Anda di halaman 1dari 26

Nama : Fatkhur Robani

Nim : E 281 17 047

Kelas : AGT 5

Resume Dasar-Dasar Hortikultura

Pertemuan ke-5

Terminology dalam perkembangan gerak membahas pengertian beberapa

istilah yang digunakan dalam studi perkembangan pada umumnya dan studi

perkembangan gerak pada khususnya.

Ada beberapa istilah dalam studi perkembangan gerak yang perlu dijelaskan

pengertiannya, yaitu:

1. pertumbuhan ( growth)

Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang

bersifat kuantitatif, atau peningkatan dalam hal ukuran. Biasanya ukuran fisik.

Contoh: bertambahnya tinggi badan, lebar bahu, lebar panggul, ketebalan dada,

dan berat badan.

2. Perkembangan (development)

Perkembangan dalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan

kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang semakin teorganisasi(organ-organ

tubuh makin bisa dikendalikan sesuai dengan kemauan) dan terspesialisasi ( organ-

organ tubuh semakin bisa berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing).


Pola Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan

jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Pola pertumbuhan

sendiri merupakan tahapan-tahapan dimana tanaman itu memasuki masa-masa

vegetative dan generative. Pola pertumbuha ini sangat penting untuk dimengerti,

karena dengan mengetahui pola pertumbuhan tanaman, maka pembudidaya tanaman

akan mendapatkan suatu strategi yang tepat untuk melakukan pemeliharaan tanaman

yang tepat dan efektif. Dalam pola pertumbuhannya sendiri, tanaman mengalami dua

fase pertumbuhan, yaitu fase vegetative dan fase generative. Fase vegetatif adalah

fase berkembangnya bagian vegetative dari suatu tanaman. Bagian vegetative dari

tanaman adalah akar, batang dan daun. Fase generative adalah fase berkembangnya

bagian-bagian generative dari suatu tanaman. Bagian generative pada tanaman ini

seperti bunga, buah, dan biji. Fase vegetatif ini sendiri berlangsung selama periode

tertentu. Setiap tanaman memiliki periode fase vegetatif yang berbeda-beda. Selama

fase vegetatif ini berjalan pada periode tertentu, maka tanaman juga akan berangsur-

angsur masuk dan berganti ke fase generatif. Dalam satu daur pertumbuhan tanaman,

fase vegetatif dan fase generatif saling bergantian. Pertumbuhan vegetatife sendiri

sudah dimulai sejak tanaman di tanam dalam media yang sudah paten. Hal ini berarti,

sejak masa pembenihan dan perkecambahan. Setelah masa penyiangan maka

pertumbuhan vegetatif baru akan berjalan secara maksimal. Pertumbuhan ini yaitu

mulai tumbuhnya akar sejati yang sudah kuat dan berkembang terus kedalam tanah.

Untuk batangnya sendiri juga akan terus bertambah besar dan tinggi. Jika pada
tanaman yang berkambium, maka tanaman ini juga akan tumbuh melebar dan

menjadi semakin keras. Pada daun sendiri akan terus bertambah sampai nanti

memasuki fase generatifnya. Setiap tanaman memiliki pola pertumbuhan vegetatif

dan generatif yang berbeda-beda. Hal ini terbagi dalam tiga hal, yaitu :

1) Fase vegetatif berlangsung sampai waktu tertentu kemudian berangsur diganti fase

generatif . Pada tanaman ini vase vegetatifnya terlihat jelas dan berbeda dari fase

generatifnya. Fase vegetatif akan berjalan sesuai dengan waktunya. Jika sudah selesai

maka akan berangsur-angsur masuk ke fase pertumbuhan generatifnya. Contoh dari

tanaman yang mengalami hal ini adalah padi, jagung, kacang tanah, cauliflower,

brokoli.

2) Fase vegetatif dominan atas fase generative. Pada tanaman yang mengalami hal

ini, fase vegetatifnya berlangsung lebih lama dari pada fase generatifnya. Contoh

tanaman yang mengalami Fase vegetatif dominan atas fase generative adalah kubis,

brruselsprout, bawang merah.

3) Fase generatif berjalan (hampir) bersamaan dengan fase vegetative. Pada tanaman

yang mengalami hal ini, fase generatifnya hamper berjalan bersamaan dengan fase

vegetatifnya. Namun masih tetap fase vegetative yang terlebih dahulu. Contoh

tanaman yang mengalami hal seperti ini adalah talas, cabai, tomat dan kentang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Beberapa faktor

lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman ialah

faktor tanah, suhu, dan cahaya. Peranan tanah tergantung pada kondisi mineral

organik, bahan organik tanah, organisme tanah, atmosfer tanah dan air tanah. Dalam
hal ini tingkat kesuburan tanah (kimiawi, fisik, dan biologis) sangat menentukan

pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman. Peranan suhu sebagai

pengendali proses-proses fisik dan kimiawi yang selanjutnya akan mengendalikan

reaksi biologi dalam tubuh tanaman. Misalnya suhu menentukan laju difusi dari gas

dan zat cair dalam tanaman. Kecepatan reaksi kimia sangat dipengaruhi suhu, suhu

makin tingg dalam batas tertentu reaksi makin cepat. Disamping itu suhu juga

berpengaruh pada kestabilan sistem enzim. Cahaya matahari sebagai sumber energi

primer di muka bumi, sangat menentukan kehidupan dan produksi tanaman. Pengaruh

cahaya tergantung mutu berdasarkan panjang gelombang (antara panjang gelombang

0,4 – 0,7 milimikron). Sebagai sumber energi pengaruh cahaya ditentukan oleh

intensitas cahaya maupun lama penyinaran (panjang hari). Reaksi cahaya dari

tanaman (fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi

fotokimia yang dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik.

Pertemuan ke-6

Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman

seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai

tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah

pengendalian hama penyakit serta mempermudahpemanenan. Pemangkasan

adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga

didapatkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Untuk mendapatkan bentuk tajuk yang indah dari tanaman ini sesuai

keinginan tentu perlu dilakukan pemangkasan secara rutin, yakni 2-3 bulan sekali.
Pangkaslah sesuai keinginan, mulai dari berbentuk kotak, cemara, bulat, ataupun

bentuk lainnya. yaitu:

1. Pangkas Bentuk

Pangkas Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk

tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis

tanaman tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti

pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa

cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang yang

pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan yang

proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan).

Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan

dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik,

seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan bentuk sejak dini,

pada akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola

percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan

membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur.

Pada kasus tertentu, jika hanya terdapat 2 cabang primer pada batang utama,

maka 2 cabang primer ini pun masih dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6,

sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-6 pun masih memberikan bentuk percabangan ideal

dengan bentuk tajuk yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk

seperti ini, semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6

harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung tanaman.
2. Pangkas Produksi

Pangkas Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang

munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian

terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka

kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah

bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif.

Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian

tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk

memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer

maupun cabang sekunder. Coba perhatikan tunas-tunas air yang tumbuh di cabang

primer/sekunder tanaman durian, jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit

dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya,

dengan mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya.

Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman

telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya dapat

dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman, diambil sebagai

entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode sambung susuan,

sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya, bibit baru dengan

sifat genetic yang sama persis dengan sifat genetic tanaman induk, tempat tunas air

tersebut diperoleh.

3. Pangkas Pemeliharaan
Pangkas Pemeliharaan lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman

secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian

pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode

berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah,

dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis.

Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting

tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga,

rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang

keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas

sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan

mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau

tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat untuk

menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang semua

ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang

menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek

batang.

Pemangkasan atau pruning adalah tindakan pembuangan bagian-bagian

tanaman, seperti cabang/ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu sehingga

dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaata cahaya matahari,

mempermudah pengendalian hama/penyakit, mempermudah pemanenan serta

mengurangi beban buah-buah.


Pelatihan atau training adalah tindakan pengarahan pertumbuhan tanaman

dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan tanaman. (hanya sekedar memberi

penopang agar tanaman dapat tumbuh normal, atau dengan melenturkan,

membengkokkan, melilitkan tanaman, atau dapat pula dengan mengikat tanaman

tersebut pada suatu struktur penunjang.)

Pemangkasan mengendalikan ukuran tanaman. Pemangkasan untuk

mengendalikan bentuk tanaman, Pemangkasan untuk meningkatkan keragaan

tanaman, Pemangkasan untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil,

Pemangkasan untuk peremajaan tanaman, Merangsang pembungaan dan pembuahan,

Mencegah perkembangbiakan berbagai hama dan penyakit tanaman, Hal ini terjadi

karena kondisi batang dan daun tanaman yang dipangkas selalu terbarui.

Memperindah tanaman yang memiliki nilai tinggi karena bentuknya, seperti bonsai,

pemangkasan tanaman merupakan faktor terpenting untuk membentuk dan

memperindah pola bonsai. Memperkokoh batang pada tanaman-tanaman yang

tumbuh dengan pola percabangan yang membentuk kanopi, seperti pohon keres,

pemangkasan cabang-cabang yang ada bisa sedikit melegakan batang unuk menahan

cabang yang kian melebar membentuk naungan.

Tindakan pelatihan dan pemangkasan meimliki dampak fisiologi yang

menyolok terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pohon buah yang ditanama

miring (membentuk sudut 450 ), tumbuhnya kerdil, dan berbunga lebih awal.

Perubahan hubungan antar bagian-bagian tanaman. Respon fisiologis tanaman

terhadap pelatihan dan pemangkasan merupakan akibat dari perubahan-perubahan


yang terjadi pada bagian-bagian tanaman yang ditinggalkan serta terganggunya pola

pembentukan auksin. Pemangkasan akan mengubah keseimbangan antara bagian akar

dengan pucuk tanaman, dimana pengalihan air, unsure hara, dan cadangan pati dari

system perakaran yang tidak terganggu ke bagian pucuk yang dipangkas

menyebabkan pertumbuhan vegetative yang ekstensif.

Hubungan antara pemangkasan dan pembungaan tanaman. Tanaman yang

dipangkas pucuknya dengan berat, terutama bila masih muda, cenderung untuk tetap

tumbuh secara vegetative. Sementara itu, pemangkasan terhadap akar cenderung

untuk mendorong pembungaaan. Hubungan antara pemangkasan dan keseimbangan

auksin. Pengaruh utama dari pemangkasan terhadap keseimbangan auksin di dalam

tanaman sangat nyata pada fenomena dominasi apikal ( pengambatan pertumbuhan

mata tunas aksilar dorman yang berada dibawah meristem apikal). Hubungan antara

pemangkasan dan sudut cabang. Besarnya sudut percabangan erat kaitannya dengan

pemangkasan, dimana cabang-cabang yang dibentuk di bawah pucuk yang sedang

tumbuh aktif membentuk sudut yang lebih lebar terhadap batang utamanya

dibandingkan dengan cabang yang dibentuk setelah pucuknya dibuang.

Avokad adalah Tanaman yang hanya memerlukan pemangkasan ringan. Untuk

mempermudah panen, perlu dilakukan pemangkasan terhadap cabang-cabang yang

tumbuh tegak, setahun sekali. Semua cabang-cabang yang mati, patah, atau

menggantung rendah dan dapat mengganggu kultur teknik harus dibuang. jeruk

orange. Tanaman ini tidak memerlukan pemangkasan; kalopun ada, hanya diperlukan

pemangkasan ringan saja. Cabang-cabang air dan carang-carang yang tumbuh di


dekat pangkal batang serta dahan-dahan mati dan patah harus dibuang. Jeruk lemon.

Tanaman ini memiliki pertumbuhan vegetative yang lebat. Pemangkasan ringan perlu

dilakukan untuk meningkatkan penetrasi cahaya matahari ke dalam kanopi. Selain itu,

perlu juga dilakukan pemangkasan bentuk agar pertumbuhannya tidak terlalumelebar

yang dapat mempersempit jarak antara tanaman. Mangga. Tanaman ini menghendaki

pemangkasan ringan saja, kecuali untuk pelatihan yang dilakukan ketika umur

tanaman masih muda untuk membentuk batang dan system percabangan utama yang

kuat. Tanaman yang tumbuh tegak dan tinggi perlu dipangkas untuk meransang

tumbuhnya cabang-cabang yang rendah. Setiap dahan yang telah mati dan

menggangu kegiatan budi daya kultur teknik harus dibuang. Tanaman mangga

memiliki sifat kayu yang kuat, sehingga dahan-dahan pada tanaman tua jarang sekali

patah. Papaya. Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cepat , berumur singkat dan

hamper merupakan tanaman herba yang tumbuh dab berbuah dengan batang tunggal.

Papaya tidak membutuhkan pemangkasan, namun tanaman-tanaman tua dapat

dipangkas tidak jauh di atas permukaan tanah sehingga meransnag tumbuhnya tunas-

tunas baru. Tunas baru yang tumbuhnya paling kuat selanjutnya dipelihara untuk

membentuk batang baru.

Prosedur pemangkasan:

1. Pemangkasan harus dilakukan dengan hati-hati.

2. Cabang-cabang besar jangan sampai pecah (terbelah)

3. Memakai alat potong yang tajam dan tidak berkarat


4. Luka yang tersayat kena gergaji harus dihaluskan dengan pisau tajam agar serbuk-

serbuk kayu tidak tertinggal

5. Luka bekas alat potong diolesi dengan lilin paraffin atau teer Sanitasi Kayu serta

cabang-cabang dan daun-daun sisa pangkasan, dikumpulkan dandibakar, agar tidak

mengakibatkan serangan penyakit dan hama.

Pengkerdilan adalah suatu cara untuk menghambat pertumbuhan tunas keatas

akibatnya tanaman akan memiliki batang yang pendek dari biasanya. Pengkerdilan

ditujukan untuk mempermudah tindakan budi daya, seperti pemeliharaan,

pemberantasan hama/penyakit dan pemungutan hasil

Pengkerdilan tanaman dengan cara sambungan didasarkan pada prinsip bahwa

interaksi dua atau lebih tanaman dalam kombinasi sambungan dapat mempengaruhi

pertumbuhan maupunproduksinya. memberikan gangguan pada jaringan floem

dengan teknik pengkeratan, pencacahan, atau pengikat dengan kawat. memberikan

perlakuan kimiawi pada tanaman.

Pertemuan ke-7

Pembungaan merupakan suatu proses fisiologis dan morfologis dengan

spektrum yang luas. Proses ini diawali dengan masa kritis, yaitu terjadi perubahan

primodia batang menjadi primodia bunga

Pembungaan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor dalam tanaman (tingkat

kedewasaan tanaman dan status C/N ratio) sendiri dan faktor luar

tanaman/lingkungan (suhu, cahaya, curah hujan, dan bahan kimia). Jika status C

dalam tanaman lebih tinggi dari N (C/N lebih tinggi) maka tanaman akan beralih dari
fase vegetatif ke fase generatif, sebaliknya jika status N lebih tinggi dari C (ratio C/N

lebih rendah) maka tanaman akan terus mengalami pertumbuhan vegetatif,

membentuk akar batang dan daun.

Pembungaan tanaman berhubungan dengan suhu, beberapa tanaman

memerlukan perlakuan vernalisasi dan thermoperiodism agar dapat beralih dari fase

vegetatif ke fase pembentukan primordia bunga. Selain itu pembungaan juga

berhubungan dengan distribusi curah hujan, Tanaman mangga, kopi, dan kapuk

memerlukan curah hujan yang tinggi sebelum memasuki fase pembentukan bunga.

Pembentukan bunga merupakan salah satu proses perkembangan yang jelas.

terlihat pada tumbuhan tinggi. Sebelum meristem bunga (floral meristem) mam

pu. melakukan diferensiasi menjadi bagian-bagian bunga, tumbuhan harus mencapai

fasevegetatif tertentu (maturity & ripeness to flower) dan berubah ke fase repr

oduktif.Proses perubahan ini disebut floral evocation. Lama fase pertumbuhan v

egetatiftergantung pada spesies. Tiap tumbuhan memerlukan waktu yang berbed

a untukmencapai fase siap berbunga. Apabila fase itu tercapai, tumbuhan tertent

u langsung membentuk bunga tanpa memerlukan induksi lingkungan, sedangkan

pada tumbuhan lain memerlukan kondisi lingkungan tertentu agar mampu

membentuk bunga.
Dalam transisi ke arah pembungaan melibatkan perubahan dalam pola

morfogenesis dan diferensiasi sel pada meristem apikal pucuk. Dalam proses in

i dihasilkan floral organ (sepala, petala, stamen dan karpela). Proses pembungaan

pada dasarnya merupakan interaksi dari pengaruh dua faktor utama, yaitu faktor

internal dan eksternal.

Faktor eksternal meliputi panjang hari dan temperatur, sedangkan faktorinternal

meliputi ritme endogen, dan hormon. Interaksi antara faktor internal dan

eksternal memungkinkan tanaman menyelaraskan perkembangannya sehingga

tumbuhan dapat menentukan waktu yang tepat untuk pembungaan (timing of

flowering).

Tahap-Tahap Pembentukan Bunga.

Pembentukan bunga merupakan transisi dari fase vegetatif ke fase repro

duktif. Pembungaan dimulai dengan perubahan biokimia tertentu yang terjadi di

dalamtubuhtumbuhan, yang mengubah primordia vegetatif menjadi primordia re


produktif.Perubahan itu terjadi sebagai akibat dari perubahan pengaturan metabo

lisme terkait dengan adanya sintesis enzim atau aktivasi enzim yang semula tidak

aktif. Prosesinidiikuti dengan sintesis DNA dan RNA yang diperlukan untuk m

itosis cepat padameristem. Juga mungkin menghilangkan hambatan aktivitas DN

A yang diperlukan untuk sintesis enzim untuk pembungaan.

Pertemuan ke-8

Penyerbukan dan Pembuahan

Penyerbukan merupakan:

- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)

- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma)

Macam penyerbukan di alam

1. Penyerbukan tertutup (kleistogami)

Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat

ddisebabkan oleh :

· Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)

· Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada

bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae

2. Penyerbukan terbuka (kasmogami)

Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat

terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :

A. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
B. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yg berbeda, dalam pohon yg

sama

C. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis

D. Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis

Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :

A. Dikogami

Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.

· Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik

· Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari

B. Herkogami

Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat

terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).

C. Heterostili

Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama

panjangnya

· tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang

· tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek

D. Tipe bunga yang penyerbukannya membutuhkan bantuan agen pembantu penyerbukan

(pollinator); meliputi:

 Anemofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin)

 Entomofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga)

 Ornitofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh burung)

 Kiropterofili (bunga yang penyerbukannya dibantu oleh kelelawar)


Penyebab rontok buah pada tanaman:

1. Rontok bunga/bakal buah karena faktor fisik

Pada saat musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi seperti saat ini

bisa menjadi penyebab utama rontoknya bunga tanaman buah anda. Dalam kondisi

basah, benangsari lengket satu sama lain karena terikat oleh air, sehingga tidak bisa

bertemu dan membuahi kepala putik. Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas yang

ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang rendah di siang hari, juga dapat

menjadi faktor penyebab rontoknya bunga/bakal buah.

Solusi: gunakan plastik penutup pada kuntum bunga.

2. Rontok bunga/bakal buah karena faktor fisiologis kimiawi

Pada saat tanaman memasuki fase generatif (berbunga dan berbuah) unsur

hara yang banyak diperlukan adalah P dan K. Kandungan nutrisi, khususnya hara

fosfat (P) dan kalium (potassium=K) yang tak mencukupi dalam tanah atau media

tanam tabulampot bisa menjadi faktor penyebab utama kerontokan bunga dan bakal

buah atau pentil buah yang sedang mengalami proses pembesaran. Kerontokan bunga

dan bakal buah ini akan semakin parah jika pasokan air dari dalam tanah ke tanaman

juga terbatas.

Solusi: Aplikasikan pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride,

KCl) maupun dalam bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3). Jaga asupan air.

3. Rontok bunga karena faktor biologis

Pasca persarian bunga (bertemunya benangsari dan putik) seharusnya diikuti

oleh pembentukan bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna.
Namun sering terjadi bakal buah rontok karena terserang beberapa jenis hama

maupun penyakit buah. Hama-hama ini umumnya menyerang pada saat pembentukan

kelopak bunga hingga pembentukan bakal buah sesudah fase persarian bunga.

Jenis hama seperti ulat akan memakan bakal buah yang baru terbentuk, sedangkan

hama penggerek menghisap cairan sel bakal buah yang baru terbentuk. Sedangkan

untuk hama serta beragam jenis kutu penghisap cairan sel yang mengeluarkan sejenis

madu yang disukai oleh semut.

Solusi: gunakan pestisida dan fungisida nabati atau kimia serta umpan feromon.

4. Rontok bunga karena faktor lain

Penyebab rontok bunga : pemasakan benangsari dan putik yang tidak

bersamaan. contoh pada tanaman jagung, seledri dan bawang bombay.

Solusi: berikan beberapa senyawa kimia, seperti gibberelic acid (GA3), Penyebab

rontok bunga: ketiadaan serangga penyerbuk sehingga benang sari bunga tidak bisa

menyerbuki kepala putik, tidak adanya angin sebagai media penyerbukan. Contohnya

pada tanaman panili, beberapa varietas salak, serta varitas buah naga.

Solusi: lakukan penyerbukan buatan dengan bantuan tenaga manusia.

Beberapa penyebab umum rontoknya bunga jambu air, kelengkeng, mangga dan

tanaman buah lainnya di antaranya karena pada tanaman buah yang berbiji pada kulit

bijinya diproduksi sejenis hormon yang bertanggung jawab terhadap keselamatan

buah. Produksi hormon itu akan berkurang jika tanaman buah lagi galau, kurang

sehat, kurang pupuk/hara, kekurangan air maupun gangguan lainnya.


Jika produksi hormon berkurang maka bunga/ buah yang sudah terbentuk akan

mudah rontok (mudah keguguran). Karena tumbuhnya kalus pada bagian ujung

tangkai buah yang menempel pada cabang/ranting tanaman. Kalus adalah kulit baru

yg memisahkan tangkai buah dengan cabang/ranting tempat ia menempel.

Beberapa perubahan fisik diatas merupakan perubahan umum yang terjadi

hampir di semua jenis buah. Sehingga dapat kita lihat apa yang sebenarnya

menyebabkan terjadinya perubahan tersebut dan seperti apa prosesnya.

 Rasa

Perubahan rasa buah dari asam ke manis disebabkan adanya perubahan asam

organik menjadi gula sederhana. Asam organik merupakan senyawa asam karbon

yang dihasilkan tumbuhan dan hewan. Kebanyakan asam ini tidak berbahaya dan

banyak memberi aroma pada buah dan makanan. Asam organik yang biasa trdaat

dalam buah diantarnya adalah asam format, asetat, fumarat, sitrat, oksalat, dan

sebagainya. Pada buah mentah jumlah asam organik terkandung didalamnya cukup

tinggi, sehingga rasa dominan yang didapat adalah rasa asam tersebut dan terkadang

disertai rasa sepat pada lidah. Semakin lama asam oranik tersebut akan terdegradasi

dan semakin berkurang jumlahnya. Bukan menghilang, tetapi berubah menjadi gula

sederhana yaitu fruktosa dan glukosa. Seperti yang kita ketahui bahwa rasa gula itu

manis. Kandungan fruktosa memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dari

glukosa.
 Tekstur

manggaPada saat mentah, umumnya buah memiliki tekstur yang keras dan

semakin melunak selama proses pematangan. Keras atau lunaknya buah dipengaruhi

oleh kandungan pektin di dalamnya. Pektin merupakan karbohidrat kompleks alami

yang ditemukan pada dinding sel semua tumbuhan dengan jumlah bervariasi. Pektin

ditemukan dalam dinding sel tumbuhan. Pektin berfungsi mengatur aliran air antara

sel dan memberikan kekakuan pada sel.

Pektin dalam buah tekandung dalam bentuk zat pektik yang mudah terhidrolisa. Zat

pektik ini terdapat di dalam middle lamella dari sel-sel buah. Kekerasan buah

disebabkan oleh kadungan pektin yang tidak larut air. Selama proses pematangan

buah zat pektik akan terhidrolisa menjadi komponen-komponen yang larut air

sehingga total zat pektik akan menurun kadarnya dan komponen yang larut air akan

meningkat jumlahnya yang mengakibatkan buah menjadi lunak.

kematanganbuahSelain berbentuk pektin, karbohidrat pada buah juga terdapat dalam

bentuk pati, yang terlihat saat buah masih dalam keadaan mentah yaitu berbentuk

tepung. Pada beberapa jenis buah seperti apel atau mangga yang belum matang, akan

terasa tekstur bertepung. Tepung itu merupakan salah satu bentuk karbohidrat dalam

buah yang lama kelamaan akan menghilang selama proses pematangan buah.

Karbohidrat dalam bentuk pati akan berubah menjadi fruktosa dan glukosa. Seperti

kandungan asam organik, fruktosa dan glukosa ini juga mempengaruhi tingkat

kemanisan buah matang nantinya. Selain fruktosa dan glukosa, karbohidrat ini akan

berubahn menjadi monosakarida lain seperti arabinosa dan sorbitol (gula alkohol).
Saat ini gula alkohol banyak dimanfaatkan dalam dunia Cherriesfarmasi dan

kedokteran gigi untuk penecegahan karies gigi. Hasil penelitian menunujkan gula

alkohol tidak bisa dicerna oleh bakteri penyebab karies di mulut. Karena itulah harga

gula alkohol ini cukup tinggi di pasaran. Gula alkohol bisa didapatkan pada buah ceri,

pear, dan plum.

 Warna

tingkat-kematangan-pisangSeperti yang kita ketahui saat mentah buah akan

berwarna hijau, namun kebanyakan buah akan berubah warna menjadi merah, kuning,

orange, atau warna lainnya saat matang. Warna pada buah tentu dipengaruhi oleh

kandungan pigmen didalamnya. Warna hijau dipengaruhi oleh kandungan klorofil.

Sehingga warna hijau pada buah mentah disebabkan oleh kandungan klorofil yang

masih tinggi dan mendominasi warna lainnya yang sebenarnya ada dalam buah

tersebut. Selama proses pematangan buah akan terjadi degradasi klorofil dan muncul

warna dari pigmen-pigmen lain yang “kalah dominan” saat mentah. Sehingga buah

berubah warnanya menjadi kuning, orange, atau merah. (Muchtadi, 2010)

 Gas Etilen

Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk

gas. Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup. Senyawa ini dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian.Etilen

adalah suatu gas yang dalam kehidupan tanaman dapat digolongkan sebagai hormon

yang aktif dalam proses pematangan.Etilen dapat memuali dan mempercepat proses

klimaterik. Etilen adalah suatu gas tanpa warna dengan sedikit berbau manis. Etilen
mudah menguap, dihasilkan selama proses masaknya hasil pertanian terutama

bebuahan dan sayuran (Hadiwiyoto, 1981). Pada bidang pertanian etilen digunakan

sebagai zat pemasak buah. Etilen mempengaruhi pemasakan buah dengan mendorong

pemecahan tepung dan penimbunan gula. Aktivits etilen dalam pematangan buah

akan menurun dengan turunnya suhu ruang penyimpaan.

Pertemuan ke-9

PANEN DAN PASCA PANEN

Pengertian Panen

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),

tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk

penyimpanan dan pemasaran atau penen adalah kegiatan pemungutan (pemetikan)

hasil sawah atau ladang)

Pengertian Pasca Panen

penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada

tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan

atau diolah lebih lanjut oleh industri

Definisi pasca panen menurut pasal 31 UU No.12/1992, adalah “suatu

kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan,

penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya pertanian”.

Kriteria atau waktu panen

 Warna daun hijau tua tetapi tidak terlalu tua

 Ukuran daun sudah berukuran besar atau berkembang penuh


 Ukuran batang sudah mulai membesar

 Pada tanaman sayuran sudah berkembang penuh tetapi belum berbunga.

Penanganan sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan

kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus dilakukan dalam

penanganan sayur setelah dipanen meliputi pemilihan (sorting), pemisahan

berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengepakan

(packing). Namun demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis sayur tertentu

memerlukan tambahan penanganan seperti pencucian, penggunaan bahan kimia,

pelapisan (coating-waxing), dan pendinginan awal (pre-cooling), serta pengikatan

(bunching), pemotongan bagian-bagian yang tidak penting (trimming).

1. Sorting

Setelah pencucian dengan menggunakan air yang diberikan clorin, maka

proses selanjutnya adalah pemilahan. Pemilahan terhadap sayur dilakukan untuk

memisahkan sayur-sayur yang berbeda tingkat kematangan, berbeda bentuk

(mallformation), dan juga berbeda warna maupun tanda-tanda lainnya yang

merugikan (cacat) seperti luka, lecet, dan adanya infeksi penyakit maupun luka akibat

hama.

2. Sizing

Pengukuran sayur dimaksudkan untuk memilah-milah sayur berdasarkan

ukuran, berat atau dimensi terhadap sayur-sayur yang telah dipilih (proses di atas –

sorting). Proses pengukuran sayur dapat dilakukan secara manual maupun mekanik.
3. Grading

Pada tahapan ini, sayur-sayur dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas

pasar (grade). Tingkatan kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan

sebagai patokan penilaian ataupun ditetapkan sendiri oleh produsen. Pemilihan

kualitas sayuran dapat berdasarkan ukuran, bentuk, kondisi, dan tingkat kemasakan.

Tahapan ini tentunya sangat penting bagi sayuran yang ditujukan untuk pasar segar.

Namun tahapan ini tidak perlu dilakukan bilamana sayuran ditujukan untuk proses

pengolahan.

4. Trimming, waxing, coating, dan curing

Trimming diartikan sebagai pemotongan bagian-bagian sayur yang tidak

dikehendaki karena mengganggu penampilannya. Bagian yang dipotong tersebut

biasanya perakaran maupun daun-daun tua maupun mongering seperti pada lobak,

wortel, bayam, seledri, dan selada. Sedangkan curing merupakan tindakan

penyembuhan luka pada komoditi panenan. Luka dapat disebabkan karena

pemotongan maupun luka goresan dan benturan saat panen. Curing sering diterapkan

pada sayuran seperti bawang-bawangan dan kentang, yaitu dengan cara membiarkan

komoditi terkena sinar matahari sejenak setelah panen atau dengan perlakuan

pemanasan dengan menggunakan uap secara terkendali. Waxing atau coating

merupakan pelapisan permukaan sayuran agar menambah baik penampilannya.

Pelapisan dimaksudkan untuk melapisi permukaan sayur dengan bahan yang dapat

menekan laju respirasi maupun menekan laju transpirasi sayur selama penyimpanan

atau pemasaran. Pelapisan juga bertujuan untuk menambah perlindungan bagi sayur
terhadap pengaruh luar. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pelapisan dapat

memperpanjang masa simpan dan menjaga produk segar dari kerusakan seperti pada

tomat, timun, cabe besar, dan terong. Pelilinan (waxing) merupakan salah satu

pelapisan pada sayur untuk menambah lapisan lilin alami yang biasanya hilang saat

pencucian, dan juga untuk menambah kilap sayur. Keuntungan lain pelilinan adalah

menutup luka yang ada pada permukaan sayuran. Pelilinan atau pelapisan digunakan

untuk memperpanjang masa segar komoditi sayur atau memperpanjang daya tahan

simpan sayur bilamana fasilitas pendinginan (ruang simpan dingin) tidak tersedia.

5. Packing

Pengepakan sayur untuk konsumen sering dilakukan dengan membungkus

sayur dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah

(kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp

maupun kertas. Sayur-sayur dalam wadah disesuaikan dengan kualitas yang

diinginkan. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya satu sayur atau terdiri dari banyak

sayur. Sayur-sayur tersebut diatur peletakannya secara rapi sehingga kemungkinan

berbenturan satu sama lainnya tidak terjadi. Sedangkan bahan wadah yang dapat

digunakan dapat berupa kertas kanton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu,

ataupun plastik. Pada sayur yang ditujukan untuk para konsumen, pengepakan sering

dilakukan dengan membungkus sayur dengan plastik ataupun bahan lain yang

kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan

pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp, polyethilen maupun kertas.

Kemudian dimasukkan dalam suatu wadah. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya
satu sayur atau terdiri dari banyak sayur. Bahan wadah yang digunakan dapat berupa

kertas kanton (dalam berbagai tipe dan jenis), peti kayu, ataupun plastik. Faktor

penting dalam pengepakan yang perlu diperhatikan adalah bahwa bahan pembungkus

setidaknya memiliki permeabilitas terhadap keluar masuknya oksigen dan

karbondioksida. Seringkali atmosfir dalam ruang pak yang menggunakan plastic

tercapai kestabilan udara yang cukup terkendali.

Pada kondisi tersebut biasanya kandungan oksigen rendah sedangkan

karbondioksidanya lebih tinggi baik terhadap oksigen maupun udara di luar pak

(dos). Tekanan uap air relative stabil sehingga menguntungkan untuk

mempertahankan kualitas sayur dalam simpanan.

6. Pre-cooling

Usaha menghilangkan panas lapang pada sayur akibat pemanenan di siang

hari disebut pre-cooling atau pendinginan awal. Seperti diketahui suhu tinggi pada

sayur yang diterima saat pemanenan akan merusak sayur selama penyimpanan

sehingga menurunkan kualitas. Makin cepat membuang panas di lapang, makin baik

kemungkinan menjaga kualitas komoditi selama disimpan. Pre-cooling dimaksudkan

untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba,

mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan memudahkan pemindahan

ke dalam ruang penyimpanan dingin bila sistim ini digunakan.

Penyimpanan sayur yang telah dipak dalam berbagai macam wadah tentunya

menunggu beberapa saat untuk dipasarkan. Bagi sayur-sayur yang dipasarkan secara

local, mungkin saja tidak diperlukan sistim penyimpanan yang berfasilitas pendingin
namun bagi pemasaran yang berjarak jauh, maka penyimpanan yang memiliki

fasilitas pendingin sangat diperlukan. Fasilitas pendingin tersebut diperlukan untuk

menjamin agar suhu dalam ruang simpan tetap stabil.

Bilamana dipilih metode penyimpanan dingin, maka beberapa teknik penyimpanan

dingin untuk sayur yang dapat digunakan meliputi ;

a. pendinginan ruang (cooling room),

b. pendinginan tekanan udara (forced-air cooling),

c. pendinginan menggunakan air (hydro cooling),

d. pendinginan vacuum (vacuum cooling), dan

e. pendinginan menggunakan es batu (package icing).

Proses respirasi yang mengendalikan pematangan dan penuaan sayur dapat

lebih dihambat dengan penyimpanan dingin yang disertai penurunan kadar oksigen

dan/atau peningkatan kadar karbondioksida dalam ruang penyimpanan. Namun

demikian, kondisi penyimpanan seperti kadar oksigen, karbondioksida dan suhu

untuk masing-masing jenis sayur berbeda satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai