Disusun Oleh:
Inka Devi Nortantiya (211100487)
A. Definisi Kebijakan
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru
dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau
anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem
solving dan proaktif. Berbeda dengan hukum (law) dan peraturan (regulation), kebijakan
lebih bersifat adaptif dan integratif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh
dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa
menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberi peluang
diinterpretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu keputusan
yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang
menyangkut kepentingan umum. Sesuai dengan system administrasi Negara Republik
Indonesia, kebijakan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kebijakan Internal (Manajerial), yaitu kebijakan yang mempunyai kekuatan mengikat
aparatur dalam organisasi pemerintah sendiri.
2. Kebijakan eksternal (Publik), yaitu suatu kebijakan yang mengikat masyarakat umum,
sehingga dengan kebijakan demikian kebijakan harus tertulis.
Pengertian kebijakan pemerintah sama dengan kebijaksanaan berbagai bentuk
seperti misalnya jika dilakukan oleh Pemerintah Pusat berupa Peraturan Pemerintah (PP),
Keputusan Menteri (KepMen) dan lain lain. Sedangkan jika kebijakan pemerintah tersebut
dibuat oleh pemerintah daerah akan melahirkan Surat keputusan (SK), peraturan daerah
(PerDa) dan lain lain. Dalam penyusunan kebijaksanaa/kebijakan mengacu pada hal hal
berikut:
1. Berpedoman pada kebijaksanaan yang lebih tinggi
2. Konsisten dengan kebijaksanaan yang lain yang berlaku
3. Berorientasi ke masa depan
4. Berpedoman kepada kepentingan umum
5. Jelas dan tepat serta transparan
6. Dirumuskan secara tertulis
Dalam sistem kesehatan terdapat banyak unsur yang saling mempunyai hubungan
saling mempengaruhi yang dapat dirinci menjadi dua macam pendapat. Pendapat pertama
menyatakan sistem kesehatan dipandang sebagai upaya untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan, sedangkan pendapat kedua sistem kesehatan sebagai upaya untuk
menyelesaikan masalah. Pendapat pertama ini agaknya lebih relevan untuk melihat
masalah kesehatan pada masa kolonial. Sistem kesehatan disini meliputi tiga elemen;
input (sumber, tata cara dan kesanggupan), process (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan penilaian), output (pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat. Sebagai sebuah sifat dari sistem maka untuk menghasilkan sebuah kebijakan
maka ketiga elemen diatas harus dirangkai membentuk satu kesatuan dan secara bersama-
sama berfungsi mencapai tujuan.
H. Kebijakan Prioritas
1. HIV/AIDS
2. Korupsi
3. Angka Kematian Ibu dan Anak