Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES PENGOBATAN SUKU TIDUNG


Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum adat dengan dosen pengampu
Drs. Demsy B. Salindeho, M. Si

Oleh :
Odilian Syah 1705055043
Agra 1705055075

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,  karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya

menjelaskan mengenai kebiasaan dalam kebudayaan suku tidung. Makalah ini dibuat dalam

rangka memperdalam mata kuliah tentang Hukum Adat dengan mempelajari kebudayaan

masyarakat yang ada di Indonesia. Saya  menyadari, dalam makalah  ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang saya  miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran. Demi

perbaikan dan kesempurnaan. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 15 April 2018

Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar isi.................................................................................................................................

BAB I    PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1    Latar Belakang..............................................................................................................


1.2    Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3    Tujuan...........................................................................................................................

BAB II     PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1  Letak Geografis..............................................................................................................


2.2  Persebaran Suku Tidung di Pulau Kalimantan...............................................................
2.3 Pengertian Suku Tidung.................................................................................................
2.4 Sejarah Suku Tidung......................................................................................................
2.5 Tradisi Pengobatan Suku Tidung...................................................................................
2.6 Proses Pengobatan Suku Tidung....................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suku Tidung sebagaimana suku bangsa lainnya, memiliki kebudayaan atau adat-

istiadat tersendiri yang pula tidak sama secara tepat dengan suku bangsa lainnya di

Indonesia. Adat-istiadat yang hidup di dalam masyarakat Tidung merupakan unsur

terpenting, akar identitas bagi manusia Tidung. Kebudayaan dapat diartikan sebagai

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar Dalam makalah ini

bermaksud untuk mengupas kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat Tidung dan

memperkenalkannya salah satunya yaitu ‘’ Proses Pengobatan Suku tidung.’’

1.2 Rumusan Masalah

1.    Bagaimana Persebaran Suku Tidung di Pulau Kalimantan?

2.    Bagaimana Sejarah Suku Tidung?


3.    Bagaimana Tradisi dan Proses Pengobatan Suku Tidung?

1.3 Tujuan

1.    Mengetahui Persebaran Suku Tidung di pulau Kalimantan 

2.    Mengetahui Letak dan Sejarah Suku Tidung

3.    Mengetahui Tradisi dan Proses Pengobatan Suku Tidung

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Letak Geografis 

Suku Tidung terletak pada umumnya terdapat diwilayah Kalimantan Utara dan Sabah

Malaysia.Tidung terdapat pada dua Kabupaten di kaltim, lima kab/kota di Kaltara dan tiga

kota di negeri sabah. Daerah tersebut adalah Kota Tarakan, Kab. Malinau, Kab. Bulungan,

Kab. Nunukan, Kab. Tana Tidung, Kota Tawau, Kota Sandakan dan Kota Lahad Datu.

2.2  Persebaran Suku Tidung di Pulau Kalimantan 

Pesebaran Suku Tidung terletak lebih banyak di daerah utara borneo, atau lebih

tepatnya di pesisir Kalimantan utara dan di malaysia, terbagi dari beberapa tempat yang

sekarang sudah terpisah menjadi beberapa daerah Kabupaten antara lain Kabupaten Bulungan

(Kecamatan Tanjung Palas, Desa Salimbatu), Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung,
Kabupaten Nunukan (Kecamatan Sembakung), Kota Tarakan, dan lain-lain hingga ke daerah

Sabah (Malaysia) bagian selatan.

2.3 Pengertian Suku Tidung

Suku Tidung merupakan suku yang tanah asalnya berada di bagian utara Pulau

Kalimantan (Kalimantan Utara). Suku ini juga merupakan anak negeri di Sabah, jadi

merupakan suku bangsa yang terdapat di Indonesia maupun Malaysia (negeri Sabah).[1] Suku

Tidung semula memiliki kerajaan yang disebut Kerajaan Tidung. Tetapi akhirnya punah

karena adanya politik adu domba oleh pihak Belanda.

2.4 Sejarah Suku Tidung

Berdasarkan silsilah yang ada, bahwa di pesisir timur pulau Tarakan yakni, di

kawasan Binalatung, sudah ada Kerajaan Tidung kuno, kira-kira tahun 1076-1156. Kemudian

berpindah ke pesisir barat pulau Tarakan yakni, di kawasan Tanjung Batu, kira-kira pada

tahun 1156-1216. Lalu bergeser lagi, tetapi tetap di pesisir barat, yakni ke kawasan sungai

Bidang, kira-kira pada tahun 1216-1394. Setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari

pulau Tarakan yakni, ke kawasan Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, yakni

sekitar tahun 1394-1557.

Riwayat tentang kerajaan maupun pemimpin (Raja) yang pernah memerintah di

kalangan suku Tidung terbagi dari beberapa tempat yang sekarang sudah terpisah menjadi

beberapa daerah Kabupaten antara lain Kabupaten Bulungan (Kecamatan Tanjung Palas,

Desa Salimbatu), Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan


(Kecamatan Sembakung), Kota Tarakan, dan lain-lain hingga ke daerah Sabah (Malaysia)

bagian selatan

2.5 Tradisi Pengobatan Suku Tidung

Tradisi Pengobatan Suku tidung di atur tegas dalam hukum adat. Sistem pengobatan

sejalan dengan sejarah panjang tentang kerajaan tidung di Kalimantan. Memberi sajen atau

memberimakan kepada buaya. Bagi orang Tidung Pengobatan sajen adalah rasa terima kasih

atau rasa ingin meminta kesembuhan kepada roh buaya leluhur.Ritual ini di anggap suata hal

yang sangat penting karena berhubungan dengan leluhur terdahulu. Tradisi ini telah berlaku

dari zaman kerajaan tidung, dari zaman aji kapitan yang menemukan seekor buaya putih dan

memeliharanya seperti anaknya sendiri sampai besar, di saat aji kapitan mulai menua dia

memerintahkan untuk melepas buaya itu tapi sebelum di lepas dia memotong ekornya dan

memasangkan cincin kepada buaya itu, lalu aji kapitan berpesan “jangan lah engkau

menggangu anak cucu ku”. Aji kapitan pu bersumpah untuk seluruh anak keturunannya tidak

akan membunuh dan memakan buaya, hinggah saat aji kapitan bermimpi buaya putih yang di

lepas kembali ketempatnya, maka dia memberikan pesan kepada anak cucunya, bila ada anak

keturunannya yang sakit agar memberikan makan atau sajen kepada buaya putih. Inilah juga

penyebab kenapa malinau tidak memiliki buaya karena sungai malinau di jaga oleh buaya

putih itu.

2.6 Proses Pengobatan Suku Tidung

Setelah orang dari keturunan tidung sakit, makalah mulai di buat ritual untuk

memberimakan dan pemanggilan buaya, si pemanggil harus memiliki darah tidung asli atau

bukan campuran. Maka di siapkan makanan untuk buaya berupa Rumah kecil yang terbuat

dari dua batang pisang hijau dan bambu yang di buat seperti rumah kecil dan berisi di
dalamnya 7 gumpalan nasi 7 warna yaitu merah,hijau, kuning, hitam, jingga , putih, dan

merah muda Dan juga beras 7 warna dan berwarna sama seperti warna gumpalan nasi, dan 1

ekor ayam kampung di panggang, dan nasih ketan merah putih di satukan dan di bentuk

menjadi buaya dan di mulut buaya di muat kan telur ayam kampung 1, minyak wangi, bunga

melati, setelah itu di masukan kedalam rumah kecil yang telah di buat dan di mulai lah proses

pemanggilan oleh si pemanggil dengan berupa memakai cincin emas yang di buat kusus

untuk dari zaman kerajaan, cincin itu membuktikan dia adalah orang tidung keturunan asli,

dan si pemanggi memasukan tanggannya di air dan mulai membaca kata kata pemanggilan

cukup lama, lalu datangnya buaya putih dan di hanyutkan sajen bersama dengan buaya itu.

Proses pemanggilan harus di lakukan sore hari.atau jam 05:30.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehidupan dalam masyarakat banyak membawakan atau mewarisi berbagai aturan

maupun kebiasaan yang harus diikuti oleh generasi-generasi penerus dari nenek moyang.

Kebiaasan tersebut mulai membawakan keunikan masing- masing di dalam kelompok

masyarakat yang ada di Indonesia. Adat Istiadat atau biasa di sebut kebiasaan ini merupakan

kehidupan berulang-ulang yang muncul dan berkembang terus menerus sehingga di jadikan

sebagai tradisi atau peristiwa penting yang wajib dipertahankan dan di ikuti oleh kelompok

masyarakatnya.

3.2 Saran

Sebagai generasi muda kita di harapkan untuk mengetahui dan mengenal tradisi atau

adat istiadat di Indonesia, terutama suku terhadap adat dari daerah kita sendiri agar

kebudayaan maupun adat yang telah lama berkembang tidak punah oleh kehidupan modern
seperti sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tidung_kuno
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tidung
http://chester90.blogspot.co.id/2012/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai