Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“KEBUDAYAAN KALIMANTAN SELATAN”

Guru Pembimbing :
Khoirun Nisai Al Muslimati S.Pd

Disusun Oleh :
1. Adelia Sabrina Putri
2. Ahmad Farih Nova Sani
3. Almira Aulia Fifi Anita
4. Bagus Prayogo Pornomo
5. Julia Safira
6. Nessa Frida Febra Aunuguera
7. Nirvana Akhsay Putra
8. Vania Artika Putri

SMA NEGERI 1 PACIRAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................2
A. Latar Belakang.........................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5
A. Adat Istiadat..............................................................................5
B. Sumber Daya Alam.....................................................................9
C. Mata Pencaharian.....................................................................11
D. Sistem Kemasyarakatan...........................................................12
E. Makanan Khas..........................................................................14
F. Lagu Daerah.............................................................................15
G. Suku........................................................................................16
H. Ras..........................................................................................17
BAB III PENUTUP..........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................19
LAMPIRAN.....................................................................................20
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBUDAYAAN
KALIMANTAN SELATAN”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dan
mempermudah pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.

Paciran, 11 Februari 2023

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 38 provinsi dengan
bermacam-macam suku, ras dan adat istiadatnya. Dengan banyaknya provinsi
serta luasnya wilayah Indonesia membuat Indonesia menjadi salah satu negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Menurut laporan World Population
jumlahpenduduk Indonesia mencapai 273,52 juta jiwa pada 2022. Indonesia
menduduki peringkat ke-4 penduduk terbanyak di dunia setelah negara China,
India dan Amerika Serikat.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia


yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kota provinsi Kalimantan Selatan adalah
Kota Banjarbaru sejak tanggal 16 Maret 2022 menggantikan Kota Banjarmasin.
Kalimantan Selatan berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah di sebelah
barat, Selat Makassar di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah selatan, dan provinsi
Kalimantan Timur di utara.

Kalimantan Selatan merupakan rumah etnis Banjar dan memiliki luas


38.744,00 km² dengan populasi ditahun 2020 berjumlah 4.087.894 jiwa, dan
wilayah administrasi terbagi menjadi 11 kabupaten dan 2 kota. Kalimantan
Selatan kaya akan keanekaragaman budaya dan tradisi yang masih terjaga.
Keragaman budaya tersebut antara lain bahasa, bentuk rumah, hingga jenis
pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tarian yang berasal dari Kalimantan Selatan?
2. Apa saja upacara adat yang ada di Kalimantan Selatan?
3. Apa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan?
4. Bagaimana pakaian adat Kalimantan Selatan?
5. Apa saja lagu dearah khas Kalimantan Selatan?
6. Apa makanan khas Kalimantan Selatan?
7. Bagaimana sistem mata pencaharian masyarakat Kalimantan Selatan?
8. Bagaimana dengan suku, ras, golongan yang ada di masyarakat Kalimantan
Selatan?
9. Bagaimana sistem kepercayaan masyarakat Kalimantan Selatan?
10. Bagaimana kondisi SDM di Kalimantan Selatan?
11. Bagaimana sistem kemasyarakatan di Kalimantan Selatan?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, untuk mendeskripsikan data dan
informasi tentang kebudayaan yang ada di Kalimantan Selatan dan bertujuan
sebagai berikut :
1. Menyelesaikan tugas.
2. Dapat mengetahui tentang budaya Kalimantan Selatan yang dapat
memperluas wawasan budaya.
3. Sebagai sarana belajar budaya.
4. Dapat mengetahui kebiasaan daerah lain.
5. Dapat mengetahui pola hidup dari masyarakat dan bisa lebih menghargai
budaya dari leluhurnya yang menyebabkan Indonesia tetap melestarikan
keberagaman budaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Adat Istiadat
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang dikenal masih
memegang teguh tradisi dan adat istiadat daerahnya. Beberapa tradisi yang masih
ada sampai sekarang adalah.

A. UPACARA ADAT
1. Upacara Badudus
Badudus merupakan upacara yang dilakukan saat masa peralihan dari
remaja menuju dewasa. Upacara ini berupa ritual mandi untuk mensucikan
diri calon pengantin masyarakat Banjar. Upacara ini adalah ritual yang
dilakukan untuk membersihkan jiwa serta raga. Upacara ini dilakukan oleh
mereka yang dinobatkan sebagai orang dewasa dan akan menjadi calon
pengantin. Ritual Badudus juga biasanya diselenggarakan pada pengobatan
terhadap seseorang, dan juga saat hamil tujuh bulan. Selanjutnya, upacara ini
ditutup dengan Upacara Badudus yang biasanya disiramkan ke seluruh
pengunjung yang ikut, sehingga mereka akan basah semua.

2. Babalian Tandik
Babalian Tandik adalah ritual yang diadakan oleh Suku Dayak dalam
kurun waktu seminggu. Acara Adat Babalian Tandik adalah upacara adat yang
dilakukan pada setiap tahunnya secara turun temurun terus dilaksanakan
sebagai kewajiban generasi penerus yang harus mengembangkan dan
melestarikan nilai sejarah adat agar tidak hilang dan punah begitu saja.
Puncak ritual ini umumnya dilakukan di ambang mulut goa bersama dengan
sesaji pemotongan hewan kurban.
Upacara babalian merupakan salah satu contoh budaya yang dianut oleh
beberapa daerah yang mereka percayai berasal dari nenek moyang mereka.
3. Basunat
Upacara adat yang berikutnya adalah basunat. Upacara adat ini sangat
penting dan dianggap sebagai penyempurna jika seseorang belum bersunat.
Oleh karena itu, orang Banjar ritual ini dilakukan sejak masih anak-anak,
mulai usia 6 – 12 tahun. Salah satu tujuan basunat untuk kebersihan dan
kesehatan anak. Biasanya, Sehari sebelum anak di sunat, dilakukan acara
barodak, yaitu member lulur pada sekujur tubuh anak agar harum, bersih dan
segar. Biasanya acara barodak ini di meriahkan oleh ratib rebana ode atau
musik gong genang.

4. Mallasuang Manu
Mallasuang manu adalah upacara tradisional Kalimantan Selatan yang
dilakukan dengan melepas sepasang ayam agar diperebutkan masyarakat. Hal
ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah di Pulau
Laut Selatan. Ritual ini umumnya dilakukan oleh Suku Mandar yang cukup
dominan di kecamatan tersebut. Upacara ini diselenggarakan setahun sekali
pada bulan Maret berdasarkan kalender Masehi.

B. TARIAN ADAT
Selain upacara adat, Kalimantan Selatan juga memiliki berbagai tarian adat
dan pakaian adat yang sangat indah.

1. Tari Topeng
Tari Topeng adalah jenis tarian tradisional yang dipergunakan dalam
upacara sakral, seperti upacara manyanggar (Sampir). Tarian untuk upacara
sakral ini bisa juga berfungsi untuk keperluan Batatamba (pengobatan) terhadap
orang sakit seperti kapingitan.
Tari topeng ini diketahui sudah tumbuh dan berkembang sejak Kerajaan
Negara Dipa. Bentuk topeng Banjar terdiri dari beberapa jenis seperti Gunung
Sari, Patih, Panji, Batarakala (Sangkala/Gajah Barung), Pantul, Tambam,
Pamambi, Pamimdu, Kalana, Ranggajiwa, dan lain - lain.
Perhelatan tari topeng banjar masih dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur,
mengharap keselamatan dari gangguan roh jahat.

2. Sinomah Hadrah
Tari Sinoman Hadrah berkembang di Kabupaten Banjar khususnya daerah
Martapura. Asal nama tarian ini berasal dari kata “sinoman” yang berarti suatu
perkumpulan tempat orang-orang dengan maksud dan tujuan yang sama, dan
“hadrah” dari kata hadrun (Arab) yang memiliki arti hadir.
Jadilah tari Sinoman Hadrah hadrah memiliki makna penyambutan bagi
kehadiran seseorang atau kelompok yang dihormati atau dimuliakan. Properti
tari yang dipergunakan dalam tari Sinoman Hadrah yaitu rebana, babun,
ketipung, tamborens, bendera, dan payung besar berhias.
Penampilan tarian dini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah minimal
30 orang yang terbagi atas pemusik, pemegang bandu, pemayung dan penari.

3. Tari Rudat
Tari Rudat merupakan salah satu kesenian bernafaskan Islam yang
populer di wilayah Kalimantan Selatan khususnya di Kabupaten Banjar.Nama
tari ini disebut berasal dari kata dalam bahasa Banjar yaitu “rudatik” yang
memiliki arti bergerak secara terus-menerus. Sesuai dengan namanya, anggota
tubuh penari akan terus bergerak mengikuti irama lagu yang dimainkan dengan
tarbang.
Penampilan Tari Rudat tersusun dari gerakan-gerakan bela diri dan juga
seni suara. Meski begitu, tarian ini didominasi oleh gerakan tari dengan posisi
duduk. Tarian ini giat dilestarikan, salah satunya dengan mengajarkannya di
sekolah-sekolah.

4. Tari Baksa Kembang


Tari Baksa Kembang adalah jenis tari klasik yang awalnya berfungsi
sebagai penyambutan tamu kerajaan. Tarian dimainkan oleh penari wanita
sebagai penari tunggal, atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat
jumlah penari harus ganjil. Seiring berjalannya waktu, tarian ini populer di
masyarakat dan berkembang menjadi beberapa versi, di antaranya Lagureh,
Tapung Tali, Kijik, Jumanang.Dari banyaknya versi tari tersebut, seniman
kemudian bersepakat dan mengumpulkan menjadi satu tari Baksa Kembang
yang baku.
Oleh karena itu penari biasanya membawa sepasang kembang bogam,
atau rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga yang nantinya akan
dihadiahkan kepada tamu yang datang setelah tarian selesai.

C. PAKAIAN ADAT
Babaju kun galung pacinan merupakan pakaian adat Kalimantan Selatan
yang mendapat sentuhan budaya Tiongkok dan Timur Tengah.Perpaduannya
terlihat pada rupa busana adat ini. Busana adat pengantin pria berupa baju gamis
dan jubah pedagang Gujarad yang datang ke Indonesia di masa lampau.Sebagai
hiasan kepala, dipakai kopiah alpe berlilit sorban, atau mengenakan tanjak
laksamana. Hiasan leher berupa roncean bunga melati dan alas kaki berupa selop.

Sementara busana adat pengantin wanita berupa kebaya berlengan panjang


bergaya cheong sam.Tampak mewah karena dilengkapi dengan jahitan payet
dengan benang berwarna emas. Payet-payet tersebut membentuk bunga
teratai.Bagian bawahnya berupa rok panjang berhiaskan manik-manik. Untuk
hiasan kepala, mempelai wanita mengenakan mahkota berhiaskan permata,
dengan kembang goyang dan tusuk konde.Tusuk konde tidak boleh
sembarangan, melainkan berbentuk huruf Lam dalam bahasa Arab dan burung
Hong. Tusuk konde tidak boleh sembarangan, melainkan berbentuk huruf Lam
dalam bahasa Arab dan burung Hong.

D. BAHASA
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan. Imam Budi Utomo di
Banjarmasin, Selasa, menyebutkan sembilan bahasa lokal yang masih lestari
tersebut adalah

 Banjar
 Dayak
 Bakumpai
 Samiin
 Barangas
 Dusun
 Deah
 Agal
 Halong
Namun bahasa Dayak Ngaju merupakan bahasa yang dituturkan oleh
sebagian besar penduduk Kalimantan Tengah. Penutur bahasa tersebut dapat
dijumpai hampir di sepanjang daerah aliran sungai di Kalimantan Tengah,
kecuali Kabupaten Kotawaringin Barat.

E. RUMAH ADAT
1. Rumah Bubungan Tinggi
Rumah adat Kalimantan Selatan yang pertama adalah Bubungan Tinggi.
Ini adalah rumah adat tradisional Suku Banjar yang paling utama. Dulunya
rumah adat ini digunakan sebagai tempat kediaman utama Sultan Banjar.
Karena itu setiap bagian dan arsitekturnya dibuat sedemikian rupa dan
mengandung makna filosifis tersendiri.

Rumah Bubungan Tinggi terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Jenis kayu
ini dikenal sangat kuat dan tahan lama. Bahkan bagian atap rumah Bubungan
Tinggi ini menggunakan kayu ulin, sebab tahan terhadap air. Secara sekilas
arsitektur rumah adat ini berupa rumah panggung. Di mana tiang-tiang utama
menopang lantai rumah ini agar tidak menempel di tanah. Jarak antara tanah
dan lantai rumah kurang lebih 2 meter, sehingga penampakan rumah adat
Bubungan memang sangat tinggi. Untuk menambah keindahan rumah,
ditambahkan berbagai ukiran dan ornamen-ornamen khusus. Namun bukan
cuma itu, ornamen dan ukiran tersebut juga memiliki makna tersendiri.
Secara filosofis, Rumah Adat Bubungan Tinggi melambangkan pohon
kehidupan. Pohon ini memiliki makna keseimbangan dan keharmonisan antar
sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan yang Maha
Esa.

2. Rumah Gajah Baliku


Rumah adat Kalimantan Selatan Gajah Baliku juga merupakan rumah
tradisional Suku Banjar. Yang membedakan dengan rumah Adat sebelumnya
adalah penggunaannya dan sedikit arsitektur di dalamnya. Jika rumah adat
Bubungan Tinggi digunakan sebagai kediaman Sultan, maka rumah Gaja
Baliku digunakan untuk saudara dan kerabat Sultan. Dari segi arsitektur
keduanya sekilas terlihat sama. Perbedaan akan nampak ketika masuk ke bagian
ruang tamu.
Pada Rumah Bubungan Tinggi ruang tamu dibuat bertingkat, hal ini
dimaksudkan agar Sultan memiliki posisi dan tingkat yang lebih tinggi saat
menerima tamu. Sementara rumah Gajah Baliku memiliki ruang tamu yang rata
tanpa jenjang.
Makna filosofis yang terkandung di dalamnya juga sama, yakni sama-sama
melambangkan hubungan harmonis dan keseimbangan. Selain itu, semua jenis
rumah adat Banjar menghadap ke arah sungai. Ini sebagai pertanda bahwa
budaya orang Banjar sangat dekat dengan sungai.

3. Rumah Palimasan
Selanjutnya ada rumah adat Palimasan. Rumah ini juga merupakan rumah
tradisional Suku Banjar. Pada masa Kesultanan Banjar, rumah ini digunakan
sebagai kediaman Bendaharawan Kerajaan. Tugasnya untuk menjaga emas dan
perak milik Sultan.Karena itu, dari segi arsitektur dan bahan utama, rumah ini
dibuat menggunakan bahan kayu ulin yang lebih besar dan kuat. Penggunaan
bahan yang kuat ini bermakna kehati-hatian dan keteraturan dalam menjaga
harta benda yang dimiliki.
Dinamakan Palimasan, karena bagian atap rumah ini menyerupai limas.
Bagian induk rumah berbentuk segi empat, kemudian pada perkembangannya
biasa ditambahkan ruang khusus yang disebut anjung pada sisi kanan atau
kirinya.

4. Rumah Balai Bini


Seperti namanya, rumah adat Balai Bini ini digunakan sebagai tempat
kediaman para putri Sultan atau warga Sultan dari pihak perempuan. Rumah
adat ini juga merupakan rumah tradisional dari Kesultanan Banjar.
Arsitektur rumah adat ini tidak beda jauh dengan rumah adat Kalimantan
Selatan lainnya. Bangunan induk berbentuk segi empat memanjang dengan atap
model perisai. Penggunaan model perisai ini bermakna perlindungan terhadap
kaum wanita.Di dinding depan terdapat satu pintu masuk diapit oleh dua
jendela di kanan dan kiri. Bagian teras juga di kelilingi pagar randang besi
seperti pada rumah Bubungan Tinggi. Di samping kiri kanan juga biasanya
ditambahkan anjung. Bagian atap anjung ini menggunakan sengkuap yang
diberi nama pisang sasikat. Hal ini lantara model atap tersebut menyerupai
sesisir pisang.

5. Rumah Tadah Alas


adat Tadah Alas merupakan salah satu jenis rumah tradisional Suku
Banjar. Rumah ini merupakan pengembangan dari Rumah Balai Bini yang
ditambahkan satu lapis atas perisai pada bagian depan. Atap di bagian depan
inilah yang disebut sebagai "Tadah Alas" yang fungsinya sebagai kanopi.

Tadah alas atau kanopi ini mengandung makna keadilan secara


menyeluruh. Di mana bagian induk utama dan bagian depan sama-sama
memiliki atap untuk perlindungan. Seperti rumah adat Kalimantan Selatan
lainnya, rumah ini juga berbahan dasar kayu ulin. Warna dasar menggunakan
warna alami dan tidak dicat. Namun pada perkembangannya, sebagian
masyarakat sudah mengecat rumah-rumah mereka sesuai dengan selera masing-
masing

6. Rumah Gajah Manyusu


Rumah adat Gajah Manyusu adalah nama untuk semua bentuk rumah
tradisional Suku Banjar yang bangunan induknya beratap perisai. Dalam bahasa
Banjar, atas seperti ini disebut atap hidung bapicik.Pada masa Kesultanan
Banjar, rumah ini diperuntukkan kepada para keturunan raja di garis utama.
Mereka disebut Warit Sultan (penerus sultan) akan kelak menjadi pemimpin
Kesultanan Banjar.

Ciri utama arsitektur rumah adat ini yakni pada bagian bubungannya
menyerupai perisai, tetapi seakan-akan terpotong sebagian di depannya. Hal ini
sengaja dibuat untuk mengesankan atap yang belum utuh. Ibaratnya tanaman
yang belum tumbuh sempurna.Atap yang belum utuh ini menyiratkan makna
bahwa si pemilik rumah adalah calon sultan, namun belum resmi menjadi
sultan yang sah.
Pada zaman dulu, bahan dasar rumah ini memakai kayu ulin, baik tiang
penyangga, lantai, dinding, maupun atapnya. Warna dasarnya sesuai warna
kayu ini. Setelah mengenal cat, Sebagian rumah ini ada yang dicat sesuai
dengan selera pemiliknya, misalnya, warna cokelat.Ada hiasan berupa seni ukir
Banjar dalam rumah ini. Bangunan rumah ini juga menghadap ke arah sungai
sebagai bagian dari kebudayaan Suku Banjar.

7. Rumah Balai Laki


Masih dari rumah adat Suku Banjar di Kalimantan Selatan, selanjutnya
Rumah Balai Laki. Dulu, rumah adat ini digunakan sebagai kediaman para
penggawa mantri dan prajurit pengawal keamanan.Bentuk bagian atap
bangunan depan atau induknya, memakai bubungan atas yang menyerupai
pelana kuda. Bahannya sirap yang berupa kepingan papan tipis-tipis dari kayu
ulin.Selain bangunan induk yang berbentuk segi empat memanjang, di samping
kiri dan kanan juga biasanya ditambahkan anjung. Ruang anjung tambahan ini
letaknya agak ke belakang dan beratap sengkuap atau pisang sasikat.
Di bagian depan rumah, hanya ada satu pintu yang digunakan untuk
masuk dan keluar. Satu pintu ini maknanya berjiwa kesatria yang gagah berani,
cerdas dan sigap. Di mana dia tidak mau melarikan diri dari pintu belakang. Di
kiri dan kanan pintu terdapat jendela. Beranda dalam ditopang dengan empat
pilar. Semua bangunan tidak dicat dan hanya menggunakan warna dasar dari
kayu ulinnya. Jenis rumah adat kalimantan ini sudah jarang ditemukan.

8. Rumah Palimbangan
Rumah Palimbangan dulunya digunakan sebagai tempat kediaman para
tokoh agama Islam dan para alim ulama. Rumah ini mengandung makna
kuatnya agama Islam dan penghormatan terhadap ulama di Kesultanan Banjar.
yang menggunakan bubungan atap model pelana. Sementara di bagian samping,
tidak menggunakan ruang tambahan atau anjungan.Di bagian atas teras
depannya ditutup dengan atap sindang langit. Atap teras depan ini biasanya
dibuat melebar ke samping. Atapnya terbuat dari pengingan papan tipis-tipis
atau sirap yang berasal dari kayu ulin juga.

Beranda rumah ini ditopang empat pilar. Empat pilar ini masing-masing
merupakan simbol dalam agama Islam.
- Pilar pertama menyimbolkan syariat, yakni hukum yang mengatur seluruh
kehidupan manusia.
- Pilar kedua adalah simbol tarekat, yaitu jalan yang dilalui untuk
menjalankan agama.
- Pilar ketiga merupakan simbol hakikat. Ini adalah intisari atau dasar
agama Islam.
- Pilar keempat yaitu simbol makrifat. Yaitu tingkat penyerahan diri secara
total kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, terdapat seni ukiran Suku Banjar berupa motif anak catur, yang
di kiri dan kanannya terdapat ukiran jengger ayam, lipan atau paku alai. Ukiran
ini disebut Jamang, letaknya tepat di bagian puncak rumah.

9. Rumah Cacak Burung


Rumah Cacak Burung ini juga termasuk rumah tradisional Suku Banjar.
Jenis rumah adat inilah yang digunakan sebagai hunian rakyat biasa.Bangunan
induknya memanjang dengan beratap pelana. Ruang dalam yang ada di
belakang dan ruang samping kiri dan kanan ditutupi atap limas. Posisi atap
limas ini melintang dan posisinya lebih tinggi daripada atap pelana.Dengan kata
lain, kedua atap, yakni atap pelana dan atap limas membentuk tanda plus (+).
Simbol ini adalah tanda magis penolak bala, bentuk tanda tambah (+) inilah
yang menyerupai bentuk cacak burung.
Seperti pada rumah-rumah adat Suku Banjar lainnya, rumah adat ini
menggunakan bahan dasar kayu ulin. Dan pada saat dahulu rumah ini tidak
dicat, warnanya sesuai dengan warna dasarnya.

10. Rumah Lanting


Rumah ini merupakan rumah rakit tradisional Suku Banjar. Bangunan
rumah ini mengapung di atas air, di sungai atau di rawa dengan pondasi rakit.
Bagian pondasi terdiri atas susunan batang-batang pohon besar. Biasanya ada
tiga batang pohon besar yang dipakai sebagai pondasinya. Di bagian dinding
rumah, dibuat dengan menyusun kayu lanan secara mendatar. Atapnya berupa
atap pelana untuk menghubungkan kayu dengan daratan dibuat titian dari bahan
kayu atau bambu. Bahan atapnya bisa berupa sirap, rumbia atau seng.

11. Rumah Joglo Gudang


Rumah adat Kalimantan Selatan selanjutnya adalah rumah Joglo Gudang.
Ini adalah salah satu rumah tradisional Suku Banjar. Penggunaan istilah "joglo"
pada rumah ini sebab bentuk bangunannya menyerupai rumah joglo khas jawa.
Adapun penggunaan nama "gudang" sebab pada bagian kolong rumah,
digunakan sebagai gudang. penyimpanan hasil hutan, karet dan komoditas
lainnya. Arsitektur bangunan ini beratap limas dengan disambung atap sindang
langit pada bagian depannya. Atap bagian depannya dibuat tanpa plafon.
Sementara di bagian belakangnya disambung dengan atap sengkuap yang
disebut hambin awan.
Bangunan rumah adat ini dibuat bertiang tinggi agar di bagian kolong bisa
dimanfaatkan untuk menyimpan barang. Sementara di bagian samping tidak
ada ruang tambahan (anjung). Sejarah filosofis, Rumah Joglo Gudang memiliki
makna rendah hati dan gemar berbagi. Makna ini terlihat di bagian tepi atap
rumanya rendah seakan ingin berbagi dengan yang lain.

12. Rumah Bangun Gudang


Rumah ini termasuk salah satu rumah tradisional Suku Banjar di
Kalimantan Selatan. Selain sebagai tempat tinggal, juga biasanya digunakan
untuk menyimpan barang-barang dagangan.Arsitektur bangunan ini biasanya
berupa empat persegi panjang dengan atap berbentuk limas. Rumah ini
memiliki tiga pintu masuk, yakni dari tengah, samping kiri dan samping kanan
beranda.Bagian beranda sendiri dibuat kecil karena bagian kanan dan kirinya
diubah menjadi dinding depan. Adapun beranda kecil ini bermakna kerja keras
atau tidak bermalas-malasan. Terdapat seni ukir khas Suku Banjar berupa motif
anak catur yang di kiri dan kanannya ada ukiran jengger ayam, lipan atau paku
alai. Ukiran ini disebut jamang, letaknya tepat di bagian pucuk rumah.

B. Sumber Daya Alam


Provinsi Kalimantan Selatan merupakan daerah yang terkenal kaya akan
sumber daya alam khususnya tambang. Bahan galian tambang yang ditemukan di
wilayah Kalimantan Selatan terdiri atas bahan galian energi, bahan galian logam,
maupun bahan galian industri.
Bahan galian seperti batubara dan bijih besi merupakan komoditi unggulan
yang menjadikan sektor pertambangan menjadi salah satu leading sector dalam
menopang perekonomian Kalimantan Selatan. Selain batubara dan bijih besi,
Kalimantan Selatan juga dikenal sebagai produsen intan terbesar di Indonesia.
Pendulangan dan penggosokan intan dapat dijumpai di Kota Martapura,
Kabupaten Banjar.

A. BAHAN GALIAN ENERGI


1. Batubara
Pengusahaan batubara di Kalimantan Selatan dilakukan oleh perusahaan
yang tergolong dalam kelompok PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan). Jumlah PKP2B
yang beroperasi menambang pada tahun 2013 sebanyak 13 perusahaan,
sedangkan jumlah IUP yang beroperasi menambang sebanyak 160 perusahaan.
Produksi batubara Kalimantan Selatan tahun 2013 sebesar 162.952.196
ton, yang terdiri dari produksi batubara PKP2B sebesar 101.234.960 ton dan
produksi batubara IUP sebesar 61.717.236 ton. Lokasi endapan batubara di
Kalimantan Selatan berada di Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru,
Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Balangan dan Tabalong.

2. Minyak Bumi
Potensi minyak bumi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Tabalong. Potensi ini dieksplorasi dan dieksploitasi oleh PT Pertamina Unit
Bisnis, Eksplorasi dan Produksi (UBEP) Tanjung dengan wilayah pengerjaan
seperti Tanjung Raya, Murung Pudak, Warukin Tengah, Warukin Selatan,
Tapian Timur, Tanta dan Kambitin dengan produksi rata-rata 4.000-4.500 barel
per hari.

B. BAHAN GALIAN LOGAM


Dengan terbitnya Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) yang
mengatur pelarangan ekspor sejumlah mineral sebelum diolah (termasuk
diantaranya bijih besi), maka di Kalimantan Selatan berdiri sejumlah pabrik
smelter (pengolahan bijih besi menjadi besi spons). Proyek smelter berkapasitas
315.000 ton/ tahun yang digarap oleh PT. Aneka Tambang bersama PT
Krakatau Steel dengan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama PT.
Meratus Jaya Iron & Steel di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah
Bumbu menjadi yang pertama beroperasi di Kalimantan Selatan.

1. Emas
Potensi emas di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu
sebesar 11.250 ton, Kotabaru sebesar 25.289 ton dan Hulu Sungai Tengah
sebesar 67.500 ton.

2. Bijih Besi
Potensi tambang bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Tanah Laut sebesar 185.667 ton, Tanah Bumbu sebesar 593.800.000 ton,
Kotabaru sebesar 510.633.000 ton, Tapin sebesar 625.000 ton dan Balangan
sebesar 5.062.900 ton.

C. BAHAN GALIAN INDUSTRI


1. Intan
Pendulangan intan merupakan salah satu mata pencaharian turun temurun,
khususnya di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru yang merupakan daerah
penghasil intan terbesar di Kalimantan Selatan. Para pendulang biasanya
berkelompok-kelompok menggali lubang pada kedalaman ± 10-12 m dengan
menggunakan peralatan tradisional dan metode lama. Bahan galian tersebut
selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir Intan, terkadang pendulang
menemukan pula batu akik dan pasir emas.
Intan yang ditemukan kemudian dibawa ke Martapura untuk dibersihkan
dan digosok. Di jantung Kota Martapura, banyak ditemukan rumah-rumah
tempat penggosokan intan baik secara tradisional maupun modern. Intan-intan
tersebut digosok hingga menghasilkan bentuk yang beraneka macam dan
kemudian dijadikan cincin, gelang, kalung, bros dan anting.

2. Kromit
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam
kromium. Mineral ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3. Komposisi kimia
kromit sangat bervariasi karena terdapat unsur-unsur lain yang
mempengaruhinya. Berdasarkan perbandingan Cr:Fe, kromit dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu: kromit kaya krom, kaya aluminium dan kaya besi.
Kromit banyak dimanfaatkan untuk bahan campuran anti karat, pemberi
kesan mengkilap untuk pembuatan stainless steels, campuran baja, baja cor, dan
besi cor, sebagai katalis dalam penyamakan kulit, dll. Di Kalimantan Selatan,
kromit terdapat di Kabupaten Tanah Laut dengan potensi sebesar 235.620 ton.

3. Marmer
Potensi marmer di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah Laut
sebesar 2.660.840 ton, Tanah Bumbu sebesar 334.250.000 ton, Kotabaru
sebesar 23.930.000 ton, Hulu Sungai Selatan sebesar 90.105.599 ton, Hulu
Sungai Tengah sebesar 1.054.442.500 ton, Balangan sebesar 2.348.785.410 ton
dan Tabalong sebesar 1.455.652.000 ton.

4. Batu Gamping
Potensi batu gamping di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah
Laut sebesar 116.800.000 ton, Tanah Bumbu sebesar 5.754.148.125 ton,
Kotabaru sebesar 19.087.343.687 ton, Tapin sebesar 462.466.950 ton, Hulu
Sungai Selatan sebesar 2.990.178.132 ton, Hulu Sungai Tengah sebesar
110.000.000 ton, Balangan sebesar 488.643.307 ton dan Tabalong sebesar
12.966.901.972 ton.
5. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa di Kalimantan Selatan ditemukan di beberapa kabupaten,
seperti Tanah Laut sebesar 23.868.643 ton, Tanah Bumbu sebesar 693.750.000
ton, Kotabaru sebesar 155.552.500 ton, Tapin sebesar 927.500 ton, Hulu Sungai
Selatan sebesar 122.656.250 ton, Balangan sebesar 2.757.731.300 ton dan
Tabalong sebesar 195.000 ton.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
luas, baik sebagai bahan baku utama maupun tambahan. Sebagai bahan baku
utama, digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, dll.
Sedangkan sebagai bahan tambahan, digunakan dalam industri cor, industri
perminyakan dan pertambangan, bata tahan api, dll.

6. Kaolin
Lokasi endapan kaolin di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Banjar sebesar 10.233.023 ton, Tanah Bumbu sebesar 100.000 ton, Tapin
sebesar 7.765.000 ton, Hulu Sungai Utara sebesar 988.000 ton dan Balangan
sebesar 12.037.750 ton. Kaolin digunakan sebagai bahan untuk membuat
porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun (kertas, karet, obat-
obatan, pasta gigi, kosmetik, dsb).

C. Mata Pencaharian
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja
diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam
penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di
Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor
informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor
informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66
persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas
dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak
36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35
persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).

1. Pertanian & Perkebunan


Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi
jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian,
rambutan, kasturi dan langsat. Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

2. Industri
Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro
dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang. Sampai pada
tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92%
dibandingkan pada tahun 2009.

3. Pertambangan
Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas,
intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.

4. Keuangan & Perbankan


Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan
mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai imbas krisis finansial global. Namun demikian beberapa indikator
masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset)
Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun.
Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009
mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening
dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan
yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan
5,86% (y-o-y).Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember
2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16%
(y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan
kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan
30,42% (y-o-y).

Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang


dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009
menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% di tahun 2008 menjadi 75,7%.
Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, resiko kredit di
tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar
2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai
4,76%.
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum
konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1
BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.

D. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kekerabatan yang dianut oleh suku bangsa Dayak adalah bilateral,
yaitu menarik garis keturunan melalui pihak ayah dan ibu. Dengan demikian
sistem pewarisanpun tidak membedakan anak laki-laki dan anak perempuan.

E. Makanan Khas
1. Soto Banjar
Makanan yang paling terkenal di Kalimantan Selatan adalah soto banjar.
Bahkan di daerah lainnya selain di Kalimantan, makanan ini cukup terkenal.
Hal yang membuat soto ini berbeda dengan soto dari daerah lainnya adalah
penyajiannya.Ada banyak isian dalam soto banjar, tak cuma suwiran ayam dan
bihun saja. Namun ditambahkan juga dengan telur rebus dan bawang goreng
yang ditaburkan. Sajian lainnya yang melengkapi soto ini adalah perkedel
kentang.
Selain itu, soto banjar juga tidak disajikan dengan nasi putih tapi dengan
lontong/ketupat.

2. Dodol Kandangan
Kandangan adalah salah satu nama daerah di Kalimantan, dan makanan
khas dodol ini berasal dari daerah Kandangan tersebut. Makanan dodol ini,
dikenal sebagai dodol paling enak di Kota Seribu Sungai. Makanan khas
Banjarmasin ini sering dijadikan oleh-oleh kuliner para wisatawan.
Tekstur dari dodol Kandangan ini lembut dan legar, dan tingkat manisnya pun
sangat pas. Kalau kamu sedang liburan di Kalimantan Selatan, kamu bisa
datang langsung ke tempat produksi dodol yaitu di Kabupaten Hulu yang ada di
Sungai Selatan.

3. Sayur Kambang Tigarun


Masyarakat Banjar biasanya lebih suka menyantap lalapan sayur dengan
nasi. Jenis sayuran yang bisa kamu pilih dari makanan khas Banjar ini adalah
sayur kambang tigarun. Tanaman sayur dengan kembang yang biasa dijadikan
lalapan adalah sayur kambang.

4. Sate Tulang
Biasanya makanan sate hanya ditemukan di wilayah Pulau Jawa saja,
tetapi di Kalimantan Selatan juga ada makanan khas berupa sate. Namanya
yaitu sate tulang, yang menjadi makanan primadona di Kalimantan Selatan
tersebut.Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat sate tulang ini adalah sisa
dari tubuh ayam seperti, lemak, kulit dan lehernya yang sudah tak terpakai.
Semua bahannya akan digiling dan ditambah dengan bumbu merah atau
habang, yang didominasi dengan cabai.
Rasa sate tulang ini sangat gurih, manis dan juga pedas karena bahan olahannya
lebih banyak cabai.

F. Lagu Daerah
1. Ampar Ampar Pisang
Ampar Ampar Pisang merupakan lagu daerah Kalimantan Selatan, yang
diciptakan oleh Hamiedan AC. Makna lagu Ampar Ampar Pisang adalah
tentang kebiasaan atau budaya masyarakat Kalimantan Selatan.Ampar Ampar
Pisang merupakan lagu berbahasa Banjar yang biasanya dinyanyikan sambil
memainkan permainan tradisional anak-anak. Dahulu, Ampar Ampar Pisang
dinyanyikan saat masyarakat Kalimantan Selatan tengah membuat makanan
khas berbahan dasar pisang.
2. Saputangan Babuncu Ampat
Saputangan Bapuncu Ampat diciptakan oleh Zaini. Lagu ini
menyampaikan pesan tersirat berupa kalau sakit hati akan terasa hancur sekali,
tapi jangan sampai menjadi dendam di dalam hati.

3. Anak pipit

4. Paris Berantai
Lagu Paris Barantai adalah ciptaan almarhum H Anang Ardiansyah yang
ditulis dalam bahasa Banjar. Paris Barantai merupakan lagu daerah yang
menceritakan kerinduan pada sesorang yang sudah lama terpendam dan tidak
ingin terpisahkan.Lagu ini juga bercerita tentang Kotabaru sebagai tempat yang
menjadi pertemuan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta tersebut.

G. Suku
1. Suku Banjar
Berdasarkan hasil pengamatan, Suku Banjar memiliki tingkat populasi
cukup tingg. Bahkan persebarannya, hampir mendiami satu wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan seluruhnya.Selain di provinsi ini, masyarakat Banjar juga
banyak berdiam di Kalimantan Tengah dan Timur.
Suku Banjar telah banyak berasimilasi dengan masyarakat lainnya, yang
menempati wilayah pesisir sungai, seperti Daerah Bahan, Martapura, Tabanio,
dan Barito. Selain itu, Suku Banjar juga terkenal memiliki semangat
kemaritiman.Bahasa komunikasi keseharian Suku Banjar adalah Bahasa Banjar.
Bahasa ini juga telah berkembang sejak zaman Kerajaan Hindu -Budha, yaitu
Negara Dipa dan Daha, hingga datangnya Islam ke Banjar.Keunikan dari
Bahasa Banjar adalah, kemiripannya dengan bahasa lain, seperti Bahasa
Melayu, Dayak, dan juga Bahasa Jawa. Namun saat ini, Bahasa Banjar asli
tidak banyak penuturnya. Mereka menggunakannya, untuk acara tradisi ritual
keagamaan.

2. Suku Bugis Pagatan


Suku Bugis ternyata tidak hanya ada di Sulawesi, tapi juga ada di
Kalimantan Selatan. Tepatnya adalah Suku Bugis Pagatan, yang merupakan
keturunan pendatang dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Nama “Pagatan”
pada akhir nama Bugis, pengertiannya adalah suku yang mendiami Desa
Pagatan dan sekitarnya. Selain itu, sebagian juga berdomisili di Kabupaten
Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.
Keberadaan suku ini di Kalimantan Selatan, baru ada pada tahun 1750.
Pemimpinnya saat itu adalah seorang tokoh bernama Puanna Dekke. Beliau
merupakan keturunan darah biru asal Tanah Bugis, tepatnyaKerajaan Wajo,
Sulawesi Selatan.Masyarakat Bugis Pagatan mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Selain itu, mereka juga memiliki keahlian membuat sarung tenun yang terkenal,
yaitu Sarung Tenun Pagatan.

3. Suku Dayak
Sudah jelas, bahwa Suku Dayak memiliki populasi terbesar di Pulau
Kalimantan. Namanya yang khas, memang sengaja diberikan oleh bangsa asing
yang pernah menduduki pulau ini sebagai penjajah.
Suku Dayak juga terkenal akan keahliannya dalam menggeluti dunia
bahari dan kemaritiman, dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga tidak
heran, jika banyak dari mereka yang memilih untuk tinggal di pesisir
sungai.Masyarakat Dayak terbagi menjadi enam rumpun besar, yang
diantaranya adalah Murut, Klemantan, Punan, Iban, Ot Danum-Ngaju, dan
Apokayan. Rumpun Dayak Punan merupakan suku tertua, yang mendiami
Pulau Kalimantan.
Sementara yang lainnya, merupakan hasil asimilasi, dari Dayak Punan dan
kelompok Proto Melayu. Keenam rumpun tersebut juga terbagi dalam 405 sub
etnis. Meskipun berbeda-beda, namun semua Suku Dayak tersebut memiliki
kesamaan ciri dalam tradisi, budaya, seni, dan arsitektur bangunannya.

4. Suku Dayak Meratus


Sub Suku Dayak ini bernama Suku Dayak meratus, yang berdomisili di
sepanjang Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Masyarakatnya juga
sering mendapat julukan sebagai Urang Biaju atau Dayak Biaju. Selain itu, ada
juga yang menyebutnya sebagai Urang Bukit atau Dayak Bukit.
Untuk komunikasi sehari-hari, Suku Dayak Meratus menggunakan Bahasa
Daerah Meratus, Bahasa Banjar, dan juga Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk
agama atau kepercayaan, masyarakatnya menganut paham kepercayaan
Kaharingan.
Kepercayaan ini mempercayai “Ranying Hatalla Langit” sebagai Tuhan
nya. Namun, sejak tahun 1980, pemerintah mengkategorikan Kaharingan
sebagai cabang Agama Hindu.

5. Suku Lawangan
Suku di Kalimantan Selatan selanjutnya adalah Suku Lawangan.
Masyarakat dari Suku Lawangan mendiami daerah pegunungan dan daerah
pesisir Sungai Barito, hingga ke sebelah barat Sungai Kapuas. Daerah itu
termasuk dalam Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Selatan, dan Tapin, di
Provinsi Kalimantan Selatan. Selain itu, di Provinsi Kalimantan Tengah, Suku
Lawangan juga berdiam di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, dan
Barito Timur.
Nama lain dari suku ini adalah Suku Luangan, dan memiliki bahasa
daerah yang tergolong dalam kelompok Bahasa Maanyan. Suku Lawangan
memiliki etnis yang sama sdengan Suku Bangsa Ngaju, yang terbagi menjadi
sekitar 20 kelompok kecil. Beberapa diantaranya seperti Karau, Singa Rasi,
Paku, Ayus, Bawu, Tabuyan Mantararan, Malang, Tabuyan Teweh, Mangku
Anam, dan lainnya.

6. Melayu Jawa

7. Cina

8. Arab Keturunan.

H. Ras
ras yang rata rata dimiliki orang orang dari kalimantan selatan adalah Ras
Malayan-Mongoloid. Ciri fisik yang biasa dimiliki oleh ras Malayan Mongoloid
adalah:
 warna kulit kuning kecoklatan.
 warna kulit kuning langsat.
 memiliki rambut berwarna hitam tebal dan keriting.
 memiliki warna mata berwarna biru.
 bentuk hidung yang mancung.
BAB III
PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan makalah ini.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan dan
penyusunan makalah ini, sehingga bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kesalahan dan
kekurangan, maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian akan sangat bermanfaat
untuk menyempurnakan makalah ini.

A. Kesimpulan
Kalimantan Selatan mempunyai banyak budaya yang sangat menarik
dengan ciri khas tersendiri.

B. Saran
Dengan adanya tugas ini kami dapat menambah pengetahuan tentang
kebudayaan di Kalimantan Selatan
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kalselprov.go.id/laman/potensi%20daerah
2. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6111576/suku-suku-di-pulau-kalimantan--
tak-hanya-dayak-dan-banjar
3. https://brainly.co.id/tugas/15437424?
utm_source=android&utm_medium=share&utm_campaign=question
4. https://kalselprov.go.id/laman/profil%20daerah%20provinsi%20kalimantan
%20selatan#:~:text=Suku%20Banjar%2C%20Dayak%20Bakumpai%2C
%20Dayak,Bugis%2C%20Cina%20dan%20Arab%20Keturunan
5. https://seringjalan.com/5-suku-di-kalimantan-selatan/
6. https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6327082/12-rumah-adat-kalimantan-
selatan-keunikan-arsitektur-dan-filosofinya
7. https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-kalimantan-selatan
8. https://regional.kompas.com/read/2022/02/22/184923178/4-tari-tradisional-
kalimantan-selatan-yang-masuk-dalam-daftar-warisan?page=3
9. https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Kalimantan
%20Selatan#:~:text=ahasa%20Banjar%20dituturkan%20oleh%20sebagian,%2C
%20Kepulauan%20Riau%2C%20dan%20Jambi
10.Wehttps://kumparan.com/berita-terkini/4-upacara-adat-kalimantan-selatan-yang-
masih-dilakukan-1yZ0HEYe2zT
11.https://kalselprov.go.id/laman/profil%20daerah%20provinsi%20kalimantan
%20selatan#:~:text=Suku%20Banjar%2C%20Dayak%20Bakumpai%2C
%20Dayak,Bugis%2C%20Cina%20dan%20Arab%20Keturunan.&text=Islam
%2096%2C80%25%3B%20Protestan,%25%3B%20Budha%2017%2C59%25
12.https://www.klayapan.com/makanan-khas-kalimantan-selatan/
13.https://dpmptsp.kalselprov.go.id/web/potensi-pertambangan/
14.https://amp.kompas.com/regional/read/2022/10/13/071400378/4-lagu-daerah-
kalimantan-selatan-beserta-lirik-dan-makna
LAMPIRAN

Upacara Badudus Upacara Babalian Tandik Upacara Basunat

Upacara Mallasuang Manu Tari Topeng Tari Sinomah Hadrah

Tari Rudat Tari Baksa Kembang Babaju kun galung pacinan


Rumah Bubungan tinggi Rumah palimasan Rumah adat gajah baliku

Rumah Balai Bini Rumah Tadah alas Rumah Gajah manyusu

Rumah Balai laki. Rumah Palimbangan Rumah lanting

Rumah Bangun gudang Rumah Joglo gudang Rumah Cacak burung


.

Soto Banjar Sate Tulang Sayur Tambang Tigarun

Dodol Kandangan

Anda mungkin juga menyukai