Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian organik telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan
dipandang sebagai alternatif berkelanjutan untuk mengatasi masalah system
pertanian yang berbasis kimia (Avery, 2007). Tingkat pertumbuhan
tahunan pertanian organik sudah sekitar 20% selama sepuluh tahun terakhir,
melalui perhitungan bahwa lebih dari 31 juta hektar (ha) lahan organik dan
menghasilkan lebih dari 26 miliar dolar AS yang tercatat dalam data
tahunan perdagangan di seluruh dunia (Yussefi, 2006).
Manajemen nutrisi dalam system pertanian organik seringkali didasarkan
pada kegiatan pembangunan kesuburan tanah, yakni melalui fiksasi nitrogen dan
juga daur ulang nutrisi dari bahan organik, seperti pupuk kandang dan sisa tanaman
yang sudah mati (Gosling dan Shepherd, 2005).
Meski pertanian organik ada juga yang mengkritiknya karena dianggap
mengandalkan fosfor dan kalium yang masih tersedia di tanah akibat pemupukan
yang dilakukan sebelum koversi ke pertanian organik (Nguyen et al, 1995),
penerimaan dan popularitas pertanian organik tetap tumbuh terutama karena
kekhawatiran rusaknya lingkungan dan kesehatan.
Sebuah pemungutan suara yang dilakukan penduduk Ontario di Kanada
mengungkap bahwa ternya lebih dari setengah responden berfikir bahawa produk
organik lebih bergizi, dua pertiga responden percaya produk organik lebih aman
dari produk konvensional, dan 9 dari 10 percaya bahwa buah-buahan dan sayuran
organik tumbuh tanpa pestisida apapun (Avery, 2007).
Pergeseran menuju sistem pertanian organik sangat membawa perubahan
yang signifikan, misalnya telah berkurangnya penggunaan pupuk sintetis dan
pestisida, berujung pada meningkatnya input lain seperti penggunaan bahan
organik, tenaga kerja, praktek-praktek budidaya (misalnya rotasi tanaman) dan
juga pengetahuan yanga lebih baik tentang proses biologis (FAO, 1998).
1.2. Metode
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode kajian pustaka,
yakni dengan mencari sumber bacaan yang berkaitan dengan perkembangan
pertanian organik di Amerika melalui berbagai media baca dan juga media
internet. Selain itu, tentunya kami menambahkan beberapa argumentasi pribadi
sesuai pertanian organik di Amerika tersebut sehingga dapat diperoleh hasil yang
benar-benar maksimal.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan salah
satu tugas pada mata kuliah Pertanian Organik.
Kami selaku penulis juga memberikan gambaran umum mengenai pertanian
organik, definisi pertanian organik dari berbagai pendapat, serta perkembangan
pertanian organik di berbagai Negara bagian Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pertanian Organik


Sebenarnya banyak sekali definisi mengenai pertanian organik, dan ada juga
yang mengenalnya dengan pertanian berbasis ekologi (Gosling et al., 2006).
Beberapa pendapat mempertimbangkan bahwa pertania organik dan pertanian
berkelanjutan itu memiliki persamaan, karena keduanya didasarkan pada
keberlanjutan agro-ekologi. Keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai “memenuhi
kebutuhan sekarang, tanpa mengorbankan generasi yang akan datang”.
Pertanian organik menurut Henning et al. (1991) adalah filosofi dan sistem
dari pertanian, didasarkan pada nilai-nilai yang mencerminkan kesadaran ekologi,
dan realita sosial dan kemampuan individu untuk mengambil tindakan yang
efektif. Dalam prakteknya, pertanian organik ini dirancang untuk bekerja dengan
proses yang alami untuk melestarikan sumberdaya, mendorong pengaturan diri
untuk meminimalisasi limbah dan dampak lingkungan, tetapi tetap
menguntungkan.
IFOAM (2000) telah mendefinisikan pertanian organik sebagai "proses
yang mengembangkan agroekosistem yang layak dan berkelanjutan ". Dalam
pengertian yang lebih mudah bahwa, pertanian organik adalah suatu bentuk
pertanian yang jauh dari input sintetis, seperti pestisida dan pupuk (karena efek
negatifnya pada keseimbangan ekologi), dan lebih menggunakan praktek-praktek
pertanian seperti rotasi tanaman, jarak tanam yang tepat, penggabungan bahan
organik ke dalam tanah, dan pengomposan.
Dengan pembatasan penggunaan pupuk kimia, tantangan utama merubah
dari pertanian konvensional menuju ke pertanian organik adalah penyediaan hara
N dna K (karena kedua elemen tersebut sangat banyak dibutuhkan oleh tanaman
dan paling mudah pula tercuci dari tanah), dan pada tingkat yang lebih rendah,
nutrisi tanaman lainnya pada tingkat dan waktu yang tepat untuk dapat diterima
tanaman (Kuo et al., 2004).
2.2. Statistik Lahan Organik Di Amerika
Di Amerika Latin, 220.000 petani mengelola 6,4 juta hektar lahan
pertanian organik di tahun 2007. Ini merupakan 20% dari total lahan organik di
dunia. Negara-negara terkemuka dan turut berpartisipasi antara lain Argentina
(2.777.959 ha), Brasil (1.765.793 ha) dan Uruguay (930.965 ha). Di Amerika
Utara, hampir 2,2 juta ha dikelola secara organik, yang mewakili sekitar 0,6% dari
wilayah pertanian total. Lahan organik terbesar Amerika Utara meliputi lahan
organik yang terbentang di Amerika Serikat (1,6 juta ha pada tahun 2005).
Perluasan terus terjadi pada kawasan Amerika Utara hingga 7.0% yang mewakili
wilayah pertanian total pada tahun 2007.
Statistik menunjukan bahwa pada tahun 2009 distribusi lahan pertanian
organik di dunia terus berkembang pesat, terutama di wilayah Amerika Latin dan
Amerika Utara.
Pada grafik, dapat dilihat bahwa distribusi lahan pertanian organik
Amerika Latin dan Amerika Utara menempati posisi ketiga dan kelima terbesar di
dunia yaitu masing-masing 23.0% dan 7.1%. Hal ini menunjukan bahwa adanya
peningkatan ekspansi lahan pertanian organik khususnya pada wilayah Amerika
Latin dari 20% (2007) menjadi 23% (2009). Artinya dalam kurun waktu dua tahun
ekspansi lahan pertanian organik pada Amerika Latin meningkat sebesar 3%.
Demikian pula yang terjadi pada kawasan Amerika Utara, ekspansi lahan pertanian
organik dalam kurun waktu dua tahun (2007-2009) mengalami peningkatan
sebesar 1%. Peningkatan tersebut merupakan sebuah prestasi dalam
pengembangan pembangunan pertanian organik.
Dalam pengakuan atas semakin pentingnya sektor ekonomi pertanian
organik untuk Amerika Latin, lembaga pemerintah harus mulai mengambil
langkah menuju keterlibatan meningkat. Pemerintah mulai memainkan peran
sentral dalam promosi pertanian organik. Jenis dukungan dalam rentang negara-
negara Amerika Latin dari program promosi pertanian organik untuk mendukung
akses pasar oleh badan-badan ekspor. Di beberapa negara, dukungan keuangan
yang terbatas diberikan untuk membayar biaya sertifikasi selama periode konversi.
BAB III
PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK AMERIKA

3.1. Beberapa Negara Amerika Latin


3.1.1. Argentina
Republik Argentina adalah sebuah negara Amerika Latin yang
terletak di bagian selatan benua Amerika Selatan, posisinya berada di
antara Pegunungan Andes di barat dan Samudra Atlantik di selatan.
Produksi Organik
Produksi pertanian organik Argentina memiliki sejarah yang relatif
singkat. Diawali dengan berdirinya Canecos (Centro de Estudios de Cultivos
Orgánicos) pada tahun 1985 yang merupakan asosiasi pertama di negara itu
yang fokus pada pertanian organik (GreenTree SA, 2000). Pada tahun 1987,
diperkirakan bahwa hanya lima petani yang melakukan kegiatan pertanian
organik. Para pelopor mulai memproduksi secara berkelanjutan atas inisiatif
sendiri, tanpa bimbingan atau dukungan dari Pemerintah.
Sektor organik di Argentina memiliki tingkat pertumbuhan yang
sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir. Total produksi organik
diperkirakan hanya 5 000 ha pada tahun 1992, sementara pada tahun 1997
luas areal dikhususkan untuk produksi organik bersertifikat telah meningkat
menjadi lebih dari 231 000 ha (FAS, 1998). Ini terus tumbuh pada tahun
1998 (untuk 291 000 ha), sedangkan pada tahun 1999 total area dibawah
produksi organik 'meledak' ke lebih dari 1 juta ha, meningkat hampir 250%
dalam satu tahun (lihat Grafik 1) (SENASA, 2000 ). Dan terus meningkat
dari pertumbuhan yang pada area produksi organik diperkirakan mencapai 2
900 000 ha pada akhir 2000 (Argentina Orgánica, 2001).

Argentina adalah salah satu produsen apel dan pir organik bersertifikat
terbesar di dunia, dengan masing-masing 380 dan 234 ha lahan ditanam pada
tahun 1999. Total produksi apel organik bersertifikat dan pir mencapai
sekitar 7 400 ton metrik pada tahun 1999. Hal ini diharapkan untuk terus
tumbuh dengan stabil, didorong oleh permintaan ekspor utama, yaitu Eropa
dan Amerika Serikat. (FAS, 2000b).
Rincian pada produksi buah-buahan organik dengan produk (1999)
dapat ditemukan pada Tabel 1.
Tabel 1: Produksi buah organik dan sayuran 1999 (dalam ton)
Buah-buahan Ton Sayuran Ton
Pir 3 990 Bawang 2 124
Apel 3 377 Bawang putih 245
Jeruk 583 Asparagus 149
Mandarin 99 Selada 93
Jeruk bali 43 Bit 80
Jeruk nipis 24 Wortel 34
Anggur 12 Ketimun 33
Lainnya 11 Lainnya 627
TOTAL 8139 TOTAL 3 385
Sumber: SENASA, 2000.
Sayuran organik utama adalah bawang, dengan total produksi lebih
dari 2 100 ton (atau 63% dari output sayuran total). Sayuran organik lainnya
termasuk bawang putih, asparagus dan selada (lihat Tabel 1) (SENASA,
2000).
Kendala Produksi
Berkat kesuburan tanah, kesesuain sumber daya alam, iklim yang kondusif di
sebagian besar negara, dan tekanan hama umumnya rendah, produksi organik di
Argentina tidak secara khusus dibatasi oleh kendala alam. Namun, ada berbagai faktor
lain, yang menjadi kendala bagi petani Argentina, antara lain:
1. Akses kredit yang sulit diperoleh terutama bagi petani kecil.
2. Banyak keluhan petani tentang terbatasnya ketersediaan bio-pestisida. Sementara
SENASA (Servicio Nacional de Sanidad y Calidad Agro-alimentaria ), badan
otoritas kompeten untuk sertifikasi akreditasi organik Argentina, menerbitkan
suatu daftar bio-pertisida yang tercantum dalam lampiran undang-undang organik
nasional sangat sulit diperoleh.
3. Meskipun sektor organik telah meningkat sangat kuat, itu masih merupakan sektor
yang relatif muda dan belum berpengalaman. Hampir tidak ada penelitian tentang
metode pertanian organik yang sesuai kondisi local. Oleh karena itu, banyak petani
mulai memproduksi organik dengan metode coba-coba (trial and error) hingga
mencapai suatu kesempurnaan produksi.
4. Untuk memperoleh status organik penuh, pertanian konvensional membutuhkan
waktu konversi selama tiga tahun merupakan waktu yang lama dan selama status
konversi tidak ada dukungan dari pemerintah dalam bentuk apapun. Berbeda pada
negara-negara di Eropa, pemerintah memberikan Eropa insentif kepada petani
untuk dana kegiatan konversi.
Dukungan Produksi Oleh Pemerintah Bagi Petani
Pemerintah Argentina tidak memberikan subsidi atau insentif apapun untuk
produksi pertanian, termasuk produksi organik. Tidak ada kegiatan Pemerintah atau
sektor swasta disponsori dirancang untuk mendidik dan mendorong konsumen
untuk membeli produk organik. Namun, pada bulan September 1998, Sekretariat
Pertanian Argentina (SAGPyA) meluncurkan Program Nasional Pengembangan
Produksi Organik (PRONAO). Program ini, yang tidak ada lagi, bertujuan untuk
mempromosikan produk organik di pasar domestik, meningkatkan jumlah produsen
organik, menangkap pasar baru dan mendidik konsumen (FAS, 2000a).
Pasar Organik Argentina
Penjualan organik di pasar domestik diperkirakan mencapai US $ 3 juta, atau
15 persen dari produksi domestik total produk organik. Pasar organik Argentina
hanya ada di daerah perkotaan utama, yaitu Buenos Aires (13 juta penduduk),
Sebagian besar produk yang dijual secara khusus diproduksi untuk pasar organik
domestik, bukannya sisa setelah ekspor.
Dua Produk utama yang dikonsumsi di pasar domestik organik antara lain
yaitu jenis sereal seperti jagung (891 ton) dan gandum (425 ton). Lain produk-
produk organik bersertifikat lain yang dijual di pasar organik domestik meliputi:
daging sapi, unggas, telur, madu, minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran, produk
susu, teh, gula dan anggur. Data awal untuk estimasi tahun 2000, volume produk
organik bersertifikat yang diperdagangkan mencapai total 5 600 ton (Argentina
Orgánica, 2001). Di antara buah organik bersertifikat, apel dan pir adalah yang
paling luar biasa, sedangkan untuk sayuran, bit selada, dan wortel adalah produk
terkemuka (lihat Tabel 4) (FAS, 2000a dan SENASA, 2000).

Anda mungkin juga menyukai