dulu fase pertumbuhannya, sehingga diketahui fase
rentan dalam pemenuhan kebutuhan hara dan fase rentan terserang hama dan penyakit, serta macam-
macam hama dan penyakit yang biasa menyerang.

fase pertumbuhan padi

Dalam pertumbuhannya tanaman padi dibagi menjadi 3 fase yaitu :

Fase Vegetatif

Fase pertumbuhan vegetatif ialah fase dimana tanaman sedang dalam proses pertumbuhan organ-organ
vegetatif. Lama dari fase ini sekitar 55 hari. Soemartono et al. (1984) membagi fase vegetatif menjadi 2
fase yaitu:
a. Fase bibit berkecambah, mulai nampak pertumbuhan akar dan daun, kemudian bibit menyerap
sebagian besar energi dan sari makanan dari endosperm. Lama fase ini sekitar lebih kurang 21 hari.

b. Fase pertunasan, yakni tunas pertama dari buku terbawah mulai terbentuk, kemudian akar akan
bertambah sampai mencapai jumlah maksimum. Pertumbuhan akan berhenti setelah tunas-tunas tersier
terbentuk.

Pada fase vegetatif ini peran dari pupuk urea sangat besar, yang bermanfaat untuk pembentukan anakan
padi. Pupuk urea lebih cepat diserap oleh aker tanaman sehingga perubahan tanaman setelah dipupuk
akan cepat terlihat dibandingkan dengan pupuk Phonska. Pemberian pupuk maksimal pada fasevegetatif,
setelah fase vegetatif pemberian pupuk dihentikan. Hama yang sering menyerang pada fase ini antara
lain keong mas, penggerek batang (sundep), dan orong-orong. Serangan keong mas dapat diatasi dengan
pengarian berselang dan pemanfaatan perangkap menggunakan daun pepaya, dan mencegah introduksi
keong ke lahan dengan memasang jaring perangkap. Hama sundep sering ditemui di lapang, tetapi jika
serangan terjadi pada awal pertumbuhan vegetatif maka kemungkinan besar tanaman masih bisa
tumbuh dengan baik dengan membentuk anakan baru, penggunaan lampu perangkap untuk menangkap
kupu-kupu yang akan bertelur adalah salah satu cara pencegahan, selain itu dilakukan pula pengamatan
untuk mencari telur dan kemudian memusnahkan telur tersebut sebelum menetas. Hama orong-orong
biasanya menyerang di pinggir areal persawahan, karena pada pinggir sawah kebanyakan tidak
tergenang air secara sempurna, tanaman yang terserang akan mati karena akaarnya putus diamakan
orong-orong, pengendaliannya adalah dengan cara meratakan semua tanah sebelum ditanami padi
sehingga ketika di aliri air semua areal sawah akan terendam, selain itu bisa juga dengan membersihkan
pematang sawah sebelum sawah diolah.

2. Fase reproduktif

Lama fase reproduktif sekitar 30 hari dan dibagi menjadi 4 fase, yaitu :

a. Fase primordia, dimulai dari pembentukan primodia pada 60 -70 hari setelah semai benih.

b. Fase pemanjangan ruas dan bunting, berlangsung selama kurang lebih 75 hari sesudah semai.

c. Fase heading, ditandai dengan keluarnya malai dari pelepah daun bendera.

d. Fase berbunga, yakni benang sari mulai keluar dan terjadi pembuahan. Terjadi kira – kira 25 hari
setelah fase primodia atau 100 hari setelah semai.

Pada fase reproduktif yang perlu mendapat perhatian adalah serangan penyakit blast dan kresek. Apabila
pemupukan pada base vegetatif sesuai dengan anjuran dan mengurangi dosis pupuk urea pada waktu
musim penghujan maka penyakit ini bisa dihindari. Cara lain yang dilakukan adalah memilih varietas yang
tahan serangan blast dan kresek serta melakukan praktik pengairan berselang. Hama yang perlu
mendapatkan perhatian adalah werengcokelat.
3. Fase Pemasakan

Lama fase pemasakan sekitar 25 hari dan dibagi menjadi 4 fase yaitu:

a. Fase masak susu, terjadi kurang lebih 10 hari setelah fase berbunga merata. Tanaman padi masih
berwarna hijau, tetapi malainya sudah terkulai, ruas batang bawah kelihatan kuning, gabah bila dipijat
dengan kuku keluar cairan seperti susu.

b. Fase masak kuning, ditandai dengan seluruh tanaman terlihat kuning di semua bagian tanaman,
kecuali bagian ruas-ruas sebelah atas yang masih hijau dan isi gabah sudah keras tetapi mudah dipecah
dengan kuku. Fase masak kuning terjadi kurang lebih 7 hari setelah fase masak susu.

c. Fase masak penuh, ditandai dengan adanya ruas-ruas sebelah atas berwarna kuning, sedangkan
batang mulai kering dan isi gabah tidak dapat dipecahkan. Pada varietas yang mudah rontok, fase ini
belum terjadi kerontokan. Fase masak penuh terjadi kurang lebih 7 hari setelah fase masak kuning.

d. Fase masak mati, ditandai oleh adanya isi gabah yang keras dan kering dan gabah kan mulai rontok
(Soemartono et al., 1984).

Fase pemasakan adalah fase rentan terhadap serangan walang sangit, burung dan tikus. Walang sangit
paling suka pada fase masak susu, sehingga pengendalian pada fase tersebut harus diperhatikan,
pengendalian bisa menggunakan perangkap bangkai, penyemprotan pestisida nabati, atau bisa juga
menggunakan beuveria bassiana. Tetapi karena beuveria bassiana ini tidak selektif terkadang juga
membunuh serangga yang bermanfaat seperti jangkrik. Untuk mencegah serangan burung setelah
masak susu lahan bisa di pasang jaring untuk menutup tanaman padi sehingga burung pipit tidak bisa
memakan bulir padi tersebut. Hama yang sulit dikendalikan adalah tikus, cara yang paling ampuh adalah
memanfaatkan musuh alami yaitu burung hantu dengan membuat rumah burung hantu di sekitar lahan.
Pemasangan peangkap seperti jebakan tikus juga bisa dikatang terbilang efektif, namun biayanya juga
banyak dengan masa pakai alat tidak begitu lama karena sering terendam air sehingga berkarat. Pada
daerah endemik pencegahan serangan tikus dilakukan dengan Trap Barrier Sistem. Tetapi tikus ini
menyerang padi dari berbagai fase mulai dari vegetatif tikus juga bisa menyerang jika kondisinya tidak
ada makanan, dan memang ini adalah kebiasaan tikus untuk selalu mengerat karena pertumbuhan
giginya.

Daftar Pustaka

Soemartono, Bahrinsamad, dan R. Hardjono. 1984. Bercocok tanam padi. Yasaguna. Jakarta. p. 75-96

Untung, K. 1993. Konsep pengendalian hama terpadu. Andi offset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai