Anda di halaman 1dari 9

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

Inovasi Pelayanan Kesehatan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan di


Puskesmas Jagir Kota Surabaya

Cindy Anggraeny1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
This study aimed to describe innovative services at Puskesmas Jagir. Unlike the other Puskesmas in Surbaya, based on data
from Dinas Kesehatan in Surabaya city, Puskesmas Jagir always increase visitors annually. So it can be known Puskesmas Jagir
innovation to improve service quality. Following the innovation increase customer satisfaction. To find innovation Puskemas Jagir in
Surabaya City, the researchers used a combination of the type of innovation Damanpour and five attributes of innovation according to
Rogers. Using qualitative research methods, descriptive research type, and location of research Puskesmas Jagir Surabaya.
Informants were taken Puskesmas Jagir staff and patients. The technique of determining the informant using purposive sampling, data
collection is done by observation, in-depth interviews, and documentation. Analysis of data using data reduction, data presentation,
and conclusion. The results obtained in this study indicate that the Puskesmas Jagir innovations in two kinds of innovation that is
innovative new product / service and process innovation. Innovation services performed Puskesmas Jagir has also been in accordance
with the attributes of innovation from Rogers. Implementation of innovations Puskesmas Jagir run well and in accordance with the
objective being to improve the quality of existing services.

Key words: Service, Innovation, Puskesmas

Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan ranah yang penerapan program yang merupakan bagian dari
tidak terlepas dari pengaruh globalisasi yang strategi pemrintah dalam meningkatkan
sedang trend pada saat ini. Globalisasi telah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
mengubah cara hidup orang banyak, menentukan pemerintah yang mendorong terwujudnya kepuasan
suka, duka, selera, dan pilihan-pilihan orang masyarakat.
dimanapun, akan terjadi persaingan yang bebas, Terciptanya suatu inovasi merupakan ukuran
tidak mengenal belas kasihan, dan persaingan yang nyata keberhasilan dari otonomi daerah.
kejam yang akan melibas dan dan meninggalkan Keberadaan inovasi sangat penting untuk
yang lemah apabila tidak siap menghadapinya. Hal pelayanan publik guna memberikan terobosan
ini membuat banyak organisasi termasuk pelayanan terbaru yang dapat meningkatkan kualitas
kesehatan untuk melakukan inovasi dalam pelayanannya. Kepuasan masyarakat Indonesia
memberikan pelayanannya. Pelayananan yang semenjak adanya otonomi daerah semakin
inovatif dan menguntungkan masyarakat sebagai meningkat, karena setiap pemerintah daerah
pengguna jasa akan lebih diminati masyarakat. berkewajiban melakukan inovasi yang dibutuhkan
Inovasi di sektor publik pada saat ini menjadi oleh daerahnya. Hal tersebut terbukti pada laporan
sebuah keharusan untuk membuat ketersediaan penelitian Litbang Kompas mengenai tingkat
layanan yang semakin mudah, murah, terjangkau, kepuasan masyarakat atas pelaksanaan otonomi
dan merata (Suwarno, 2008:32-33). Di Indonesia, daerah. Berikut mrupakan hasil penelitian tersebut.
setelah adanya otonomi daerah, perubahan sistem Tabel 1
pemerintahan ini juga diiringi dengan tuntutan Tingkat Kepuasan Masyarakat atas
perubahan kualitas pelayanan yang diharapkan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada Pelayanan
masyarakat. Penyediaan pelayanan publik yang Publik
berkualitas merupakan kewajiban yang harus Sektor 2005 2006 2010 2012
dilakukan oleh setiap penyelenggara negara. Pendidikan 53,8 53,2 61,8 65,5
Konsepsi otonomi daerah sebagaimana diatur Kesehatan 61,2 50,07 54,2 67,6
dalam UU no. 32 Tahun 2004 telah memberikan Ekonomi/Kesejahteraan 40,8 26,7 44,3 64,9
kewenangan dan keleluasan pemerintah daerah Sumber: Koran Kompas Senin, 25 Juni 2012
untuk dapat menyelenggarakan pelayanan publik
yang berkualitas. Seiring dengan lahirnya otonomi Melihat hasil tabel 1 tersebut, hasil jejak
daerah tersebut diharapkan setiap daerah berani pendapat Litbang Kompas edisi Senin, 25 Juni
mengambil inisiatif, mampu membuat terobosan 2012 menunjukkan kecenderungan peningkatan
baru atau melakukan inovasi untuk memajukan kepuasan publik terhadap perbaikan dalam bidang
daerahnya (Ratminto, 2010:188). Inovasi yang pendidikan, kesehatan, dan sarana ekonomi atas
dilakukan bisa dalam bentuk penetapan dan pelaksanaan otonomi daerah. Pada tahun 2012 nilai

1. Korespondensi Cindy Anggraeny, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga, 85
Jl Airlangga 4-6 Surabaya
tertinggi diperoleh pada bidang kesehatan (rumah Puskesmas yang tidak terawat dan terkesan
sakit dan Puskesmas). Perbaikan infrastruktur terus bangunan tua serta ruang tunggu yang tidak
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan nyaman semakin memperburuk citra Puskesmas.
derajat kesehatan dari massyarakat. Kepuasan Image kurang baik itu membuat banyak masyarakat
masyarakat dalam bidang kesehatan ini meningkat memilih langsung untuk berobat ke rumah sakit
dari 54,2% pada tahun 2010 menjadi 67,6% pada maupun ke klinik-klinik pengobatan daripada
tahun 2012. Selanjutnya diikuti oleh sektor berobat ke Puskesmas.
pendidikan yang pada tahun 2012 mencapai Dari permasalahn-permasalahan tersebut,
peningkatan kepuasan dari masyarakat sebesar pemerintah sebagai stakeholders berusaha
65,5%, yang sebelumnya pada tahun 2010 memperbaiki citra Puskesmas di mata masyarakat.
kepuasan masyarakat Indonesia dalam bidang berbagai inovasipun diciptakan agar masyarakat
pendidikan mencapai 61,8%. Kemudian pada tahun mau kemabali berobat ke Puskesmas. Jawa Timur
2012 tingkat kepuasan terakhir diperoleh sektor yang memiliki wilayah terluas diantara enam
ekonomi/kesejahteraan yang mencapai 64,9%, yang provinsi yang ada di Pulau Jawa, merupakan daerah
pada dua tahun sebelumnya mencapai angka yang memperhatikan kualitas pelayanan dalam
44,3%. Seperti itulah persentase pendapat bidang kesehatannya. Misalnya saja di salah satu
masyarakat Indonesia mengenai pelayanan publik Puskesmas yang berada di Kabupaten Kediri yaitu
setelah berlakunya otonomi daerah. Puskesmas Gurah, yang telah menerapkan model
Berdasarkan data tersebt semakin terlihat bahwa pelayanan citizen charter atau kontrak pelayanan
layanan kesehatan merupakan urusan otonomi yang dengan pengguna jasanya. Pengguna jasa menjadi
paling banyak ruang inovasinya. Hal itu disebabkan lebih mengetahui hak-hak maupun kewajiban yang
tantangan layanan kesehatan memang jauh lebih diterimanya dalam pelayanan yang nantinya akan
kompleks. Kompleksitas itulah yang menghasilkan didapatkannya (www.kompasiana.com).
berbagai ide. Dalam urusan kesehatan, hampir Surabaya yang merupakan kota terbesar di Jawa
semua masalah yang dihadapi merupakan prioritas Timur yang memiliki jumlah penduduk yang telah
yang sulit ditunda penyelesaiannya. Masalah dalam mencapai 3.127.359 jiwa (update terakhir sejak 6
urusan kesehatan bila diabaikan akan Desember 2012, melalui
memunculkan masalah baru. Untuk itu, inovasi http://dispendukcapil.surabaya.go.id/index.php)
sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan. dan kondisi daerah serta karakteristik masyarakat
Misalnya di Gorontalo, inovasi dalam bidang yang berbeda, mengakibatkan timbulnya berbagai
pelayanan kesehatannya adalah dengan masalah perkotaan. Salah satu masalah perkotaan
pembentukan Badan Pelaksana Kesehatan Mandiri yang timbul adalah masalah kesehatan. Hal tersebut
(BAPELKESMAN). Pembentukan badan ini membuat Puskesmas maupun rumah sakit/klinik
dimaksudkan untuk mengatasi masalah kesehatan pengobatan melakukan inovasi untuk dapat
di Gorontalo. Dan terobosan pelayanan kesehatan menyelesaikan permasalahan kesehatan yang
melalui program ini dimaksudkan untuk dihadapi. Karena Puskesmas merupakan pelayanan
aksesbilitas masyarakat miskin di Gorontalo kesehatan yang paling dasar dan menjadi ujung
terhadap pelayanan kesehatan dengan tombak dalam bidang pelayanan kesehatan,
memanfaatkan potensi masyarakat yang sehingga menuntut setiap Puskesmas untuk
mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih baik mempunyai kekhususan dalam setiap upaya
(Wijayanti, 2008:48). pelayanan kesehatannya. Puskesmas terbanyak
Dari uraian diatas, semakin terlihat pentingnya dalam provinsi Jawa Timur dimiliki oleh Kota
suatu inovasi untuk mewujudkan pelayanan yang Surabaya. Jumlah Puskesmas yang dimiliki hingga
bermutu pada bidang kesehatan tak terkecuali saat ini sebanyak 58 Puskesmas. Meskipun kota
dalam pelayanan kesehatan dasar di Pusat Surabaya memiliki Jumlah Puskesmas terbanyak di
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Dahulu, Jawa Timur, keberadaan Puskesmas seringkali
Puskesmas sering dipandang sebelah mata. terabaikan oleh warga kota Surabaya. Hal tersebut
Keberadaan Puskesmas yang belum sepenuhnya disebabkan menjamurnya klinik-klinik swasta
memberi kontribusi yang maksimal dalam maupun rumah sakit-rumah sakit swasta yang terus
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertambah di kota ini. Warga kota Surabaya masih
tingkat pelayanan Puskesmas kepada masyarakat banyak yang beranggapan bahwa Puskesmas
masih rendah, akibat lebih baiknya pelayanan yang merupakan sarana pengobatan penyakit sepele dan
diberikan oleh klinik pengobatan swasta maupun tenaga kerja yang ada di Puskesmas bisa dikatakan
rumah sakit yang jauh lebih lengkap dalam tidak seprofesional tenaga kerja yang ada di klinik
pemberian fasilitas. Selain itu pula, citra (image) maupun rumah sakit swasta. Tenaga kerja di
Puskesmas masih kurang baik dalam mutu Puskesmas yang terlihat seperti ogah-ogahan untuk
pelayanan maupun dari performance fisik membantu pasien yang datang berobat ke
bangunan mengakibatkan Puskesmas sebagai Puskesmas (dikutip dari www.suarasurabaya.net).
pelayanan tingkat dasar semakin diabaikan Meskipun Puskesmas telah banyak melakukan
keberadaannya oleh masyarakat. Bangunan inovasi, tetap saja warga kota Surabaya lebih

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

memilih berobat ke rumah sakit atau klinik-klinik 48. Wonokromo 7.064 1.499 1.215 805
swasta. Oleh sebab itu, pasang-surut jumlah 49. Ngagel Rejo 9.812 9.943 13.064 10.954
kunjungan pasien yang datang berobat ke 50. Kedurus 9.451 11.230 22.298 13.752
51. Dukuh Kupang 2.859 5.782 10.414 7.112
Puskesmas yang ada di kota Surabaya terjadi. Pada 52. Wiyung 7.273 6.609 8.423 7.446
tahun 2008 jumlah kunjugan pasien sebesar 53. Balas Klumprik - - - 679
383.886, pada tahun 2009 384.149 pengunjung. 54. Gayungan 6.648 7.328 9.137 7.664
Pada tahun 2010 jumlah pengunjung yang berobat 55. Jemursari 6.996 8.982 11.409 6.201
56. Sidosermo 4.360 5.515 6.486 5.379
ke Puskesmas mencapai 507.412. Namun, pada 57. Siwalankerto - - - 2.040
tahun 2011 jumlah kunjungan pasien untuk berobat 58. Kebonsari 7.975 4.739 8.582 5.158
ke Puskesmas menurun. Penurunan tersebut Jumlah 383.886 384.149 507.412 398.975
mencapai 21,37% atau sebesar 398.975 kunjungan Sumber: diolah dari data skunder
pasien. Dalam tabel berikut dapat diketahui jumlah
kunjungan pasien di seluruh Puskesmas yang ada di Berdasarkan tabel 2 diatas, kebanyakan
kota Surabaya. Puskesmas yang berada di kota Surabaya
Tabel 2 mengalami ke-fluktuatif-an dalam jumlah
Jumlah Kunjungan Pasien di Seluruh kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas.
Puskesmas Kota Surabaya Tahun 2008- Namun hal tersebut, berbeda dengan Puskesmas
Nama 2011 Tahun Jagir yang setiap tahunnya selalu mengalami
No. Puskesmas 2008 2009 2010 2011 peningkatan dalam jumlah kunjungan pasien. Hal
1. Tanjungsari 6.492 6.019 7.474 5.571
2. Simo Mulyo 7.663 7.721 8.465 7.876
tersebut, dapat dilihat melalui tabel tersebut
3. Manukan Kulon 7.989 7.455 17.048 17.713 bahwasannya jumlah kunjungan pada tahun 2008-
4. Balongsari 11.784 10.684 9.798 9.114 2009 rata-rata kenaikan mencapai 32,6%, lalu
5. Asemrowo 8.895 12.746 12.646 7.644 meningkat kembali pada tahun 2009-2010 yakni
6. Sememi 5.697 7.306 7.625 5.301
7. Benowo 3.467 2.587 3.279 1.420 mencapai 24,08%, dan peningkatan jumlah
8. Jeruk 2.043 2.471 3.037 3.754 kunjungan kembali terjadi pada tahun 2010-2011
9. Lidah Kulon 6.795 9.028 6.304 7.895 yang mencapai 66,9%. Dari kenaikan jumlah
10 Bangkingan - - - 509
kunjungan tersebut, dapat diketahui adanya upaya
11. Lontar 4.555 4.576 11.460 2.781
12. Made - - - 738 Puskesmas Jagir dalam melakukan inovasi dalam
13. Peneleh 12.430 11.753 17.069 11.870 pelayanannya.
14. Ketabang 5.166 4.722 6.990 6.072 Upaya melakukan inovasi tersebut semakin
15. Kedungdoro 1.124 604 4.048 873
16. DR. Soetomo 4.277 4.512 5.584 3.608
terlihat ketika prestasi-prestasi yang dimiliki
17. Tembok Dukuh 4.340 3.983 9.870 4.911 Puskesmas Jagir turut hadir. Prestasi-prestasi
18. Gundih 6.043 6.005 11.537 9.555 tersebut antara lain adalah ditetapkan sebagai
19. Simolawang 5.178 2.406 16.543 3.544 pelayanan publik Percontohan sejak tahun 2010,
20. Tambak Rejo 10.310 - 1.694 6.543
21. Perak Timur 10.449 14.546 14.237 11.768
melalui keputusan Walikota Surabaya nomor
22. Pegirian 13.120 10.866 9.119 8.304 188.45/323/436.1.2/2010 tentang Badan Arsip dan
23. Sidotopo 3.755 7.887 11.675 9.968 Perpustakaan Kota Syrabaya dan Puskesmas Jagir
24. Wonokusumo 20.393 15.668 18.333 20.228 sebagai unit Pelayanan Publik Percontohan di
25. Krembangan 28.413 8.038 8.372 7.826
Selatan lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Selain itu,
26. Dupak 12.964 13.737 13.758 7.737 Puskesmas Jagir berhasil mempertahankan
27. Tanah Kali 2.263 8.854 11.546 8.806 sertifikasi ISO 9001:2008 yang diperolehnya
Kedinding
hingga saat ini.
28. Sidotopo Wetan 8.266 13.327 4.680 8.878
29. Kenjeran - 4.653 9.112 2.395 Dari paparan diatas, maka peneliti tertarik
30. Rangkah 5.403 5.028 16.054 5.166 untuk melihat dan menggambarkan inovasi
31. Pacar Keling 4.759 1.914 1.418 2.753 pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir
32. Gading 5.086 6.376 13.823 6.031
33. Pucang Sewu 3.809 4.213 10.740 9.539
Kota Surabaya dalam meningkatkan kualitas
34. Mojo 5.966 6.976 11.596 9.200 pelayanannya. Tujuan penelitian ini adalah
35. Kalirungkut 10.019 8.733 8.462 7.165 mendeskripsikan inovasi pelayanan kesehatan
36. Medokan Ayu 3.945 9.271 9.935 3.342 dalam meningkatkan kualitas pelayanan di
37. Tenggilis 5.988 9.770 8.643 4.725
38. Gunung Anyar 12.881 9.554 13.785 9.026
Puskesmas Jagir Kota Surabaya. Manfaat penelitian
39. Menur 5.967 4.344 6.468 8.206 ini secara praktis adalah dapat menjadi rujukan dari
40. Klampis Ngasem 4.051 4.773 8.146 6.431 para stakeholders dalam mewujudkan pelayanan
41. Keputih - - - 1.102 berbasis pelanggan serta mengetahui inovasi yang
42. Mulyorejo 6.306 5.156 9.456 5.655
43. Sawahan 1.109 390 1.247 9.845 berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.
44. Putat Jaya 6.779 7.749 9.216 8.325 Sedangkan, manfaat secara akademis adalah
45. Pakis 2.157 4.704 4.892 4.243 pengembangan kajian mengenai inovasi pelayanan
46. Banyu Urip 4.732 5.933 9.459 8.763
publik.
47. Jagir 7.131 9.462 11.741 19.060

8
Inovasi Pelayanan Publik Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati
Secara umum inovasi seringkali diterjemahkan fase “uji coba”, dimana setiap orang atau pihak
sebagai penemuan baru. Namun sebenarnya aspek mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas
“kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan untuk dari sebuah inovasi. (5) Observability atau
inovasi di sektor swasta atau di sektor industri. Kemudahan diamati, sebuah inovasi harus juga
Sedangkan, inovasi pada sektor publik lebih dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan
ditekankan pada aspek “perbaikan” yang dihasilkan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu pemerintah Aspek penting lainnya dalam kajian inovasi
mampu memberikan pelayanan publik secara lebih adalah berkenaan dengan level inovasi yang
efektif, efisien dan berkualitas, murah dan mencerminkan variasi besarnya dampak yang
terjangkau (Wijayanti, 2008:42). ditimbulkan oleh inovasi yang berlangsung.
Definisi dari inovasi itu sendiri menurut Kategorisasi level inovasi ini dijelaskan oleh
West&Far (Ancok, 2012:34) adalah pengenalan Mulgan&Albury (Muluk, 2008:46) berentang
dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses, mulai dari inkremental, radikal, sampai
produk, dan prosedur yang baru pada unit yang transformatif. Inovasi Inkremental, berarti inovasi
menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan yang membawa perubahan-perubahan kecil
keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi terhadap proses atau layanan yang ada. Umumnya
dan masyarakat luas. sebagian besar inovasi berada pada level ini dan
Evert M. Rogers (Suwarno, 2008:9) jarang sekali membawa perubahan terhadap
mendefinisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, struktur organisasi dan hubungan keorganisasian.
gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari Walau demikian, inovasi inkremental memainkan
dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh peran-peran penting dalam pembaruan sektor
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. publik karena dapat diterapkan secara terus-
Secara umum, inovasi dapat dibedakan menjadi menerus, dan mendukung rajutan pelayanan yang
beberapa bagian. Menurut Damanpour (Suwarno, responsif terhadap kebutuhan lokal dan perorangan,
2008:9), inovasi organisasi sebagai gagasan atau serta mendukung nilai tambah uang (value for
perilaku baru dalam organisasi dapat berupa produk money) (Muluk, 2008:46).
atau jasa yang baru, teknologi yang baru, teknologi Inovasi radikal, merupakan perubahan
proses, sistem struktur dan administrasi baru atau mendasar dalam pelayanan publik atau pengenalan
rencana baru bagi anggota organisasi. cara-cara yang sama sekalo baru dalamproses
Dalam penerapannya inovasi memiliki atribut keorganisasian atau pelayanan. Inovasi jenis ini
yang melekat didalam inovasi tersebut. Atribut jarang sekali dilakukan karena membutuhkan
inovasi yang dimaksud menurut Rogers (Suwarno, dukungan politik yang sangat besar karena
2008:16-18), antara lain sebagai berikut: (1) memiliki resiko yang lebih besar pula. Inovasi
Relative Advantage atau Keuntungan relatif, sebuah radikal diperlukan untuk membawa perbaikan yang
inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai nyata dalam kinerja pelayanan publik dan
lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. memenuhi harapan pengguna layanan yang lama
Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat terabaikan (Muluk, 2008:46)
dalam inovasi yang menjadi ciri yang Inovasi transformatif atau sistematis, membawa
membedakannya dengan yang lain; (2) perubahan dalam struktur angkatan kerja dan
Compatibility atau Kesesuaian, inovasi juga keorganisasian dengan mentransformasi semua
mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan sektor secara dramatis mengubah hubungan
inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar keorganisasian. Inovasi jenis ini membutuhkan
inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu waktu yang lebih lama untuk memperoleh hasil
saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak yang diinginkan dan membutuhkan perubahan
sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi mendasar dalam susunan sosial, budaya, dan
bagian proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu organisasi. Inovasi jenis ini tentu bersifat lebih
juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses mendalam. Karena mencakup struktur sistematis
pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih keorganisasian (Muluk, 2008:47)
cepat. (3) Complexity atau Kerumitan, dengan Dilihat dari segi prosesnya, inovasi juga dapat
sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai dibedakan dalam dua kategori, yaitu (Muluk,
tingkat kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi 2008:48): (1) Sustaining innovation (inovasi
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun terusan) merupakan proses inovasi yang membawa
demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara perubahan baru namun dengan tetap mendasarkan
yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat diri pada kondisi pelayanan dan sistem yang sedang
kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi berjalan atau produk yang sudah ada; (2)
masalah penting. (4) Triability atau Kemungkina Distcontinues innovation (inovasi terputus)
dicoba, inovasi hanya bisa diterima apabila telah merupakan proses inovasi yang membawa
teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau perubahan yang sama sekali baru dan tidak lagi
nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. berdasar pada kondisi yang sudah ada sebelumnya.

8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

Dari beberapa penjelasan menganai inovasi reduksi data, penyajian data dilakukan dengan
pelayanan publik tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan bentuk teks naratif, dan penarikan
inovasi adalah suatu gagasan baru, yang baru kesimpulan. Data yang diperoleh dilakukan
pertama kali diterapkan oleh suatu organisasi untuk pemaparan serta interpretasi.
memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau
proses dan jasa yang memberikan keuntungan bagi Inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir
individu, kelompok, organisasi dan masyarakat Kota Surabaya dalam Meningkatkan Kualitas
luas. Inovasi pelayanan publik adalah suatu Pelayanannya
gagasab baru yang baru pertama kali diterapkan Inovasi di sektor publik adalah salah satu
untuk memprakarsai atau memperbaiki proses jalan breakthrough untuk mengatasi kemacetan
suatu produk atau proses jasa yang dilakukan oleh atau kebuntuan organisasi di sektor publik.
organisasi publik untuk memenuhi kebutuhan dan Karakteristik dari sistem di sektor publik yang
memberikan keuntungan untuk pengguna jasa rigid, kaku, dan cenderung status quo harus mampu
maupun organisasi publik itu sendiri. Sedangkan dicairkan melalui budaya inovasi. Inovasi yang
inovasi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu biasanya hanya akrab di lingkungan dinamis seperti
gagasan baru yang baru pertama kalinya diterapkan di sektor bisnis perlahan mulai disuntikkan ke
di pelayanan kesehatan untuk memprakarsai atau sektor bisnis (Suwarno, 2008:48).
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa Hal tersebut juga dilakukan oleh Puskesmas
dengan menghadirkan produk atau jasa baru, Jagir dalam memberikan pelayanan kepada
teknologi yang baru, proses yang baru, sistem pengguna jasanya. Dalam pandangan Damanpour
struktur dan administrasi baru atau rencana baru menegenai jenis inovasi organisasi publik, inovasi
yang dilakukan oleh organisasi dalam bidang yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir tersebut
kesehatan untuk mememilhara dan meningkatkan berada dalam jenis inovasi produk/jasa baru dan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit inovasi proses. Dalam penerapannya inovasi
serta memulihkan kesehatan perseorangan, tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keluarga, kelompok, atau masyarakat yang dari Puskesmas Jagir. Yang termasuk dalam
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan inovasi produk/jasa baru yang dilakukan
memberikan keuntungan untuk pengguna jasa Puskesmas Jagir berdasarkan data yang didapatkan
maupun organisasi tersebut. Dan penerapan inovasi antara lain adalah inovasi pada peralatan medis dan
pelayanan publik adalah salah satu jalan kebaruan inovasi pelayanan jasa baru. Kedua inovasi tersebut
untuk mengatasi kemacetan dan kebuntuan berjalan sendiri-sendiri, tidak memiliki hubungan
organisasi di sektor publik yang baru pertama kali antara satu dengan yang lainnya. Berikut
diterapkan oleh organisasi publik tersebut, sehingga merupakan tabel-tabel mengenai inovasi
pelayanan yang diberikan menjadi berkualitas. produk/jasa yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir.
Tabel 3
Metode Penelitian
Inovasi Peralatan Medis di Puskesmas Jagir
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kota Surabaya
kualitatid. Teknik penentuan informan dilakukan No. Jenis Peralatan Keterangan
secara purposive, dimana informan yang dipilih 1. Unit Layanan
merupakan pihak yang dianggap paling mengetahui Kesehatan Ibu dan
Anak
dan memahami tentang permasalahan dalam
 Pelayanan Fasilitas pemeriksaan
penelitian ini. Kemudian berkembang dengan Ultrasonografi kehamilan dengan
menggunakan teknik snowball, dimana pemilihan (USG) menggunakan alat medik
informan lanjutan dengan tujuan penggalian data berupa USG untuk
mengetahui tumbuh
untuk mendapatkan variasi dan kedalaman kembang janin didalam
informasi yang diperoleh atas dasar rekomendasi rahim ibu
dari key informan, kemudian untuk memperoleh 2. Unit Layanan Gigi
informasi tambahan dari pengguna layanan teknik  Memiliki Fasilitas pemeriksaan gigi
peralatan dental yang semakin lengkap,
yang digunakan adalah accidental sampling, unit yang lengkap sehingga banyak kasus pada
dimana pemilihan informan dipilih dari setiap unit dan canggih kesehatan gigi yang dapat
layanan, sehingga data yang dibutuhkan akan tertangani
semakin jelas. Tipe penelitian ini adalah kualitatif 3. Laboratorium
 Fotometer Alat bantu yang dimiliki
deskriptif. Metode pengumpulan data melalui laboratorium Puskesmas
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi Jagir untuk mendiagnosisi
untuk mendapatkan data primer dan data skunder. suatu penyakit
Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini Sumber: diolah dari data skunder
menggunakan teknik triangulasi sumber data. Dan Berdasarkan dari tabel 3 diatas dapat diketahui
teknik analisis data kualitatif mengikuti pendapat bahwa inovasi peralatan medis berada pada unit
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:246), yaitu layanan kesehatan ibu dan anak yaitu dengan

8
adanya inovasi berupa peralatan ultrasonografi Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui ada tujuh
(USG), pada unit layanan gigi inovasi yang terjadi pelayanan jasa baru yang diterapkan oleh
adalah peralatan dental unit yang semakin lengkap Puskesmas Jagir dalam meningkatkan kualitas
dan canggih sehingga banyak kasusu pada pelayanannya. Ketujuh pelayanan jasa baru tersebut
kesehatan gigi yang dapat tertangani. Dan inovasi adalah poli spesialis, pelayanan malam hari, poli
peralatan medis juga terjadi pada laboratorium konsultasi remaja, kelurahan siaga, poli
yang dimiliki oleh Puskesmas Jagir yaitu berupa degeneratif, pelayanan rawat inap, dan klinik
peralatan Fotometer yang bertujuan sebagai alat lansia. Dengan banyaknya jenis layanan yang
bantu untuk mendiagnosisi suatu penyakit. Selain dimiliki oleh Puskesmas Jagir, menandakan
inovasi pada peralatan medis adapula inovasi pada semakin banyak masalah-masalah kesehatan yang
pelayanan jasa baru yang dilakukan oleh sedang terjadi. Maka dari itu, jumlah kunjungan
Puskesmas Jagir antara lain sebagai berikut: yang diterima Puskesmas Jagir selalu mengalami
Tabel 4 peningkatan dari tahun ke tahunnya seperti yang
Pelayanan Jasa Baru di Puskesmas Jagir telah dijelaskan dalam tabel 2.
Kota Surabaya Selain inovasi produk/jasa baru, adapula inovasi
N Pelayanan Jasa Keterangan proses yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir.
o. Baru
Inovasi proses berfokus pada pengembangan
1. Poli Spesialis Poli spesialis yang dimiliki
oleh Puskesmas Jagir
kualiatas pemberian pelayanan publik. Proses
adalah spesialis anak, pemberian layanan membutuhkan sentuhan-
spesialis kandungan, sentuhan inovasi terutama dalam hal service
spesialis THT, dan delivery, efisiensi layanan, dan kemudahan akses
spesialis kulit dan kelamin layanan (Wibawa, 2009:42). Berikut merupakan
2. Pelayanan Malam Penambahan jam layanan tabel mengenai inovasi proses yang dilakukan oleh
Hari yang dimiliki Puskesmas Puskesmas Jagir yang sesuai dengan aspek-aspek
Jagir, sehingga Puskesmas yang ada didalam inovasi proses.
Jagir yang dahulunya buka
Tabel 5
hingga pukul 15.00
sekarang diperpanjang jam Jenis Inovasi Proses Pelayanan di Puskesmas
bukanya hingga pukul Jagir Kota Surabaya
19.00. No. Jenis Inovasi Sasaran Keterangan
1. Pelayanan Pengguna Sistem
3. Poli Konsultasi Poli yang menyediakan
Pembayaran Satu layanan pembayaran yang
Remaja ruang untuk remaja dan Pintu Puskesmas dilakukan
dalam poli ini disediakan Jagir melalui satu
psikolog-psikolog yang pintu dari
handal berbagai unit
4. Kelurahan Siaga Pembinaan untuk layanan
masyarakat disekitar 2. Pelayanan Ibu hamil Tersedianya
wilayah kerja Puskesmas pendaftaran pada dan anak- loket dan nomer
kotak antrian anak antrian tersendiri
Jagir agar masyarakat
tersendiri bagi serta kemudahan
sadar, mau dan mampu kelompok rentan pelayanan bagi
untuk mencegah serta kelompok rentan
mengatasi berbagai 3. Helper Pengguna Adanya petugas
ancaman masalah layanan yang berkeliling
kesehatan di lingkungan Puskesmas Puskesmas dan
tempat tinggalnya Jagir siap membatu
5. Poli Degeneratif Menangani penyakit pasien di
lingkungan
kronik menahun yang Puskesmas Jagir
banyak mempengaruhi 4. Hotline Service Pengguna Tersampaikannya
kualitas hidup serta layanan informasi yang
produktifitas seseorang, Puskesmas terkait dengan
seperti penyakit hipertensi, Jagir prosedur
diabetus milletus dan pelayanan di
kanker. Puskesmas Jagir
6. Pelayanan Rawat Menyediakan layanan melalui nomer
hotline service
Inap untuk pasien yang
yang terpasang
memerlukan rawat inap
disetiap sudut
7. Klinik Lansia Menyediakan layanan ruangan dan
khusus lansia seperti dengan adanya
posyandu lansia dan hotline service
promosi-promosi hidup keluhan saran
sehat untuk lansia maupun kritik
dapat ditanggapi
Sumber: diolah dari data skunder dan tersalurkan
dengan cepat
Sumber: diolah dari data skunder

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

dapat dilihat melalui banyak sekali peningkatan-


Berdasarkan tabel 5 inovasi proses yang peningkatan yang dialami Puskesmas Jagir.
dilakukan Puskesmas Jagir cukup banyak. Inovasi- Sedangkan pada inovasi pelayanan jasa baru yang
inovasi proses tersebut antara lain pelayanan dilakukan oleh Puskesmas Jagir jika dilihat dari
pembayaran satu pintu yang sesuai dengan efisiensi atributnya adalah sebagai berikut: (1) Relative
layanan, pelayanan pendaftaran pada kotak antrian advantage atau Keuntungan relatif: Banyaknya
tersendiri bagi kelompok rentan yang termasuk kasus kesehatan yang dapat ditangani dan dengan
dalam kemudahan akses layanan, helper yang adanya program-program baru dalam bidang
termasuk dalam aspek service delivery, dan yang kesehatan masyarakat menjadi lebih mengerti akan
terakhir adalah hotline service yang termasuk pentingnya hidup sehat; (2) Compatibility atau
dalam kemudahan layanan. Kesesuaian: Pada penerapan inovasi pelayanan jasa
Dari data yang ditemukan di lapangan dapat baru yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir, tidak
diketahui yang melatar belakangi Puskesmas Jagir ada inovasi yang digantikan sebelumnya; (3)
melakukan inovasi adalah untuk kepuasan Complexity atau Kerumitan: Kendala-kendala yang
pengguna jasanya. Inovasi mempunyai sifat erjadi pada inovasi ini adalah kurangnya sosialisasi
mendasar yaitu kebaruan bagi suatu organisasi. ke masyarakat, sehingga masyarakat baru
Sifat kebaruan ini merupakan ciri dari inovasi mengetahui informasi mengenai program baru di
dalam menggantikan pengetahuan, cara, dan Puskesmas Jagir, ketika datang langsung ke
teknologi yang lama, sudah tidak efekktif dalam Puskesmas; (4) Triability atau Kemungkinan
menangani permasalahan di sekitar lingkungan dicoba: Dalam inovasi ini, Puskesmas tidak
organisasi, termasuk Puskesmas Jagir. Menurut melakukan uji coba, yang melakukan hal tersebut
Rogers sebuah inovasi didalamnya ada atribut yang Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Puskesmas hanya
melekat. Atribut-atribut tersebut adalah relative melaksanakan program tersebut, karena program
advantage atau keuntungan relatif, compability atau tersebut telah dirancang oleh Dinas Kesehatan Kota
kesesuaian, complexity atau kerumitan, triability Surabya; (5) Observability atau Kemudahan
atau kemingkinan dicoba, dan observability atau diamati: Kemudahan yang diamati dari inovasi ini
kemudahan diamati (Suwarno, 2008:16-18). Dari dapat dilihat dari banyak kasus kesehatan yang
temuan data di lapangan ketika menganalisis dapat di tangani dan inovasi tersebut sesuai dengan
inovasi produk/jasa dan inovasi proses kebutuhan masyarakat. selain itu, terdapat
menggunakan kelima atribut yang dijelaaskan oleh peningkatan jumlah kunjungan pasien di
Rogers. Maka dapat diketahui kelebihan maupun Puskesmas Jagir. Hal ini dikarenakan oleh
kekurangan dari sebuah inovasi sehingga dapat beragamnya pelayanan yang disediakan dan biaya
dilakukan pembenahan-pembenahan, dan dapat yang terjangkau.
benar-benar menguntungkan pengguna jasanya. Sedangkan, pada inovasi proses atribut-atribt
Berikut merupakan tabel mengenai temuan di inovasi yang melekat pada inovasi-inovasi tersebut.
lapangan tentang atribut inovasi yang melekat Dengan adanya inovasi pada proses layanan, dapat
didalam inovasi produk/jasa dan inovasi proses memudahkan dan menuntungkan masyarakat
yang ada di Puskesmas Jagir. Atribut pada inovasi sebagai pengguna jasa dalam mendapatkan
produk/jasa yang dilakukan oleh Puskesmas Jagir pelayanan. Pada inovasi pelayanan pembyaran satu
pada inovasi peralatan medis adalah sebagai pintu, memiliki karakteristik dilihat dari atribut
berikut: (1) Relative advantage atau keuntungan inovasinya adalah sebagai berikut: (1) Relative
relatif: Pelayanan yang diberikan kepada pengguna advantage atau Keuntungan realtif: Keuntungan
jasa menjadi lebih beragam dan pasien dapat relatif dari program ini adalah layanan pembayaran
mendapatkan pelayanan dengan harga yang menjadi lebih mudah karena semua unit layanan
terjangkau; (2) Compatibility atau Kesesuaian: yang disediakan oleh Puskesmas Jagir transaksi
Pengadaan peralatan medis disesuaikan dengan pembayaran dilakukan dalam satu loket, selain
perkembangan zaman dan peralatan medis menguntungkan untuk pengguna jasanya, petugas
sebelumnya yang dimiliki oleh Puskesmas Jagir; Puskesmas Jagir juga turut diuntungkan karena
(3) Complexity atau Kerumitan: Kerumitan yang dengan adanya sistem ini pelaporan administratif
terjadi dalam pelaksanaan program ini adalah menjadi lebih rapi; (2) Compatibility atau
berada pada cara penggunaan peralatan medis yang Kesesuaian: Kesesuaian dengan produk
baru tersebut; (4) Triability atau Kemungkinan sebelumnya adalah sama-sama merupakan
dicoba: Uji coba dalam perlatan medis dilakukan pelayanan pembayaran, yang membedakan diantara
untuk mengetahui kesesuaian antara inovasi keduanya adalah sistem yang terdapat di pelayanan
peralatan medis dengan kondisi permasalahan tersebut.. Dalam pelayanan satu pintu ini sistem
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di yang digunakan menjadi lebih ringkas dari
wilayah kerja Puskesmas Jagir; (5) Observability sebelumnya. (3) Complexity atau Kerumitan: dalam
atau kemudahan diamati: Dengan adanya inovasi pelaksanaanya sistem ini tidak ada kendala yang
pada peralatan medis, dampak yang ditimbulkan terjadi, karena sistem ini sudah sangat dijelas dan

9
mudah dipahami baik oleh petugas maupun pasien terakhir yang sesuai dengan ketentuan inovasi
di Puskesmas Jagiir; (4) Triability atau proses adalah inovasi hotline service. Adapun
Kemungkinan dicoba: uji coba dilakukan untuk atribut yang melekat didalamnya adalah sebagai
mensosialisasikan sistem ini kepada pasien agar berikut: (1)Relative advantage atau keuntungan
pasien tidak kaget ketika adanya sistem yang telah relatif: kemudahan dan keterbukaan informasi dan
diubah oleh Puskesmas Jagir. (5) Observability dalam penanganan keluhan yang dapat dengan
atau Kemudahan diamati: dalam pelaksanaanya segera ditindak lanjuti; (2)Compatibility atau
inovasi ini dapat dilihat dengan adanya Kesesuaian: memiliki kesesuaian dengan produk
pemangkasan alur pelayanan dalam transaksi yang sama dengan pendahulunya. Melaui program
pembayaran dan dengan sistem ini memudahkan hotline service, memiliki keuntungan yang lebih
pengguna jasanya. Pada inovasi pelayanan banyak dibandingkan dengan program
pendaftaran pada kotak antrian tersendiri untuk pendahulunya; (3)Complexity atau Kerumitan:
kelompok rentan, jika dilihat dari atribut kerumitan yang terjadi terletak pada buruknya
inovasinya, adalah sebagai berikut: (1) Relative sinyal yang menimbulkan kendala dalam
advantage atau Keuntungan relatif: memudahkan pelaksanaannya. Namun, untuk menanggulangi hal
para kelompok rentan yakni ibu hamil, bayi, balita tersebut pihak petugas Puskesmas Jagir
dan anak-anak untuk mendapatkan pelayanan yang menyediakan dua nomer yang berbeda yang dapat
lebih cepat dibandingkan dengan yang lain; (2) di hubungi; (4)Triability atau Kemungkinan
Compatibility atau Kesesuaian: Inovasi kotak dicoba: Dalam inovasi hotline service dilakukan uji
tersediri untuk kelompok rentan dirasa sesuai coba guna mengetahui kesesuaian dari program
dengan kebutuhan masyarakat karena dengan yang akan dijalankan terhadap kebutuhan
adanya inovasi tersebut kelompok rentan dapat masyarakat; (5)Observability atau Kemudahan
mendapatkan kenyamanan dan pelayanan dengan diamati: kemudahan untuk mengamati program ini
cepat sehingga mereka tidak perlu mengantri dan adalah masyarakat dapat menyalurkan keluhan,
menunggu lama; (3) Complexity atau Kerumitan: kritik dan saran melalui hotline service tanpa perlu
kurangnya sosialisai kepada pasien yang tergolong datang ke puskesmas.
kelompok rentan. Namun, kerumitan ini dapat Dari uraian diatas dapat diketahui inovasi apa
diatasi dengan petugas yang membantu saja yang dilakukan Puskesmas Jagir berdasarkan
menjelaskan terhadap pengguna jasa; (4) Triability teori dari jenis inovasi Damanpour dan atribut
atau Kemungkinan dicoba: uji coba dilakukan inovasi yang melekat pada inovasi di Puskesmas
untuk mensosialisasikan program ini; (5) Jagir berdasarkan pendapat Rogers.
Observability atau Kemudahan diamati: dapat
dilihat melalui mudah dan cepatnya pelayanan yang Kesimpulan
termasuk dalam kategori pasien untuk kelompok Berdasarkan hasil temuan data di lapangan
rentan. Inovasi lainnya dari inovasi proses ini yang telah disajikan dan dan dianilisis sebelumnya,
adalah inovasi petugas helper, yang dilihat melalui dapat disimpulkan bahwa Penerapan inovasi
atribut inovasinya, adalah sebagi berikut: pelayanan yang dilakukan Puskesmas Jagir
(1)Relative Advantage atau Keuntungan Relatif: terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan
dari program ini keuntungan yang didapatkan Puskesmas Jagir dalam memberikan pelayanan.
adalah pasien terbantu dengan adanya petugas Penerapan inovasi yang dilakukan Puskesmas Jagir
helper untuk mendapatkan informasi. merupakan proses perbaikan dari sistem yang telah
(2)Compatibility atau kesesuaian: inovasi petugas ada. Inovasi yang dilakukan Puskesmas Jagir
helper memiliki kesesuaian dengan pelayanan dikelompokkan dalam jenis inovasi menurut
sebelumnya yakni sama-sama layanan informasi, pendapat Damanpour adalah inovasi produk/jasa
yang membedakan adalah sistem kerjanya, jika baru yang terdiri dari inovasi pada peralatan medis
pelayanan yang dahulu hanya duduk ditempat dan inovasi pelayanan jasa baru, dan inovasi proses
sedangkan inovasi helper adalah berjalan didalam yang terdiri dari pelayanan pembayaran satu pintu,
lingkungan pasien puskesmas jagir dan siap sedia pelayanan pendaftaran pada kotak antrian tersendiri
membantu pasien; (3)Complexity atau Kerumitan: bagi kelompok rentan, helper, dan hotline service.
kurangnya SDM yang bertugas sebagai petugas Dari atribut-atribut inovasi dari pendapat
helper, sehingga dengan terpaksa inovasi ini Rogers, dapat diketahaui bahwa inovasi-inovasi
dihentikan untuk sementara waktu; (4)Triability yang dilakukan Puskesmas Jagir memiliki
atau Kemungkinan dicoba: tujuan dari uji coba karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dapat
dalam inovasi ini adalah untuk mengetahui apakah meningkatkan kepuasan dari pengguna jasa
inovasi ini mendapatkan respon baik dari pengguna Puskesmas Jagir. Untuk itu, dapat diketahui inovasi
jasa; (5)Observability atau Kemudahan diamati: pelayanan yang dilakukan Puskesmas Jagir
pada saat inovasi ini diterapkan kemudahan memberikan kontribusi yang positif untuk
mengamati inovasi ini dapat memberikan Puskesmas Jagir itu sendiri maupun untuk
keuntungan adalah adanya rasa kepuasan dari pengguna jasanya.
pengguna jasa dari Puskesmas Jagir. Dan inovasi

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 1, Nomor 1, Januari 2013

Daftar Pustaka

Agustina, Susanti. Wajah Otonomi Daerah, Koran


Kompas, edisi Senin, 25 Juni 2012.
Ancok, Djamaludin. 2012, Psikologi
Kepemimpinan&Inovasi, Erlangga,
Jakarta
Muluk, Khairul M.R. 2008. Knowledge
Management: Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah, Banyumedia
Publishing, Malang
Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2010, Manajemen
Pelayanan: Pengembangan Model
Konseptual, penerapan Citizen
Charter dan Standart Pelayanan
Minimal, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Setijaningrum, Erna. 2009, Inovasi Pelayanan
Publik, Kanisius, Surabaya
Sudarso. 2008, Prosedur Penelitian dalam Suyanto,
Bagong, Sutinah. Metode Penelitian
Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Kencana, Jakarta
Suwarno, Yogi. 2008, Inovasi di Sektor Publik,
STIA-LAN, Jakarta
Wijayanti, Sri Wahyuni. 2008, Inovasi pada Sektor
Pelayanan Publik: Jurnal Administrasi
Publik, Vol. 4, no. 4, hlmn 39-52
http://dispendukcapil.surabaya.go.id/index.php
(diakses pada 6 Desember 2012)
www.ehealth-surabaya.co.id (diakses pada 20 Juni
2012)
www.ekonomi.kompasiana.com (diakses pada 20
Juni 2012)
www.kompasiana.com (diakses pada 20 Juni 2012)

Anda mungkin juga menyukai