Anda di halaman 1dari 20

STEP 1

1. Dana kapitasi
- Dana yang diberikan pemerintah kepada fasilitas kesehatan di muka atau awal bulan
tanpa melihat jumlah pasien. Berdeda dengan non kapitasi yang diberikan sesuai
dengan dana pasien
2. Cash flow
- Aliran atau arus uang tunai merupakan pergerakan uang nyata, berupa pembayaran
dari satu rekening ke rekening yang lain.
- Arus cash yang keluar dan masuk, suatu informasi berupa catatan uang keluar masuk
dana di suatu institusi.
STEP 2
1. Apa saja indikator masalah kebijakan kesehatan masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
3. Apakah strategi kebijakan kesehatan di indonesia?
4. Apa tujuan, manfaat dan fungsinya dari kebijakan kesehatan di indonesia?
5. Apa saja program dalam kebijakan kesehatan? Apakah program tersebut efektif dalam
menangani masalah di skenario?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam menetapkan kebijakan kesehatan?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebijakan kesehatan?
8. Apakah visi misi dari kebijakan kesehatan?
9. Apa saja unsur-unsur dalam SWOT serta fungsi dan manfaatnya?
10. Apa saja cara melakukan analisis SWOT?
11. Apa saja jenis-jenis pendekatan atau model dari SWOT?
12. Apa saja hal yang diperhatikan dalam mengambil kebijakan kesehatan?
13. Apakah dengan analisa SWOT bisa mengatasi permasalahan dalam BPJS tersebut?

STEP 3
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
- Sebuah keputusan yang saling berhubungan untuk membentuk suatu strategi
kesehatan. Contoh : UU, peraturan daerah, keputusan presiden.
- Suatu aturan yang tertulis yang mengatur tentang kesehatan baik itu berupa peraturan
untuk suatu fasilitas kesehatan maupun untuk program lainnya yang di tuangkan di
dalam UU, peraturan pemerintah, PERMENKES, dan peraturan daerah.
- Pembuat kebijakan : menteri kesehatan, kepala BPJS pusat, kepala daerah, badan
legislatif (yang terlibat dalam pengesahkan)
2. Apa saja indikator masalah kesehatan masyarakat?
- Kurangnya sosialisasi program, fungsi agar penyelenggara dan peserta BPJS tidak
ada perbedaan persepsi dan memahami program yang ada agar mendapat pelayanan
kesehatan dengan maksimal
- Mengeluarkan buku saku untuk menjelaskan program ke peserta BPJS  peserta
masih kurang paham program-program yang ada.
- Ketepatan sasaran, disesuaikan dengan ketetapan BPJS  2019 seluruh masyarakat
indonesia sudah terdaftar sebagai peserta BPJS
- Mewujudkan pelayanan kepada peserta BPJS  tetapi masih ada kesenjangan antara
peserta BPJS dan peserta umum, menjadi malas menggunakan BPJS karena
pelayanan tertentu tidak menggunakan BPJS
- BPJS masih belum mampu menangani permasalahan pasien  proses lebih lama,
bisa menunggu antrian dari pemeriksaan dan rawat inap
3. Apakah saja strategi kebijakan kesehatan di indonesia? Contoh program dan apakah
program tersebut efektif dalam menangani masalah di skenario?
3 HAL STRATEGI
- Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
- Mengkoordinasi pelaknaan jejaring pelayanan kesehatan
- Sistem hukum di bidang kesehatan  lebih aware dengan kesehatan karena sudah
terlindungi hukum dimana pelaksaan nya akan lebih baik
PROGRAM

- Program indonesia sehat


- Program indonesia pintar
- Program indonesia sejahtera
Membentuk renstra 2020-2024
- Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat
- Memperkuat pelayanan kesehatan
Didukung oleh keluarga
PROGRAM UNTUK MASALAH JKN DI SKENARIO
APAKAH EFEKTIF?

- Belum efektif, sudah baik tetapi pada kenyataan di pelaksanaan nya tidak meratanya
akses kesehatan, masih banyak kesenjangan. AKI dan AKB masih banyak. Melihat
dari kesenjangan yang dilapangan bisa dari sisi sistem BPJS yang melakukan
pembayaran tidak teratur. Program yang dilakukan sudah baik tetapi saat
pelaksaannya tidak sesuai. Pembangunan yang lama dan alat-alat yang tidka
memadahi di puskesmas maka harus melakukan rujukan yang mempersulit.
- Efektif, berdasarkan 9 masalah indikator sudah mengalami peningkatan. Untuk
masalah JKN  lebih kepada institusi Rumah sakit, dari program GERMAS juga
sudah melibatkan masyarakat untuk membangun kesehatan nasional. Standar
pelayanan minimal sudah mencapai target maupun melebihi target yang menandakan
program yang ada efektif. Pelayanan kesehatan tetap lancar walau terdapat masalah
BPJS. Tujuan Rujukan seperti dari pukesmas ke rumah sakit itu untuk mengurangi
beban dari rumah sakit sendiri. Pembangunan tidak ada sangkut pautnya dengan
BPJS.

4. Apa tujuan, manfaat dan fungsinya dari kebijakan kesehatan di indonesia?


Tujuan
- Terselenggaranya pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya
- Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, rehabilitatif secara menyeluruh
Manfaat
- Meningkatkan mutu dan kinerja dalam bidang kesehatan
- Meningkatkan pembangunan kesehatan nasional
- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang sehat
- Mencegah timbulnya masalah kesehatan dan mengatasi masalah kesehatan yang
susah ada
Fungsi

- Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kematian dan


kesakitan
- Untuk mencapai kesehatan masyarakat yang optimal
- Untuk mempermudah akses kesehatan diseluruh daerah
- Sebagai dasar untuk mengatasi masalah sehingga dapat menentukan indikator
masalah
Sasaran

- Menurunkan angka kematian ibu


- Menurunkan AKB
- Menurunkan angka kelahiran total
- Meningkatkan persentase penduduk dengan akses air minum yang berkualitas
- Meningkatkan angka umur harapan hidup
- Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
- Peningkatan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan
tentang HIV AIDS
- Peningkatan persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

5. Bagaimana langkah-langkah dalam menetapkan kebijakan kesehatan?


- Perumusan kebijakan : perumusan masalah, pemilihan alternatf penangguangan
masalah, pengesahan dari kebijakan
- Sosialisasi dan desiminasikebijakan termasuk pelatihan petugas bila diperlukan
- Implementasi kebijakan : dari pelaksanaan kebijakan yang telah di sah kan
- Monitoring kebijakan : untukmemperoleh infomasi dari pencapaiaan kebijakan
- Evaluasi kebijakan : menilai perbedaan sesudah dan sebelum kebijakan terlaksana
LANGKAH
a. Pembuatan kebijakan
 Menganalisis situasi
 Perumusan dan pengkajian : menetapkan isu dtrategis, perumusan
alternatif
 Penetapan kebijakan
b. Langkah pelaksanaan kebijakan
c. Penilaian kinerja kebijakan/evaluasi
 Evaluasi proses : saat pelaksanaan berlangsung  langsung melakukan
evaluasi saat itu juga
 Evaluasi hasil : setelah pelaksanaan  melihat apakah ada perbedaan dan
sudah tercapai atau tidak

6. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebijakan kesehatan?


- Faktor situasional : faktor yang tidak permanen atau khusus yang mana dapat
berdampaka pada kebijakan, contoh  kekeringan
- Faktor struktural : bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah, contoh 
sistem politik
- Faktor budaya : faktor yang berpengaruh, seperti hirarki gender, stigma terhadap
penyakit tertentu
- Faktor internasional atau eksogen : dapat menyebabkan ketergantungan antar negara
dan dapat mempengaruhi kemandirian serta kerja sama internasional dalam kesehatan
- Faktor kontekstual : merupakan masalah yang dihadapi, contoh : pembuata program
KB akibat dari meledaknya penduduk indonesia, terjadi peningkatan penyakit infeksi
Faktor yang mempersulit dalam pembuatan kebijakan kesehatan

- Sulit memperoleh informasi yang akurat  mengganggu saat membuat kebijakan


- Adanya kebijakan dengan kepentingan yang berbeda  mempersulit waktu dalam
pembuatan
- Dampak kebijakan yang sulit terkendali
- Perumusan kebijakan yang tidak di mengerti

7. Apa saja hal yang diperhatikan dalam mengambil kebijakan kesehatan?


a. Menentukan planning
 Mencari data
 Menggunakan teknik SWOT
b. Mengkoordinasi program
c. Acting : menggerakan program yang telah dibuat
d. Controling : pengawasan dalam program tersebut
e. Evaluasi : menilai

8. Apakah visi misi dari kebijakan kesehatan?


Misi
- Departemen kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju
terwujudnya indonesia sehat
Visi
- Menetapkan manajemen kesehatan yang dinamis
- Meningkatkan kinerja dan mutu pelayangan kesehatan
- Memperdayakan masyarakat daerah
- Melaksanakan pelaksanaan pembangunan pelayanan kesehatan skala nasional

9. Apa saja unsur-unsur dalam SWOT serta fungsi dan manfaatnya?


Analisis internal
- S : Strength/kekuatan
 Nilai plus atau keunggulan dari organisasi
- W : weakness/kelemahan
 Kelemahan atau kekurangan dari sebuah organisasi
Analisis Ekternal

- O :Opportunities/peluang
 Kondisi lingkungan diluar organisasi yang menguntungkan bahka dapat
memajukan sebuah organisasi
- T : Threats/Ancaman
 Kondisi eksternal yang mengganggu berjalannya sebuah organisasi
FUNGSI

- Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi


- Untuk menganalisis kondisi lingkungan lembaga dan kondisi eksternal
- Mengetahui sejauh mana diri kita dan lingkungan kita
- Mengetahui kemampuan organisasi atau perusahaan dalam menjalani bisnis maupun
program nya

10. Apa saja cara melakukan analisis SWOT?


11. Apa saja jenis-jenis pendekatan atau model dari SWOT?
12. Apakah dengan analisa SWOT bisa mengatasi permasalahan dalam BPJS tersebut?

STEP 4
MIND MAP

Masalah kesehatan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kebijakan
Pembuatan kebijakan

Analisis SWOT

Analisis internal
Weakness
Analisis Eksternal
Opportunities
Threats

STEP 5
STEP 6
Program-program kebijakan Faktor yang
STEP 7 kesehatan mempengaruhi

1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?


Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan
kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat
Penilaian evaluasi :
sebagai suatu jaringan keputusan
efektif atau tidak yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli
kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998).

Kebijakan-kebijakan
Input kesehatan dibuat oleh pemerintah dan swasta. Kebijakan merupakan
Proses walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta,
produk pemerintah,
dikontrakkan Output
atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di
Outcome
mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005).
Jelasnya kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang merupakan tanggung jawab
pemerintah dan swasta. Sedangkan tugas untuk menformulasi dan implementasi
kebijakan kesehatan dalam satu negara merupakan tanggung jawab Departemen
Kesehatan (WHO, 2000).
Sumber : Roy G.A. Massie. Kebijakan Kesehatan : Proses, Implementasi, Analisis, dan
Penelitian. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan-Vol 12 No. 4

 Kebijakan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian konsep, asas,


ketentuan pokok, dan keputusan yang diambil oleh seseorang atau sekelompok
pelaku politik yang menjadi pedoman dan dasar pelaksanaan kegiatan ughuk
mencapai keadaan seimbang yang dinamis antara fisik, mental, social maupun
spritual yang diindikasikan tidak adanya keluhan ataupun pelayanan kesehatan
dan genetika menempati urutan berkutnya.
 Secara operasional kebijakan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau
tindakan yang dilakukan terhadap manajemen kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumber daya kesehatan (manusia, farmasi, alat kesehatan, makanan, penelitian
pengembangan, pemberdayaan masyarakat) dan upaya kesehatan.
 Kebijakan kesehatan adalah bagian dari institusi kesehatan, kekuatan dari aspek
politik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat pada tingkat daerah, nasional
dan dunia internasional. Kebijakan kesehatan bertujuan untuk mendisain
program-program di tingkat pusat dan daerah
 Kebijakan kesehatan merupakan serangkaian Tindakan pemerintah yang
ditetapkan melalui suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan dan
membentuk suatu strategi / pendekatan untuk mempengaruhi faktor-faktor
penentu di sektor kesehatan dalam hubungannya dengan isu-isu strategis agar
dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, makna
kebijakan kesehatan pada hakekatnya merupakan suatu susunan rancangan tujuan
dan dasar pertimbangan program pemerintah yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan merupakan pilihan pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan di bidang kesehatan.

Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan (Suatu Pendekatan Konseptual), Rahmat


Alyakin Dachi

 Kebijakan Kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang


berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan Kesehatan dan
pengaturan keuangan dari sistem kesehatan (Walt, 1994).
 Kebijakan kesehatan merupakan bagian dari sistem Kesehatan (Bornemisza &
Sondorp, 2002). Komponen sistem Kesehatan meliputi sumber daya, struktur
organisasi, manajemen, penunjang lain dan pelayanan Kesehatan.

Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan, Syamsul Arifin dkk

- Pembuat kebijakan?
2. Apa saja indikator masalah kesehatan masyarakat?
3. Apakah saja strategi kebijakan kesehatan di indonesia? Contoh program dan apakah
program tersebut efektif dalam menangani masalah di skenario?
Strategi Kebijakan Kesehatan
WHO menetapkan delapan elemen yang harus tercakup dan menentukan kualitas dari
sebuah kebijakan kesehatan, yaitu :
a. Pendekatan holistik, kesehatan sebaiknya didefinisikan sebagai sesuatu yang
dinamis dan lengkap dari dimensi fisik, mental, sosial, dan spritual.
b. Partisipatori, melalui partisipasi masyarakat dapat dibangun collective action (aksi
bersama masyarakat) yang akan menjadi kekuatan pendorong dalam
pengimplementasian kebijakan dan penyelesaian masalah.
c. Kebijakan publik yang sehat, yaitu setiap kebijakan harus diarahkan untuk
mendukung terciptanya pembangunan kesehatan yang kondusif dan berorientasi
kepada masyarakat.
d. Ekuitas, yaitu harus terdapat distribusi yang merata dari layanan kesehatan. Ini
berarti negara wajib menjamin pelayanan kesehatan setiap warga negara tanpa
memandang status ekonomi maupun status sosialnya.
e. Efisiensi, yaitu layanan kesehatan harus berorientasi proaktif dengan
mengoptimalkan biaya dan teknologi.
f. Kualitas, artinya pemerintah harus menyediakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi seluruh warga negara. Di samping itu, dalam menghadapi persaingan
pasar bebas dan menekan pengaruh globalisasi dalam sektor kesehatan, pemerintah
perlu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan setara dengan pelayanan kesehatan
bertaraf internasional.
g. Pemberdayaan masyarakat, terutama pada daerah terpencil, dan perbatasan untuk
mengoptimalkan kapasitas sumber daya yang dimiliki.
h. Self-reliant, kebijakan kesehatan yang ditetapkan sebisa mungkin dapat memenuhi
keyakinan dan kepercayaan masyarakat akan kapasitas kesehatan di wilayah sendiri.

Hasibuan, Rapotan. 2020. Bahan Ajar Administrasi & Kebijakan Kesehatan. FKM
UIN Sumatera Utara

PROGRAM UNTUK MASALAH JKN DI SKENARIO

4. Apa tujuan, manfaat, fungsinya dari kebijakan kesehatan di indonesia?


 Tujuan dari kebijakan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan pola
pencegahan (preventive), pelayanan yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan
(promoti), pengobatan penyakit (curative), pemulihan kesehatan (rehabilitative)
dan perlindungan terhadap kaum renta.
 Kebijakan kesehatan bertujuan untuk mendisain program-program di tingkat pusat
dan daerah agar dapat dilakukan perubahan terhadap determinan-determinan
kesehatan termasuk kesehatan internasional

Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan (Suatu Pendekatan Konseptual), Rahmat


Alyakin Dachi
5. Bagaimana langkah-langkah dalam menetapkan kebijakan kesehatan?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebijakan kesehatan?
Konteks mengacu kefaktor sistematis-politk, ekonomi dan sosial, national dan
internasional yang mungkin memiliki pengaruh pada kebijakan kesehatan. Ada banyak
cara untuk mengelompokkan faktor‐faktor tersebut :
1. Faktor situasional, merupakan kondisi yang tidak permanen atau khusus yang
dapat berdampak pada kebijakan (contoh: perang, kekeringan). Hal‐hal tersebut
sering dikenal sebagai ‘focusing event’. Event ini bersifat satu kejadian saja,
seperti: terjadinya gempa yang menyebabkan perubahan dalam aturan bangunan
rumah sakit, atau terlalu lama perhatian publik akan suatu masalah baru. Contoh:
terjadinya wabah HIV/AIDS (yang menyita waktu lama untuk diakui sebagai
wabah internasional) memicu ditemukannya pengobatan baru dan kebijakan
pengawasan pada TBC karena adanya kaitan diantara kedua penyakit tersebut dan
orang‐orang pengidap HIV positif lebih rentan terhadap berbagai penyakit, dan
TBC dapat dipicu oleh HIV.
2. Faktor struktural, merupakan bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah.
Faktor ini meliputi sistem politik, mencakup pula keterbukaan sistem tersebut dan
kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembahasan dan
keputusan kebijakan; faktor struktural meliputi pula jenis ekonomi dan dasar untuk
tenaga kerja. Contoh, pada saat gaji perawat rendah, atau terlalu sedikit pekerjaan
yang tersedia untuk tenaga yang sudah
3. Terlatih, negara tersebut dapat mengalami perpindahan tenaga professional ini ke
sektor di masyarakat yang masih kekurangan. Faktor struktural lain yang akan
mempengaruhi kebijakan kesehatan suatu masyarakat adalah kondisi demografi
atau kemajuan teknologi. Contoh, negara dengan populasi lansia yang tinggi
memiliki lebih banyak rumah sakit dan obat‐obatan bagi para lansianya, karena
kebutuhan mereka akan meningkat seiring bertambahnya usia. Perubahan teknologi
menambah jumlah wanita melahirkan dengan sesar dibanyak negara. Diantara
alasan‐alasan tersebut terdapat peningkatan ketergantungan profesi kepada
teknologi maju yang menyebabkan keengganan para dokter dan bidan untuk
mengambil resiko dan ketakutan akan adanya tuntutan. Maka, kekayaan nasional
suatu negara akan berpengaruh kuat tehadap jenis layanan kesehatan yang dapat
diupayakan.
4. Faktor budaya, dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan. Dalam masyarakat
dimana hirarki menduduki tempat penting, akan sangat sulit untuk bertanya atau
menantang pejabat tinggi atau pejabat senior. Kedudukan sebagai minoritas atau
perbedaan bahasa dapat menyebabkan kelompok tertentu memiliki informasi yang
tidak memadai tentang hak‐hak mereka, atau menerima layanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan khusus mereka. Di beberapa negara dimana para wanita tidak
dapat dengan mudah mengunjungi fasilitas kesehatan (karena harus ditemani oleh
suami) atau dimana terdapat stigma tentang suatu penyakit (missal: TBC atau HIV),
pihak yang berwenang harus mengembangkan sistem kunjungan rumah atau
kunjungan pintu ke pintu. Faktor agama dapat pula sangat mempengaruhi
kebijakan, seperti yang ditunjukkan oleh ketidak‐konsistennya President George W.
Bush pada awal tahun 2000‐an dalam hal aturan sexual dengan meningkatnya
pemakaian kontrasepsi atau akses ke pengguguran kandungan. Hal tersebut
mempengaruhi kebijakan di Amerika dan negara lain, dimana LSM layanan
kesehatan reproduksi sangat dibatasi atau dana dari pemerintah Amerika dikurangi
apabila mereka gagal melaksanakan keyakinan tradisi budaya President Bush.
5. Faktor internasional atau exogenous, yang menyebabkan meningkatnya
ketergantungan antar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerjasama
internasional dalam kesehatan. Meskipun banyak masalah kesehatan berhubungan
dengan pemerintahan nasional, sebagian dari masalah itu memerlukan kerjasama
organisasi tingkat nasional, regional atau multilateral. Contoh, pemberantasan polio
telah dilaksanakan hampir di seluruh dunia melalui gerakan nasional atau regional,
kadang dengan bantuan badan internasional seperti WHO. Namun, meskipun satu
daerah telah berhasil mengimunisasi polio seluruh balitanya dan tetap
mempertahankan cakupannya, virus polio tetap bisa masuk ke daerah tersebut
dibawa oleh orang‐orang yang tidak diimunisasi yang masuk lewat perbatasan.

Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan, Syamsul Arifin dkk


7. Apa saja hal yang diperhatikan dalam mengambil kebijakan kesehatan?
8. Apakah visi misi dari kebijakan kesehatan?
Visi
Departemen kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuiju terwujudnya
Indonesia sehat.
Misi
 Memantapkan menejemen kesehatan yang dinamis.
 Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan
 Memberdayakan masyarakat dan daerah
 Melaksanakan pembangungan kesehatan yang berskala nasional
Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa,
MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta

- VISI RPJMN 2020-2024


Presiden terpilih sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024 telah menetapkan Visi
Presiden 2020-2024: “TERWUJUDNYA INDONESIA MAJU YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN, BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”.

- VISI RENSTRA KEMENKES 2020-2024


Untuk melaksanakan visi Presiden 2020-2024 tersebut, Kementerian Kesehatan
menjabarkan visi Presiden di bidang kesehatan guna menciptakan manusia yang sehat,
produktif, mandiri, dan berkeadilan.

MISI

- MISI RPJMN 2020-2024


- MISI RENSTRA KEMENKES 2020-2024
9. Apa saja unsur-unsur dalam SWOT serta fungsi dan manfaatnya?
a. Strengths (kekuatan)
Strenghts merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan dalam
organisasi. Faktor-faktor kekuatan merupakan suatu kompetensi khusus atau
sebuah kompetensi keunggulan yang terdapat dalam tubuh organisasi itu sendiri.
Faktor-faktor kekuatan tersebut merupakan nilai plus atau keunggulan komparatif
dari sebuah organisasi. Hal tersebut mudah terlihat apabila sebuah organisasi
memiliki hal khusus yang lebih unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat
memuaskan stakeholders maupun pelanggan. Bagi sebuah organisasi, mengenali
kekuatan dasar organisasi tersebut merupakan langkah awal atau tonggak menuju
organisasi yang memiliki kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dapat menjadi
langkah besar untuk menuju kemajuan organisasi. Dengan mengenali aspek aspek
apa saja yang menjadi kekuatan dari organisasi, maka tugas selanjutnya adalah
mempertahankan dan memperkuat kelebihan yang menjadi kekuatan organisasi
tersebut.
b. Weaknesses (kelemahan)
Weaknesses merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi kelemahan
atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh organisasi. Pada dasarnya, sebuah
kelemahan merupakan suatu hal yang wajar ada dalam organisasi. Namun yang
terpenting adalah bagaimana organisasi membangun sebuah kebijakan sehingga
dapat meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan dapat
menghilangkan kelemahan yang ada. Bisa juga menjadikan kelemahan menjadi
sebuah sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh organisasi yang lain. Kelemahan
ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan
karyawan yang ada dalam organisasi, lemahnya kepercayaan konsumen, tidak
sesuainya antara hasil produk dengan kebutuhan konsumen atau dunia usaha dan
industri dan lain-lain. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi. Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang
harus segera dibenahi oleh para stakeholder dalam suatu perusahaan, antara lain
yaitu
a. Lemahnya SDM dalam organisasi.
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja.
c. Kurangnya sensitivitas dalam menangkap peluang yang ada, sehingga
cenderung membuat organisaasi mudah puas dengan keadaan yang
dihadapi sekarang ini.
d. Output pada produk yang belum sepenuhnya bersaing dengan produk
perusahaan yang lain dan sebagainya.
c. Opportunities (peluang)
Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan di luar organisasi yang sifatnya
menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan sebuah
perusahaan/ organisasi. Anda dapat mengetahui hal- hal eksternal mana yang
dapat Anda jadikan peluang dengan cara membandingkan analisis internal
(strengths dan weaknesses) perusahaan atau organisasi Anda Anda dengan
analisis internal dari kompetitor lain. Beberapa hal yang dapat Anda jadikan
peluang perlu diranking berdasarkan success probability (kemungkinan berhasil),
sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target. Peluang sendiri dapat
dikategorikan dalam tiga tingkatan, tingkatan tersebut yaitu
a. Low
Dikatakan low atau rendah apabila "suatu hal tersebut (hasil analisis)
memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya
juga kecil.
b. Moderate
Dikatakan moderate atau sedang apabila "suatu hal tersebut" (hasil
analisis) memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaiannya kecil atau sebaliknya.
c. Best
Dikatakan baik apabila "suatu hal tersebut" (hasil analisis) memiliki daya
tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapainya besar.
Beberapa situasi yang dapat menjadi peluang sebuah perusahaan antara lain
sebagai berikut:
a. Kecenderungan pasar menyukai produk tertentu.
b. ldentihikasi suatu produk yang belum mendapat perhatian pasar.
d. c.Perubahan dalam situasi perdagangan dengan para kompetitor.
e. Hubungan dengan konsumen.
Sedangkan, ada beberapa peluang yang dapat dikembangkan oleh organisasi atau
perusahaan melihat situasi eksternal yang semakin akrab dengan kemajuan
teknologi. Peluang tersebut antara lain, yaitu:
a. Di era kemajuan teknologi yang semakin pesat, memudahkan perusahaan
untuk mengembangkan usahanya dengan bantuan alat-alat teknologi yang
semakin canggih. Apabila dapat dilakukan dengan optimal, maka
kemungkinan dapat meminimalisasi penggunaan bantuan tenaga kerja
manusia dalam pekerjaan tertentu.
b. Penggunaan media sosial yang semakin akrab di kalangan masyarakat
Indonesia, memudahkan perusahaan untuk menjadikan media sosial
sebagai sarana pemasaran yang cukup efektif.
d. Threats (ancaman)
Threats atau ancaman ini merupakan kebalikan dari peluang atau opportunities.
Ancaman merupakan merupakan kondisi eksternal yang dapat mengganggu
kelancaran berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. Ancaman dapat
meliputi hal-hal dari lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah
organisasi. Apabila ancaman tidak segera ditanggulangi maka dapat berakibat
dampak berkepanjangan sehingga menjadi sebuah penghalang atau penghambat
tercapainya visi dan misi sebuah organisasi atau perusahaan. Ancaman bisa dilihat
dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya
(probability of occurrence). Sama seperti peluang, ancaman juga dapat
dikategorikan dalam tingkatan- tingkatan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (major threat)
Sebuah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan kemungkinan
dapat berdampak besar. Menanggulangi ancaman jenis ini, maka
diperlukan beberapa planning dan strategi yang serius agar ancaman ini
tidak mengancam keberlangsungan hidup organisasi atau perusahaan.
b. Ancaman moderate (moderate threat)
Jenis ancaman ini yang merupakan kombinasi tingkat keparahan dan
kemungkinan terjadi. Sebagai contoh ancaman jenis ini adalah
kemungkinan tingkat keparahan yang tinggi namun kemungkinan
terjadinya rendah, begitu sebaliknya.
c. Ancaman tidak utama (minor threat)
Ancaman ini merupakan jenis ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya juga kecil. Meskipun merupakan jenis ancaman
yang ringan, namun sebaiknya jenis ancaman ini perlu segera dideteksi dan
ditanggulangi. Hal tersebut tentu akan meminimalisasi kemungkinan
ancaman tidak utama ini berubah menjadi ancaman yang lebih serius.
Teknik Analisis SWOT, Fajar Nur’aini Dwi Fatimah

10. Apa saja cara melakukan analisis SWOT?


1. Melakukan Analisis Kekuatan dan Kelemahan organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri dari
perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (performance baik/buruk dan
importancepenting/tidak penting) untuk setiap unsur yang akan
dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
2. Melakukan Analisis Kesempatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilaihal2 baru seperti
kebijakan pemerintah
b. Memberi nilai (nilai attractiveness dan nilai success probability
tinggi/rendah) untuk setiap unsur yang akan dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
3. Melakukan Analisis Hambatan Organisasi
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai, terdiri dari
perangkat organisasi dan fungsi organisai
b. Memberi nilai (nilai probability of occurancesering/jarang dan
nilai seriousness serius/tidak) untuk setiap unsur yang akan
dinilai
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian
Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Azrul Azwar
Secara lengkap kerangka analisis SWOT disusun sebagai berikut :
1. Indentifikasi faktor-faktor keberhasilan misi
2. Penilaian Faktor-faktor keberhasilan
3. Faktor kunci keberhasilan & peta posisi kekuatan
4. Merumuskan dan menentukan tujuan
5. Menentukan sasaran dan kinerja
6. Menyusun strategi dan kegiatan
7. Rencana kerja kegiatan
8. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Menurut Sianipar dan Entang (2003: 27), kerangka analisis SWOT dapat
digambarkan sebagai berikut :

Yuliana Ria Uli Sitanggang. Penerapan Analisis SWOT dalam Penyusunan Rencana
Strategik (RENSTRA)
11. Apa saja jenis-jenis pendekatan atau model dari SWOT?

12. Apakah dengan analisa SWOT bisa mengatasi permasalahan dalam BPJS tersebut?

Anda mungkin juga menyukai