Mata Kuliah
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnyalah kami dapat
menyeleseikan makalah ini yang diamanahkan oleh Bapak Saidin Hamzah yang berjudul
Akulturasi Islam dan Budaya Lokal. .
Kami juga sangat berterimakasih kepada ibu bapak yang telah membimbing kami
sejauh ini dan semua pihak yang terlibat sehingga kami bisa menyelesaikannya dengan tepat
waktu.
Demikian dengan adanya materi ini semoga kita semua dapat mengetahui dan
memahami materi Akulturasi Islam dan Budaya Lokal. Dalam penyelesaian makalah ini
mohon maaf jika ada masih ada kekurangan dalam penulisan dan pembahasan materi.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan...................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................8
Bab II Pembahasan..................................................................................................9
A. Akulturasi....................................................................................................9
B. Budaya lokal dengan Budaya islam.............................................................9
C. Pernikahan dan Tujuaanya...........................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Kebudayaan menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat sebagai bentuk
perkembangan dan terintegrasi sebagai ciri hidup masyarakat berupa tradisi ataupun
kebiasaan yang mengakar dalam masyarakat. Suatu tradisi masyarakat yang pada
hakekatnya merupakan warisan dari para leluhurnya yang merupakan bagian dari
budaya bangsa. Hal ini berguna sebagai strategi untuk menjamin eksistensi bangsa,
membentuk dan mengembangkan kepribadian serta menata kehidupan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok adalah
bagaimana Akulturasi Budaya Lokal Terhadap Budaya Islam dalam adat pernikahan
pembahasan lebih terfokus dan sistimatis maka masalah pokok akan diuraikan
Kabupaten Luwu?
3. Nilai-nilai Islam apa yang terdapat dalam proses pernikahan di Desa Kaladi
5
6
7
C. Tujuan Penulisan
Pada bagian ini dijelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan
terhadap masalah yang telah dikaji. Tujuan penulisan bisa mencakup salah satu dari
alternatif berikut:
b. Untuk mengkaji wawasan tentang Akulturasi budaya Islam dan budaya lokal
dalam prosesi pernikahan di Desa Kaladi Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akulturasi
Budaya adalah dalam bahasa Belanda cultuur, dalam bahasa Inggris culture dan
dalam bahasa Arab ialah tsaqafah berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani.
Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam”. Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal
dari hasrat dan gairah di mana yang lebih tinggi dan murni menjadi yang teratas memiliki
tujuan praktis dalam hubungan manusia seperti musik, puisi, agama, etik, dan lain-lain.7
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dan kebudayaan adalah
hasil dari cipta karsa dan rasa tersebut.Budaya yang teraktualisasi dalam wujud adat mulai
dipahami sebagai fenomena alam yang kehadirannya secara umum memberi kontribusi
terhadap perilaku manusia, hingga yang berkenaan dengan cara melakukan sesuatu, seperti
9
menjalankan kewajiban agama dan perilaku sosial. Beberapa bentuk adat merupakan kreasi
asli daerah, sedangkan yang lain
mungkin berasal dari luar. Sebagian bersifat ritual, dan sebagian lain seremonial. Dari sudut
pandang agama, ada adat yang baik (‘urf sahih) dan ada adat yang jelek (‘urf fasid); sebagian
sesuai dengan syariat dan dinyatakan dalam kaidah fikih, sebagian lagi sesuai dengan
semangat tata susila menurut Islam. Oleh karena itu, dalam suatu perayaan religius, paling
tidak ada tiga elemen yang terkombinasi bersamaan: perayaan itu termasuk adat karena
dilaksanakan secara teratur; juga bersifat ibadah
Islam adalah sebuah tatanan kehidupan yang sangat sempurna dan lengkap karena
di dalam Islam itu sendiri mengatur segala macam aturan mulai dari hal-hal yang kecil
sampai hal-hal yang besar, mulai aturan kehidupan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat
serta lingkungan. Islam sudah kita yakini adalah agama yang sempurna akan tetapi dalam
kesempurnaannya dan dalam implentasi kehidupan sehari-hari masih membutuhkan
penafsiran-penafsiran dan penakwilan dalam kaidah-kidah tertentu. Persentuhan Islam
dengan budaya lokal tidak menafikan adanya akulturasi timbal-balik atau saling
mempengaruhi satu sama lain. Budaya Islam adalah budaya yang ada di dalam masyarakat
terdapaat praktik-praktik Islam.Kontak antara budaya masyarakat yang diyakini sebagai
suatu bentuk kearifan lokal dengan ajaran dan nilai-nilai yang di bawa oleh Islam tak jarang
menghasilkan dinamika budaya masyarakat setempat. Kemudian, yang terjadi ialah
akulturasi dan mungkin sinkretisasi budaya, seperti praktek meyakini iman di dalam ajaran
Islam akan tetapi masih mempercayai berbagai keyakinan lokal. Secara spesifik, Islam
memandang budaya lokal yang ditemuinya dapat dipilah menjadi tiga: Menerima dan
mengembangkan budaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan berguna bagi
pemuliaan kehidupan umat manusia.
10
menyatukan dua mempelai dalam hubungan suami istri, tetapi
pernikahan merupakan suatu upacara yang bertujuan untuk
menyatukan dua keluarga besar yang telah terjalin sebelumnya
menjadi semakin erat atau dalam istilah orang luwu disebut
mappasikandappi atau mendekatkan yang sudah jauh, oleh
karena itu, perkawinan dikalangan masyarakat luwu umumnya
berlangsung antara keluarga dekat atau antar kelompok tertentu
dikalangan masyarakat biasa, karena mereka sudah saling
memahami sebelumnya. Pernikahan adalah suatu masalah yang
sangat penting dalam masyarakat, utamanya masyarakat
Indonesia yang mayoritas menganut agama Islam, sebab
pernikahan dalam Islam adalah sunnah Rasulullah SAW yang patut
dijunjung tinggi dan dimuliakan oleh kaum muslimin.
Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin”
yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan
jenis.
2. Tujuan pernikahan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upacara pernikahan di Desa kaladi biasa disebut dengan mappabotting.
Secara harfiah mappabotting berarti menikahkan. Pada masyarakat Kaladi yang
ada di Desa Kaladi pernikahan merupakan suatu proses kegiatan yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan. Tahap persiapan sebelum pernikahan
dilaksanakan seperti, musyawarah, kemudian tahap pelaksanaan (hari
pernikahan), dan tahap sesudah pernikahan. Bagi orang Luwu, khususnya di Desa
Kaladi setiap akan mengadakan pernikahan senantiasa didahului dengan suatu
pertemuan antara seluruh keluarga atau kerabat. Dalam pertemuan tersebut
dilakukan musyawarah mengenai berbagai hal yang biasanya dipimpin oleh
anggota keluarga yang lebih tua dan banyak tahu tentang apa-apa yang akan
dibutuhkan atau disiapkan dalam pernikahan. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, pelaksanaan musyawarah sering dihadirkan pula pegawaisyara’ atau
tokoh agama sepeti Imam Desa. Pemilihan waktu terebut sangat terkait dengan
sistem pengetahuan lokal masyarakat tentang adanya hari yang
baik dan kurang baik untuk hari pelaksanaan pernikahan. Setelah persiapan telah
dilakukan maka tahap ini sebagai tahap akhir sebelum melakukan upacara
pernikahan. Tradisi atau upacara pernikahan dalam masyarakat di Desa Kaladi
Kecamatan Suli Barat sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh nenek
moyang mereka yang dalam bahasa luwunya biasa disebut dengan
mappabotting.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami mohon maaf atas kekurangan dalam
penyelesaian makalah ini, maka kami sangat berharap adanya kritik atau saran
dari bapak dan teman-teman sekalian.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abd.Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006.
Abdullah Irwan, dkk. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Kontemporer. Cet:
1. Yogyakarta : TICI Publications. 2009
Abdullah, Taufik. Sejarahlokal di Indonesia, Cet. IV, Jogyajarta: Gadjahmada
University press, 1996.
Abdurrahman, Dudung. Metode penelitian sejarah. Jakarta : logos wacana ilmu,
1999.
Abidin, Andi Zainal. Kebudayaan sul-sel. Cet I; Makassar : Hasanuddin
universitas press,1991.
Badruzzaman. Peranan Syara’ dalam Perkembangan Islam di Sulawesi Selatan.
Jakarta, 2007.
Beatty, Andrew. Variasi agama pendekatan antropologi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo persada, 2001.
13