JURUSAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul : “ Kebudayaan dan kearifan lokal kalimantan Timur ”
Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ilmu Komunikasi oleh Ibu Julie Trisnadewani S.Sn.,M.I.Kom
selain itu maksud dari makalah ini adalah bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kebudayaan Dan Kearifan Lokal Kalimantan Timur bagi para pembaca
dan juga penulis.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah menuangkan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini .
Kami sadar tugas makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karna itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tradisi ini merupakan upacara umum yang sering dilaksanakan jika ada
masyarakat Dayak yang hendak melangsungkan pernikahan. Pada acara ini, akan
banyak benda-benda adat yang ditampilkan, tergantung dari keturunan sang
mempelai wanita/pria. Jika pengantin wanita keturunan bangsawan maka pria
wajib menyediakan sesuai dengan permintaan dari wanita.
Kebiasaan Ngehawa’k ini akan ada namanya hukum adat jika dikemudian hari
terjadi perceraian, dimulai dari denda benda adat dan hukum adat sesuai dengan
kesalahan dari kedua belah pihak. Untuk denda atau hukuman adat ini tidaklah
ringan, sebab ini sama halnya melanggar adat istiadat dari adat Dayak itu sendiri.
Upacara Nebe’e Rau atau dalam arti lain yaitu Tanam Padi yang merupakan
upacara tahunan yang harus dibuat. Upacara ini bentuk dari rasa syukur
masyarakat Dayak atas ladang mereka yang bisa ditanami padi dengan harapan
hasil yang mereka tanam sangat berlimpah. Tidak heran jika upacara ini
dilangsungkan selama satu bulan, disitu banyak sekali adat-adat Dayak yang
dilakukan, diawali dari memberi makanan sang raja kampung (to’q) untuk
menjaga kampung agar selalu terjaga dari kejahatan.
Pada pelaksanaan upacara Adat Nebe’e Rau ini ditemukan beberapa istilah
lain, yaitu : ada yang namanya Lali Uga’l. Lali Uga’l ini akan terdapat beberapa
tarian-tarian tradisional Kalimantan Timur yang sifatnya sakral, mulai dari tarian
Hudo’q Apa’h dan Tarian Henda’q Uling. Tarian adat ini hanya boleh ditampilkan
didalam Lali Uga’l ini saja, karena Tarian ini merupakan cerita dimasa lalu
dijadikan sebagai pengusir hama, dari bentuk dan besarnya akan sangat membantu
masyarakat Dayak dalam menjaga ladang dan hasil tanaman mereka.
3. Upacara Beliatn
Upacara Beliatn adalah sebuah tradisi dari Kalimantan Timur. Kegiatan ritual
ini adalah sebuah penyembuhan yang biasa dilakukan oleh suku bangsa Dayak
Benuaq di Kalimantan Timur. Jika dipelajari lebih jauh lagi, ada beberapa jenis
upacara Beliatn, tetapi yang paling popular dan sering diselenggarakan adalah
Beliatn Bawo dan Beliatn Sentiyu. Beliatn Bawo merupakan upacara
penyembuhan yang dapat dipimpin Tabib perempuan. Upacara ini biasanya
dilaksanakan untuk pengobatan ringan seperti demam pada anak-anak.
4
4. Bahasa Daerah
Bahasa pengantar masyarakat Kalimantan Timur umumnya yaitu bahasa
Indonesia, bahasa Banjar, bahasa Dayak, bahasa Paser, bahasa Kutai. Ada
juga bahasa daerah lainnya seperti Jawa, Bugis dan juga Melayu.
Baju Miskat untuk kaum pria berupa baju lengan panjang dengan kancing
yang miring ke bagian kanan. Bawahannya menggunakan celana panjang
dan bagian kepala mengenakan kopiah.
Saat ini, baju adat Kalimantan Timur ini bahkan menjadi pakaian wajib
bagi para PNS. Modelnya yang simple dan semi-casual cocok dikenakan
untuk di kantor dan acara-acara formal.
Dulunya, baju adat Takwo hanya dikenakan oleh raja dan keturunannya.
Namun seiring waktu, masyarakat umum pun sudah bisa mengenakannya
di moment-moment tertentu.
Baju adat Takwo ini dibedakan menjadi 3 macam. Yakni Baju takwo biasa
yang khas untuk perempuan, baju takwo sebelah yang khas untuk laki-laki
dan baju takwo kustim untuk pasangan pengantin.
Warna baju adat takwo adalah hitam, terbuat dari kain beludru atau linen.
Pada bagian kerah dan lengan biasanya ditambah dengan ukiran emas
5
untuk menambah kesan mewah. Bagi kaum bangsawan biasanya juga
dilengkapi dengan aksesoris berupa pin dari kesultanan.
Ta'a adalah sebutan untuk baju adat untuk para wanita. Sementara Sapei
Sapaq adalah baju adat untuk kaum laki-laki.
Model baju adat ini hampir sama dengan pakaian adat dayak lainnya.
Terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan ornamen manik-manik
yang bermotif khusus.
Pakaian adat Ta'a berupa atasan menyerupai rompi tanpa lengan. Dan
dipadukan dengan rok panjang yang juga bermotif. Sebagai aksesoris
dilengkapi dengan aneka manik-manik, taring macan, dan bulu burung
enggang. Baju adat Ta'a ini melambangkan wanita suku dayak yang
berwibawa, percaya diri dan berkarakter.
Selanjutnya bagi kaum laki-laki, baju adat Sapei Sapaq dipadukan dengan celana pendek.
Biasanya juga dilengkapi dengan mandau (senjata tradisional dayak) dan talawang
(tameng yang terbuat dari kayu besi)
2. Tari Datun
6
sebagai tanda terima kasih dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucu.
Tari ini berkembang di seluruh daerah di Dayak Kenyah.
3. Tari Gantar
Tari daerah Kalimantan Timur selanjutnya adalah tari Gantar. Tari Gantar
berasal dari suku Dayak yang ditampilkan untuk menyambut tamu dan
acara lainnya. Tari Gantar dikenal di suku Dayak Tunjung dan Dayak
Benuaq. Tari Gantar sendiri dapat dibagi menjadi tiga versi, yaitu Gantar
Rayatn, Gantar Busai, dan Gantar Kusak.
4. Tari Hudoq
Tarian adat dari Kalimantan Timur berikutnya adalah tari Hudoq. Tari ini
dikaitkan dengan upacara keagamaan suku Dayak dan Modang Bahau.
Tujuan dari penampilan tarian ini untuk mendapatkan kekuatan dalam
mengatasi hama tanaman yang merusak. Tarian ini diharapkan dapat
memberi hasil kesuburan yang banyak. Properti yang digunakan adalah
topeng kayu menyerupai binatang liar. Sedangkan, para penari
menggunakan kostum dari daun pisang atau kelapa.
Tari Kancet Ledo adalah tari adat yang berbanding terbalik dengan Tari
Kancet Papatai. Tari adat dari Kalimantan Timur ini menggambarkan
tentang sifat seorang gadis yang sangat lembut seperti padi yang meliuk
lembut saat tertiup angin. Tari ini dipentaskan oleh seorang wanita dengan
kostum berupa pakaian tradisional Dayak Kenyah yang khas. Properti
yang digunakan adalah adalah bulu rangkong yang dipegang pada kedua
tangan penari wanita. Rangkong sendiri merupakan burung khas daerah
Kalimantan. Tari Kancet Ledo juga biasa ditarikan pada sebuah gong yang
disebut Tari Kancet Ledo Gong.
Tari Kancet Papatai yang berasal dari Kalimantan Timur adalah sebuah
tarian yang menceritakan tentang perang oleh suku Dayak Kenyah
melawan musuh-musuhnya. Gerakan dari tarian ini sangat lincah, energik,
dan diikuti oleh teriakan-teriakan dari para penarinya. Kostum yang
dikenakan adalah pakaian tradisional Dayak Kenyah. Selain itu, properti
7
penari adalah pedang, perisai, dan baju besi. Lagu yang mengiringi adalah
lagu Sak Paku yang diiringi oleh alat musik tradisional sampek.
1. Gance Ruan
2. Sate Payau
Jika kita biasa menikmati sate dari olahan daging ayam atau kambing, di
Kalimantan Timur menghadirkan sate dengan olah daging yang tak biasa
karena berasal dari hewan buruan, yaitu payau (rusa). Sate payau memiliki
rasa manis dan gurih, juga tekstur yang lembut.
Makanan khas satu ini dapat terbilang langka, tak banyak tempat yang
menjual Sate Payau, karena daging rusa sebagai bahan dasarnya. Namun,
wisatawan bisa menjumpainya ketika ada festival atau acara adat yang
diselenggarakan provinsi.
3. Nasi Bekepor
Sumber: wisataku.id
Nasi bekepor merupakan hidangan warisan Raja Kutai Kartanegara. Nasi
bekepor merupakan nasi liwet yang dipadukan dengan minyak sayur,
aneka bumbu rempah khas dan ikan asin. Yang unik dari hidangan satu ini
adalah proses memasaknya yang menggunakan alat khusus, yakni ketel.
Beras bersama bumbu dimasak di dalamnya. Sebelum diangkat, beri ikan
asin, kemangi, cabai dan jeruk nipis. Jika bagian pinggirnya sudah
berkerak, dapat diangkat.
8
4. Daging Masak Bumi Hangus
Makanan khas dengan nama unik ini terbuat dari daging sapi yang
dimasak dengan bumbu kecap. Uniknya, proses pematangan daging
berlangsung cukup lama, hingga warnanya berubah kehitaman. Tapi,
tidak sampai mengurangi selera penikmat kuliner untuk mencobanya.
Apalagi, rempah-rempah khusus yang digunakan pada masakan ini sangat
menggoda.
Seperti yang sebutkan sebelumnya, makan satu ini akan lebih komplit
dinikmati bersama nasi bekapor dan sayur gangan asam kutai. Lezat!
6. Babangko
Sarapan lezat ala Kalimamtan Timur yang satu ini terbuat dari tepung
beras yang dimasak dengan menggunakan santan dan juga diberikan
rempah- rempah sehingga menciptakan rasa pedas dan gurih dengan
teksturnya yang sedikit kenyal. Bobongko juga sering disuguhkan pada
acara-acara besar, seperti pernikahan atau beseprah (ritual sarapan besar).
7. Sambal Raja
9
8. Gangan Manok
Gangan manok adalah sayur bening sejenis dengan makanan bakso dengan
pelengkap bola-bola ayam. Penyajiannya dilengkapi sayuran bayam dan
oyong yang kaya serat.
Sambal gami udang berasal dari Bontang, kota di pesisir Kaltim, sekitar
120 kilometer dari Samarinda. Dari namanya, gami udang, pastilah ada
penambahan udang sehingga rasa sambalnya semakin istimewa.
Sambal gami bisa dipadukan dengan beragam jenis ikan laut. Sebagai
contoh, ada juga sambal gami cumi dengan penggunaana ikan cumi
potong. Ada juga sambal gami yang digunakan sebagai pelengkap untuk
ikan laut goreng
Sajian berbahan dasar pisang ini mirip dengan pisang epe khas Makassar,
Sulawesi Selatan, atau pisang kapik khas Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Ketiga sajian itu sama-sama berbahan dasar pisang setengah matang.
Meskipun demikian, pugasan dan saus yang ditambahkan berbeda.
Nama pisang gapit berarti pisang yang dijepit. Dalam bahasa Kutai atau
Banjar, gapit berarti jepit. Tak hanya dijepit hingga gepeng, pisang
setengah matang juga dibakar sehingga aromanya lebih sedap. Makanan
satu ini sangat terkenal di berbagai daerah di Kalimantan timur seperti
Samarinda dan Balikpapan.
10
Saus pisang gapit amatlah spesial. Jika pisang kapik ditaburi unti,
campuran kelapa parut dan gula merah, pisang gapit disiram saus gula
merah kental. Saus itu terbuat dari gula merah, santan, daun pandan,
garam dan tepung maizena. Semua bahan direbus hingga mendidih lalu
diberi larutan maizena sehingga jadi kental. Inilah yang membuat rasanya
istimewa.
11. Amplang
Makanan khas Kalimantan Timur yang bisa Anda cicipi atau Anda jadikan
sebagai cemilan teman perjalanan Anda menyelusuri keindahan alam di
tanah Borneo adalah kerupuk amplang.
Kerupuk yang satu ini terbuat dari ikan dengan bentuk yang sangat unik,
namun tentu saja soal rasa Anda tidaklah perlu khawatir, karena rasa
kerupuk ikan yang satu ini sangat gurih dan rasa ikannya sangat terasa,
karena bahan bakunya yang paling dominan adalah ikan yang diberikan
dengan sedikit saja campuran tepung.
Kerupuk amplang ini juga saat ini bisa dengan mudah Anda temukan
dibeberapa daerah dipulau Jawa, hanya saja jika langsung membelinya
dari kota asalnya akan terkesan lebih berbeda.
Kearifan lokal adalah nilai-nilai budaya lokal yang sering dianggap benar
dan baik sehingga mampu diterapkan pada rentang waktu yang lama, nilai
budaya yang ada bisa menjadi warisan sosial dan kebanggaan serta
menjunjung tinggi martabat bangsa. Kearifan lokal bisa disebut dengan
kebudayaan yang sudah mentradisi di lingkungan setempat dan kearifan
lokal terbentuk karena sifat alami manusia yang saling berinteraksi
kemudian menghasilkan suatu adat istiadat dan tradisi masyarakat. Tradisi
masyarakat dijalankan secara turun menurun kepada generasi selanjutnya.
Kearifan lokal mencakup sistem religi, Bahasa, ekonomi, teknologi,
pendidikan, kesenian dan organisasi sosial. Kearifan lokal masing-masing
daerah berbeda-beda tergantung pada sejarah daerah dan situasi serta
kondisi masyarakat. Berikut beberapa kearifan lokal yang ada di
Kalimantan Timur:
1. Besangaar
Dalam Bahasa Dayak benuaq kenohan, besangaar ialah tolak balak. tolak
balak ialah kegiatan mengusir pengaruh buruk dan hal-hal negatif serta
menghindarkan desa dari penyakit/wabah. Dalam tradisi tolak balak ini
11
menggunakan sesajen berupa makanan tradisional dan hewan sebagai
bahan alam seperti ayam/babi. Roh-roh leluhur juga diundang dengan
harapan membantu menghalau wabah. Tradisi ini dilakukan selama 2 hari
dan melibatkan masyarakat. Adapun bahan yang digunakan untuk tradisi
ini yaitu air dan pupur/bedak yang dibuat dari tepung beras yang nantinya
digunakan untuk membasuh diri dan dipakai. Tetua adat membacakan
mantra pada air yang nantinya disiram ke kepala masyarakat yang hadir.
Air tersebut sebagai air pembersih diri agar suci kembali dan terhindar dari
pengaruh buruk. Setelah itu setiap rumah akan diberikan pupur dan
bendera kecil dengan harapan wabah/penyakit tinggal masuk dan
menyerang anggota rumah. Pupur dioleskan pada dahi sebagai pelindung.
Saat wabah covid-19 masyarakat setempat juga melakukan tradisi ini.
Ciri khas samarinda ialah kain tenun dengan corak kotak-kotak yang
indah. Sarung samarinda biasa disebut dengan tajong samarinda. Tajong
adalah kain tenun tradisional yang proses pembuatannya menggunakan
alat tenun non mekanis. Benang yang digunakan merupakan benang sutra
yang diimpor dari cinta.
4. Rumah lamin
Rumah adat yang dihiasi oleh ukiran-ukiran indah. Ukiran ini diletakkan
pada dinding, tangga, pagar. Tujuannya untuk menolak bala. Masyarakat
bergotong royong membangun rumah ini karena rumah ini seperti rumah
panggung yang memanjang serta dihuni oleh beberapa keluarga. Rumah
ini disangga menggunakan tiang-tiang tabung yang ditata pada bagian
bawah rumah. Selain itu, kayu yang digunakan untuk membuat rumah
lamin yaitu kayu ulin.
12
5. Ulap doyo
PENUTUP
KESIMPULAN
Di daerah kalimantan timur kami menyimpulkan bahwa adat istiadat atau budaya-
budaya disana masih banyak sekali orang yg menerapkannya seperti: Upacara
Pernikahan ( Ngehawak ), Upacara Nebe’e Rau (Tanam Padi), Upacara Beliatn,
Bahasa Daerah.dan begitupun kearifan lokal atau nilai-nilai budaya lokal
seperti : . Besangaar, Kampung Tenun Samarinda,Desa Budaya Pampang, Rumah
lamin, dan ulap doyo.
SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna
serta kesalahan yang kami yakini diluar batas kemampuan kami. Maka dari itu
kami selaku penulis makalah ini dengan senang hati senantiasa menerima kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap apa yang disusun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan & Iqbal, Ibnu (2008). Agama dan Kearifan Lokal dalam
Tantangan Global. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat (2015). Kutai Barat Dalam Angka
2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat. Kutai Barat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat (2015). Statistik Daerah Kabupaten
Kutai Barat 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat. Kutai Barat.
Barker, Chris (2004). Cultural Studies Teori dan Praktik. Terjemahan Nurhadi.
Kreasi Wacana. Yogyakarta.
14
Bevans, Stephen B. (2002). Model-Model Teologi Kontekstual. Terjemahan.
Yosef Maria Florisan. Ledalero. Maumere.
Capra, Fritjof (1999). Menyatu dengan Semesta: Menyikap Batas antara Sains dan
Spiritualitas. Terjemahan Saut Pasaribu. Fajar Pustaka Baru. Yogyakarta.
Fukuyama (1999). The End of History and The Last Man: Kemenangan
Kapitalisme dan Demokrasi Liberal. Penerbit Qalam. Yogyakarta.
15