DI PEMERINTAH DAERAH
Dalam Rangka Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Tim Penyusun :
Doni Muhardiansyah
R. Eric J. Rachman
Aida Ratna Zulaiha
Dian Patria
I Gusti Ayu Nyoman Lia Oktirani
Didik Mulyanto
Roady Robby
Ruth Silvia
ISBN
www. kpk.go.id
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 jakarta Selatan Indonesia
Telp. (021) 25578300
Fax. (021)52892448
Abstraksi
Studi ini selain memotret keadaan layanan kesehatan yang baik di ke-tiga
daerah tersebut, juga memberikan gambaran dampak dari adanya
peningkatan kualitas layanan yang ada. Dampak yang timbul terutama
muncul dari masyarakat itu sendiri. Dampak-dampak ini pula yang akan
nantinya akan diharapkan dapat mendorong kemajuan pelayanan publik di
daerahnya masing-masing maupun di Indonesia pada umumnya.
Kata Sambutan
Perubahan dan perbaikan mutu layanan publik sebagai wujud tata kelola
pemerintahan yang baik merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah. Implementasi tata kelola pemerintahan
yang baik tidak akan terlepas dari upaya kelembagaan menetapkan visi dan
misinya, memberikan penghargaan dan sanksi atas kinerja organisasi,
menciptakan pertanggungjawaban organisasi pemerintah terhadap
masyarakat, membuka ruang bagi pegawai untuk menyampaikan pendapat,
serta mendorong perubahan perilaku dan cara berpikir untuk melakukan
inovasi yang berorientasi pada masyarakat.
Pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi
Kata Pengantar
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa
buku Studi Inovasi Layanan Kesehatan di Pemerintah Daerah Dalam Rangka
Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik telah berhasil diselesaikan oleh Tim
Peneliti di Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Penyusunan studi ini dilakukan melalui observasi lapangan pada daerah terpilih,
yaitu: Kabupaten Jembrana melalui program Jaminan Kesehatan Jembrana, Kota
Palangka Raya melalui Puskemas Pahandut dan Provinsi Jawa Timur melalui RSUD
Dr. Soedono.
Hasil studi terhadap kondisi pelayanan kesehatan di tiga daerah ini, diharapkan
dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi pemerintah daerah lainnya. Hal utama
yang ingin dicapai antara lain agar pemerintah daerah dapat mengimplementasikan
inovasi layanannya sebagaimana yang dipraktekkan di daerah terpilih yang cukup
berhasil dalam meningkatkan kualitas layanan publik di sektor kesehatan. Selain itu,
diharapkan pula pemerintah daerah lainnya dapat mengimplementasikan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik serta memacu tumbuh kembangnya aktivitas ekonomi di wilayahnya.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan maupun kontribusi data dalam penyusunan studi ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan studi ini masih perlu disempurnakan.
Untuk itu, saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Deputi Pencegahan
Komisi Pemberantasan Korupsi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 Pendahuluan
3.2.4.1. Infrastruktur
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
4.4. Kemajuan Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Darurat dan Rawat Inap
tahun 2005 s.d 2007
DAFTAR Tabel
PENDAHULUAN
3
Menurut Kovner (1995) , dalam konteks tata kelola pemerintahan
yang baik, peran pemerintah dalam sektor kesehatan ada tiga, yaitu :
regulator, pemberi dana dan pelaksana kegiatan. Dalam menunjang
ketiga peran pemerintah tersebut diatas diperlukan beberapa hal
4
antara lain :
1. Komitmen politik untuk pengembangan pelayanan kesehatan.
2. Pendekatan yang pro orang miskin.
3. Menyeimbangkan peran pemerintah, lembaga usaha swasta,
dan lembaga swadaya masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
4. Menangani kegagalan pasar, misalnya pemerintah sebaiknya
membiayai masyarakat miskin yang tidak mampu membeli
pelayanan kesehatan.
5. Manajemen lembaga pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada pengguna.
3 Health Care Delivery in the United States . Springer Publishing- Kovner A.R.(1995)
4 Desentraslisasi Kesehatan di Indonesia dan Perubahan Fungsi Pemerintahan : dkk Trisnanto Laksono
(2005)
Studi ini dibangun dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari wawancara secara langsung dari unsur pemerintah
daerah dan unsur masyarakat sebagai pengguna. Data sekunder
diperoleh dari berbagai sumber seperti internet, buku literatur,
dokumen penunjang dari instansi terkait dan dokumentasi terkait
lainnya.
1 http://hdr.undp.org/statistics/
3 Pengantar Seminar Internasional Dengan Tema Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan di Bali, 7-10
Agustus 2007
Sumber: Surat Keputusan Bupati Jembrana Nomor 1927 tahun 2004 dan mulai tahun 2005
diganti menjadi Surat Keputusan Bupati Jembrana tentang Tim Pelaksana Kegiatan Jaminan
Sosial Daerah Kab. Jembrana Nomor 746/Diskesos/2007.
c) Peserta JKJ
Peserta JKJ adalah seluruh masyarakat Jembrana
terutama keluarga miskin (Gakin) dan masyarakat
umum yang belum terbiayai oleh sistem pelayanan
asuransi kesehatan (Askes untuk PNS, Jamsostek untuk
Gambar 5. Visi Kabupaten Jembrana karyawan swasta, dan asuransi swadana lainnya).
membayarkannya kepada
PPK 1 sesuai dengan klaim
yang disampaikan oleh PPK
1.
e) Apabila dihitung per orang,
besar subsidi Pemkab.
Jembrana kepada
masyarakat untuk pelayanan
kesehatan dasar dijelaskan
pada tabel di bawah ini :
Gambar 8. Salah satu fasilitas kesehatan di
puskesmas
Gambar 9. Suasana rawat inap di RSUD Gambar 10. Peserta JKJ sedang menunggu
pengobatan di puskesmas
Pelayanan Bidan 15.000 Biaya jasa medis 4.000 Bidan JKJ hanya boleh menangani pelayanan ANC
Obat-obatan 11.000 dan pelayanan KB sederhana, tidak dibenarkan
pertolongan persalinan 250.000 melayani kesehatan diluar kebidanan
Jenis Peserta
Tahun Uraian
Umum Gakin Askes Jumlah
RSUD Dr. Soedono Madiun merupakan salah satu rumah sakit milik
Pemerintah Propinsi Jawa Timur. RSUD Dr. Soedono Madiun terletak
di sebelah barat dari ibu kota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
dan berada di tengah Kotamadya Madiun yang merupakan dataran
Sumber: profil RSUD. Dr. Soedono Madiun dalam angka tahun 2007
c) Pengelolaan Limbah.
Pengelolaan limbah rumah sakit dengan tujuan agar
ramah lingkungan. Sistem yang digunakan dalam
pengelolaan daur limbah adalah anaerobic. Untuk limbah
padat medis dilakukan pembakaran dengan incenerator.
e) Fasilitas Obat-obatan.
Penerapan obat dengan sistem satu pintu dilaksanakan
mulai di instalasi bedah sentral dengan tujuan :
i. Efesiensi bagi petugas maupun penderita sesuai
dengan ketentuan akreditasi.
ii. Pengendalian dan perlindungan bahaya penggunaan
dan pemakaian obat-obatan narkotika.
1 Tenaga Medis 42 42 43 18 15 7
2 Paramedis 261 252 244 113 110 100
3 keperawatan 19 17 17 - 0 -
4 Farmasi 17 17 18 5 5 3
5 Kesehatan 15 15 18 7 7 4
6 Masyarakat 6 5 5 1 1 1
7 Gizi 27 29 32 21 20 18
8 Ketarapian fisik 136 130 118 98 98 96
Keteknisan medis
Non medis
Jumlah 523 508 495 263 256 229
b) Kepastian Waktu
Klinik buka setiap jam 8 pagi. Dimulai dengan apel pagi
bagi seluruh pegawai rumah sakit.
c) Akurasi Biaya
Biling sistem sesuai dengan tarif dan sesuai dengan hak
pasien. Tertera jelas papan daftar tarif.
d) Keamanan
i. Untuk keamanan pasien, dilakukan upaya jemput
bola, dimana petugas menjemput pasien yang baru
3.3.6.2.Peningkatan Mutu
Gambar 29. Kegiatan pertemuan dengan iii. Dilakukan pembahasan komplain setiap minggu.
masyarakat iv. SMS langsung kepada direksi dan IPHI (Instalasi
Pemasaran Humas dan Informasi).
v. Lewat media radio, antara lain program siaran
pojok rumah sakit yang berisi penjelasan dan
diskusi.
f) Upaya peminimalisiran terjadinya penyimpangan adalah
dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Gambar 30. Bakti sosial ke masyarakat Rumah Sakit/CBS (SIM RS/CBS) yang dapat dipantau
secara langsung oleh Direktur selaku pimpinan dan SPI.
Pemberian pelayanan kesehatan sesuai SOP/ Protap/
Prosedur Mutu. Survey Internal Akreditasi dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kegiatan juga dilakukan
dengan adanya laporan triwulan/ semester/ tahunan
serta pemantauan oleh tim monitoring dan evaluasi
setiap 6 bulan sekali.
Gambar 31. Bantuan penanggulangan
bencana
3.3.6.3. Kepesertaan Masyarakat
a) Citizen Charter
Program ini Ditandatangani oleh LSM tokoh masyarakat
dan tokoh agama. Program ini mendapatkan respon
yang positif dari masyarakat. Dalam melakukan porgram
ini, pihak RSUD Dr. Soedono Madiun melakukan
Gambar 32. Evaluasi pelayanan pelayanan dan pengobatan gratis masyarakat yang
a) Aspek SDM
Kualitas dan kuantitas SDM yang masih kurang, terutama
untuk menunjang pelayanan kesehatan yang prima dan sebagai
pengganti tenaga-tenaga purna tugas.
c) Aspek Sistem
Computerized billing system dan computerized rekam medik
belum menyeluruh dan sistem informasi dan pemasaran masih
belum optimal.
Sumber : Laporan kegiatan dan perhitungan APBD RSU Dr. Soedono Madiun
3.2.4.1. Infrastruktur
a) Poliklinik.
Terdiri dari Poli Anak, Poli Umum/dewasa, Poli Gigi, Poli Gizi,
dan Poli Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
b) Pelayanan Imunisasi/Suntik.
Melayani pemberian imunisasi seperti vaksin BCG dan campak.
c) Pelayanan Operasi.
Untuk saat ini Puskesmas Pahandut telah memiliki kamar
operasi dan pada tahun 2008 masih dalam tahap persiapan
(persiapan peralatan dan SDM/tenaga ahli). Pelayanan operasi
direncanakan akan menyediakan operasi bedah sectio caesaria.
d) Laboratorium
laboratorium menyediakan pemeriksaan urine rutin,
pemeriksaan darah rutin, tes kehamilan dan BTA.
e) Apotik/Ruang Obat
Menyediakan obat-obat yang diperuntukkan bagi pasien.
Tahun BOR
2003 50,69%
2004 47,44%
2005 46,17%
2006 40,47%
2007 37,13%
Sumber : Bapel JKJ 2008
Tahun UHH
2003 71,30
2004 71,34
2005 71,40
2006 71,48
2007 71,51
Sumber : Bapel JKJ 2008
Tahun K1 K2
2004 90,57% 83,21%
2005 92,84% 83,79%
2006 94,04% 84,02%
2007 95,00% 84,22%
Sumber : Bapel JKJ 2008
45000
40000
35000
30000
25000
43502 2006
20000 2007
15000 27118
10000
5000
0
2006 2007
120
100
80
119 2006
60
2007
40
56
20
0
2006 2007
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007
I Rawat jalan
1. Kunjungan 148.203 187.572 186.553
2. Jumlah Hari Buka 294 294 290
Rata-rata Kunjungan/Hari Buka 504 638 643
II Rawat Darurat
1. Kunjungan 20.069 23.332 22.392
Rata-rata Kunjungan/Hari Buka 55 64 61
III Rawat Inap
1. Jumlah Penderita Dirawat 14.091 17.937 18.478
2. BOR 57,31 % 77,72 % 77,41 %
Sinambela, Dr. Lijan Poltak, M.M., M.Pd, 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Teori,
----------Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara
Sumarto, Hetifah Sj, 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, 20 Prakarsa
----------Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Utarini, Adi dan Jasri, Hanevi. 2005. Desentralisasi dan Sistem Regulasi Pelayanan
----------Kesehatan: Sebuah Tinjauan Pustaka. Jakarta.
Ferdiana, Astri dan Trisnantoro, Laksono 2005. Desentralisasi Kesehatan : Definisi
----------dan Tinjauan Sejarah di Indonesia. Jakarta
Kovner A.R. 1995. Health Care Delivery in the United States. Springer Publishing
PRODUK HUKUM
__________SK Bupati No. 572 Tahun 2002 jo SK Bupati No. 552 Tahun 2003
tentang Tim Persiapan Jaminan Kesehatan Jembrana.
__________SK Bupati No. 1927 Tahun 2004 tentang pembentukan Tim Pengelola
Jaminan Kesehatan Jembrana (Pengelola JKJ).
www.undp.org
www.worldbank.org
www.desentralisasi-kesehatan.net
www.depkes.go.id
www.menpan.go.id
LAIN-LAIN