PENDAHULUAN
Rumah Sakit telah memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh pasien
tetapi tingkat kepuasan bisa saja berbeda. Di dalam pelayanan kesehatan yang
menjadi faktor utama dalam menentukan kepuasan selain mutu hasil mengatasi
masalah kesehatan yaitu adanya kesembuhan,juga mutu pelayanan petugas yang
baik, ramah, santun dan kelengkapan sarana.Penilaian mutu pelayanan dapat
diukur secara obyektif maupun subyektif. Pengukuran obyektif adalah berdasar
kepada aspek profesionalisme pelayanan antara lain Standart Operating Procedure
(SOP),sedangkan pengukuran subyektif diperoleh melalui gambaran kepuasan
pasien. Pengukuran kepuasan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
perlu dilaksanakan sebagai upaya untuk menilai sekaligus untuk memperbaiki
kualitas pelayanan yang ada (Azwar, 1996;Wijono 1999). Upaya untuk mewujudkan
kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah. Mudie dan Cottom
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun
hanya untuk sementara waktu (Tjiptono,2005).
Pengertian minat beli ulang menurut penelitian Nurhayati dan Wahyu (2012)
adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk,
karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk.
Merk yang sudah melekat dalam hati pelanggan akan menyebabkan pelanggan
melanjutkan pembelian atau pembelian ulang. Menurut Hapsari(2006) minat
kunjungan merupakan perlaku yang muncul sebagai respon terhadap objek ulang
yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi peningkatan kinerja Pelayanan Kesehatan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Nu’mag Kabupaten Sidrap?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis tentang kinerja pelayanan kesehatan pada Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Nu’mag Kabupaten Sidrap.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan praktis maupun
akademis sebagai berikut:
1. Dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah Kabupaten Sidrap dalam mengadopsi kebijakan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Nu’mang Kabupaten
Sidrap untuk lebih efektif di bidang Kesehatan.
2. Dapat menjadi salah satu pijakan bagi penelitian selanjutnya,
terutama yang berhubungan dengan penerapan ide-ide baru dalam
penyusunan kebijakan pelayanan publik.
3. Bagi peneliti, merupakan sarana aktualisasi dan pengembangan
kapasitas dalam mengungkap dan memahami permasalahan publik
di bidang pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja
1. Definisi Kinerja
Bestari (2011) kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah
suatu proses.
jasa: kualitas jasa yakni seberapa baik jasa diserahkan kepada pelanggan dan
untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit
kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efesiensi dan efektifitas organisasi
sektor publik dalam pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan
untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja
kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Menurut Ilyas (2002), kinerja adalah
atau cara bertindak atau melakukan fungsi organisasi. Sedangkan kinerja menurut
The Scriber-Bnatam English Dictionary, berasal dari kata ‘to perform” yaitu (1)
atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge or fulfil, as vow,(3)
understaking), (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin
(to do what is expected of a person machine). Dari beberapa definisi di atas, maka
pengertian kinerja atau performance dapat disimpulkan sebagai berikut : hasil kerja
yang dpat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja,
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja
pekerjaan yang berkaitan dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi, dan
Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah
mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh
2012) yaitu :
faktorfaktor yang mempengaruhi dalam bentuk Satelit Mode. Menurut satelit model,
sumber daya bukan manusia, posisi strategis, proses sumber daya manusia, dan
pabrik, lingkungan kerja, teknologi, kapital dan dana yang dapat dipergunakan.
Posisi strategis meliputi masalah bisnis atau pasar, kebijakan sosial, sumber daya
manusia dan perubahan lingkungan. Proses kemanusiaan terdiri dari masalah nilai,
sikap, norma dan interaksi. Sementara itu, struktur mencakup masalah organisasi,
sekerja.
4. Sytem Factor, ditunjukkan oleh adanya system kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi
3. Pengukuran Kinerja
proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam
pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk
informasi atas efesiensi dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan organisasi.
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan
(Moeheriono, 2009),yaitu :
1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi, dengan menetapkan
secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan,
keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key
performance indicator).
eksternal.
4. Menggerakkan instansi pemerintah kea rah yang positif. Namun bila sisitem
masyarakat.
organisasi publik yang diharapkan dari masyarakat, bisa berupa penilaian dari
4. Indikator Kinerja
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja
harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai
dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.Dengan
indikator kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana yang jelas bagaimana dia
akan dikatakan berhasil atau tidak berhasil di masa yang akan datang (Mahsun,
2006).
konsep ini, kinerja yang dirancang oleh lembaga pelayanan publik dapat diketahui
indikator kunci yang dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam pengukuran kinerja
kinerja dalam kegiatan monitoring dan evaluasi, tetapi juga merupakan instruemen
yang baik untuk mengarahkan semua unsur dalam organisasi bergerak menuju
(Moeheriono, 2012).
Banyak organisasi memberikan pengertian indikator kinerja atau disebut
3. Indikator hasil (outcomes ) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan
4. Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
telah ditetapkan.
mewujudkan suatu indikator yang baik dan ideal. Menurut (Moeheriono, 2012) ada
enam persyaratan indikator kinerja yang baik dan ideal , yaitu :(1) Specific : jelas,
Measurable : dapat diukur dan jelas ukurannya yang dipergunakan, baik kuantitatif
maupun kualitatif. (3) Attibutable : indikator kinerja yang dibuat harus bermanfaat
dalam pengambilan keputusan. (4) Relevant :indikator kinerja tersebut harus sesuai
dengan ruang lingkup program dan dapat menggambarkan hubungan sebab akibat
diantara indikator lainnya. (5) Timely :indikator kinerja yang sudah ditetapkan harus
melalui respon kepuasan masyarakat. Pemerintah telah menyusun alat ukur untuk
pelayanannya.
jawab).
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
masyarakat.
dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya
tahun 2009).
―Rumah sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
jenis pelayanan yang diberikan Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit
Umum dan
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas A paling sedikit
sehari secara terus menerus. Pelayanan medik spesialis dasar meliputi pelayanan
penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi. Pelayanan
klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik. Pelayanan medik spesialis lain
syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin orthopedi, urologi, bedah
kesehatan anak, obstetri dan ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf,
jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, obstetri dan
ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah,
kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah
plastik, dan gigi mulut Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: a. 18 (delapan belas) dokter umum untuk
pelayanan medik dasar; b. 4 (empat) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut; c. 6 (enam) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar; d. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; e. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
lain; 2 (dua) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis;
dan g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut.
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit
dimaksud pada ayat meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah,
pelayanan dari 13 (tiga belas) pelayanan yang meliputi pelayanan mata, telinga
hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin,
kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan
obstetri dan ginekologi. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana
Tenaga medis sedikit terdiri atas: a. 12 (dua belas) dokter umum untuk
pelayanan medik dasar; b. 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut; c. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar; d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
lain; f. 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis;
dan g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit
dan pelayanan medik spesialis gigi dan mulut. Pelayanan gawat darurat harus
Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana. Pelayanan medik spesialis
dasar meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri
medik spesialis gigi dan mulut paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: a. 9 (sembilan) dokter umum untuk
pelayanan medik dasar; b. 2 (dua) b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan
medik gigi mulut; c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar; d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis penunjang; dan e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit
pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga
berencana. Pelayanan medik spesialis dasar paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat)
kesehatan anak, bedah, dan/atau obstetri dan ginekologi. (5) Pelayanan medik
Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: a. 4 (empat) dokter umum untuk
pelayanan medik dasar; b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut; c. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar.
Kabupaten Sidrap