KAJIAN PUSTAKA
1. TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN
Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi
juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis
suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau
daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah
mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta
sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga
kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman
menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk
tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan
terburuk tanaman akan mati.
Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak
akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen
berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan
penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit,
maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah
dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas
cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh
dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun
stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak
terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang
mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri :
berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran
kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini
karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan
auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.
Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air
antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis
klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi
tunas.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau
volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis yang
bersifat kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan
mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks.
Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa
sel anak.
b. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel
anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh
penyerapan air kedalam vakuola.
c. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah
mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui
proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
Kandugan lemak didalam kacang hijau terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh
dan 27% asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh penting untuk menjaga
kesehatan jantung. Selain itu, karena kandungan asam lemak tak jenuhnya,
kacang hijau dapat dikonsumsi bebas bagi yang memiliki masalah dengan
berat badan.
Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit.
Mandaat kacang hijau juga sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau
mengandung Asam Folat yang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat
mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum hamil.
Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan
saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung
asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung,
bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga
dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
C. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
D. Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,
antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada
batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya
ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau
muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada
cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau
berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna
hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna
kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan
akar cabang pada permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang
menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di
dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman
kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan
memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak).
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis
besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
Anionik :
1) -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
2) -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
3) -Alpha Olein Sulfonate (AOS)
Kationik : Garam Ammonium
Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan
dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Asetat :
1) Nitril Tri Acetate (NTA)
2) Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh
Sodium sulfat.
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan
langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk
maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
C. Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:
Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen
bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya
Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry
modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi
canggih.
Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi
kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.
Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau
dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya,
Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen bubuk
berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua
kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
D. Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen
dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun
lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan
dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban
alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas
permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya
mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 %
LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik
bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-
ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk
chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya
bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh
industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS
mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah
digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen
adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk
Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air
dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya,
efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai
pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate
tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi
penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu
banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi)
yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat
dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan
makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan
oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan
oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan
mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate
dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan
penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok).
Limbah deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan
pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu
ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis,
kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat
pesat.
Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan
berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan
tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga
pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita
lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup
dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu
tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan
gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci
baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang
mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen
berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik).
Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila
bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat
berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini
instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah
industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen
secara sempurna.
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan bagaimana pengaruh faktor
eksternal pertumbuhan, yaitu air detergen terhadap pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman
kacang hijau. Penelitian ini merupakan penelitian exprimental dibidang biologi yang meneliti tentang
pertumbuhan tanaman yang tergolong makhluk hidup. Populasi penelitian adalah kacang hijau.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan pengukuran. Hasil penelitian kami
menunjukkan bahwa air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang disiram
dengan air detergen akan berpengaruh negatif dan menghambat pertumbuhan tanaman kacang
hiau. Sedangkan tanaman yang disiram dengan air bersih akan mengalami pertumbuhan dengan
baik. https://www.slideshare.net/irsanozsta/bio-kacang-hijau