STEP 2
STEP 3
b. Latar belakang=
c. Tujuan sudah tertuang dalam difinisi, menyususun rekomendasi untuk menyelesaikan masalah.
Adalah suatu keputusan yang saling berhubungan untuk mebentuk suatu strategi untuk membentuk
suatu pelayanan kesehatan, contoh dari kebijakan kesehatan anatara lain UU, peraturan
pemerintah, kepres, KepMen, Perda, Keputusan Bupati, dan keputusan direktur. Yang mana sifatnya
mengikat dan wajib dilakukan oleh objek kebijakan.
3. Apakah visi misi dari kebijakan kesehatan?
VISI
MISI
Secara umum
Dibagi 3, yakni
Kebijakan Strategi= aspek kesehatan yang ada dalam bentu UUD, ketetapan MPR, UU,
Peraturan pemerintah, dan peraturan daerah.
Kebijakan material= aspek kesehatan dalam bentuk Keputusan Presiden, instruksi presiden,
surat keputusan mentri, instruksi mentri, surat edaran mentri, surat keputusan bersama,
keputusan kepala daerah, dan instruksi kepala daerah.
Kebijakan teknis operasional= yang ada dalam bentuk peraturan, keputusan dan instruksi
lembaga permerintah non departemen, dan direktorat jendral departemen.
6. Apa tujuan manfaat, fungsi, dan sasaran dari kebijakan kesehatan?
TUJUAN=
MANFAAT
FUNGSI
SASARAN
STRATEGI
RUNANG LINGKUP
Kesehatan keluarga
Perbaikan gizi
Kesehatan lingkungan
Kesehatan kerja
Kesehatan jiwa
Peyuluhan kesehatan
Kesehatan sekolah
Kesehatan olahraga
8. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan kesehatan?
Kemiskinan= kesepakatan dasar baik siapapun masyarakat yang kesehatannya yang baik dan buruk
harus mendapatkan pertoloangan. Kemiskinan adalah suatu kekurangan kebutuhan dasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Pendekatan umum untuk melihat kemiskinan dan mortalitas adalah
Pendapatan
Perbedaan status sosial ekonomi
Perawatan kesehatan modern
Perubahan budaya dan perilaku
Keadilan
Pembangunan
Perubahan untuk menuju ke arah yang lebih baik secara terus menerus dan terencana
STEP 5
DEFINISI
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
RUANG LINGKUP
8. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan kesehatan?
13. Apa yang dimaksud pencatatan dan pelaporan terpadu dan kaitakan dengan realita
kebijakan kesehatan di Indonesia? Apakah sudah sesuai dengan pelayanan kesehatanya?
14. Apa yang membuat BPJS/JKNnya mengalami defisit/ cash flownya tidak lancar? Bisa
dijelaskan mekanisme keuangan sampai terjadi defisit?
Tak dipungkiri lagi, sepanjang lebih dari empat tahun Program Jaminan
Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)telah mendorong akses
pelayanan kesehatan ke taraf yang lebih baik.Meski demikian, sustainibilitas
program tersebut masih menjadi PRbesar yang harus dipecahkan
bersama.Pembahasan mengenaiupayauntuk menjaga sustainibilitas pun terus
bergulir. Menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, adasejumlah
penyebab terjadinya defisit Dana Jaminan Sosial (DJS) yang dikelola BPJS
Kesehatan. Pertama, karena iuran saat ini belum sesuai dengan perhitungan
aktuaria DJSN. Padahal Program JKN-KIS menggunakan pendekatan dan
prinsip anggaran berimbang, yang mana pendapatan dan pengeluaran
harus sama.Kondisi ini juga menyebabkan biaya per orang per bulan lebih
besar dibanding iuranper orang per bulan.“Sebetulnya titik masalahnya
terletak di besaran iuran saat ini yang belum sesuai dengan hitungan
aktuarial. Meskibesaran iuran Program JKN-KIS saat ini masih dalam posisi
underpriced,pasti ada resistensidarisebagian masyarakat apabila dilakukan
penyesuaian iuran,” katanyadalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan
Komisi IX DPR RI, Senin (17/09).Selain itu juga terjadi perubahan morbiditas
penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang sakit terus meningkat dari waktu
ke waktu. Hal ini terjadi karenabelum optimalnya upayapembangunan
kesehatanmasyarakat.Sampai dengan Agustus 2018, pengeluaran BPJS
Kesehatanuntuk membiayaipenyakitkatastropik mencapai Rp12 triliun atau
sekitar 21,07% dari total biaya pelayanan kesehatan.Padahal berbagai
penyakitkatastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola
hidup sehat.“Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga
masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif
yang dilaksanakan. Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita
penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola
risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga
merupakan bagian dari upaya promotif preventif,” ujar Fachmi.Pada kesempatan
yang sama, Fachmi jugamemaparkansejumlah upayayang sudah dilakukan
BPJS Kesehatan untuk mengendalikan defisit. Sesuai dengan hasil Rapat
Tingkat Menteri beberapa waktu yang lalu, strategi yang dilakukan antara lain
suntikan dana danoptimalisasi tata kelola Program JKN-KIS.Selain itu, juga
dilakukan optimalisasi manajemen klaim dan mitigasi fraud, penguatan peran
BPJS Kesehatan dalam strategic purchasing,optimalisasi peran FKTP sebagai
gate keeper,danpenguatan efisiensi operasional.Sampai dengan 14September
2018, jumlah peserta JKN-KIS telah mencapai 202.160.855jiwa. Dalam hal
memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telahbekerja sama dengan
22.531 FKTP,2.434 rumah sakit (termasuk di dalamnya klinik utama), 1.546
apotek, dan 1.093 optik.
https://bpjs-kesehatan.go.id/Bpjs/dmdocuments/c1e1833fb20af44e8111bd6140ce1a48.pdf