Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Kesehatan meliputi :

a. Keputusan berkaitan dengan kesehatan dibuat oleh legislatif, disusun ke


dalam undan-undang.
b. Peraturan dirancang untuk menggerakan program kesehatan
c. Keputusan yuridis yang berhubungan dengan kesehatan[2, 3]
Bentuk yang digunakan dalam desentralisasi akan menentukan kekuasaan
(wewenang) yang dimiliki dan dilakukan suatu lembaga kesehatan ditingkat
daerah[3, 4]. Tetapi bentuk yang digunakan tidak menentukan hubungan antara
pusat dan daerah. Jumlah kewenangan yang diperoleh daerah tergantung pada
fungsi-fungsi yang didesentraliser, termasuk besarnya wilayah yang diberi
tanggung jawab. Mekanisme partisipasi masyarakat, sumber keuangan ditingkat
daerah, praktek-praktek anggaran, cara pengendalian dan pengawasan yang
dipakai oleh tingkat yang lebih tinggi, pendekatan perencanaan dan sikap
pegawai pemerintah terhadap desentralisasi dan cara-cara kerja sama antar
lembaga.
Tujuan desentralisasi di bidang kesehatan adalah mewujudkan pembangunan
nasional di bidang kesehatan yang berdasarkan prakarsa dan aspirasi
masyarakat dengan cara memperdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan
potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas nasional dalam mencapai
Indonesia sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan kebijakan
desentralisasi bidang kesehatan sebagai berikut : Desentralisasi bidang
kesehatan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta
potensi dan keanekaragaman daerah.
Dalam hai ini desentralisasi bidang kesehatan harus dapat :
a. Memperdayakan, meningkatkan peran serta pengawasan sosial.
b. Pelayanan kesehatan yang merata dan adil, juga menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan bagi kelompok miskin.
c. Mendukung aspirasi dan pengembangan kemampuan daerah melalui
peningkatan kapasitas, bantuan tehnik, dan peningkatan citra. Pelaksanaan
desentralisasi bidang kesehatan didasarkan kepada otonomi luas, nyata dan
bertanggung jawab. Dalam hal ini maka :
1) Daerah diberi kewenangan seluas-luasnya untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan dengan pelayanan kesehatan minimal, pedoman dibuat
oleh pemerintah pusat.
2) Daerah bertanggung jawab mengelola sumber daya kesehatan yang tersedia
diwilayahnya secara optimal guna mewujudkan kinerja sistem kesehatan
wilayah sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional. Desentralisasi bidang
kesehatan yang luas dan utuh diletakkan di kabupaten dan kota, sedangkan
desentralisasi bidang kesehatan di propinsi bersifat terbatas. Pelaksanaan
desentralisasi bidang kesehatan harus sesuai dengan konstitusi negara,
sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
Desentalisasi bidang kesehatan harus lebih meningkatan kemandirian daerah
otonom. Pemerintah pusat berkewajiban memfasilitasi pelaksanaan
pembangunan kesehatan daerah dengan meningkatkan kemampuan daerah
dalam pengembangan sistem kesehatan dan managemen kesehatan.
Sumber Rujukan :
1. Depkes RI. Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan. Jakarta,
2003.
2. Depkes RI. Indikator Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi Kebijakan dan
Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta, 1999.
3. Depkes RI. Indikator Indonesia Sehat 2010 Dan Penetapan Indikator Provinsi
Sehat dan Kabupaten Sehat. Jakarta, 2003.
4. Wiyono, D. Managemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan, Air
Langga University Press, Surabaya, 1997.

Anda mungkin juga menyukai