Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
 
1.      TINJAUAN UMUM TENTANG PERTUMBUHAN

Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi
juga dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis
suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau
daun yang menonjol keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah
mulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya

Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta
sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga
kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman
menjadi kering,kekurangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk
tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan
terburuk tanaman akan mati.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman


tersebut juga harus ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C.
Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin
laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga
proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu
yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada
perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk
aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu
ekstrim yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan
pertumbuhan terhambat atau terhenti karena enzim idak dapat bekerja.

Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak
akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen
berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan
penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit,
maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah
dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas
cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh
dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun
stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak
terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang
mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri :
berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran
kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini
karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan
auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.
Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air
antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis
klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi
tunas.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau
volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis yang
bersifat kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan
mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks.
Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai
berikut :
a.         Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa
sel anak.
b.         Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel
anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh
penyerapan air kedalam vakuola.
c.         Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah
mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui
proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan :


a.       Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler)
faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
Air dan mineral
Kelembaban.
Suhu
Cahaya

b.      Faktor internal (interseluler)


faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone
yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
tersebut.yaitu:
Hormon Auksin      : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin   : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin    : memperpanjang akar.
Hormon Afserat      : menghambat perpanjangan sel.

c.         Faktor Intraseluler (gen)


Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh)
yaitu ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona
meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan
memanjang akibat kegiatan meristem apical diujung akar dan ujung batang.
Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan membesar
akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae.

2.      TINJAUAN UMUM TENTANG KACANG HIJAU

A.    Kacang Hijau Itu…


Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas
di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-
polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-
hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau
di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan
legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus
hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang
yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi.
Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang
hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam
bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji
kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam
pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat
diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
B.     Manfaat Kacang Hijau
Banyak manfaat yang terkandung didalam sihijau bundar ini. diantaranya
adalah sebagai berikut,
Kacang hijau mengandung mineral berupa kalsium dan fosfor yang sangat
berguna untuk memperkuat tulang.
Kandungan protein didalam kacang hijau mencapai 24%, sangat baik untuk
kesehatan jantung. Selain itu multi-protein nya berfungsi menggantikan sel
mati dan membantu sel tubuh.

Kandugan lemak didalam kacang hijau terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh
dan 27% asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh penting untuk menjaga
kesehatan jantung. Selain itu, karena kandungan asam lemak tak jenuhnya,
kacang hijau dapat dikonsumsi bebas bagi yang memiliki masalah dengan
berat badan.

Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 dan B2 yang membantu


penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja
saraf. Vitamin B1 juga bermanfaat untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.

Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit.
Mandaat kacang hijau juga sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau
mengandung Asam Folat yang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat
mengonsumsi kacang hijau sejak awal kehamilan atau sebelum hamil.
Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan
saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung
asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung,
bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga
dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
C.    Klasifikasi
Kingdom         :           Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    :           Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    :           Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               :           Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               :           Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        :           Rosidae
Ordo                :           Fabales
Famili              :           Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              :           Phaseolus
Spesies            :           Phaseolus radiatus L.
D.    Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,
antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada
batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya
ada yang hijau ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau
muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada
cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau
berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna
hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna
kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan
akar cabang pada permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang
menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di
dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman
kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan
memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi.

3.      TINJAUAN UMUM TENTANG DETERJEN


 
Deterjen Itu…
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunanminyak bumi. Dibanding
dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya
cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
B.     Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak).
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis
besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
Anionik :
1)      -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
2)      -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
3)      -Alpha Olein Sulfonate (AOS)
Kationik : Garam Ammonium
Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan
dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Asetat :
1)      Nitril Tri Acetate (NTA)
2)      Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat 
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh
Sodium sulfat.
 
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan
langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk
maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim,Boraks, Sodium klorida,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
C.    Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:
Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen
bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya
Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry
modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi
canggih.

Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi
kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.

Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau
dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya,
Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen bubuk
berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua
kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.
D.    Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen
dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun
lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan
dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungannya.
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban
alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas
permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya
mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 %
LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik
bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-
ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk
chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya
bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh
industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS
mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah
digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen
adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk
Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air
dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya,
efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai
pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate
tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi
penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu
banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi)
yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat
dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan
makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan
oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan
oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan
mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate
dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan
penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.

Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok).
Limbah deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan
pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu
ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis,
kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat
pesat.
Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan
berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan
tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga
pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita
lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup
dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu
tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan
gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci
baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang
mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergi
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen
berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik).
Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila
bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat
berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini
instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah
industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen
secara sempurna.

Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan bagaimana pengaruh faktor
eksternal pertumbuhan, yaitu air detergen terhadap pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman
kacang hijau. Penelitian ini merupakan penelitian exprimental dibidang biologi yang meneliti tentang
pertumbuhan tanaman yang tergolong makhluk hidup. Populasi penelitian adalah kacang hijau.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan pengukuran. Hasil penelitian kami
menunjukkan bahwa air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang disiram
dengan air detergen akan berpengaruh negatif dan menghambat pertumbuhan tanaman kacang
hiau. Sedangkan tanaman yang disiram dengan air bersih akan mengalami pertumbuhan dengan
baik. https://www.slideshare.net/irsanozsta/bio-kacang-hijau

 Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya pada


tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan tumbuhan berbiji
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
   Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut
tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari
tanah maupun udara (dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah membesarnya
membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni
fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan sejumlah enzim perkecambahan awal.
Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
   Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:
1.  Faktor internal:      
     a. Gen
     b. Hormon
2.  Faktor eksternal:    
     a. Air
     b. cahaya
     c. suhu
     d. nutrisi
     e. ph
     f. ketinggian tempat
     g. O2
     h. CO2
     i. kelembapan
     j. angin
   Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan
terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai
keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.
http://ikerachmawatirohali.blogspot.com/2019/04/laporan-praktikum-ipa-pengaruh-deterjen.html

Anda mungkin juga menyukai