Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENELITIAN

KEPERCAYAAN MASYARAKAT NON MUSLIM (KRISTEN) TERHADAP TRADISI SEDEKAH LAUT


DI DESA SAMBIROTO, KECAMATAN TAYU, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

Di Susun Guna Memenuhi Tugas : Sosiologi Agama


Dosen Pengampu : Bangun Sentosa Dwi Hariyanto S.Sos M.Si P.h.D

Disusun Oleh:
1. Ahmad Nashirudin (200521100050)
2. Arifatun Nihayah (200521100054)
Kelas : Sosiologi 3B

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN 2021
DESKRIPSI LOKASI

A. Kabupaten Pati
Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang berada di Jawa Tengah.
Kabupaten Pati terkenal dengan semboyannya yaiyu Pati Bumi Mina Tani. Kemudian
Kabupaten Pati juga berbatasan dengan beberapa wilayah, diantaranya:
1. Laut Jawa ( Bagian Utara )
2. Kabupaten Rembang ( Bagian Timur )
3. Kabupaten Grobogan (Bagian Selatan)
4. Kabupaten Blora ( Bagian Selatan )
5. Kabupaten kudus ( Bagian Barat )
6. Kabupaten Jepara ( Bagian Barat )
Kabupaten Pati memiliki luas wilayah kurang lebih 150,368 ha, yang terdiri
dari 58,448 ha lahan sawah dan 91,920 ha bukan sawah. Kabupaten Pati sendiri
merupakan salah satu dari 35 daerah atau kota yang berada di Jawa Tengah bagian
Timur. Terletak diantara 1100, 50’ – 1100, 15’ bujur timur dan 60, 25’ – 70, 00’
lintang selatan.
Pada Kabupaten Pati terdapat sungai besar yaitu Bengawan Silugonggo yang
terletak di Juwana. Sungai tersebut sering meluap ketika pada saat musin hujan dan
meredam beberapa desa di daerah Juwana dan sekitar sungai silugonggo. Wilayah
Kabupaten Pati terdiri dari 21 kecamatan, 5 kelurahan, dan 401 desa.
B. Kecamatan Tayu
Kecamatan Tayu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Pati. Kecamatan Tayu terletak di ujung bagian utara kabupaten Pati. Kecamatan Tayu
memiliki luas 4,759 ha yang terdiri dari 2,038 ha lahan untuk persawahan dan
sisanya 2,721 ha lahan non sawah. Batas wilayah Kecamatan Tayu, yitu:
1. Kecamatan Dukuhseti, sebelah utara
2. Kecamatan Margoyoso, sebelah selatan
3. Kecamatan Cluwak, sebelah barat
4. Kecamatan Gunungwungkal, sebalah barat
5. Laut Jawa, sebelah timur.

1
Kecamatan Tayu terbagi dalam 21 Desa dan terdapat 75 RW dan 395 RT.
Kecamatan Tayu memiliki penduduk sebanyak 65,659 jiwa (BPS 2020).
C. Desa Sambiroto
Desa Sambiroto terletak di bagian timur Kecamatan Tayu. Batas wilayah desa
Sambiroto, yaitu :
1. Laut Jawa, sebelah timur
2. Desa Dororejo, sebelah selatan
3. Desa Tayu Wetan, sebelah barat
4. Desa Keboromo, sebelah utara
Letak desa yang berada di pesisir dan berbatasan dengan sungai, membuat
masyarakat sekitar berprofesi sebagai nelayan. Desa yang terkenal dengan adanya
budinya kelapa kopyor dan sering disebut dengan desa nelayan.
Masyarakat di desa Sambiroto ini mayoritas beragama islam dan minoritas
beragama Kristen. Akan tetapi masyarakat muslim dan masyarakat Kristen hidup
dengan berdampingan. Di desa Sambiroto juga memiliki 3 masjid dan 2 gereja.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki banyak pulau dan wilayah
pesisir. Indonesia juga memiliki berbagai keanekaragaman kebudayaan yang masih
dilakukan oleh masyarakat. Semua ragam kebudayaan tersebut didasarkan atas suku,
agama, maupun tempat tinggal. Adanya keanekaragaman budaya tersebut, banyak
melahirkan tradisi-tradisi yang hingga kini masih dijalani maupun ada tradisi yang sudah
mulai hilang dihapus oleh zaman. Tradisi-tradisi yang ada, tidak terlepas dari kepercayaan
animisme dan dinamisme yang merupakan warisan dari kepercayaan leluhur dan nenek
moyang. Setiap adanya prosesi ritual selalu dikaitkan dengan kepercayaan-kepercayaan
mistik, yang terjadi di berbagai pulau di Indonesia seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan,
Jawa, Papua, Bali, Maluku, maupun Nusa Tenggara.

Masyarakat dan kebudayaan merupakan sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan,
karena segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Karakteristik masyarakat juga dapat ditentukan
oleh karakteristik kebudayaan, seperti contoh orang Jawa dikenal dengan norma atau
aturan dalam setiap tindakannya, dilihat dari bagaimana orang Jawa dalam berinteraksi
akan selalu mengacu pada etika dan norma yang ada.

Desa Sambiroto, kecamatan Tayu, kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah salah satu
contoh dari masyarakat yang masih melestarikan kebudayaan atau tradisi para leluhur,
salah satunya adalah tradisi Sedekah Laut. Sedekah laut biasanya dilakukan pada hari
ketujuh setelah lebaran hari raya Idul Fitri bulan Syawal . Tradisi sedekah laut itu sendiri
dilakukan dengan cara menyembelih hewan kerbau, di mana daging hewan kerbau akan
dimakan dan dibuat selamatan, sedangkan kepala hewan kerbau akan dilarung ke laut
sebagai ungkapan rasa syukur dan sebagai tolak bala. Terdapat beberapa rangkaian
upacara lainnya dalam tradisi sedekah laut seperti dilakukan arak-arakan, dilakukan
selamatan dan ziarah ke makam para leluhur, serta dilakukan pesta wayang kulit
semalam penuh.

3
Tradisi yang masih dilakukan masyarakat Desa Sambiroto ini dapat dilihat bahwa
mereka masih menjunjung tinggi tradisi nenek moyang. Upacara tradisi sedekah laut ini
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dan mempunyai fungsi sebagai penguat
norma-norma serta nilai-nilai budaya yang telah berlaku di masyarakat, membangkitkan
rasa aman, dan menjadi pegangan masyarakat dalam menentukan sikap atau tingkah
laku sehari-hari.

Praktik sedekah laut ini pada dasarnya tidak lepas dari nilai-nilai kepercayaan agama,
karena tujuan utama dari tradisi ini adalah supaya hasil tangkapan laut masyarakat
setempat melimpah serta diberikan keberkahan dan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Namun pada kenyataannya tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat
beragam Islam saja, tapi masyarakat non-Muslim (Kristen) juga ikut melaksanakannya
dengan harapan yang sama.

Populasi di Desa Sambirito, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati tidak hanya dari
penduduk beragama Islam, akan tetapi banyak juga dari penduduk non Islam, khususnya
penganut agama Kristen. Tentu saja hal ini sangat menarik, dikarenakan bagaimana bisa
masyarakat dengan kepercayaan yang berbeda dapat hidup rukun berdampingan dan
bisa melaksanakan ritual-ritual atau tradisi nenek moyang yang kental dengan nilai-nilai
satu agama, yaitu Islam.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini berusaha menganalisis bagaimana


sebenarnya sudut pandang masyarakat non-Muslim terhadap praktik tradisi Sedekah
Laut di Desa Sambiroto, kecamatan Tayu, kabupaten Pati, Jawa Tengah yang telah
berlangsung sejak lama. Demikian juga dengan bagaimana kepercayaan mereka terhadap
pelaksanaan tradisi ini sehingga tidak pernah terjadi perselisihan walaupun dengan
kepercayaan yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dibentuk rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari tradisi sedekah laut?
2. Bagaimana praktik tradisi sedekah laut di Desa Sambiroto?

4
3. Bagaimana kepercayaan masyarakat non-Muslim (Kristen) terhadap tradisi sedekah
laut di Desa Sambiroto?
C. Pentingnya Rumusan Masalah Bagi Penelitian

Adapun penulisan rumusan masalah sangat penting untuk suatu penelitian karena
dengan adanya rumusan masalah proses penulisan serta penelitian menjadi lebih terarah,
rapi dan terstruktur dengan baik. Selain itu rumusan masalah juga penting untuk menjaga
pembahasan supaya tidak terlalu melebar dan keluar jalur dari topik utama penelitian.

Dalam penelitian ini penulisan rumusan masalah bertujuan untuk memfokuskan


pembahasan pada seputar sedekah laut dan bagaimana kepercayaan masyarakat non-
Muslin (Kristen) di Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu Kabupaten Pati terhadap pelaksanaan
tradisi sedekah laut tersebut.

5
BAB II

TEMUAN DAN PEMBAHASAN


Identitas Informan

Informan 1

Nama : Hery Atmoko


Tempat, Tanggal
: 5 Desember 1965
Lahir
Umur : 56 tahun

Agama : Kristen

Pekejaan : Serabutan (yg membersihkan Gereja)


Informan 2

Nama : Lia Novita Sari


Tempat, Tanggal
: 23 November 1988
Lahir
Umur : 33 tahun
Agama : Kristen A. Pengertian
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tradisi Sedakah
Laut

6
Tradisi atau kebiasaan merupakan seseuatu yang dilakukan dari sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Upacara sedekah laut
merupakan pembuangan sesuatu benda ke dalam laut atau ke dalam aliran air sungai yang
mengalir ke laut. Definisi lain menjelaskan bahwa upacara sedekah laut adalah memberi
sesuatu yaitu berupa macam-macam sesaji dengan maksud memberikan sesaji kepada
mbaurekso atau yang menguasai laut. Upacara sedekah laut merupakan sebuah warisan
dalam bentuk kegiatan upacara yang tidak semua orang bisa melaksanakannya.

Upacara ini dilakukan orang-orang tertentu yang mempunyai kepentingan di


dalamnya, yaitu masyarakat nelayan yang menginginkan keselamatan melaut dan
memperoleh hasil laut yang melimpah. Hal ini menjadi salah satu kelebihan menarik.
Upacara sedekah laut sudah menjadi milik umum masyarakat Jawa, khususnya masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir.

Tradisi sedekah laut merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat
pesisir atau nelayan. Dalam sedekah laut ini, menghadirkan kembali suatu proses atau
peristiwa yang dulunya pernah dilakukan oleh para leluhur. Maka usaha serupa pun akan
terjadi lagi, karena hadirnya prosesi sedekah laut di masyarakat nelayan telah lama dan
menjadi bagian di dalam kehidupannya. Simbol-simbol yang ada di dalam prosesi ini dapat
berubah namun fungsinya akan tetap sama. Tata cara tradisi sedekah laut tiap daerah juga
berbeda-beda, sesuai dengan keyakinan yang dipercaya oleh para nelayan sekitar. Tetapi
pada dasarnya tradisi ini mempunyai makna yang sama, yaitu persembahan kepada Sang
Penguasa yang diperuntukkan lewat penguasa laut. Ada kepercayaan di masyarakat bahwa
kegiatan ini dapat menolak musibah yang mungkin melanda masyarakat ketika tengah
bekerja di laut.

B. Praktik Tradisi Sedekah Laut di Desa Sambiroto

Tradisi merupakan suatu adat kebiasaan yang diproduksi oleh suatu masyarakat yang
berupa aturan atau kaidah yang biasanya tidak tertulis tetapi tetap dipatuhi oleh
masyarakat. Dapat berupa petunjuk perilaku yang harus dan atau sebaliknya dilakukan.
Sedangkan bagi masyarakat yang melanggar kaidah tersebut akan mendapatkan sangsi-
sangsi yang biasanya bersifat sangsi sosial.

7
Masing-masing daerah pasti memiliki tradisi yang berbeda, bentuk, dan makna yang
berbeda sesuai dengan keunikan dan kepercayaan masing-masing. Seperti salah satu tradisi
yang dilakukan di Desa Sambiroto yaitu tradisi sedekah laut. Masyarakat Desa Sambiroto
melaksanakan upacara sedekah laut pada setiap satu tahun sekali oleh para nelayan dan
perangkat desa, pada bulan Syawal, tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri. Para nelayan
berlomba-lomba mendapatkan berkah dari penguasa laut pada pelaksanaan tradisi sedekah
laut. Tradisi sedekah laut ini dilaksanakan karena adanya kepercayaan masyarakat di Desa
Sambiroto tentang penguasa laut selalu menolong nelayan ketika mencari ikan di laut,
keberhasilan para nelayan dalam mencari ikan di laut tidak lepas dari berkah penguasa laut.

Berbagai macam kegiatan acara dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang diperoleh pada masa
kehidupannya. Upacara tradisi sedekah laut adalah satu perwujudan ungkapan rasa syukur
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rezeki dan keselamatan bagi
masyarakat nelayan Sambiroto dan sekitarnya.Tradisi ini juga dimaksudkan sebagai tolak
balak oleh masyarakat desa Sambiroto yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Tradisi seekah laut ini dmerupakan peninggalan dari leluhur. Acara tahunan yang
diselenggarakan pasa satu minggu atau hari ketujuh setelah lebaran hari raya Idul Fitri.
Tradisi sedekah laut (tradisi larung sesaji) sudah berlangsug sejak tahun 1950-an. Tradisi ini
dimulai oleh bapak Wedono yang merupakan salah satu nelayan di desa Sambiroto.
Awalnya Bapak Wedono menyembelih kerbau setiap lebaran ketupat. Kepala dan kaki
kerbau dilarungkakn ke laut sebagai bentuk rasa syukur atas kekayaan laut yang sudah
diberikan.

Lomban kupatan ini di awali dengan mengarak sesaji kepala kerbau (Ndas kebo) dan
kepala kambing dari kantor balai Desa Sambiroto hingga ke tempat pelelangan ikan (TPI)
Sambiroto. TPI bagi masyarakat Tayu lebih mengenal dengan sebutan “Kongsi”. Acara
sedekah laut (larung sesaji) ini dibuka oleh pejabat daerah setempat yaitu perwakilan Dinas
Kelautan, Kepala Desa Sambiroto dan Camat Tayu. Arak-arakan tersebut diiringi penampilan
barongan, tongtek, marcing band serta beberapa orang yang memakai pakaian punakawan
dan pakaian adat jawa lainnya.

8
Sumber dari Google

Sesampainya di TPI kepala kerbau diangkat dan dinaikkan ke perahu, kemudian di


larung ke tengah laut. Beberapa kelompok nelayan juga ikut mengantar sesaji ndas kebo
dengan perahunya. Tempat pelepasan sesajen ini berada di perbatasan sungai ke muara,
lebih tepatnya di Laut Jawa. Sebelum melepaskan sesaji, sesepuh dan para nelayan di sana
melakukan do’a bersama sebelum melarungkan sesaji tersebut, yang di larung bukan hanya
kepala kerbau, kepala kerbau khusus di larumg di tengah laut. Ada sesaji lain yang di
letakkan di sekitar jembatan Tayu, berupa kepala, kaki, dan ekor kambing.

Seiring dengan perkembangan zaman, di dalam pelaksanaannya hampir dipastikan


banyak sekali berbagai hiburan-hiburan rakyat yang diperuntukkan kepada masyarakat
Sambiroto dan sekitar. Acara-acara tersebut diadakan sebagai pelengkap, dan acara
tersebut digelar selama semalam penuh. Kegiatan atau acara yang digelar berupa wayang
golek atau wayang kulit yang digelar didepan kantor balai desa Sambiroto, selain itu ada
juga kegiatan olah raga seperti pertandingan sepak bola antar dusun yang diikuti oleh para
pemuda selain itu diadakan juga pertandingan bola voli dan masih banyak lagi. Pengajian
pun tidak lupa mendapatkan tempat dalam rangkaian acara tradisi sedekah laut. Selain
acara di atas, ditambahkan pula oleh panitia acara tarlingan atau konser dangdut yang
digelar di setiap malamnya.

C. Kepercayaan Masyarakat Non-Muslim (Kristen) Terhadap Tradisi Sedekah Laut

9
Agama Kristen merupakan sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran,
hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama Kristen ini
meyakini bahwa hanya Yesus Kristus sebagai Tuhannya. Mereka beribadah di gereja dan dan
kitab suci umat Kristiani adalah Alkitab.

Pada masyarakat di desa Sambiroto memang mayoritas agama Islam, dan tradisi
sedekah laut pun itu juga kepercayaan dari umat Islam. Akan tetapi, selain masyarakat Islam
yang tinggal, ada juga masyarakat non muslim yang bertempat tinggal di desa Sambiroto
tersebut. Masyarakat Kristen yang saling bertoleransi dan menghormati ini juga ikut
berpartisipasi dan mendukung dalam acara tradisi sedekah laut yang diadakan pada setiap
satu tahun sekali. Meskipun tradisi ini sangat kental dengan unsur-unsur keislaman namun
tidak membuat masyarakat non Muslim (Kristen ) tidak ikut merayakannya.

Tradisi sedekah laut menurut informan bapak Hery adalah tradisi sedekah laut itu
tradisi tahunan, biasa orang muslim melakukan itu. Sedangkan menurut informan kedua
yaitu Ibu Lia, tradisi sedekah laut itu merupakan sesuatu yang mutlak. Tradisi sedekah laut
secara umum, merupakan sebuah tradisi yang dilakukan setiap tahun sekali dengan cara
melarungkan sesaji di laut untuk mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang melimpahkan rezeki dan keselamatan bagi masyarakat nelayan

Hubungan tradisi sedekah laut dengan agama Kristen itu tidak ada. Di dalam
kepercayaan umat Kristiani tidak ada ajaran tentang seperti itu. Kecuali tradisi yang ada
didalam agama Kristen, seperti pas hari minggu mereka akan ibadah, terus setiap ada
kanaikan Isa Al-Masih itu kan kita ada tradisi juga yaitu Darah Kristus dan Tubuh Kristus,
seperti kaya baptis gitu.

Tradisi sedekah laut memang tidak sesuai dengan ajaran agama Kristen, tetapi
masyarakat umat Kristiani ikut dalam merayakan sedekah laut tersebut. Hery menyatakan
bahwa tradisi sedekah laut di dalam agama Kristen itu tidak bertentangan. Mereka sangat
menghormati dan saling toleransi dengan adanya sedekah laut tersebut. Berikut kutipan
wawancara peneliti dengan informan:

“Hanya melihat, partisipasinya biasanya kalo para nelayan hanya ikut


kegiatannya seperti apa. Biasanya kan ada lomban, nah kami hanya
mengikuti seperti itu.” (Wawancara Bapak Hery, 29 November 2021)

10
Dari informasi di atas, ditunjukkan bahwa masyarakat umat Kristiani juga ikut
merayakan dengan mengikuti acara lomban yang diselenggarakan setelah proses larung
sesaji selesai. Pada saat proses pelarungan sesaji mereka hanya melihat saja. Lomban ini
merupakan sebutan yang dikenal oleh masyarakat Smbiroto dan sekitar. Lomban ini berupa
masyarakat sekitar yang ingin menaiki perahu milik nelayan, kemudian akan dibawa
menyusuri sungai sampau ke muara.

Sedangkan informan kedua, ibu Lia juga ikut berpartisipasi dengan ikut menyumbang
ambengan yang diberikan dari desa berupa lembaran surat yang berisian meminta
ambengan (nasi kotak), yang kemudian dibawa ke punden untuk hajatan bagi masyarakat
sekitar. Ibu Lia ini merupakan masyarakat asli jawa, jadi dia harus tetap ikut dalam dalam
berpartisipasi. Terserah dengan masyarakat umat Kristen yang lain, mereka mau ikut
menyumbang ya boleh, tidak pun juga boleh. Tergantung dengan pribadi mereka sendiri-
sendiri.

Menurut kedua informan, tradisi sedekah laut menurut Ibu Lia itu harus tetap
dilaksanakan, jarena itu merupakan sebuah tradisi Jawa yang setiap tahunnya dilaksanakan.
Sedangkan menurut bapak Hery itu menjawab tidak pasti dilaksanakan, karena menurut
kami sebagai umat Kristen tidak dilaksanakan pun tidak apa-apa. Karena tradisi sedekah laut
tidak ada ajaran di agama kami.

“Kalo saya pribadi sih positif aja ya, tidak ada halangan apapun. Pokoknya
kalo disuruh ikut ya ikut gitu”. (Wawancara Ibu Lia, 29 November 2021)

Pandangan masyarakat umat Kristen pasti berbeda terhadap tradisi sedekah laut di
desa Sambiroto. Seperti pandangan dari informan, yaitu bapak Hery bahwa tradisi sedekah
laut itu kepercayaan umat Muslim dan harus dilakukan. Tetapi dari umat Kristen, kami
hanya bisa mengikuti dalam artian mendukung adanya tradisi sedekah laut itu dilaksanakan.
Sedangan menurut Ibu Lia, tradisi sedekah laut merupakan sebuah tradisi yang sangat
positif, dan tidak ada halangan apapun.

Walau mereka berbeda agama, akan tetapi mereka saling menghormati dan saling
menghargai satu sama lain. Percaya akan tradisi sedekah laut menurut umat Kristen
memang tidak ada dalam ajaran di agama Kristen. Namun mereka, dengan senang hati
untuk ikut berpartisipasi kepada yang lain dan ikut memeriahkan tradisi sedekah laut yang

11
ada di desa Sambiroto. Jadi tidak peduli apa pun kepercayaan religiusnya, masyarakat Jawa
akan selalu antusias meramaikan tradisi ini dengan ikatan budaya yang sudah melekat
dalam diri setiap individu yang diwariskan oleh para leluhur. Hingga hari ini, tradisi ini masih
dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sambiroto, baik yang Muslim maupun Kristen, tidak
pernah terjadi perselisihan walaupun berbeda keyakinan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, yaitu bagaimana


kepercayaan masyarakat non muslim (Kristen) terhadap tradisi sedekah laut di desa
Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dapat diambil kesimpulan
terkait dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan sebelumnya.

Tradisi sedekah laut merupakan seuatu acara tahunan yang diadakan pada bulan
Syawal, tepat tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi sedekah laut ini merupakan
tinggalan leluhur yang ada dipercaya pada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

Pandangan masyarakat umat Kristen terhadap tradisi sedekah laut itu berbeda-beda.
Tetapi mereka tetap menghormati akan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Islam.
Meraka juga ikut berpartisispasi, mengikuti, dan mendukung acara sedekah laut tersebut.

Walaupun tradisi sedekah laut tidak ada didalam ajaran agama Kristen dan tidak
sesuai dengan ajaran mereka. Umat Kristen tetap akan berpandangan positif dan saling
toleransi kepada sesama dan tidak ada perselisihan kepada masyarakat yang lain.

B. Saran
Tradisi sedekah merupakan warisan dari leluhur yang masih dilaksanakan, hal ini
perlu dikemas lebih menarik lagi supaya masyarakat umum atau anak-anak muda bisa
melestarikan dan menghargai tradisi leluhur. Dari sisi lain hal ini dapat dijadikan branding
pariwisata berbasis budaya yang menarik.

Masyarakat harus tetap berusaha dan berdoa ketika melaut dan tidak
menggantungkan hidupnya pada benda atau hal gaib. Harus bisa berpikir logis memahami
kondisi sehingga terhindar dari hal-hal buruk yang bisa terjadi.
Bagi masyarakat Kristen, bisa berbaur lagi dan berpartisipasi kepada masyarakat
Islam agar tau makna dari sedekah laut sendiri. Dan tahu betapa pentingnya tradisi sedekah
laut bagi masyarakat Islam.

13
LAMPIRAN
DOKUMENTASI LAIN

Sumber dari Google

Sumber dari Google

TRANSKIP WAWANCARA

Panduan Wawancara:

1. Menurut anda, tradisi sedekah laut itu apa?


2. Bagaimana hubungan tradisi dengan agama Kristen?
3. Apakah tradisi sedekah laut itu sesuai dengan ajaran agama Kristen?
4. Apakah tradisi sedekah laut itu bertentangan dengan ajaran Al-kitab?
5. Hal apa yang dilakukan umat Kristiani dalam memperingati tradisi sedekah laut?

14
6. Menurut umat Kristen, apakah tradisi sedekah laut itu harus dilaksanakan setiap
tahun atau tidak?
7. Bagaimana pandangan umat Kristen terhadap tradisi sedekah laut yang diadakan
setiap tahunnya?
8. Apa saja tradisi-tradisi yang dilakukan umat Kristen?

Informan 1

Nama : Hery Atmoko

Waktu wawancara : Senin, 29 November 2021

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa tradisi sedekah laut itu? Tradisi sedekah laut itu tradisi tahunan, biasa
orang muslim melakukan itu. Bagi kami, umat
non muslin (Kristen) tradisi sedekah laut itu
tidak masuk didalamnya dan tidak ada di
kepercayaan kami.
2. Bagaimana hubungan tradisi Tidak ada hubungan antara tradisi sedekah
sedekah laut dengan agama Kristen? laut di agama kami.
3. Apakah tradisi sedekah laut itu Tidak ada pengajaran seperti itu di agama
sesuai dengan ajaran agama Kristen? kami.

4. Apakah tradisi sedekah laut itu Dikatakan bertentangan atau tidak, itu di
bertentangan dengan ajaran Al- agama Kristen memang tidak diajarkan, jadi
kitab? didalam keyakinan kami itu tidak
bertentangan. Karena kami tidak melakukan,
kecuali kami ikut nimbrung.
5. Hal apa yang dilakukan umat Hanya melihat, partisipasinya biasanya kalo
Kristiani dalam memperingati tradisi para nelayan hanya ikut kegiatannya seperti
sedekah laut? apa. Biasanya kan ada lomban, nah kami
hanya mengikuti seperti itu.
6. Menurut umat Kristen, apakah Tidak pasti dilaksanakaan, kalo menurut kami
tradisi sedekah laut itu harus malah tidak dilaksanakan pun tidak apa-apa.
dilaksanakan setiap tahun atau Karena itu tidak ada diajaran kami.
tidak?
7. Bagaimana pandangan umat Kristen Karena itu kepercayaan mereka (muslim), ya
terhadap tradisi sedekah laut yang memang harus dilakukan. Tetapi dari pihak
diadakan setiap tahunnya? kami sebagai umat Kristen, kami hanya bisa
mengikuti, dalam arti mendukung tetapi tidak
masuk didalamnya.

Informan 2

15
Nama : Lia Novita Sari

Waktu wawancara : Senin, 29 November 2021

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa tradisi sedekah laut itu? Tradisi itu merupakan sesuatu yang mutlak.
Meskipun kita berbeda agama, tetap kita
menghormati gitu.
2. Bagaimana hubungan tradisi Hubungan tradisi dengan agama Kristen itu
sedekah laut dengan agama Kristen? tidak ada. Tetapi kalau saya pribadi, sebagai
orang jawa ya harus menghormati dan ikut
berpartispasi.
3. Menurut umat Kristen, apakah Harus tetap dilaksanakan, itu kan merupakan
tradisi sedekah laut itu harus tradisi jawa.
dilaksanakan setiap tahun atau
tidak?
4. Apakah tradisi sedekah laut itu Tidak sesuai dengan hubungan agama Kristen.
sesuai dengan ajaran agama Kristen?
5. Apa saja tradisi-tradisi yang Menurut umat Kristen, tradisi yang ada itu pas
dilakukan umat Kristen? hari minggu kita kan ibadah, terus setiap ada
kanaikan Isa Al-Masih itu kan kita ada tradisi
juga yitu Darah Kristus dan Tubuh Kristus,
seperti kaya baptis gitu.
6. Bagaimana pandangan umat Kristen Kalo saya pribadi sih positif aja ya, tidak ada
terhadap tradisi sedekah laut yang halangan apapun. Pokoknya kalo disuruh ikut
diadakan setiap tahunnya? ya ikut gitu.

16
TENTANG PENELITI

Nama : Ahmad Nashirudin

Tempat, tanggal lahir : Pati, 29 Juli 2001

Umur : 20 tahun

Alamat : Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati

Hobi : Berwirausaha

17
Nama : Arifatun Nihayah

Tempat, tanggal lahir : Pati, 17 Agustus 2002

Umur : 19 tahun

Alamat : Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati

Hobi : Membaca dan rebahan

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Joes, dkk. 2021. Tradisi Jawa Pengaruhnya Terhadap Orang Kristen dan Tinjauan Dari
Sudut Pandang Alkitab. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Vol 1 (1).

Jatman, Darmanto. 1997. Psikologi Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Nugrahani A, dkk. 2008. Bahasa dalam Upacara Larung, Sedekah Laut di Laut Bonang,
Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. PELITA. Vol. III, No. 1.

Ruslan, Idrus. 2014. Religiositas Masyarakat Pesisir: (Studi Atas Tradisi “Sedekah Laut”
Masyarakat Kelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung). Al-
AdYaN. Vol. 9, N0. 2.

Sarwono, Sarlito W. 2015. Psikologi Lintas Budaya. Jakarta: RaJawali Pers.

Taufiq, Thias Tono. 2018. Kearifan Lingkungan Berbasis Agama (Studi Etnoekologi pada
Komunitas Nelayan di Pesisir Banyutowo Dukuhseti Pati). Esoterik: Jurnal Akhlak dan
Tasawuf. Vol. 4 No. 1.

18
Yuwanti, Sri. 2012. Perubahan Struktur Ruang Pusat Kota Akibat Kegiatan Ekonomi Rakyat.
Semarang : CV Tunggal Sakti.

19

Anda mungkin juga menyukai