Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Negara kesatuan Republik Indonesia yang menganut asas desentralisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahannya memberikan kesempatan dan
kewenangan yang luas, nyata dan beranggungjawab kepada daerah secara
proporsional untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
Pada dasarnya pemberian otonomi daerah adalah untuk efisiensi, dan
efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka melaksanakan tuntutan
konstitusi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip demokrasi berdasarkan atas
hukum yang berlaku. Salah satu tujuan otonomi yaitu meningkatkan pelayanan
dan kesejahteraan yang semakin membaik dan aspiratif, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan ditetapkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah terjadi perubahan yang
sangat luas dalam operasional penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-
undang ini mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah lebih bersifat
desentralistis, non hierarkis, dan keanekaragaman. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah kabupaten/ kota merupakan urusan yang
berskala kabupaten/kota terdapat dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004.
Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan kebijakan
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap unit
pelayanan instansi pemerintah No: Kep/25/M.PAN/2/2004. Pedoman umum ini
selain dimaksudkan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat kinerja masing-
masing unit pelayanan instansi pemerintah, juga diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara objektif dan priodik terhadap
perkembangan kinerja unit pelayanan publik.
Pelayanan publik termasuk juga pelayanan bidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan didasari oleh cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa
2

tersebut diselenggarakan pembangunan nasional di semua bidang kehidupan yang


berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang
menyeluruh, terpadu dan terarah. Pembangunan kesehatan ini pada dasarnya
menyangkut semua segi kehidupan, baik fisik, mental maupun sosial ekonomi.
Upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan,
merupakan suatu usaha yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi
peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik maupun non fisik. Upaya
pembangunan kesehatan untuk seluruh masyarakat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sosial budaya, termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologis yang
bersifat dinamis dan kompleks. Menyadari betapa luasnya hal tersebut,
pemerintah melalui sistem kesehatan nasional berupaya menyelenggarakan
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dan dapat diterima serta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Usaha tersebut menitikberatkan pada
pelayanan kesehatan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal.1)
Untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan Indonesia, pemerintah
telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan 2).
Selain dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yang
mengatur tentang perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam arti luas, di
Indonesia juga di atur perlindungan terhadap konsumen dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pokok permasalahannya adalah bahwa kemampuan manajemen kesehatan
yang merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan kesehatan pada saat ini
belum sepenuhnya memadai. Beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya
adalah masih belum memadainyua sistem informasi kesehatan untuk
disebarluaskan kepada masyarakat, integrasi pelayanan kesehatan yang belum
berjalan dengan baik, dan belum mantapnya pengendalian dan pengawasan serta
penilaian program yang ditetapkan.
Dalam rangka melindungi hak masyarakat terhadap kualitas pelayanan
1)
Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Rineka
Cipta.Surabaya-Jambi. 2005 haln 2.
2)
Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3

kesehatan yang akan disediakan oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas-puskesmas


maka dibutuhkan adanya suatu jaminan kualitas pelayanan. Apabila suatu kualitas
pelayanan dapat ditentukan maka pemerintah beserta masyarakat dapat melihat
apakah pelayanan yang dilakukan itu sudah sesuai dengan kepentingan
masyarakat umum dan kesejahteraan masyarakat, yang sesuai dengan asaz-asas
pemerintahan yang baik, efektif, efisien transparan dan akuntabilitasnya.
Meningkatkan pelayanan pada masyarakat termasuk pelayanan bidang
kesehatan merupakan salah satu bidang prioritas program Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2006-2010) di Kabupaten Solok. Dan untuk
kelancaran penyelenggaraan tugas dan kewenangan daerah di bidang kesehatan
telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok No. 17 tahun 2004 tentang
Dinas Kesehatan.3) Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan, maka penulis
tertarik ingin mengkaji tentang : “Pelaksanaan Pelayanan Umum Bidang
Kesehatan Dalam Rangka Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Kabupaten
Solok”
1.2 Rumusan Permasalahan.
Permasalahan yang dapat penulis kemukakan adalah:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan dalam
penyelenggaraan otonomi daerah di Kabupaten Solok ?
2. Apakah program-program dan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Solok dalam meningkatkan pelayanan umum dibidang kesehatan ?
3. Apakah faktor-faktor penghambat yang ditemui Pemerintah Kabupaten Solok
dalam pelaksanaan pelayanan umum bidang kesehatan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan umum bidang kesehatan
di Kabupaten Solok.?
2. Untuk mengetahui program dan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Solok dalam meningkatkan pelayan umum dibidang kesehatan?
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pelaksanaan pelayanan umum

3)
Peraturan Daerah Kabupaten Solok No 17 Tahun 2004 tentang Dinas Kesehatan
4

bidang kesehatan di Kabupaten Solok?


1.4 Manfaat Penelitian.
1. Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum terutama Hukum
Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dan dijadikan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
Pemerintah Daerah dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pedoman
bagi Pemerintah daerah lain dalam upaya melaksanakan pelayanan umum
bidang kesehatan di Kabupaten Solok dalam mewujudkan good governance
1.5. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual
Kerangka Teoritis ; 1. Sistem Pemerintah Daerah, 2. Prinsip Otonomi Daerah, 3.
Desentralisasi dalam Negara Kesatuan, 4. Teori Penggunaan Model Pelayanan
Kesehatan
Kerangka Konseptual.
1.Kewenangan Pemerintah.2. Pengertian Otonomi Daerah. 3. Pelayanan Publik,
4.Pengertian Pelayanan Kesehatan
1.6. Metode Penelitian.
1. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis (Sociological legal
research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat Preskripsi/ ketentuan
hukum4)),
2. Tekhnik Sampling ( Lokasi, populasi Sample)
Penelitian ini dilakukan pada wilayah hukum Pemerintah Kabupaten Solok,
dengan subjek Pemerintah Kabupaten Solok, Dinas Kesehatan, Puskesmas-
puskesmas, rumah sakit dan masyarakat. Alasan memilih instansi ini karena
terlibat lansung dengan pelaksanaan pelayanan umum khususnya bidang
kesehatan di Kabupaten Solok. Penentuan sample dilakukan dengan purposive
sampl.

Preskriptif yaitu apabila suatu penelitian ditujukan untuk mendapatkan saran-saran


4) )

mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu. Lihat dalam
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta 1984.
5

3.Metode dan Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa wawancara yang disusun
secara terstruktur (structured).
4. Pengolahan dan Analisis Data.

BAB II
PELAYANAN UMUM DALAM KONSEP OTONOMI DAERAH
2.1. Pelayanan Umum Dalam Otonomi Daerah
Pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama
pemerintah daerah. Pelayanan terhadap masyarakat tersebut terintegrasi dalam
penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan.41)
Pemerintah baik pusat maupun daerah mempunyai tiga fungsi utama : 1.
Memberikan pelayanan (service) baik pelayanan perorangan maupun pelayanan
publik/khalayak. 2. Melakukan pelayanan fasilitas ekonomi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi (development for economic growth). 3.Memberikan
perlindungan (protective) masyarakat. Dengan demikian pelayanan publik oleh
pemerintah daerah harus dapat memuaskan publik.
2.2. Kualitas Pelayanan
Vincent Gesperz, mengemukakan bahwa kualitas pelayanan, meliputi dimesi-
dimensi berikut:5)) Ketaatan waktu pelayanan, Akurasi pelayanan, Kesopanan dan
keramahan dalam memberikan pelayanan, Tanggungjawab, Kemudahan
mendapatkan pelayanan.
2.3. Penyelengggaraan Pemerintah Daerah dalam Negara Kesatuan
Pelimpahan wewenang yang diberikan kepada daerah merupakan keberadaan
suatu negara kesatuan. Untuk itu pusat tetap mempunyai kewenangan mengawasi
daerah-daerah. Daerah bukanlah diberi kekuasaan yang bebas dari kontrol dan
campur tangan pemerintah pusat.
2.4. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
41)
Hanif Nurcholish, Teori dan praktek pemerintahan dan otonom daerah,
PT.Grasindo.2005.hal.175

Direktorat Jenderal Pemerintahahn Umum Departemen Dalam Negeri, Pelayanan


5) )

Prima dan pelayanan Terpadu Satu Atap, Modul Pelatihan 2003 hal 19
6

Asas-asas penyelenggaraan pemerintah daerah: Asas Umum Pemerintahan yang


Baik, Asas Keahlian dan Kedaerahan, Asas Desentralisasi
1.5 Kewenangan Pemerintah Daerah
Kewenangan mengatur berada pada dua lembaga yaitu Kepala Daerah dan DPRD.
1.6 Asas-asas Pelayanan Publik
Asas-asas pelayanan publik menurut KepMen PAN No:
63/KEP/M.PAN/7/2003, tanggal 10 Juli 2003, adalah:6) Transaparansi,
Akuntabilitas, Kondisional, Partisipatif, Kesamanan Hak , Keseimbangan Hak dan
Kewajiban
2.6.2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Mengenai penegertian pelayanan kesehatan ini menurut S.Verborgt dan
Tengker menyatakan bahwa: Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang
diberikan secara langsung dan yang dapat di pertanggungjawabkan secara
profesional kepada individu sehubungan dengan kesehatannya baik rohani
maupun badani seperti yang lazim dilakukan orang. Pelayanan ini selain preventif
dan kuratif dapat diberikan juga secara berdampingan. 7)
2.7. Kebijaksanaan Pemerintah dalam memperluas Kompetensi Pelayanan
Kompetensi pelayanan prima yang diberikan aparatur pemerintah kepada
masyarakat dapat dilihat dalam:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
2. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah,
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993,
dipertegas dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur
Pemerintah kepada masyarakat,
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.
6)
Ibid.
7)
S.Verborgt dan F.Tengkerm, loc.cit..
7

6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
7. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
8. Perda Kabupaten Solok Nomor 17 Tahun 2004 tentang Dinas Kesehatan

2.9. Sistem Penyelenggaraan Pelayanan Publik Nasional Indonesia 8))


Hukum Administrasi Negara Indonesia, menggunakan istilah pelayanan
publik seperti yang dimuat dalam lampiran Keputusan Menteri PAN No:
63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.
BAB III
PELAKSANAAN PELAYANAN UMUM BIDANG KESEHATAN DALAM
RANGKA PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH
DI KABUPATEN SOLOK
Program Kesehatan Kabupaten Solok
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan dalam Konstitusi Organisasi Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati
antara lain diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu
hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik
yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.
Arah kebijakan dan pembangunan kesehatan yang tersirat dalam visi
pembangunan kesehatan Kabupaten Solok ditetapkan dengan mengacu pada visi
pembangunan kesehatan yang dikenal dengan Indonesia sehat 2010, yaitu suatu
keadaan dimana manusia hidup dalam lingkungan sehat, berprilaku hidup bersih

8) )
Tim Komisi Hukum Nasional, Hasil Penelitian Normatif, Komisi Hukum Nasional.
8

dan sehat, akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal.
Dengan visi tersebut Kabupaten Solok telah merumuskan pembangunan
kesehatan yaitu menggerakkan pembangunan kesehatan yang berwawasan
kesehatan, memelihara dan mengingkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan lingkungannya, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau dan mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Melalui sistem informasi kesehatan
yang merupakan salah satu bagian dari rencana pokok pembangunan yang
berwawasan kesehatan, maka upaya kesehatan perlu dimantapkan dan
dikembangkan melalui penerapan teknologi dan informasi yang efektif dan
efisien.
Adapun visi kesehatan Kabupaten Solok disusun berdasarkan pilar keadilan,
kesejahteraan serta Iman dan Taqwa. Adapun visi dinas Kesehatan Kabupaten
Solok adalah “KABUPATEN SOLOK SEHAT 2010”.
Untuk mewujudkan Kabupaten Sehat 2010 telah dicanangkan strategi-strategi
untuk pencapaian Pembangunan Kesehatan, antara lain melalui pendekatan:
1. Pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Profesionalisme, Konsolidasi terhadap management sumber daya manusia
dilakukan dengan penerapan ilmu dan teknologi kesehatan.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, Mewujudkan kemadirian
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dengan menggalang
peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan.
4. Desentralisasi.
Upaya pelayanan kesehatan dapat efektif dan efisien bila ditunjang dengan
sumber daya, baik berupa tenaga, pembiayaan dan sarana/prasarana kesehatan
yang memadai.
a. Tenaga kesehatan
Gambaran tenaga keadaan tenaga kesehatan yang bekerja di Kabupaten
Solok pada tahun 2005 dengan jumlah penduduk 341.100 jiwa dan tahun
2006 jumlah penduduk 342.940 jiwa berdasarkan rasio 100.000 penduduk.
9

Menunjukkan nilai rasio sebagai berikut:


Tabel I.
Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Solok
Tahun 2004, 2005 dan 2006
2004 2005 2006
No Jenis Tenaga Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Dokter Spesialis 0 0 0 0 0 0
2 Dokter Umum 22 24 27
3 Dokter Gigi 9 13 13
4 Perawat 152 157 159
5 Perawat Gigi 15 18 18
6 Bidan 223 204 204
7 Farmasi 11 11 13
8 Apoteker 2 2 4
9 Gizi 11 14 14
10 Sanitarian 22 25 25
11 Terapi Fisik 0 0 0
12 Teknis Medik 17 18 18
13 Kes. Masyarakat 19 21 21
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Solok.
b. Sarana dan Prasarana Kesehatan
1). Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pusling dan Posyandu
Jumlah Puskesmas : 18 buah, Jumlah Puskesmas Pembantu : 80 buah,
Jumlah Pusling : 18 buah, Jumlah Posyandu : 581 buah.
2) Apotik/Toko obat
Jumlah Apotik : 1 buah, Jumlah Toko obat : 20 buah
3) Laboratorium : 1 buah.
c. Pembiayaan Kesehatan
Anggaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Solok bersumber dari
dana APBD, APBN dan BLN.
10

3. 2. Program dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Solok


Sesuai dengan Perda Kabupaten Solok No 17 Tahun 2004 yang menjadi
tugas Pokok dan Fungsi dari Dinas Kesehatan adalahPasal 4, Dinas kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah di bidang kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 58 tahun 2005 tentang
pengelolan keuangan daerah setiap unit kerja atau satuan kerja didaerah disebut
yang dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pada saat sekarang sesuai
dengan Perda Kab Solok tentang organisasi Perangkat Daerah dimana Dinas
Kesehatan menurut Perda 17 Tahun 2004 sekarang disebut dengan SKPD sesuai
dengan petunjuk keuangan. Dari program anggaran tersebut terjadi defisit
anggaran. Dengan terjadinya defisit anggaran tidak semua program yang ada
dapat dilaksanakan sehingga dalam melaksanakan anggaran dilakukan dengan
sistem skala prioritasnya
Adapun sasaran pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Solok
tahun 2010 adalah: Tersusunnya kerangka daerah pembangunan kesehatan
masyarakat, Peningkatan usia harapan hidup., Menurunkan angka kematian ibu
melahirkan, Menurunkan angka kematian balita, Menurunkan angka balita gizi,
Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, Meningkatkan cakupan air bersih,
Meningkatkan cakupan sanitasi dasar, Meningkatkan pendapatan keluarga.
Dengan bertitik tolak dari program pembangunan daerah Jangka Panjang
dan Menengah Kabupaten Solok tahun 2005-2010 yang merupakan konsensus
dan komitmen bersama masyarakat dalam rangka pencapaian Visi dan Misi
Kabupaten Solok maka program-program kesehatan untuk menuju KABUPATEN
SOLOK SEHAT 2010, pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan
pembangunan sektor lain yang terkait serta dukungan dari masyarakat dan swasta.
Adapun pokok-pokok program kesehatan tersebut adalah:
1. Program lingkungan sehat, prilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat.
2. Program Upaya Kesehatan, Program ini ditujukan untuk meningkatkan
pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna oleh segenap
anggota masyarakat.
3. Program Sumber Daya Kesehatan, Program ini ditujukan untuk
11

mengingkatkan jumlah mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, meningkatkan


jumlah, efektivitas dan efisiensi penggunaan biaya kesehatan serta
meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan dukungan logistik pada
sarana pelayanan kesehatan yang semakin merata, terjangkau dan
dimanfaatkan oleh masyarakat.
4. Program Kebijakan dan Management Pembangunan Kesehatan, Program ini
ditujukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan sesuai dengan tujuan,
kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan melalui kebijakan dan
managemen sumber daya yang efektif dan efisien yang didukung dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan sehingga dapat tercapai pelayanan
kesehatan yang merata dan berkualitas.
“Menurut kabag Tata Usaha Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, dalam
melaksanakan program-program yang telah ditentukan dinas kesehatan
berdasarkan SPM berdasarkan SK Menkes Nomor: 1457/MENKES/SK/X/2003
yang ada, pelaksanaannya sangat tergantung pada APBN dan APBD masing-
masing daerah, begitu juga di Kabupaten Solok, dalam penyusunan anggaran yang
berpedoman pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sehingga semua program-
program yang telah ditentukan belum dapat dilaksanakan seluruhnya, karena
anggaran untuk kesehatan masih sangat terbatas”.9)
Strategi Pokok Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Solok 2006-
2010, adalah:
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
2. Peningkatan akses terhadap air bersih, rumah dan sanitasi dasar,
3. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas,
4. Peningkatan pendapatan keluarga.
Dengan bertitik tolak dari RPJMD 2006-2010, ada beberapa Kebijakan
Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Solok dan penganggarannya
berdasarkan Peraturan Bupati No:1 Tahun 2007, tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007, adalah: Pemenuhan hak
dasar masyarakat atas pelayanan kesehatan yang bermutu, Pemenuhan hak dasar

9)
wawancara dengan kabag TU dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Senin 16 April 2007
12

masyarakat atas perumahan, sanitasi dan air bersih, Mengendalikan pertumbuhan


penduduk serta meningkatkan jumlah keluarga kecil berkualitas, Menata
pembangunan kependudukan, Pemberdayaan ekonomi keluarga. Program
Pelayanan Kesehatan Penduduk miskin.
3.3. Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Solok
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal, pada Pasal 1 angka 7
dinyatakan bahwa pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar
dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan pemerintahan. Dalam Pasal 3, yang menjadi ruang lingkup
penyusunan dan Penetapan SPM oleh Menteri/Lembaga Pemerintah Non-
Departemen. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
kabupaten/ kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota terdapat dalam
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, huruf e. Penanganan bidang
kesehatan, penanganan bidang kesehatan merupakan pelayanan dasar yang harus
berpedoman pada SPM. Tujuan pokok program upaya kesehatan adalah untuk
meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan yang efektif dan effisien
serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan telah dilakukan pembangunan dan rehabilitasi sarana
pelayanan seperti puskesmas dan puskesmas pembantu yang didukung pula oleh
puskesmas keliling. Disamping
“Menurut Kabag TU Dinas Kesehatan Solok, pelaksanaan pelayanan
bidang kesehatan di Kabupaten Solok, telah berdasarkan Kewenangan Wajib
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor: 1457/MENKES/SK/X/2003. yang merupakan tolak ukur
pelayanan pada masyarakat dan sebagai alat kontrol pencapaian program-
progaram yang telah direncanakan. KW-SPM BK ini juga diperuntukkan untuk
instansi kesehatan lainnya seperti, puskesmas-puskesmas di Kabupaten Solok”.
Selain itu ada program yang dilaklsanakan tidak berdasarkan KW-SPM saja yaitu
dengan PROTAP / acuan kerja masing-masing petugas.
Menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor. 23 Tahun 1992 tentang
13

Kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan


berasaskan kemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, manfaat,
usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata, perikehidupan dan
keseimbangan, serta kepercayaan akan kemapuan dan kekuatan sendiri.
Sedangkan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Hal ini berarti bahwa setiap manusia di Indonesia ini
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan observasi dilapangan, tujuan pembangunan kesehatan sampai
saat ini belum tercapai bila dikaitkan dengan asas pembangunan kesehatan
nasional, menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 juga mengatur
hak pasien yang berbunyi: “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang optimal”. Dalam hal ini berarti setiap pasien
berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa diskriminatif dan
pelayanan harus diberikan secara adil kepada setiap pasien (konsumen).
Adapun jenis program-program Kesehatan di Puskesmas-puskesmas Kabupaten
Solok; Program pokok (Promkes, Program kesling, KIA dan KB, Perbaikan Gizi
Masyarakat, P2 M, Pengobatan), Program Pengembangan: (Kes Usila, UKS,
GILUT)
Mekanisme dan pola pelayanan bidang kesehatan yang diberikan Alur pelayanan
–Klien -.Loket (Poli Gigi, IGD : Rujukan, Poli Umum, KIA/KB/GIZI : Klinik
sendiri, Apotik)
Hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa masyarakat Indonesia
khususnya Sumatera Barat hengkang untuk berobat ke luar negeri. Mereka rela
mengorbankan uang demi mendapatkan pelayanan yang menyenangkan.di luar
negeri, rumah sakitnya sudah dikelola dengan profesional, setiap pasien yang
masuk dilayani dengan cepat dan diberi perhatian yang lebih. Mereka
menganggap pasien adalah raja, sehingga pasien yang berobat tidak peduli lagi
nilai uang yang harus dikeluarkan demi mendapatkan kepuasan pelayanan di
rumah sakit itu.
14

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Solok merupakan Prioritas RPJM


2005-2010, dengan program andalannya adalah jorong Nagari Siaga di Kabupaten
Solok. Jorong atau nagari siaga adalah jorong/nagari yang memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatsi masalah-masalah
kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Tujuan
jorong siaga ini adalah terwujudnya jorong/nagari dengan masyarakat yang sehat,
peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan dijorong nagarinya.
Sedangkan tujuan khususnya: a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat jorong/nagari tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan PHBS,
b. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat jorong/ nagari untuk
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan, c. Meningkatnya kewaspadaan dan
kesiapsiagaan masyarakat jorong/nagari terhadap resiko bukan bahaya yang
menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, dan sebagainya), d.
Meningkatnya kesehatan lingkungan dijorong/nagari, e. Meningkatnya dukungan
dan peran aktif stakeholders dalam mewujudkan kesehatan maasyarakat
jorong/nagari.
Wawancara dengan pimpinan puskesmas Sukarami, selain program jorong
atau nagari siaga prioritas Pemerintah Kabupaten Solok bidang kesehatan yang
akan datamg juga akan memberikan pelayanan di bidang pengobatan gratis bagi
setiap masyarakat di Kabupaten Solok, hal ini menunjukkan keseriusan
pemerintah Kabupaten Solok terhadap masalah kesehatan. Dengan melibatkan
koordinasi antar lintas sektoral seperti dari dinas kesehatan, camat, wali nagari,
jorong-jorong dan masyarakat itu sendiri10)
3.4. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Bidang Kesehatan di
Kabupaten Solok.
Sumber Daya Manusia masih kurang
Baik buruknya suatu pelayanan tergantung pada sumber daya manusianya
dalam memberikan pelayanan. Jika pemerintah ingin memperbaiki layanan
kesehatan terhadap masyarakat, maka perlunya pemambahan tenaga operasional,
sehingga dapat melayani pasien secara maksimal.

10) 80) )
Wawancara di Puskesmas Sukarami, Kamis, 5 April 2007.
15

Sarana dan Prasarana sangat terbatas


Dalam Pasal 57 UU No 23 Tahun 1992 menyebutkan sarana kesehatan berfungsi
untuk melalakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang. diperlukan peningkatan dan penambahan
kelengkapan.
Belum adanya tempat pengaduan yang jelas
Sebagaimana disebutkan dalam Kep Menteri PAN Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Indeks Kepuasan Masyarakat. Dalam
meningkatkan kualitas pelayanan diperlukan sarana tempat pengaduan dalam
memberikan suatu pelayanan. karena untuk menentukan suatu kepuasan
pelanggan harus ada penilaian dari masyarakat yang nantinya dapat dijadikan
tolak ukur kinerja masing-masing instansi.
Penerapan budaya kerja dari aparatur negara yang masih kurang
Budaya kerja merupakan cara pandang seseorang terhadap bidang kerja
yang ditekuninya dan prinsip-prinsip moral yang dimilikinya yang menimbulkan
keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang diyakini, memiliki semangat yang
tinggi dan bersungguh-sungguh untukl mewujudkan prestasi kerja yang baik.
Pengembangan budaya kerja diarahkan untuk meningkatkan produktifitas dan
kinerja pemerintah melalui pembinaan aparatur negara untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik (good governance). Dalam hal ini aparatur negara
sebagai pelayanan masyarakat yang baik harus berorientasi pada pelayanan
masyarakat, mengambangkan profesionalisme, membangun jiwa dan semangat
melayani, memberikan insentif dan menumbuhkan budaya malu.
Kurangnya informasi tentang keadaan si Pasien
Pada dasarnya semua pasien berhak mendapatkan informasi tentang
dirinya dan penyuakit yang dideritanya.
Kurangnya partisipasi dari masyarakat.
Menurut KepMen PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, salah satu asas
pelayanan publik adalah adanya partisipatif yaitu mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
16

Dalam UU No23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dalam Pasal 71 Bab VII
menyebutkan peran serta masyarakat sangat penting.

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan kabupaten Solok, sudah
dilaksanakan sesuai dengan KW SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Solok
berdasarkan SK MENKES Nomor: 1457/MENKES/SK/X/2003. Akan tetapi
hal ini belum dapat dirasakan sepenuhnya dalam bidang pelayanan kesehatan
di Kabupaten Solok, karena pelanggan kesehatan belum merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan disebabkan oleh karena masih belum memenuhi
kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat.
2. Pemerintah Kabupaten Solok menjadikan penanganan bidang kesehatan
menjadi salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Solok tahun 2005-2010.
Selain program yang telah ditetapkan dalam KW SPM Kesehatan, juga
mempunyai program unggulannya yaitu program pengembangan
jorong/nagari siaga di Kabupaten Solok.
3. Faktor-faktor pengambat dalam pelaksanaan pelayanan umum di bidang
kesehatan di Kabupaten Solok, faktor penghambat adalah minimnya sumber
daya aparatur pemerintah di bidang kesehatan, sarana dan prasarana
penunjang yang belum memadai, belum adanya suatu tempat untuk
pengaduan yang jelas, penerapan budaya kerja darai aparatur negara yang
masih rendah, dan yang tidak kalah pentingnya partisipasi masyarakat dan
swasta masih rendah.

2. Saran
1. Diperlukan adanya suatu pengawasan dari dinas Kesehatan Kabupaten
Solok, perlu dilakukan koordinasi yang lebih baik diantara unit kerja. Setiap
17

instansi haruslah mengadakan evaluasi untuk mengatahui hasil


kerja.memberikan reward / pengahargaan terhadap aparatur bidang yang
memiliki prestasi dibidangnya.
2. Diharapkan baik pejabat maupun tenaga kesehatan untuk dapat
meningkatkan profesionalitas kerja sehingga pelayanan publik dapat
ditingkatkan, dan dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu pelayanan yang baik.
3. Perlunya peningkatan sarana dan prasana penunjang untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan kesehatan, perlunya peningkatan sumber daya
manusia dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas pelayanan, perlunya
memperoleh dana yang lebih memadai untuk kegiatan-kegiatan yang
bersifat mendesak, perlu adanya upaya peningkatan dan pemantapan
kualitas pelayanan kesehatan, dan perlu digalakkan upaya peningkatan dan
memasyarakatkan pelayanan kesehatan yang lebih bersifat pencegahan
dalam rangka pencapaian paradigma sehat.
4. Perlunya dihadirkan sebuah Peraturan Perundang-undangan dalam bidang
Pelayanan Publik yang mengikat bagi semua pihak, guna agar tercapainya
pelaksanaan pelayanan publik yang berbasis pada pemenuhan kebutuhan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai